Anda di halaman 1dari 33

PEDOMAN

PELAYANAN KEMOTERAPI

i
SAMBUTAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Marilah kita panjatkan rasa syukur ke Hadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kita semua masih
diberikan kesempatan untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat
yang dilimpahkan. Kami atas nama pribadi dan seluruh keluarga
besar Rumah Sakit Petrokimia Gresik menyampaikan ucapan selamat
dan sukses atas diterbitkannya “Pedoman Pelayanan
Kemoterapi”. Buku ini berisikan tentang “pedoman tatalaksana dalam pelayanan
kemoterapi” sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk pelaksanaan pelayanan medis
di Rumah Sakit dan bermanfaat bagi instansi terkait. Saya berharap buku ini dapat
menjadi Buku Pedoman Komite Medik yang baku sebagai arahan praktek klinik medik
yang merujuk kepada :
1. Visi Rumah Sakit Petrokimia Gresik
Menjadi Rumah Sakit pilihan utama masyarakat di wilayah Gresik dan Sekitarnya.
2. Misi Rumah Sakit Petrokimia Gresik :
a. Memberikan layanan Rumah Sakit yang prima kepada masyarakat industri dan
masyarakat umum.
b. Menyediakan sarana layanan Rumah Sakit yang nyaman dan terstandarisasi.
c. Melaksanakan pengelolaan Rumah Sakit sebagai unit bisnis yang berdaya saing
tinggi dengan tetapmemperhatikan fungsi sosial.
d. Mengembangkan karyawan Rumah Sakit yang kompeten dan berdedikasi tinggi
serta sejahterah dan membantu perusahaan pelanggan dalam penanganan dan
pemeliharaan kesehatan secara efektif dan efesien.
3. Nilai – nilai dasar yang kami pegang adalah :
S : Senyum
M : Mitra
I : Informatif dan Inovatif,
L : Lege Artis
E : Efektif dan Efisien.
4. Moto Rumah Sakit Petrokimia Gresik
Sahabat Menuju Sehat

ii
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu penerbitan buku Pedoman Komite Medik, semoga buku ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, dan semoga Tuhan YME senantiasa menyertai langkah kita dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi pasien, keluarga dan masyarakat
pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Gresik, Maret 2017


Rumah Sakit Petrokimia Gresik,

dr. Candra Ferdian Hendriyanto


Direktur

iii
KATA PENGANTAR

Pedoman pelayanan kemoterapi merupakan acuan dalam menjalankan pelayanan


kemoterapi di RS Petrokimia Gresik, yang didalammnya terdapat persyaratan tempat
pelayanan kemoterapi, tempat pengoplosan obat-obat kemoterapi, tenaga ahli
kemoterapi (baik dari karyawan tenaga yang memberi pelayanan langsung ke pasien dan
karyawan yang mengoplos obat), dan masih banyak lagi. Untuk itu sangat diharapkan
dukungan semua pihak terkait dengan pelayanan kemoterapi. Kami menyadari pedoman
ini masih banyak kekurangan, sehubungan dengan itu kami mengharapkan saran dan
perbaikan untuk penyempurnaan pedoman ini.

Gresik, Maret 2017


Penyusun

iv
DAFTAR ISI

Cover Depan......................................................................................................i
Sambutan Direktur Rumah Sakit......................................................................ii
Kata Pengantar..................................................................................................iv
Daftar Isi............................................................................................................v
BAB 1 Pendahuluan..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup......................................................................................2
1.3 Batasan Operasional..............................................................................2
1.4 Landasan Hukum...................................................................................2
BAB 2 Standar Ketenagaan..............................................................................4
BAB 3 standar fasilitas......................................................................................5
BAB 4 Tatalaksana Pelayanan..........................................................................9
BAB 5 Logistik...................................................................................................16
BAB 6 Keselamatan pasien...............................................................................18
BAB 7 Kesehatan dan Keselamatan Kerja........................................................20
BAB 8 Penutup..................................................................................................22
Lampiran............................................................................................................23

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebijakan Umum Layanan Kemoterapi adalah aturan umum aplikatif dalam
memberikan layanan kemoterapi di RS Petrokimia Gresik dengan sebesar-besarnya
mendapatkan hasil yang efektif, efisien, cepat dan dengan dilandasi profesionalitas
tinggi.Hasil yang efektif artinya tercapainya tujuan pengobatan dengan hasil
optimal-maksimal, keamanan pasien dan provider yang terjamin, lingkungan yang
tak tercemar dan dokumentasi yang baik.Hasil yang efisien artinya tercapainya hasil
yang efektif tersebut dengan menggunakan SDM, sarana (obat dan peralatan
lainnya) serta prasarana yang sesuai dengan prosedur dan dapat dipertanggung
jawabkan.Profesionalitas tinggi artinya layanan kemoterapi dikerjakan oleh provider
yang berkompeten, selalu meningkatkan kemampuan, selalu memperhatikan
kemajuan teknologi kedokteran/keperawatan dan manajemen serta dengan
melakukan dokumentasi yang baik.
Kemoterapi merupakan pengobatan pasien kanker untuk menghentikan
penyebaran kanker ke bagian tubuh yang lain, memperlambat pertumbuhan kanker,
membunuh sel kanker dan mengurangi gejala yang ditimbulkan kanker. Tujuan dari
kemoterapi (penyembuhan, pengontrolan, palliatif) harus realistik, karena tujuan
tersebut akan menetapkan medikasi yang digunakan dan keagresifan dari rencana
pengobatan.Dengan semakin meningkatnya jumlah pasien yang menjalani
kemoterapi maka diperlukan peningkatan layanan kemoterapi yang terstandar.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlu dibuatkan standar pelayanan
yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan
Pelayanan yang diberikan kepada pasien yang melakukan kemoterapi di RS
Petrokimia Gresik.

1.2 Ruang Lingkup


Pelayanan pasien kemoterapi dilakukan di ruangan rawat inap melalui poli
onkologi.Pelaksanaan kemoterapi wajib diketahui oleh dokter, perawat dan ahli
farmasi yang berkompeten dalam memberikan Asuhan kepada pasien yang
menjalani kemoterapi.
1.3 Batasan Operasional
1. Pelayanan pasien
adalah penyedia jasa oleh rumah sakit kepada pasien bertujuan untuk
mengurangi atau menyembuhkan keluhan yang diderita

1
2. Kemoterapi
adalah pemberian obat anti kanker (sitostatika) yang bertujuan membunuh sel
kanker.
3. Kebijakan umum layanan kemoterapi
adalah aturan umum aplikatif dalam memberikan layanan kemoterapi di RS
Petrokimia Gresik dengan sebesar-besarnya mendapatkan hasil yang efektif,
efisien, cepat dan dengan dilandasi profesionalitas tinggi.

1.4 Landasan Hukum


1. Undang-undang Republik Indonesia nomer 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
2. Undang-undang Republik Indonesia nomer 29 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang-undang Republik Indonesia nomer 25 tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik.
4. Undang-undang Republik Indonesia nomer 38 tahun 2014 tentang Keperawatan.
5. Keputusan Menteri kesehatan RI nomer 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem
Kesehatan Nasional (SKN).
6. Peraturan Menteri kesehatan RI nomer 340/Menkes/PER/III/2010 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit.
7. Permenkes no 58 tahun 2014 tentang standart Pelayanan Farmasi di Rumah
sakit.
8. Permenkes no 1087/Menkes/PER/III/2010 tentang Keselamatan dan Kesehatan
kerja.
9. Peraturan pemerintah n0 74 tahun 2001 tentang pengelolaan bahan berbahaya
dan beracun (B3).
10. KARS Versi 2012.
11. Pedoman penyusunan regulasi Akreditasi RSUD DR.Soetomo Surabaya JCI Edisi
1 Agustus 2015.

2
BAB 2
STANDART KETENAGAAN

2.1 Kualifikasi Ketenagaan


Pemberian obat sitostatika/kemoterapi perlu pelatihan dan keterampilan khusus.
Adapun SDM yang terlatih yang dimiliki RS Petrokimia Gresik, sebagai berikut:
No Nama Tugas Pelatihan
1. Dr. Heru Purwanto, Sp. B. Dokter Spesialis
K Onk (K)
2. Dr. Deri Yunita Dokter Umum Paliatif Care
November 2012
3. Oti kasiadi, Amd. Kep Kepala ruangan September 2016
4. Winarti Agustina, S.kep., Perawat ruangan September 2016
Ns
5. Devi Asvita Sari, Amd. Kep Perawat ruangan 1-4 April 2015
6. Agnesti Noviandhy Risalati, Farmasi 2016
S. Farm, Apt
7. Monica dyah P, S. Farm, Farmasi 2016
Apt
8. Lely Sandra Retno Ayu, Asisten Poli Onkologi Paliatif Care
Amd.Kep November 2012

2.2 Kebijakan Umum


1. Rumah sakit menetapkan perencanaan, pengorganisasian dan memfasilitasi
pemberian layanan kemoterapi pada pasien onkologi seperti yang termaktub
dalam Panduan layanan Kemoterapi RS Petrokimia Gresik.
2. Penanggung jawab medis pemberian obat kemoterapi adalah DPJP dari masing-
masing Divisi/Departemen yang menangani kasus onkologi.
3. Penanggung jawab pemberian kemoterapi dan asuhan keperawatan kemoterapi
adalah PPJP dari masing-masing unit layanan dengan koordinasi dan supervisi
DPJP nya.
4. Ketentuan DPJP dan PPJP seperti disebutkan diatas sesuai dengan previlege yang
telah ditetapkan oleh Direktur RS Petrokimia Gresik melalui Komite Medik dan
Komite Keperawatan (DPJP adalah Dokter Spesialis Konsultan Onkologi, PPJP
adalah Perawat /perawat pelaksana yang telah mempunyai sertifikat onkologi
atau paling tidak sertifikat pelatihan kemoterapi). Dalam hal tidak ada dokter

3
spesialis onkologi dalam bidang tersebut maka keputusan diserahkan kepada
Direktur RS Petrokimia dengan menunjuk dokter spesialis dibidang tersebut
dengan supervisi dari dokter spesialis onkologi yang tersedia di RS.
5. Pemberian layanan kemoterapi dapat di berikan pada pasien one-day care atau
pada pasien rawat inap tergantung dari fasilitas pembiayaan dan jenis obat yang
diberikan. Ruangan layanan kemoterapi akan ditetapkan kemudian.
6. Bahwa proses pemberian kemoterapi harus benar-benar dipahami oleh semua
provider di RS Petrokimia Gresik dan pemberian kemoterapi yang baik harus
dimulai dengan tersedianya prasarana (Gedung dan peralatan yang khusus untuk
layanan onkologi), sarana (SDM, obat-obatan) dan sistim (Panduan Layanan
kemoterapi RS Petrokimi Gresik, dan aturan aturan pembiayaan).
7. Kebijakan Umum dalam Panduan Layanan Kemoterapi RS Petrokimia gresik agar
menjadi paripurna akan berisi atau terdiri hal-hal sebagai berikut :
1) Kebijakan Umum Layanan Kemoterapi RS Petrokimia Gresik.
2) Persiapan kelaikan atas layanan kemoterapi.
3) Penjelasan untuk Suatu Tindakan Kedokteran ( Information to Consent) dan
Persetujuan atas Suatu Tindakan Setelah Diberi Penjelasan ( Informed
consent).
4) Asesmen awal pasien kemoterapi.
5) Protokol pemberian kemoterapi di ruangan kemoterapi.
6) Penilaian keberhasilan (efektifitas) layanankemoterapi.
7) Pencatatan efek yang tak diingini (adverse event).
8) Prosedur layanan handling obat kemoterapi.
9) Penanganan limbah kemoterapi.
8. Bahwa karena layanan kemoterapi dapat dilaksanakan secara rawat jalan dan
rawat inap maka perlu dijabarkan alur pelaksanaan masing masing seperti yang
tercantum dibawah ini.

4
BAB 3
STANDART FASILITAS

3.1 Denah Ruang Kemoterapi


1. Ruang rawat Inap
Standart Ruangan Kemoterapi tersendiri tidak berpindah, cat epoxy, lantai vinyl,
hepafilter dan dilengkapi beberapa fasilitas penunjang, antara lain: Bed tempat
tidur pasien, AC, TV, kamar mandi, oksigen central, Emergency bag dan sampah
kemoterapi.
2. Ruang Produksi
Ruangan Pengoplosan obat Kemoterapi menggunakan cat epoxy, lantai vinyl,
hepafilter.

5
3.2 Standart Fasilitas
1. Biosafety cabinet/pass box

2. Lemari pendingin/hygrometer

6
3. Lemari penyimpanan obat terkunci

4. Wadah obat terpisah dengan obat lainnya

5. Roll mixer

6. Alat Pelindung Diri (APD) saat melakukan tindakan kemoterapi(Baju tidak berpori,
sarung tangan khusus, kacamata google, masker NH7, penutup kepala dan kaki
(sumber : Dasar Teknis Aseptik, DEPKES RI. 2009)

7
7. Spill kit

8. Sampah Kemoterapi
Rumah sakit bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah klinis yang
dihasilkannya.Jadi rumah sakit harus memiliki strategi yang menjamin semua
limbah dapat dibuang dengan aman.Terutama untuk limbah berbahaya seperti
radioaktif, sitotoksik, dan infeksius.
Limbah dari pelaksanaan tindakan kemoterapi merupakan sampah atau
buangan yang harus diperlakukan khusus dan tersendiri dari sampah medis
lainnya. Hal-hal yang harus diperhatikan, antara lain:
a. Seluruh buangan sitostatika harus dipisah, diberi label, ditangani sebagai
bahan berbahaya.
b. Kontainer buangan sitostatika harus terbuat dari bahan yang anti bocor, dan
tahan terhadap tusukan benda tajam dan dilapisi kantong plastik (ungu).
c. Semua alat disposibble (jarum, spuit, ampul dan vial) yang digunakan selama
pengerjaan dibuang dalam wadah atau kontainer khusus.
d. Kantong sampah (ungu) yang berisi sampah sitostatika dimusnahkan di
incinerator pada suhu >1100 derajat celcius (Diklat RSU Dr. Soetomo, 2009).

