No. Kpts-0015/B00000/2013-S0
Tanggal 01 Juli 2013
PANDUAN
PELAYANAN KEMOTERAPI
1
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Panduan ini mengatur untuk melakukan tindakan kemoterapi baik di IGD, rawat
jalan maupun rawat inap.
2. Pelaksana panduan ini adalah para tenaga kesehatan (medis, perawat dan
farmasi)
2
BAB III
TATA LAKSANA
3
Kewajiban dan Tanggung Jawab
1. Dokter Penanggung Jawab Pasien
a. Melakukan asesmen, reasmen dan skrining serta re-skrining keadaan umum,
faal hati, faal ginjal, penilaian skala (standar kemoterapi) sebelum dilakukan
kemoterapi pertama maupun lanjutan.
b. Penjelaskan tujuan, efek yang diharapkan, efek samping, prosedur pemberian
obat sitostatika.
c. Menjelaskan alternatif terapi.
d. Membuat protokol kemoterapi.
e. Menilai respons kemoterapi.
f. Memonitoring efek samping kemoterapi.
g. Menangani komplikasi dan efek samping pemberian kemoterapi.
h. Mendokumentasikan di rekam medik.
2. Perawat ruangan
a. Mempersiapkan pasien dan pemeriksaan penunjang.
b. Memberikan obat sitostatika sesuai dengan protokol kemoterapi.
c. Melakukan pemantauan respons selama pemberian kemoterapi.
d. Melakukan dokumentasi di catatan terintegrasi.
e. Melakukan penanganan sampah bekas kemoterapi.
3. Farmasi
a. Melakukan pemesanan obat kemoterapi 2 hari sebelum pemberian
b. Memberitahukan ke perawat rawat inap atau rawat jalan yang akan
memberikan bahwa obat sudah tersedia.
c. Memberitahukan ke bagian rekonstitusi obat sitostatika untuk penyediaan.
d. Melakukan rekonsitusi obat sitostatika.
e. Memberikan obat yang telah direkonsitusi ke perawat rawat inap atau rawat
jalan yang akan memberikan kemoterapi.
4. Administrasi
a. Menjelaskan biaya yang harus ditanggung oleh pasien
b. Membuat permohonan perijinan pemberian kemoterapi ke perusahaan
penjamin
4
Indikasi dan Kontra Indikasi Pemberian Kemoterapi
1. Indikasi
a. Adjuvan : kanker stadium awal atau lanjut lokal setelah pembedahan.
b. Neoadjuvan : kanker stadium lanjut lokal.
c. Paliatif : kanker stadium lanjut jauh.
d. Sensitisizer : bersama-sama dengan radioterapi.
2. Kontra Indikasi
a. Keadaan umum yang jelek
b. Komorbiditas yang berat
Pemeriksaan Penunjang
1. Mandatory
a. Diagnosis keganasan harus sudah terkonfirmasi (triple diagnostik) yang terdiri
dari pemeriksaan fisik, imaging dan patologi atau sitologi.
b. Penentuan stadium foto toraks, USG abdomen, mamografi kolateral, bone
scaning dan lain-lain sesuai dengan jenis kankernya.
c. Laboratorium dasar : DL, SGOT, SGPT, BUN
d. Tinggi dan berat badan : mengukur luas permukaan tubuh
2. Opsional
a. Clearance creatinin, asam urat, serum electrolit
b. EKG atau ekho kardio grafi
c. Tumor marker
5
b. Aspek Onkologis
- Diagnosis keganasan telah terkonfirmasi baik secara klinis, radiologis dan
patologis, kalau memungkinkan diperiksakan juga tumor marker.
- Menentukan stadium kanker sesuai klinis dan hasil imaging.
- Menentukan tujuan terapi (adjuvan, neoadjuvan, terapeutik atau paliatif)
- Menentukan regimen kombinasi kemoterapi, dosis dan prosedur
pemberiannya.
c. Aspek Medis
- Anamnesis yang cermat mengenai adanya komorbiditas yang mungkin
ada yang dapat mempengaruhi pemberian kemoterapi seperti usia,
penyakit jantung, hipertensi, diabetes, kelainan fungsi ginjal atau hati,
kehamilan dan lain-lain.
