Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu ranah yang luas dan melekat dalam kehidupan

manusia dan memegang peran penting dalam proses meningkatkan kualitas sumber daya

manusia. Dengan disadarinya pentingnya pendidikan untuk meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia, maka pemerintah telah berupaya mewujudkan tanggung jawab tersebut

dengan berbagai upaya pembangunan pendidikan yang berkualitas melalui pengembangan

dan perbaikan kurikulum serta sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan

dan pengadaan materi ajar, serta memberikan pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan

lainnya ( DepDiknas, 2006 ).


Indonesia memiliki pendidikan yang terdiri atas pendidikan formal dan non

formal. Pendidikan non formal merupakan pendidikan yang terjadi dalam lingkungan sosial

masyarakat dan keluarga, sedangkan pendidikan formal merupakan pendidikan sekolah yang

sudah memiliki aturan dan ketentuan yang di tetapkan oleh pemerintah. Adapun jenjang

pendidikan formal di Indonesia terdidri atas : pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi. Sekolah menengah merupakan tingkat lanjutan sekolah dari pendidikan

dasar dengan usia anak 12-15 tahun ( SMP ) dan usia 15-17 tahun ( SMA/SMK ).
Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah

dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. Pendidikan kejuruan

mempunyai arti yang bervariasi namun dapat dilihat suatu benang merahnya. Mengacu pada

pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai

tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan

kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama

untuk bekerja di bidang tertentu mengutamakan mempersiapkan peserta didiknya untuk

mampu memilih karir, memasuki lapangan kerja, berkompetisi, dan mengembangkan dirinya

dengan sukses di lapangan kerja yang cepat berubah dan berkembang. Oleh karena itu materi
ajar yang digunakan di SMK lebih mengarahkan kepada aspek estetika yang dapat

meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekpresikan, kemampuan mengapresiasi dan

kemampuan memahami, kemampuan mengamati, kemampuan menanya yang penting

diterapkan pada pendidikan sekolah menegah kejuruan. Karena kemampuan mengekpresikan,

mengapresiasi, memahami, mengamati, menanya baik dalam kehidupan individual mampu

menumbuhkan menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan

sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis. Aspek-apek tersebut telah

termuat dalam mata pelajaran Seni Budaya.


Kurikulum 2013 diberikan di sekolah untuk memberikan suatu pendekatan

aktivitas dalam proses belajarnya yaitu : mengasah kemampuan kompetensi pengetahuan,

praktik bekarya seni budaya untuk mengasah keterampilan dan pembentukan sikap apresiasi

sebagai hasil dari proses bekarya seni budaya ( ISBN ,2013 ). Hal tersenut menunjukkan

Seni/Seni budaya pada pendidikan Menengah Kejuruan merupakan hal yang penting yang di

ajarkan dalam pendidikan, baik formal maupun non formal.

Standar isi mata pelajaran untuk Seni Budaya SMK mencakup Kompetensi Isi

(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) bidang Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari dan Seni Teater

khususnya untuk Seni Musik Kelas X (Sepuluh) Semester 1, kompetensi dasar yang di

fokuskan pada Seni Musik Memahami karya musik berdasarkan simbol, jenis nilai estetis dan

fungsinya. Kompetensi ini memberikan penekanan pada pengenalan Seni Musik yang umum

sebagai dasar dari teori dalam Seni Musik, salah satunya adalah materi Jenis/Genre Musik

(ISBN,2013). Dengan mempelajari Jenis/Genre Musik ini siswa mampu mengidentifikasi

beberapa defenisi musik dalam masyarakat, mengidentifikasi simbol non-musikal dan

musikal yang tampak dalam suatu genre musik, membedakan pengertian guna dan fungsi

musik, memdiskusikan hubungan simbol musikal pada instrument dengan nilai nilai yang

berlaku dalam masyarakat. Jenis/Genre musik memiliki penyajian materi yang cukup luas,

selain itu didalam kelas berkumpul peserta didik dengan tingkat pemahaman dan penerimaan
yang berbeda beda (kecerdasan, kecepatan belajar dan bakat) maka di butuhkan

pengorganisasian materi Jenis/Genre Musik dengan adanya dukungan bahan ajar.