8
BAB 4
TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 Alur Pasien Kemoterapi

Pasien periksa di poli onkologi

Pasien ditetapkan mendapat layanan kemoterapi

DPJP
-Lakukan asesmen awal dan pengisian formulir assesmen awal pasien.
-Jadwalkan, buat protokol kemoterapi, persiapkan formulir monitoring dan menuliskan
resep.
-Lakukan koordinasi dengan PPJP dan atau perawat asosiate (kelengkapanResep/RPO dan
persyaratan)

FARMASI RAWAT JALAN TPPRI

RUANG KEMOTERAPI
- Perawat ruangan checking formulir-formulir, protokol kemoterapi, koordinasi dengan
DPJP
- Perawat mengirimkan permintaan handling obat kemoterapi ke unit handling
kemoterapi instalasi farmasi
- Persiapan pemberian kemoterapi di ruangan sambil menunggu obat yang sedang di
handling
Kemoterapi berlangsung Unit Handling
Kemoterapi
- Perawat melakukan observasi dan edukasi serta mengisi formulir

SELESAI KEMOTERAPI
- Perawat ruangan memberikan resep yang telah dibuat oleh dokter untuk dibawa pulang
- Observasi 15 menit atas kemungkinan terjadinya kejadian tak diinginkan
- KRS (ACC dari DPJP) dan Melakukan perjanjian untuk kemoterapi berikutnya.

9
4.2 Persiapan Pemberian Kemoterapi
Kemoterapi adalah salah satu cara pengobatan untuk pasien kanker dan
penyakit penyakit khusus lainnya, namun sebagian besar adalah ditujukan untuk
penyakit kanker. Pemberian kemoterapi seperti halnya juga pemberian obat lainnya
harus memenuhi 5T, 1E dan 1 W ditambah dengan 1R, yaitu: Tepat pasien, tepat
obat, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, sensitive akan penilaian
Efektifitas Obat, Waspada Terhadap kejadian yang tidak diinginkan ( Adverse event)
dan Recording serta Reporting yang baik.
Kesemuanya itu adalah dalam rangka mencapai hasil optimal-maksimal atas
pemberian obat yang diberikan dengan menjaga keamanan pasien (safety patient),
pemantauan yang terstandar, pencatatan yang baik sehingga akan selalu memberi
efek peningkatan pengetahuan dan pengalaman dokter dan perawat.
      Penentuan tujuan dilakukannya kemoterapi tergantung pada kondisi dan
stadium kanker yang diderita pasien saat memutuskan untuk menjalani kemoterapi,
sebagai berikut:
1. Cure Cancer
Bila memungkinkan, kemoterapi diberikan dengan tujuan untuk menyembuhkan
penyakit kanker (kuratif) yang artinya tumor hilang dan tidak tumbuh lagi.
Namun, sebagian besar dokter lebih memilih kata survive dibanding ‘sembuh’
karena diperlukan waktu bertahun-tahun untuk bisa menyatakan pasien telah
benar-benar sembuh dari kanker.
2. Control Cancer
Bila sudah tidak mungkin lagi untuk disembuhkan, maka tujuan pemberian
kemoterapi adalah untuk mengontrol pertumbuhan kanker, mencegah
penyebaran dan mengecilkan ukurannya.Hal ini dapat menolong pasien dengan
mengurangi keluhannya, memberi rasa nyaman dan memperpanjang
usianya.Sehingga pengobatan kanker dalam hal ini seperti pada penyakit kronis
seperti diabetes, hipertensi dan sebagainya.
3. Palliative Care
Pada penderita kanker yang berada sudah dalam stadium lanjut maka
kemoterapi dilakukan untuk mengurangi penderitaan yang dialami pasien dan
meningkatkan kualitas hidup pasien namun bukan untuk mengobati.sehingga
pada saatnya pasien meninggal bisa dengan tenang dan bermartabat.

