Anda di halaman 1dari 11

Lampiran Surat Keputusan Direktur RSPP

No. Kpts-0015/B00000/2013-S0
Tanggal 01 Juli 2013

PANDUAN
PELAYANAN KEMOTERAPI

RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA


2 0 1 3
BAB I
DEFINISI

1. Kemoterapi merupakan terapi kanker yang melibatkan penggunaan obat –


obatan yang bertujuan untuk membunuh atau menghancurkan sel – sel kanker
dengan cara meracuninya. Kemoterapi telah digunakan sebagai protokol standar
pengobatan kanker sejak tahun 1950.
2. Pengaplikasian kemoterapi;
a. Kemoterapi sebagai terapi utama (primer) yang memang ditujukan untuk
memberantas sel – sel kanker
b. Kemoterapi sebagai terapi tambahan (ajuvan) untuk memastikan kanker
sudah bersih dan tidak kembali. Biasanya diberikan pada pasien yang baru
diangkat tumornya melalui pembedahan maupun radioterapi.
c. Kemoterapi sebagai terapi paliatif, yaitu hanya bersifat mengendalikan
pertumbuhan tumor dan bukan untuk menyembuhkan / memberantas habis
sel kankernya. Terapi ini biasanya dilakukan untuk pasien dengan stadium
lanjut dimana kanker sudah menyebar ke organ – organ lain dalam tubuh.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Panduan ini mengatur untuk melakukan tindakan kemoterapi baik di IGD, rawat
jalan maupun rawat inap.
2. Pelaksana panduan ini adalah para tenaga kesehatan (medis, perawat dan
farmasi)

2
BAB III
TATA LAKSANA

1. Kemoterapi diberikan berdasarkan asesment dan analisa DPJP untuk


pengobatan kanker.
2. Sebelum menetapkan pengobatan kemoterapi, DPJP harus menjelaskan kepada
pasien rencana pemberian kemoterapi ataupun terapi alternatif.
3. Dalam hal pemberian penjelasan kemoterapi, DPJP harus menjelaskan tujuan,
efek yang diharapkan, efek samping, prosedur pemberian kemoterapi, biaya
yang harus ditanggung serta akibat bila tidak dilakukan kemoterapi.
4. Bila pasien dan atau keluarga pasien menyetujui pemberian kemoterapi, maka
pasien dan atau keluarga pasien menandatangani informed consent.
Informed consent berlaku untuk 1 paket kemoterapi. Bila dari hasil re-asesment
pasien tersebut membutuhkan tambahan kemoterapi, maka harus dilakukan
informed consent ulang.
5. Untuk pasien dengan pembiayaan jaminan perusahaan atau asuransi, maka
harus dimintakan persetujuan kepada pihak penjamin.
6. Bilamana pihak penjamin tidak menyetujui pemberian kemoterapi terhadap
pasien, maka harus diinformasikan kepada pasien dan atau keluarga pasien.
7. DPJP menentukan jenis obat, dosis, interval serta jadwal dan protocol pemberian
kemoterapi.
8. Perawat mempersiapkan pemeriksaan penunjang sesuai instruksi DPJP.
9. Penyiapan obat sitostatika dilakukan oleh petugas farmasi yang bersertifikat
pelatihan handling sitostakia di ruangan tersendiri.
10. Perawat yang memberikan obat sitostatika sesuai dengan protocol dan harus
bersertifikat pelatihan kemoterapi.
11. Pada saat penyiapan dan pemberian sitostatika petugas harus menggunakan
APD lengkap.
12. Penanganan sampah sitostatika disimpan dalam plastik kuning berstiker ungu
dengan tanda toksik dan dihancurkan melalui incenerator.

3
Kewajiban dan Tanggung Jawab
1. Dokter Penanggung Jawab Pasien
a. Melakukan asesmen, reasmen dan skrining serta re-skrining keadaan umum,
faal hati, faal ginjal, penilaian skala (standar kemoterapi) sebelum dilakukan
kemoterapi pertama maupun lanjutan.
b. Penjelaskan tujuan, efek yang diharapkan, efek samping, prosedur pemberian
obat sitostatika.
c. Menjelaskan alternatif terapi.
d. Membuat protokol kemoterapi.
e. Menilai respons kemoterapi.
f. Memonitoring efek samping kemoterapi.
g. Menangani komplikasi dan efek samping pemberian kemoterapi.
h. Mendokumentasikan di rekam medik.
2. Perawat ruangan
a. Mempersiapkan pasien dan pemeriksaan penunjang.
b. Memberikan obat sitostatika sesuai dengan protokol kemoterapi.
c. Melakukan pemantauan respons selama pemberian kemoterapi.
d. Melakukan dokumentasi di catatan terintegrasi.
e. Melakukan penanganan sampah bekas kemoterapi.
3. Farmasi
a. Melakukan pemesanan obat kemoterapi 2 hari sebelum pemberian
b. Memberitahukan ke perawat rawat inap atau rawat jalan yang akan
memberikan bahwa obat sudah tersedia.
c. Memberitahukan ke bagian rekonstitusi obat sitostatika untuk penyediaan.
d. Melakukan rekonsitusi obat sitostatika.
e. Memberikan obat yang telah direkonsitusi ke perawat rawat inap atau rawat
jalan yang akan memberikan kemoterapi.
4. Administrasi
a. Menjelaskan biaya yang harus ditanggung oleh pasien
b. Membuat permohonan perijinan pemberian kemoterapi ke perusahaan
penjamin