Penyampaian materi Jenis/Genre Musik di kelas X Multimedia SMK PAB 1

Helvetia sering kali terjadi kendala yaitu : sulitnya siswa memahami isi materi yang terdapat

dalam buku sebagai bahan ajar di sekolah dengan penggunaan pengajaran yang bersifat

klasikal ( Ceramah ) juga menghambat minat siswa untuk belajar karena rasa bosan dan jenuh

selama proses pembelajaran sehingga suasana pembelajaran tidak kondusif. Di tambah lagi

alokasi waktu pelajaran seni budaya terbilang sempit berbeda dengan pelajaran matematika

dan Bahasa Indonesia yang memiliki alokasi waktu yang banyak, sehingga menjadikan mata

pelajaran seni budaya tidak efektif. Selain itu adanya kepentingan pendidik di luar aktivitas

pembelajaran yang mengakibatkan proses pembelajaran terhambat sehingga materi yang

seharusnya tersampaikan menjadi tertunda. Sedangkan tuntutan untuk mencapai tujuan

pendidikan seorang pendidik harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang kognitif,

efektif maupun psikomotorik. Pemecahan masalah pada kelas X ( Sepuluh ) di SMK PAB 1

Helvetia tersebut dapat di tempuh dengan menggunakan bahan ajar yang tepat, agar kendala

yang ada dapat terminalisir dan proses pembelajaran pun menjadi bervariasi, menarik

sehingga peserta didik termotivasi dalam belajar. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan

sebagai pendamping buku adalah modul.

Modul yang akan di kembangkan berupa modul lengkap ( self contained ) dan

berorientasi pada waktu dalam mempelajarinya seperti : untuk selesai mempelajarinya hanya

dalam waktu satu jam, sehari,seminggu atau lebih tergantung keluasan topik yang di

bicarakan. Prinsip modul lengkap adalah peserta didik dituntut untuk dapat belajar mandiri,

belajar sesuai dengan ketentuan dan petunjuk yang telah ditetapkan serta peserta didik dapat

mengevaluasi tingkat pemahamannya sendiri tanpa harus dilakukan oleh pendidik. Hal

tersebut dimaksudkan agar peserta didik belajar secara aktif dan mandiri dengan bimbingan
dari pendidik yang minim bahkan tanpa pengawasan pendidik pun proses pembelajaran tetap

berjalan, serta peserta didik dapat mengerjakannya diluar jam pelajaran sebagai pekerjaan

rumah. Dalam pengembangan modul pembelajaran Jenis / Genre Musik Kelas X ( Sepuluh )

ini selain melalui prosedur penyusunan penelitian pengembangan atas tahap - tahap yang

sudah ditetapkan yaitu uji validitas serta uji coba lapangan juga harus disesuaikan dengan

tingkat kemampuan mereka yaitu melalui bentuk - bentuk nyata yang kemudian

diekspresikan melalui audio Musik dari materi dan pemahaman.

Berdasarkan latar belakang tersebut,maka penelitian ini akan ditujukan pada

pengembangan modul pembelajaran berbasis multimedia pada materi Jenis/Genre Musik

kelas X (Sepuluh) Di SMK PAB 1 Helvetia.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasi beberapa

permasalahan penelitian ini diantaranya :

1. Minimnya penggunaan bahan ajar berdampak pada rendahnya minat peserta didik

terhadap mata pelajaran Seni Budaya.

2. Sulitnya siswa memahami isi materi yang singkat yang ada di buku ajar.

3. Kurang lengkapnya cakupan materi yang ada pada buku ajar sehingga perlu adanya

modul sebagai bahan ajar pendamping.

4. Tidak semua siswa mendapatkan buku ajar Seni Budaya sehingga menyulitkan siswa

untuk belajar dan memahami materi tersebut.

5. Penggunaan metode pembelajaran yang klasikal membuat anak bosan dan jenuh

dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga materi yang disampaikan pendidik

tidak dapat di pahami baik oleh peserta didik.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi tersebut, peneliti membatasi masalah penelitian agar

lebih efektif dan terfokus antara lain :

1. Lebih di spesifikasikan materi Jenis/Genre Musik dari buku ajar siswa.

2. Bahan ajar yang di kembangkan berupa modul pembelajaran berbentuk

tek cetak dan CD Audio Visual

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka peneliti menentukan

rumusan masalahnya, yaitu :

1. Bagaimana isi dan materi modul Jenis/Genre Musik yang sesuai untuk

siswa kelas X (Sepuluh) di SMK PAB 1 Helvetia?

2. Bagaimana Menyusun Modul pembelajaran Jenis/Genre Musik untuk

kelas X (Sepuluh) SMK PAB 1 Helvetia?.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah ditetapkan tujuan dari penelitian sebagai berikut :

1. Mengembangkan Modul pembelajaran Jenis/Genre Musik untuk kelas X

(Sepuluh) SMK PAB 1 Helvetia?.

2. