Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN KASUS FRAKTUR MANDIBULA

LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga
fisik. Kekuatan otot dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak
di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak
lengkap (Price dan Wilson, 2006).
Fraktur mandibula adalah rusaknya kontinuitas tulang mandibula yang dapat
disebabkan oleh trauma baik secara langsung atau tidak langsung.

2. Etiologi
Benturan yang keras pada wajah dapat menimbulkan fraktur mandibula.
Toleransi mandibula terhadap benturan lebih tinggi daripada tulang-tulang wajah yang
lain. Fraktur mandibula lebih sering terjadi daripada fraktur tulang wajah yang lain
karena bentuk mandibula yang menonjol sehingga sensitif terhadap benturan. Pada
umumnya fraktur mandibula disebabkan oleh karena trauma langsung.
Fraktur mandibula dapat disebabkan oleh trauma maupun proses patologik.
1) Fraktur traumatik disebabkan oleh :
a. Kecelakaan kendaraan bermotor (50.8%)
b. Terjatuh (22.3%)
c. Kekerasan atau perkelahian (18.8%)
d. Kecelakaan kerja (2.8%)
e. Kecelakaan berolahraga (3.7%)
f. Kecelakaan lainnya (1.6%)
2) Fraktur patologik Fraktur patologik dapat disebabkan oleh kista, tumor tulang,
osteogenesis imperfekta, osteomieleitis, osteoporosis, atropi atau nekrosis tulang.

3. Menifestasi Klinis
a. Tidak dapat menggunakan anggota gerak
b. Nyeri pembengkakan
c. Terdapat trauma
d. Gangguan fungsi anggota gerak
e. Deformitas
f. Kelainan gerak

g. Anatomi Fisiologi
h. Patofisiologi
i. Pemeriksaan Penunjang
j. Penatalaksanaan
k. Masalah Keperawatan
l. Komplikasi

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian primer:
a. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat
kelemahan reflek batuk
b. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan
yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
c. Circulation
d. TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap
e. lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia,
f. kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap
lanjut
g. 2. Pengkajian sekunder
h. a. Aktivitas/istirahat
k.
j. Keterbatasan
i. b. Sirkulasi fungsi
kehilangan mobilitas
pada bagian yangterkena
s.
l. c.
m.
n.
o.
p.
q.
r. Neurosensori
Masa
Hipertensi
Hipotensi
Tachikardi
Penurunan
Cailary
Pucat pada ((nadi
refil
hematomarespon
kadang
bagianpada
melambat terhadap
terlihat
yang
pada bagiian sebagai
kehilangan
terkena
sisi respon
distal yang
cedera darah)nyeri/ansietas)
cidera
w.
u.
v. kelemahan
t. d. Kenyamanan
Kesemutan
Deformitas, krepitasi, pemendekan
z.
y. spasme/
x. e. Keamanan
nyeri tiba-tiba
kram saatotot cidera
aa. perdarahan
ab. laserasi kulit

ac. Diagnosa Keperawatan


ad. Intervensi

Anda mungkin juga menyukai