Anda di halaman 1dari 11

PARAGRAF DAN PENGEMBANGANNYA

01. Pengertian Paragraf

Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam sebuah
paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf
tersebut; mulai dari kalimat pengenal, kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas, sampai pada
kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam satu rangkaian untuk
membentuk sebuah gagasan.

Paragraf dapat juga dikatakan sebagai sebuah karangan yang paling pendek (singkat). Dengan
adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita
akan kepayahan membaca tulisan atau buku, kalau tidak ada paragraf, karena kita seolah-olah
dicambuk untuk membaca terus menerus sampai selesai. Kitapun susah memusatkan pikiran
pada satu gagasan ke gagasan lain. Dengan adanya paragraf kita dapat berhenti sebentar
sehingga kita dapat memusatkan pikiran tentang gagasan yang terkandung dalam paragraf itu.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini.

Sesuai dengan asas praduga tak bersalah, tersangka pada hakikatnya secara psikologis
sudah dicap terpidana, karena adanya pemberitaan pers yang mengutip tuduhan jaksa
penuntut umum dalam proses pemeriksaan. Memang jaksa adalah satu-satunya aparat
penegak hukum yang mempunyai wewenang menuduh tersangka melakukan tindak pidana
seperti yang dirumuskan dalam surat tuduhan berdasarkan pemeriksaan pendahuluan yang
dilakukan polisi. Bagaimanapun tuduhan jaksa dengan pasal-pasal dan bukti-bukti yang
meyakinkan bahwa tersangka pantas dijatuhi pidana, namum majelis hakim sesuai dengan
kebebasannya yang mendasari keyakinan dan kebenaran hukum, tidak boleh begitu saja
terpengaruh. Hakim harus mampu memberikan keputusan yang seadil-adilnya. Dalam hal
ini dituntut keberanian dan keyakinan yang tinggi dan tanggung jawab yang besar terhadap
Tuhan Yang Maha Esa

Gagasan tentang tersangka yang sudah dicap terpidana, tentang wewenang jaksa menuduh
tersangka, tentang hakim yang tidak boleh terpengaruh oleh tuntutan jaksa, tentang
kemampuan hakim, tetang tanggung jawab hakim; dijalin sedemikian rupa dalam kalimat-
kalimat yang membentuk sebuah kesatuan. Inilah yang dinamakan paragraf.

2. Kegunaan Paragraf

Kegunaan paragraf yang utama adalah untuk menandai pembukaan topik baru, atau
pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya (yang baru). Untuk lebih jelasnya, perhatikan
contoh berikut.

Dalam pertarungan matador yang resmi, biasanya ada enam ekor banteng yang dibunuh
oleh tiga orang laki-laki. Setiap laki-laki membunuh dua ekor banteng. Banteng itu harus
memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu: berumur 4-5 tahun, tidak cacat, dan telah
mempunyai tanduk yang runcing serta bagus. Banteng-banteng ini telah diperiksa oleh
dokter hewan setempat sebelum bertanding. Dokter hewan berhak menolak banteng yang
tidak memenuhi syarat,misalnaya: masih di bawah umur, tanduk masih lemah, ada kelainan
di mata, atau penyakit yang nyata kelihatan.

Laki-laki yang bertugas membunuh mereka disebut matador. Pilihan banteng yang akan
mereka bunuh tergantung hasil undian. Setiap matador mempunyai tiga orang candrilla
yang terdiri dari lima-enam orang yang dibayar dan diperintah oleh matador. Tiga dan
lima/enam orang tersebut menolongnya di lapangan, dengan memakai mantel tanpa lengan
dan atas perintahnya menempatkan banderillas yaitu kayu yang panjangnya tiga kaki
dengan ujung yang tajam dan berbentuk garpu yang disebut peones atau banderilleros. Yang
dua lagi dinamakan picadors, mereka muncul dengan menunggang kuda di arena
.

(Earnest Hemingway, The Bullfight)

Dari contoh di atas dapat dilihat peralihan antara paragraf pertama dan paragraf kedua.
Paragraf pertama bercerita tentang banteng; sedangkan paragraf kedua tentang laki-laki yang
bertugas membunuh banteng (matador). Paragraf pertama dan paragraf kedua pun terlihat
berhubungan erat.

Kegunaan lain dari paragraf ialah untuk menambah hal-hal yang penting untuk memerinci
apa yang diutarakan dalam paragraf terdahulu. Untuk lebih jelasnya, perhatikan pula contoh
berikut ini

Tanda-tanda lalu lintas agaknya sudah dijadikan sebagai simbol (lambang) yang berlaku di
mana-mana dan mudah dipahami. Setiap pengendara atau masyarakat mengetahui arti dan
fungsinya. Sekarang timbul pertanyaan, apakah sebetulnya simbol itu? Dengan singkat
dapat dikatakan bahwa simbol ialah sesuatu yang pengandung arti lebih dari yang terdapat
dalam fakta. Di sekeliling kita banyak simbol-simbol yang digunakan manusia untuk
berkomunikasi.

Simbol yang pemakaiannya begitu umum terdapat juga dalam puisi. Bahkan dalam puisi,
pemakaian simbol cukup dominan. Justru di sinilah letak unsur seninya, karena simbol itu
menyarankan suatu arti tertentu. Pemakaian simbol itu erat sekali hubungannya dengan
tujuan penyair untuk menyuarakan sesuatu secara tepat yang berkaitan erat dengan
pengimajiannya.

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa penulis menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan
paragraf pertama dan memberikan contoh yang spesifik penggunaan simbol dalam bidang
lain yaitu puisi.

03. Macam-Macam Paragraf

Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: paragraf pembuka,
paragraf penghubung dan paragraf penutup.
Paragraf pembuka memiliki peran sebagai pengantar bagi pembaca untuk sampai pada
masalah yang akan diuraikan oleh penulis. Untuk itu, paragraf pembuka harus dapat menarik
minat dan perhatian pembaca, serta sanggup mempersiapkan pikiran pembaca kepada
masalah yang akan diuraikan. Usahakan paragraf pembuka ini tidak terlalu panjang agar
pembaca tidak merasa bosan. Di samping untuk menarik perhatian pembaca, paragraf
pembuka juga berfungsi untuk menjelaskan tujuan dari penulisan itu.

Paragraf penghubung berfungsi menguraikan masalah yang akan dibahas oleh seorang
penulis. Semua inti persoalan yang akan dibahas oleh penulis diuraikan dalam
paragraf ini. Oleh sebab itu, secara kuantitatif paragraf ini merupakan paragraf yang
paling panjang dalam keseluruhan karangan/tulisan. Uraian dalam paragraf
penghubung ini, antar kalimat maupun antar paragraf harus saling berhubungan secara
logis.

Paragraf penutup bertujuan untuk mengakhiri sebuah karangan/tulisan. Paragraf ini


bisa berisi tentang kesimppulan masalah yang telah dibahas dalam paragraf
penghubung, atau bisa juga berupa penegasan kembali hal-hal yang dianggap penting
dalam uraian-uraian sebelumnya.

04. Syarat-syarat Pembentukan dan Pengembangan Paragraf

Dalam pembentukan / pengembangan paragraf, perlu diperhatikan persyaratan-


persyaratan berikut.

4.1 Kesatuan

Sebagaimana telah dipaparkan di depan, bahwa tiap paragraf hanya mengandung satu
gagasan pokok. Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok
tersebut. Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf
tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian
dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan.
Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan
pokok.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.

Kebutuhan hidup sehari-hari setiap keluarga dalam masyarakat tidaklah sama. Hal
ini sangat tergantung pada besarnya penghasilan setiap keluarga. Keluarga yang
berpenghasilan sangat rendah, mungkin kebutuhan pokok pun sulit terpenuhi. Lain
halnya dengan keluarga yang berpenghasilan tinggi. Mereka dapat menyumbangkan
sebagian penghasilannya untuk membangun tempat-tempat beribadah, atau untuk
kegiatan sosial lainnya. Tempat ibadah memang perlu bagi masyarakat. Pada
umumnya tempat-tempat ibadah ini dibangun secara bergotong royong dan sangat
mengandalkan sumbangan para dermawan. Perbedaan penghasilan yang besar
dalam masyarakat telah menimbulkan jurang pemisah antara Si kaya dan Si miskin.

Contoh paragraf di atas adalah contoh paragraf yang tidak memiliki prinsip kesatuan.
Gagasan pokok tentang penghasilan suatu keluarga dalam pengembangannya kita
jumpai gagasan pokok lain tentang tempat beribadah. Hubungan antara kalimat yang
satu dengan kalimat yang lain tidak merupakan satu kesatuan yang bulat untuk
menunjang gagasan utama.

4.2 Kepaduan

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan.
Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang
masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang
mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan
adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan
pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang
membingungkan.
Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus sebagai
penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut.

Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya,
misalnya: lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu, seperti halnya, juga,
lagi pula, berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan pula, demikian juga
Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: lain halnya, seperti, dalam hal yang
sama, dalam hal yang demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun
Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan
sebelumnya; misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, sama
sekali tidak, biarpun, meskipun
Hubungan yang menyatakan akibat/hasil; misal: sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, jadi,
maka, akibatnya
Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara itu, segera, beberapa saat
kemudian, sesudah itu, kemudian
Hubungan yang menyatakan singkatan, misal: pendeknya, ringkasnya, secara singkat, pada
umumnya, seperti sudah dikatakan, dengan kata lain, misalnya, yakni, sesungguhnya
Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di sana, dekat, di seberang,
berdekatan, berdampingan dengan

4.3 Kelengkapan

Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah kelengkapan. Suatu paragraf
dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan
kalimat topik/gagasan utama. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh-contoh berikut ini.

contoh pertama

Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka berselisih dan
bersengketa.

Contoh paragraf di atas hanya diperluas dengan perulangan. Pengembangannya pun tidak
maksimal.

contoh kedua
Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat atau penggemar jenis
binatang laut seperti halnya peminat atau penggemar penghuni darat atau burung-burung
yang indah

Contoh paragraf kedua di atas merupakan contoh paragraf yang tidak dikembangkan.
Paragraf di atas hanya terdiri dari kalimat topik saja. Contoh ketiga berikut ini merupakan
contoh pengembangan dari contoh paragraf kedua di atas.

contoh ketiga

Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat atau penggemar
jenis binatang laut seperti halnya peminat atau penggemar penghuni darat atau burung-
burung yang indah. Tidak adanya penyediaan dana untuk melindungi ketam kenari, kima,
atau tiram mutiara sebagaimana halnya untuk panda dan harimau. Jenis mahkluk laut
tertentu tiba-tiba punah sebelum manusia sempat melindunginya. Tiram raksasa di kawasan
Indonesia bagian barat kebanyakan sudah punah. Sangat sukar menemukan tiram hidup
dewasa ini, padahal rumah tiram yang sudah mati mudah ditemukan. Demikian juga halnya
dengan kepiting kelapa dan kepiting begal yang biasa menyebar dari pantai barat Afrika
sampai bagian barat Lautan Teduh, kini hanya dijumpai di daerah kecil yang terpencil. Dari
mana diperoleh dana untuk melindungi semua ini?

Perlu kiranya ditambahkan di sini bahwa ada jenis wacana khusus/tertentu yang sengaja
dibuat satu paragraf hanya terdiri dari satu kalimat saja dan ini merupakan kalimat topik.
Wacana tersebut adalah wacana Tajuk Rencana dalam suatu surat kabar. Sesuai dengan ciri
wacana jurnalistik dalam sebuah tajuk, bahwa tajuk rencana merupakan gagasan dari redaksi
surat kabar tersebut pada suatu masalah tertentu/sikap redaksi, sehingga apa yang diuraikan
hanyalah gagasan-gagasan pokoknya saja sementara uraian secara panjang lebar dapat dilihat
dan dibaca pada berita-berita utamanya.

5. Letak Kalimat Topik dalam Sebuah Paragraf

Sebagaimana telah dipaparkan di depan bahwa sebuah paragraf dibangun dari beberapa
kalimat yang saling menunjang dan hanya mengandung satu gagasan pokok saja. Gagasan
pokok itu dituangkan ke dalam kalimat topik / kalimat pokok. Kalimat topik/kalimat pokok
dalam sebuah paragraf dapat diletakkan, di akhir di awal, di awal dan akhir, atau dalam
seluruh paragraf itu. Berikut ini secara urut akan dipaparkan contoh-contoh paragraf dengan
kalimat topik yang terletak di awal, di akhir, di awal dan akhir, serta dalam seluruh paragraf.

contoh pertama

Kosa kata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling mendasar dalam
kemampuan berbahasa, khususnya dalam karang mengarang. Jumlah kosa kata yang
dimiliki seseorang akan menjadi petunjuk tentang pengetahuan seseorang. Di samping itu,
jumlah kosa kata yang dikuasai seseorang juga akan menjadi indikator bahwa orang itu
mengetahui sekian banyak konsep. Semakin banyak kosa kata yang dikuasai, semakin tinggi
pula tingkat pengetahuan seseorang. Dengan demikian, seorang penulis akan mudah
memilih kata-kata yang tepat/cocok untuk mengungkapkan gagasan yang ada di dalam
pikirannya.