10
Manfaat pemberian Kemoterapi pada pasien kanker, sebagai berikut:
1. Primary Treatmentyaitu kemoterapi sebagai pengobatan utama pengobatan
kanker.
2. Adjuvantyaitu kemoterapi sebagai pengobatan tambahan setelah diberikan
pengobatan primer.
3. Neo Adjuvant yaitu kemoterapi sebagai pengobatan awalan sebelum diberikan
pengobatan primer.
4. Radiosensitizer yaitu kemoterapi yang dilakukan beberapa saat sebelum diberikan
radioterapi yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas radioterapi.
Pemberian kemoterapi pada pasien kanker diyakini oleh semua pihak
merupakan tindakan yang harus dilakukan dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi
dengan tata cara yang terstandar agar kejadian yang tidak diingini cepat terdeteksi
dan tertangani (detectable and manageable).
Untuk itu perlu persiapan pemberian yang baik dengan selalu memenuhi
beberapa aspek, yaitu:
1. Aspek Onkologi
Aspek onkologi adalah penilaian secara onkologi atas penyakit yang diderita,
sehingga akan dengan tepat menentukan regimen obat, dosis obat dan waktu
pemberian. Dibawah ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
Aspek Onkologi:
a. Apakah sudah ditegakkan diagnosis sito dan atau histopatologis?
b. Bila belum ada diagnose sito/histopatopatologis, apakah diagnosis klinis sudah
cukup, beri keterangan yang lengkap.
c. Apakah stadium penyakit sudah ditegakkan?, sebutkan!
d. Apakah pemeriksaan tambahan lain untuk terapi target sudah ada (Optional)
e. Apakah status penampilan (performance status) pasien sudah ditetapkan.
f. Apakah TB-BB-LPT sudah diukur dan dicatat.
g. Apakah ada riwayat pemberian obat kemo atau obat anti kanker sebelumnya.
2. Aspek Medis
Aspek medis adalah segala penilaian dan informasi tentang pasien yang
berhubungan dangan persyaratan pemberian obat kemoterapi. Aspek medis
menyangkut hal-hal dibawah ini:
a. Riwayat/anamnesis, apakah ada riwayat alergi, perdarahan spontan.
b. Evaluasi fungsi hati, jangan diberikan (bahkan dengan persesuaian dosis bila
LFT > 2,5 Upper limit).
c. Evaluasi fungsi ginjal, jangan diberikan (bahkan dengan persesuaian dosis bila
RFT > 2 kali Upper limit).

11
d. Evaluasi fungsi jantung, harus dilakukan evaluasi T/N/irama jantung, EKG
dan bila perlu echocardiografi atau hasil evaluasi spesialis jantung dan
pembuluh darah.
e. Evaluasi penyakit diabetes mellitus.
f. Evaluasi fungsi otak, apakah ada riwayat penyakit pembuluh darah otak?
g. Evaluasi penyakit kolagen lainnya.
h. Evaluasi pemeriksaan darah kimia klinik.
i. Penialain kehamilan (tes pregnansi)
3. Aspek Administratif
Adalah segala penilaian dan informasi tentang persyaratan yang berhubungan
dengan kemudahan pemberian obat, pengikut sertaan pasien dan atau keluarga,
hal yang berhubungan dangan keuangan, sebagai berikut:
a. Apakah protocol pemberian obat sudah ada dan sudah jelas (untuk DPJP-
PPJP-pihak farmasi dan Klien/pasien).
b. Apakah protocol sudah sesuai dengan obat yang tersedia?
c. Apakah Information to Consent dan Informed Consent sudah tidak ada
masalah?Lampiran 1
Contoh checklist persiapan kemoterapi, lampiran 2

4.3 Asessment Awal Pasien Kemoterapi


Assessmen awal pasien kemoterapi adalah penilaian awal dari pasien yang akan
segera mendapat layanan kemoterapi setelah pasien dinilai baik untuk mendapat
layanan kemoterapi. Dikerjakan oleh PPJP/Perawat asosiate diruangan
kemoterapi.Lampiran 3.
4.4 Penilaian Respon Pengobatan Kemoterapi
1. Penilaian respons pengobatan
Penilaian respons pengobatan adalah penilaian respons terhadap pengobatan
medikamentosa (kemoterapi, terapi hormonal, terapi target) dan radioterapi dan
tindakan bedah dalam keadaan tertentu (mis: penilaian respon atas tumor primer
setelah operasi ablasi hormonal). Penilaian respon ini hanya untuk tumor tumor
yang measurable (baik secara klinis dan atau dengan pencitraan). Penilaian respons
pengobatan dapat digunakan:
a. Untuk menentukan apakah regimen pengobatan memberikan hasil yang
memadai
b. Untuk memutuskan kelanjutan terapi yang sedang dilakukan
c. Pada penelitian klinik Penilaian respons meliputi:
d. Penilaian subyektif

12
e. Penilaian obyektif

2. Penilaian respons subyektif


Respon subyektif sulit dinilai karena banyak faktor yang mempengaruhi, namun
demikian ada beberapa faktor yang dapat dinilai seperti peningkatan berat badan
atau berkurangnya nyeri.Hal ini dapat membantu dokter memperkirakan respon
subyektif secara keseluruhan.Respon subyektif dapat juga dinilai melalui status
performa menurut skala Karnofsky, Eastern Cooperative Oncology Grup (ECOG)
dan World Health Organization (WHO).
Nilaiskala NilaiSkala Keterangan
karnofsky WHO
90-100 0 Aktivitas Normal
70-80 1 Ada keluhan, tetapi masih aktif dan dapat
mengurus diri sendiri
50-60 2 Cukup aktif, namun kadang memerlukan
bantuan
30-40 3 Kurang aktif, perlu perawatan
10-20 4 Tidak dapat meninggalkan tempat tidur, perlu
rawat di rumah sakit
0-20 - Tidak sadar