4
Indikasi dan Kontra Indikasi Pemberian Kemoterapi
1. Indikasi
a. Adjuvan : kanker stadium awal atau lanjut lokal setelah pembedahan.
b. Neoadjuvan : kanker stadium lanjut lokal.
c. Paliatif : kanker stadium lanjut jauh.
d. Sensitisizer : bersama-sama dengan radioterapi.

2. Kontra Indikasi
a. Keadaan umum yang jelek
b. Komorbiditas yang berat

Pemeriksaan Penunjang
1. Mandatory
a. Diagnosis keganasan harus sudah terkonfirmasi (triple diagnostik) yang terdiri
dari pemeriksaan fisik, imaging dan patologi atau sitologi.
b. Penentuan stadium foto toraks, USG abdomen, mamografi kolateral, bone
scaning dan lain-lain sesuai dengan jenis kankernya.
c. Laboratorium dasar : DL, SGOT, SGPT, BUN
d. Tinggi dan berat badan : mengukur luas permukaan tubuh
2. Opsional
a. Clearance creatinin, asam urat, serum electrolit
b. EKG atau ekho kardio grafi
c. Tumor marker

Prosedur Pemberian Kemoterapi


1. Persiapan Pasien
a. Persiapan pasien dan keluarga
- Penjelasan tentang tujuan dan perlunya kemoterapi sehubungan dengan
penyakitnya.
- Penjelasan mengenai macam obatnya, jadwal pemberian dan persiapan
yang diperlukan setiap siklus obat kemoterapi yang diberikan.
- Penjelasan mengenai efek samping yang mungkin terjadi pada penderita
- Penjelasan mengenai harga obat
- Pasien dan atau keluarga pasien menadatangani informed consent.

5
b. Aspek Onkologis
- Diagnosis keganasan telah terkonfirmasi baik secara klinis, radiologis dan
patologis, kalau memungkinkan diperiksakan juga tumor marker.
- Menentukan stadium kanker sesuai klinis dan hasil imaging.
- Menentukan tujuan terapi (adjuvan, neoadjuvan, terapeutik atau paliatif)
- Menentukan regimen kombinasi kemoterapi, dosis dan prosedur
pemberiannya.
c. Aspek Medis
- Anamnesis yang cermat mengenai adanya komorbiditas yang mungkin
ada yang dapat mempengaruhi pemberian kemoterapi seperti usia,
penyakit jantung, hipertensi, diabetes, kelainan fungsi ginjal atau hati,
kehamilan dan lain-lain.
- Pemeriksaan secara menyeluruh semua keadaan yang berhubungan
dengan penyakit kanker baik klinis, imaging dan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium terdiri dari darah lengkap, fungsi hati, fungsi
ginjal, gula darah puasa dan 2 jam pp (sesuai indikasi), pemeriksaan
jantung (EKG) atau kalau perlu ekhokardiografi, bila fasilitas ada dapat
diperiksakan tumor marker CEA, Ca15-3 yang akan dipakai sebagai data
dasar dan kelak akan digunakan dalam follow up terapi. Pada pemberian
kemoterapi siklus berikutnya bila tidak ada kelainan pada pemeriksaan
fisik cukup diperiksakan darah lengkap saja.

2. Pemberian Kemoterapi
Keamanan penanganan obat sitostatika merupakan hal yang penting yang harus
diperhatikan oleh personel dokter, perawat, farmasi, pasien dan
gudang/distribusi.
a. Persiapan obat
- Dosis
Bila tidak ada ketentuan spesifik dari obat kemoterapi, maka dosis
ditentukan dengan menggunakan luas permukaan tubuh yang diketahui
dengan mengukur berat badan dan tinggi badan.
- Storage dan stability
Penyimpanan dan stabilitas obat disesuaikan dengan petunjuk dari
masing-masing obat sehingga kondisi obat dalam keadaan baik. Obat