contoh kedua

Pada waktu anak memasuki dunia pendidikan, pengajaran bahasa Indonesia secara
metodologis dan sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dan
memantapkan bahasa daerahnya. Setelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali
mempergunakan bahasa daerah, baik dalam pergaulan dengan teman-temannya atau dengan
orang tuanya. Ia merasa lebih intim dengan bahasa daerah. Jam sekolah berlangsung
beberapa jam. Baik waktu istirahat maupun di antara jam-jam pelajaran, unsur-unsur
bahasa daerah tetap menerobos. Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan
gurunya pun penutur asli bahasa daerah itu. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan
pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus dengan cepat.

contoh ketiga

Peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sama pentingnya dengan usaha
peningkatan taraf hidup mereka. Petani yang berpendidikan cukup dapat mengubah sistem
pertanian tradisional, misalnya bercocok tanam hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan
menjadi petani modern yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup, mampu menunjang
pembangunan secara positif. Mereka dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap
gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana pembangunan, baik di tingkat pusat maupun
di tingkat daerah. Itulah sebabnya, peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan
sangat mendesak.

contoh keempat

Keriuhan kokok ayam perlahan-lahan surut. Kian lama kian berkurang, akhirnya tinggal
satu-satu saja terdengar koko yang nyaring. Ayam-ayam sudah mulai turun dari
kandangnya, pergi ke ladang atau pelataran. Cicit burung mulai bersautan, seiring langit di
ufuk timur yang semburat merah, makin lama makin terang. Lampu-lampu jalanan satu
persatu mulai padam. Dengung dan raung lalu lintas jalan raya mulai menggila seperti
kemarin. Lengking klakson mobil dan desis kereta apai bergema menerobos ke relung-relung
rumah di sepanjang jalan. Sayup-sayup terdengar dentang lonceng gereja menyongsong hari
baru dan menyatakan selamat tinggal pada hari kemarin.

6. Pengembangan Paragraf.

Salah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat kerangka
paragraf dahulu sebelum menulis paragraf itu. Sebagai contoh dapat dilihat paparan di bawah
ini.
Kerangka paragraf
Gagasan pokok : Keindahan alam di Tawangmangu makin surut
Gagasan pununjang :

1. manusia telah mengubah segala-galanya

2. hutan, sawah, dan ladang tergusur

3. pohon-pohon tidak ada lagi

4. pagar bunga sudah diganti

5. gedung-gedung mewah dibangun

Pengembangan paragraf:

Bernostalgia tentang indahnya alam di Tawangmangu hanya akan menimbulkan kekecewaan


saja. Dalam kurun waktu 25 tahun, dinamika kehidupan manusia telah mengubah segala-
galanya. Hutan, sawah, dan ladang telah tergusur oleh berbagai bentuk bangunan. Ranting
dan cabang pohon telah berganti dengan jeruji besi. Pagar tanaman dan bunga yang dulu
bermekaran dengan indahnya telah diterjang tembok beton yang kokoh. Batu-batu gunung
telah menghadirkan gedung plaza megah yang menelan biaya trilyunan rupiah. Arus
modernisasi dengan angkuhnya telah menelan kemesraan dan indahnya alam ini.

Secara ringkas, pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal


berikut. Pertama, susunlah kalimat topik dengan baik dan layak (jangan terlalu spesifik
sehingga sulit dikembangkan, jangan pula terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan yang
panjang lebar). Kedua, tempatkanlah kalimat topik tersebut dalam posisi yang menyolok dan
jelas dalam sebuah paragraf. Ketiga, dukunglah kalimat topik tersebut dengan detail-detail/
perincian-perincian yang tepat. Keempat gunakan kata-kata transisi, frase, dan alat lain di
dalam dan di antara paragraf.

Ada beberapa teknik (cara) mengembangkan paragraf yang dapat dilakukan. Teknik-teknik
tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.