3. Penilaian respons obyektif

a. Respons obyektif dengan pengukuran pengecilan diameter tumor, pada


tumor yang measureable melalui metode WHO atau metode RECIST
(Response Evaluation Criteria in Solid Tumor ). Metode WHO dengan
mngukur secara bidimensional, sedangkan RECIST secara unidimensional.
Kriteria WHO RECIST
Respon

Complete Hilangnya tumor paling sedikit Hilangnya tumor palingsedikit


Response selama 4 minggu dalam selama 4 minggu.
pemeriksaan 2 x berturut turut.

Partial Pengecilan ukuran (volume ) Pengecilan ukuran diameter


Response
tumor ≥ 50% paling kurang 4 maksimum tumor ≥ 30%, tidak
minggu, tidak terdapat lesi baru ada
atau progresi penyakit.
lesi baru, tidak ada progresi

13
Stable disease Pengecilan ukuran (volume ) Pengecilan ukuran diameter
tumo tidak sampai 50% atau maksimum tumor <30% atau
bila terjadi peningkatan ukuran ( membesar <20% pada satu
volume ) tumor tidak melebihi periode tertentu
25%

Progressive Membesarnya diameter Membesarnya diameter


disease maksimum tumor ≥25% atau maksimum
timbulnya tumor pada tempat
tumor ≥20% atau timbulnya
baru
tumor pada tempat baru

WHO. World Health Organization, RECIST. Response Evaluation Criteria in


Solid Tumor
b. Penanda tumor
Penanda tumor pada kanker payudara hanya dapat digunakan untuk menilai
respons pengobatan jika digunakan bersama dengan parameter lain. Penanda
tumor yang dianjurkan adalah yang sesuai dengan PPK dari masing masing
organ.
Efek samping Kemoterapi Lampiran 5
4.5 Pencampuran Obat Sitostatika
1. Pengertian
Adalah standar pencampuran sitostatika guna keperluan administrasi obat di
ruangan pemberian kemoterapi.
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan pelayanan
pencampuran obat sitostatika yang memenuhi standar tehnik aseptis dan
memberikan perlindungan / mengurangi resiko paparan terhadap petugas
dengan mengacu persyaratan prosedur yang benar sehingga diperoleh
sediaan yang terjamin mutunya.
3. kebijakan
a. Instalasi Farmasi melakukan pengadaan barang program Pemerintah
serta memproduksi sediaan tertentu. Disamping itu Instalasi Farmasi
melakukan pengemasan ulang, handling sitostatika dan pencampuran
obat suntik tertentu.
b. Penyiapan obat harus dilakukan di tempat yang bersih dan aman sesuai
aturan dan standar praktik kefarmasian.

14
4. Prosedur
Kegiatan dilakukan sesuai prosedur teknis aseptis
1. Apoteker/Asisten Apoteker menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
steril rangkap 2 (dua) meliputi baju, coverall, masker, penutup kepala, sarung
tangan, kaca mata, penutup kaki.
2. Apoteker/Asisten Apoteker mengambil cairan infus, menekan wadah infus
untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran.
3. Apoteker/Asisten Apoteker mengusap (desinfeksi) tutup infus yang akan
ditusuk (additive port).
4. Apoteker/Asisten Apoteker menusukkan jarum spuit yang berisi larutan obat
ke dalam tutup infus (additive port).
5. Apoteker/Asisten Apoteker memasukkan larutan obat ke dalam sediaan infus
secara perlahan.
6. Apoteker/Asisten Apoteker mencabut spuit, menutup jarum, dan mengusap
additive port botol infus dengan kassa yang disemprot alkohol 70%.
7. Apoteker/Asisten Apoteker membalik-balik botol infus secara perlahan
sebanyak 3 (tiga) kali agar larutan tercampur homogen.
8. Apoteker/Asisten Apoteker membalik-balik botol infus secara perlahan
sebanyak 3 (tiga) kali agar larutan tercampur homogen.
9. Apoteker/Asisten Apoteker membalik botol infus sambil menekan secara
perlahan untuk mengetes adanya kebocoran.
10. Apoteker/Asisten Apoteker menutup botol infus dengan parafilm.
11. Apoteker/Asisten Apoteker memasukkan botol infus ke dalam kantong plastik
hitam jika obat harus terlindung cahaya.
12. Apoteker/Asisten Apoteker memberi etiket pada botol infus dan kantong
plastik hitam meliputi no, nama dan no reg pasien, ruangan, nama dan
dosis obat, nama dan dosis cairan infus, tanggal pembuatan dan waktu
kadaluwarsa.