- Pemeriksaan secara menyeluruh semua keadaan yang berhubungan
dengan penyakit kanker baik klinis, imaging dan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium terdiri dari darah lengkap, fungsi hati, fungsi
ginjal, gula darah puasa dan 2 jam pp (sesuai indikasi), pemeriksaan
jantung (EKG) atau kalau perlu ekhokardiografi, bila fasilitas ada dapat
diperiksakan tumor marker CEA, Ca15-3 yang akan dipakai sebagai data
dasar dan kelak akan digunakan dalam follow up terapi. Pada pemberian
kemoterapi siklus berikutnya bila tidak ada kelainan pada pemeriksaan
fisik cukup diperiksakan darah lengkap saja.
2. Pemberian Kemoterapi
Keamanan penanganan obat sitostatika merupakan hal yang penting yang harus
diperhatikan oleh personel dokter, perawat, farmasi, pasien dan
gudang/distribusi.
a. Persiapan obat
- Dosis
Bila tidak ada ketentuan spesifik dari obat kemoterapi, maka dosis
ditentukan dengan menggunakan luas permukaan tubuh yang diketahui
dengan mengukur berat badan dan tinggi badan.
- Storage dan stability
Penyimpanan dan stabilitas obat disesuaikan dengan petunjuk dari
masing-masing obat sehingga kondisi obat dalam keadaan baik. Obat
6
yang tidak mengandung preservasi setelah dibuka dan dilarutkan harus
segera dibuang dalam waktu 8-24 jam.
- Prevarasi (pelarutan)
Pelarut untuk masing-masing obat biasanya disebutkan dalam penjelasan
pemakaian masing-masing obat. Kadang-kadang ada pelarut yang
inkopatible terhadap obat tertentu. Secara umum pelarut yang biasa
dipakai adalah Dextrosa 5% atau NaCl 0,9%. Pelarutan dilakukan dalam
tempat tertentu dan dilakukan oleh bagian farmasi.
b. Persiapan Petugas
- Memakai gaun khusus atau schort
- Memakai masker disposible
- Memakai sarung tangan
- Memakai topi pelindung
- Memakai pelindung mata terhadap percikan obat (kacamata)
c. Persiapan peralatan dan cairan
- Persiapan peralatan sesuai dengan SPO Pemasangan Infus
- Cairan dan obat sesuai dengan protokol pemberian kemoterapi
d. Pemberian kemoterapi
- Perawat memeriksa kembali protokol kemoterapi yang dibuat oleh DPJP.
- Perawat memastikan apakah informed consent sudah ada
- Perawat memasang infus sesuai dengan SPO Pemasangan Infus, dan
harus memastikan tidak terjadi ekstravasasi dengan memasang infus dan
drip cepat.
- Setelah penyuntikan selesai, alat-alat atau botol bekas obat sitostatika
dimasukan dalam kantong plastik dan dimasukan dalam kantong sampah
khusus (warna kuning)dan diberi label ungu dan tanda toksix
- Perawat mencatat semua tindakan dalam catatan perkembangan
terintegrasi.
e. Ruangan dan hari pemberian kemoterapi
Ruangan untuk pelayanan kemoterapi rawat inap dan rawat jalan adalah Lt 7
B satelit dengan kapasitas 9 tempat tidur untuk kelas 1 sd kelas 3, sedangkan
untuk VIP keatas dilakukan di masing-masing ruangan pasien tersebut
dirawat.
7
Hari pelayanan kemoterapi dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan jadwal
pemberian kemoterapi,
8
d. Pemeriksaan darah lengkap ± 1 minggu paska kemoterapi untuk mengetahui
adanya efek samping hematologi (neutropenia, leukopenia, anemia) dan
memberikan terapi yang sesuai agar saat kemoterapi berikutnya dapat sesuai
dengan jadwal.
9
BAB IV
DOKUMENTASI
10