6.1 Secara Alamiah

Dalam teknik ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada pada objek/kejadian
yang dibicarakan. Susunan logis ini mengenal dua macam urutan, yaitu: (a) urutan ruang
(spasial) yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam
sebuah ruang. Misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari bawah ke
atas, dari kanan ke kiri dan sebagainya; (b) urutan waktu (kronologis) yang menggambarkan
urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh
berikut ini.

(a) urutan ruang


Bangunan itu terbagi dalam empat ruang. Pada ruang pertama yang sering disebut dengan
bangsal srimanganti, terdapat dua pasang kursi kayu ukiran Jepara. Ruangan ini sering
digunakan Adipati Sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di sebelah kiri bangsal
srimanganti, terdapat ruangan khusus untuk menyimpan benda-benda pusaka kadipaten dan
cendera mata dari kadipaten-kadipaten lain. Ruangan ini tertutup rapat dan selalu dijaga
oleh kesatria-kesatria terpilih Kadipaten Ranggenah. Ruangan tempat menyimpan benda-
benda pusaka dan cendera mata ini sering disebut kundalini mesem. Agak jauh di sebelah
kanan ruang kundalini mesem terdapat sebuah ruangan yang senantiasa menebarkan aroma
dupa. Ruang ini disebut ruang pamujan karena di tempat inilah Sang Adipati selalu
mengadakan upacara dan kebaktian. Beberapa meter dari ruang pamujan terdapat ruangan
kecil dengan sebuah tempayan besar di tengahnya. Ruangan ini sering disebut dengan ruang
reresik, karena ruangan ini sering digunakan untuk membersihkan diri Sang Adipati sebelum
masuk ke ruang pamujan.

(b) urutan waktu

Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun 1977, saat ia baru lulus dari
STM Negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama kali melatihnya adalah klub Halilintar.
Dari sini pretasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub Pelita
Jaya sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke Merdeka
Games di Malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk turnamen di Brunei tahun 1985, ia gagal
memenuhinya karena kakinya cedera.

6.2 Klimaks dan Antiklimaks

Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling
rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan
yang paling tinggi kedudukan/kepentingannya. Contoh berikut kiranya dapat memperjelas
uraian ini.

Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jaman seiring dengan kemajuan
tehnologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor
yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor
pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang
masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini
adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan
dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah
bersaing dalam bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama
padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.

Pikiran utama dari paragraf di atas adalah bentuk traktor mengalami perkembangan dari
zaman ke zaman. Pikiran utama itu kemudian dirinci dengan gagasan-gagasan : traktor yang
dijalankan dengan mesin uap, traktor yang memakai roda rantai, traktor buatan Ford, dan
traktor buatan Jepang.
Variasi dari klimaks ialah antiklimaks. Pengembangan dengan antiklimaks dilakukan dengan
cara menguraikan gagasan dari yang paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan
menurun ke gagasan lain yang lebih rendah.

6.3 Umum - Khusus & Khusus - Umum (deduktif & induktif)

Cara pengungkapan paragraf yang paling banyak digunakan adalah cara deduktif dan
induktif. Berikut ini secara urut akan disajikan contoh paragraf yang dikembangkan dengan
cara deduktif dan induktif.

(1)

Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini
dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini
mungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah
menjadi lingua franca selama berabad-abad di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi
oleh faktor tidak terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa daerah yang
satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa
nasional.

(2)

Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat menyurat yang dikeluarkan


pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato-
pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia. Hanya
dalam keadaan tertentu , demi kepentingan antarbangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis
dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Demikian juga pemakaian
bahasa Indoensia oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan .
Dengan kata lain, komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat
berlangsung dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Bentuk pengembangan paragraf juga ditentukan oleh fungsi paragraf tersebut dalam sebuah
karangan atau wacana. Ada paragraf yang berfungsi untuk menjelaskan, membandingkan,
mempertentangkan, menggambarkan, atau memperdebatkan. Berikut ini akan dipaparkan
bentuk-bentuk pengembangan paragraf berdasarkan fungsinya dalam suatu karangan.

6.4 Perbandingan dan Pertentangan

Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis berusaha


membandingkan atau mempertentangkan. Dalam hal ini penulis berusaha menunjukkan
persamaan dan berbedaan antara dua hal. Syarat perbandingan/pertentangan adalah dua hal
yang tingkatannya sama dan kedua hal itu mempunyai persamaan sekaligus perbedaan.
Contoh berikut ini kiranya dapat memperjelas uraian di atas.

Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka
umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Ke luar kota paling senang mengenakan
pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scraf. Lain halnya dengan Margareth Thacher.
Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan
rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja ke
tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan , ke pemakaman, ke upacara
resmi misalnya ke parlemen.

6.5 Analogi

Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum
dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini dimaksudkan untuk menjelaskan hal yang kurang
dikenal tersebut. Berikut ini akan disajikan contoh paragraf yang dikembangkan dengan cara
analogi. Di dalam contoh berikut ini penulis ingin menjelaskan perbedaan filsafat dengan
ilmu.

Filsafat dapat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk mendaratkan
pasukan infantri. Pasukan infasntri ini diibaratkan sebagai ilmu pengetahuan yang
diantaranya terdapat ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan
keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan,
menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan. Filsafat
menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan itu kepada pengetahuan-pengetahuan
lainnya. Setelah penyerahan dilakukan, maka filsafat pun pergiu kembali menjelajah laut
lepas, berspekulasi dan meneratas.

6.6 Contoh-contoh

Sebuah generalisasi yang terlalu umum sifatnya agar dapat memberikan penjelasan kepada
pembaca, kadang-kadang memerlukan contoh-contoh yang konkrit. Berikut ini akan disajikan
contoh sebuah paragraf yang dikembangkan dengan contoh-contoh. Kalimat topik contoh
berikut ini mengandung gagasan pokok tentang usaha pemerintah dalam mengejar
ketertinggalan desa., dijelaskan dengan beberapa contoh, yaitu: ABRI masuk desa,
mahasiswa ber-KKN, koran masuk desa, dan kemungkinan-kemungkinan lain.

Dalam rangka mengejar ketertinggalan desa baik dalam bidang pembangunan maupun
dalam bidang pengetahuan, berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah. ABRI masuk
desa sudah lama kita kenal. Hasilnya pun tidak mengecewakan, seperti: perbaikan jalan,
pembuatan jembatan, pemugaran kampung, dan lain sebagainya. Contoh lain adalah KKN
yang dilaksanakan oleh mahasiswa. Hasil-hasil yang positif telah pula dinikmati oleh desa
yang bersangkutan, misalnya: peningkatan pengetahuan masyarakat, pemberantasan buta
aksara, perbaikan dalam bidang kesehatan dan gizi, dan lain-lain. Akhir-akhir ini surat
kabar juga diusahakan masuk desa, walaupun hasilnya masih belum kelihatan. Barangkali
perlu pula dipikirkan program selanjutnya, misalnya bahasa Indonesia masuk desa, jaksa
masuk desa, listrik masuk desa, dan sebagainya.

6.7 Sebab - Akibat


Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini sebab
dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas; atau sebaliknya.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut

Jalan Jendral Sudirman akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh
jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan pedagang kaki lima. Untuk mengatasinya,
pemerintah daerah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar.
Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat
mereka diizinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat
pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga
menimbulkan kemacetan lalu lintas.

6.8 Definisi Luas

Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang penulis terpaksa menguraikan


dengan beberapa kalimat atau bahkan beberapa paragraf. Berikut ini akan disajikan contoh
pengembangan paragraf yang berfungsi menjelaskan apa yang dimaksud dengan pompa
hidran, bagaimana cara kerjanya, dan bagian-bagian dari pompa tersebut..

Pompa hidran (Hydraulicran) ialah sejelis pompa yang dapat bekerja secara kontinue tanpa
menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar. Pompa ini bekerja dengan
memanfaatkan tenaga aliran air yang berasal dari sumber air, dan mengalirkan sebagian air
tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama sistem ini ialah pompa pemasukan, katub
limbah, katub pengantar, katup udara, ruang udara , dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya
air dapat dipompakan karena adanya perubahan energi kinetis air jatuh, yang menimbulkan
tenaga yang cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan
mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya. Desain katub limbah dan katub
pemasukan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi bergantian.

9 6.Klasifikasi

Dalam pengembangan paragraf, kadang-kadang kita mengelompokkan hal-hal yang


mempunyai persamaan. Pengelompokan ini biasanya dirinci lebih lanjut ke dalam kelompok-
kelompok yang lebih kecil. Berikut ini akan disajikan contoh pengembangan paragraf dengan
cara mengklasifikasikan.

Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain


kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau
penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan,
pungtuasi, kosa kata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan
pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok
bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang
sistematik.

Anda mungkin juga menyukai