15
BAB 5
LOGISTIK

5.1 Alur Permintaan

RESEP OBAT FARMASI ACC BPJS GUDANG GUDANG FARMASI RAWAT


PENGADAAN
KEMOTERAPI RAWAT JALAN CENTER FARMASI FARMASI RAWAT INAP INAP

PROSES
HANDLING

1. Permintaan Obat Kemoterapi berawal dari dokter menulis e-resep di poli


Onkologi 1 minggu sebelum pelaksanaan kemoterapi.
2. Pasien menyetorkan kupon pengambilan obat ke farmasi rawat jalan dengan
melengkapi persyaratan obat kemoterapi antara lain (Kartu BPJS, surat Rujukan
Balik, Hasil Pemeriksaan Histopatologi, SEP rawat jalan, SEP rawat inap, cetak e-
resep, copy Lembar Inden Obat).
3. Pasien mendapat LembarInden Obat kemoterapi. Farmasi rawat jalan mendapat
ACC obat kemoterapi dari BPJS center, waktu 2-3 hari.
4. Semua berkas persyaratan yang lengkap diterima gudang farmasi untuk
selanjutnya dibuatkan Permintaan Pembelian (PP) dan diserahkan ke bagian
pengadaan.
5. Pengadaan mengorderkan, obat kemoterapi dikirim oleh distributor disertai
faktur, dicek dan diterima oleh gudang, proses Terima Barang (TB) oleh
pengadaan yang selanjutnya diupdate gudang.
6. Obat tersedia sebelum pelaksanaan kemoterapi yang selanjutnya Apoteker
konfirmasi ke TPPRI jika obat untuk kemoterapi sudah siap dan pasien dapat
menjalani kemoterapi sesuai jadwal yang ditentukan. Jika obat kemoterapi belum
siap, maka apoteker konfirmasi ke dokter DPJP dan TPPRI.

5.2 Daftar Alkes paket kemoterapi.


Handling Process Jumlah
1 Infus Wida D5 500 ml 2
2 Infus NS 0,9% 500 ml 2
3 Handscoen steril 1
4 Spuit 10 cc 1
5 Spuit 20 cc 1

16
6 Spuit 50 cc 1
7 Needle 18 1
8 Water for Injection/ Aquabides 2
9 One swab 3
1 Masker N95 1
0
1 Masker disposable 3
1
Medikasi Kemoterapi
1 Gelang Identitas Pasien 1
2 Welcare no 20 1
3 Infuset 1
4 Infus Wida D5 500 ml 2
5 Infus NS 0,9% 500 ml 1
6 Infus NS 0,9% 500 ml 3
7 Injeksi Dexamethasone 4
8 Injeksi Diphenhidramin 2
9 Injeksi Ranitidin 1
1 Injeksi ondansentron 8 mg 2
0
1 Handscoen steril 2
1
1 Masker N95 2
2
1 Spuit 5 cc 4
3
1 Spuit 10 cc 5
4
1 One swab 5
5

17
BAB 6
KESELAMATAN PASIEN

6.1 Pengertian
Pasien safety adalah suatu system yang membuat asuhan pasien di rumah
sakit menjadi lebih aman.System ini mencegah cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan arau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.

6.2 Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS.
2. Meningkatnya akuntabilitas RS terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di RS.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
KTD.

6.3 Cara Pelaksanaan


1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada
pasien.
2. Melaporkan pada dokter
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter.
4. Mengobservasi keadaan umum pasien.
5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir Pelaporan Insiden
Keselamatan.

6.4 Sasaran Keselamatan Pasien


1. Ketepatan identifikasi pasien.
Setiap akan dilakukan tindakan kemoterapi, petugas akan melakukan prosedur
identifikasi pasien. Identifikasi yang ditanyakan pasien menggunakan pertanyaan
terbuka, meliputi nama pasien, tanggal lahir dan Alamat/nama ibu kandung
kemudian melihat gelang identitas pasien.
2. Peningkatan komunikasi yang efektif.
Komunikasi efektif adalah proses penyampaian informasi dari seseorang ke
orang lain, dimana komunikasi yang efektif adalah tepat waktu, akurat, jelas,
mudah untuk dipahami oleh penerima pesan sehingga dapat mengurangi
kesalahan.

18
3. Peningkatan kewaspadaan obat higt alert.
Pemberian kemoterapi seperti halnya juga pemberian obat lainnya harus
memenuhi 5T, 1E dan 1 W ditambah dengan 1R, yaitu: Tepat pasien, tepat obat,
tepat dosis, tepat waktu, tepat cara pemberian, sensitive akan penilaian
Efektifitas Obat, Waspada Terhadap kejadian yang tidak diinginkan ( Adverse
event) dan Recording serta Reporting yang baik.
4. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
Prinsip utama pengurangan resiko infeksi yang terkait dengan pelayanan
kemoterapi adalah cuci tangan, menggunakan APD, pengelolaan limbah dan
linen post kemoterapi.
5. Pengurangan resiko pasien jatuh
Indentifikasi pasien resiko jatuh melalui Asessment Awal Kemoterapipada Respon
subyektif status performa menurut skala Karnofsky.Jika nilai pasien resiko jatuh.
Maka pasien diberi tanda pin kuning dan segi tiga kuning pada bed pasien serta
dijelaskan intervensi pasien resiko jatuh.