6
yang tidak mengandung preservasi setelah dibuka dan dilarutkan harus
segera dibuang dalam waktu 8-24 jam.
- Prevarasi (pelarutan)
Pelarut untuk masing-masing obat biasanya disebutkan dalam penjelasan
pemakaian masing-masing obat. Kadang-kadang ada pelarut yang
inkopatible terhadap obat tertentu. Secara umum pelarut yang biasa
dipakai adalah Dextrosa 5% atau NaCl 0,9%. Pelarutan dilakukan dalam
tempat tertentu dan dilakukan oleh bagian farmasi.
b. Persiapan Petugas
- Memakai gaun khusus atau schort
- Memakai masker disposible
- Memakai sarung tangan
- Memakai topi pelindung
- Memakai pelindung mata terhadap percikan obat (kacamata)
c. Persiapan peralatan dan cairan
- Persiapan peralatan sesuai dengan SPO Pemasangan Infus
- Cairan dan obat sesuai dengan protokol pemberian kemoterapi
d. Pemberian kemoterapi
- Perawat memeriksa kembali protokol kemoterapi yang dibuat oleh DPJP.
- Perawat memastikan apakah informed consent sudah ada
- Perawat memasang infus sesuai dengan SPO Pemasangan Infus, dan
harus memastikan tidak terjadi ekstravasasi dengan memasang infus dan
drip cepat.
- Setelah penyuntikan selesai, alat-alat atau botol bekas obat sitostatika
dimasukan dalam kantong plastik dan dimasukan dalam kantong sampah
khusus (warna kuning)dan diberi label ungu dan tanda toksix
- Perawat mencatat semua tindakan dalam catatan perkembangan
terintegrasi.
e. Ruangan dan hari pemberian kemoterapi
Ruangan untuk pelayanan kemoterapi rawat inap dan rawat jalan adalah Lt 7
B satelit dengan kapasitas 9 tempat tidur untuk kelas 1 sd kelas 3, sedangkan
untuk VIP keatas dilakukan di masing-masing ruangan pasien tersebut
dirawat.

7
Hari pelayanan kemoterapi dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan jadwal
pemberian kemoterapi,

3. Penilaian Respon / Outcomes Treatment


Ukuran tumor yang dapat dinilai berdasarkan ;
a. Complete Response
Tumor menghilang yang ditentukan oleh 2 orang observer selama kurang dari
4 minggu
b. Partial Response
Ukuran tumor mengecil lebih dari 50% yang ditentukan oleh 2 observer
selama kurang dari 4 minggu dan tidak ditemukan adanya lesi baru.
c. No Change
Ukuran total tumor mengecil kurang dari 50% atau ditemukan peningkatan
ukuran tumor lebih dari 25%
d. Progressive Desease
Didapatkan peningkatan lebih dari 25% ukuran tumor atau adanya lesi baru.
Pada pemberian kemoterapi neoadjuvant, setiap akan memberikan kemoterapi
siklus berikutnya dilakukan pengukuran tumor primernya dan setelah pemberian
siklus ke-3 dilakukan penilaian respons terapi dan operabilitasnya. Bila
didapatkan respon parsial dan menjadi operable, maka dilanjutkan dengan
operasi. Bila respon terapi menunjukan no change atau tidak operable, maka
dilanjutkan dengan radioterapi atau kombinasi kemoterapinya ditingkatkan
menjadi second Ine chemoterapy

4. Monitoring Efek Samping Obat


a. Monitoring selama pemberian kemoterapi
Dapat terjadi berupa reaksi alergi dari ringan sampai berat, ekstravasasi obat
dan mual atau muntah.
b. Paska kemoterapi dini
Dapat berupa gejala mual, muntah, dehidrasi, stomatitis, gangguan
hematologi (anemia, leukopenia, trombositopenia) dan lain-lain.
c. Late effect
Dapat berupa gangguan hematologi (anemia, leukopenia, trombositopenia),
cardiotoxicity, neurotoxicity, nephrotoxicity, alopecia.

8
d. Pemeriksaan darah lengkap ± 1 minggu paska kemoterapi untuk mengetahui
adanya efek samping hematologi (neutropenia, leukopenia, anemia) dan
memberikan terapi yang sesuai agar saat kemoterapi berikutnya dapat sesuai
dengan jadwal.

5. Penanganan Efek Samping


Prinsip penanganan efek samping adalah:
a. Antisipasi dan pencegahan
b. Memonitor efek samping yang berhubungan dengan dosis
c. Penanganan segera dari efek samping
Efek samping yang memerlukan tindakan adalah efek samping hematologi.
Anemia dapat diterapi dengan memberikan human recombinant erytropoietin
atau transfusi PRC, neutropenia dengan pemberian GcSF, dan
trombositopenia dengan pemberian Trombocyt Concentrate. Pada severe
neutropenia atau febrile neutropenia penderita dirawat di ruang terpisah
dengan memberikan terapi tambahan antibiotik propilaksis dan anti jamur.

9
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi yang dilakukan dalam pemberaian kemoterapi adalah;


1. DPJP mencatat semua hasil pemeriksaan dan rencana tindak lanjut terhadap
pasien kanker yang akan menjalani kemoterapi dalam rekam medik pasien.
2. DPJP membuat protokol kemoterapi rangkap 2, asli disimpan dalam rekam
medik dan salinannya diserahkan ke farmasi.
3. Petugas rekonstitusi obat mencatat penyiapan obat kemoterapi dan
menyerahkan ke perawat menggunakan form rekonstitusi obat.
4. Perawat yang memberikan kemoterapi mencatat semua tindakan dalam catatan
keperawatan dan catatan perkembangan terintegrasi..

RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA


Direktur,

dr. Musthofa Fauzi, SpAn

10

Anda mungkin juga menyukai