19
BAB 7
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

7.1 Pengertian
Kesehatan Kerja Adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap pekerja dapat bekerja secara sehat dengan produktivitas yang
optimal tanpa membahayakan diri, keluarga, masyarakat dan lingkungan
sekitarnya.Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu bagian dari
perlindungan bagi tenaga kerja dan bertujuan mencegah serta mengurangi
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.Ancaman bahaya di rumah sakit
terdiri atas ancaman bahaya biologi, kimia, fisika, ergonomic, psikososial.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, tempat terja dan lingkungannya serta cara-cara
melakukan pekerjaan.Petugas kesehatan yang beresiko terpapar obat kemoterapi
adalah perawat, farmasi, dokter dan petugas kebersihan, limbah, linen yang bekerja
di RS (Ziegler,2002).Obat kemoterapi juga dikenal sebagai obat sitotoksik bersifat
gonotoksis, carsinogenic, teratogenic, dan atau menyebabkan kerusakan fertilisasi
(Mc Diarmid, 1995).
Menurut NIOSH (2004) factor yang mempengaruhi paparan obat, antara lain:
1. Lingkungan sekitar obat yang sedang ditangani (persiapan, pemberian,
pembuangan).
2. Jumlah obat yang disiapkan.
3. Frekuensi dan durasi obat yang diberikan.
4. Potensi untuk diabsorbsi.
5. Penggunaan cabinet biologi berventilasi.
6. Alat pelindung diri.
7. Praktik kerja sesuai SOP.
7.2 Rute pemaparan obat kemoterapi pada perawat
Perawat dan petugas kesehatan lain yang menangani obat-obat kemoterapi
berpotensi untuk terpapar (Vanchier, 2005).
1. Inhalasi. udara pernafasan yang terkontaminasi seperti obat yang
berubahmenjadi aerosol atau droplet.
2. Kontak kulit, kontak langsung dengan obat atau menyentuh permukaaan
lingkungan atau benda yang terkontaminasi obat kemoterapi.
3. Tertelan, berasal dari makanan atau minuman atau kontak tangan dengan mulut.
4. Kecelakaan suntik, tertusuknya petugas oleh jarum suntik atau benda tajam lain
yang terkontaminasi obat kemoterapi.

20
Absorbsi obat kemoterapi melalui kulit, mukosa dan inhalasi (Aschenbrenner, 2002).
1. Membuka vial atau ampul kemoterapi.
2. Membuang udara dari dalam tabung syiringe yang telah terisi obat kemoterapi.
3. Pembuangan peralatan infus, botol cairan, selang infus yang habis digunakan
untuk memberikan obat kemoterapi.
4. Membuang ekskresi tubuh pasien yang telah menerima obat kemoterapi.
Menurut NIOSH (2004) menghilangakan bahaya paparan obat kemoterapi,
sebagai berikut:
1. Bio safety cabinet.
2. Ruangan kemoterapi terpisah.
3. Control administrative (kebijakan, prosedur).
4. Alat pelindung diri.

7.3 Pemantauan Kesehatan


Semua perusahaan sebagaimana disebutkan dalam undang-undang no 1 tahun1970
harus melakukan pemeriksaan kesehatan bagi tenaga kerja dan wajib membuat
perencanaan untuk pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, berkala dan
khusus.Petugas kemoterapi perlu dilakukan pemeriksaan secara regular setiap 6
bulan meliputi hematologi, hb, folat, faal ginjal dan hati.

21
BAB 8
PENUTUP

Demikian buku pedoman pelayanan kemoterapi Rumah Sakit Petrokimia Gresik ini
dibuat, dengan harapan dapat bermanfaat bagi pembaca dan pengguna serta pasien
yang mempercayakan pengobatan dan penyembuhannya di Rumah Sakit ini.
Agar buku pedoman pelayanan kemoterapi Rumah Sakit Petrokimia Gresik selalu
dapat mengikuti perkembangan, maka diperlukan perbaikan terus-menerus, untuk itu
usulan yang membangun sangat dibutuhkan.
Kami menyadari buku pedoman pelayanan kemoterapi Rumah Sakit Petrokimia
Gresik ini jauh dari sempurna karena dipengaruhi perkembangan yang pesat dibidang
kesehatan.

22
23
24
25
26
27
1

Anda mungkin juga menyukai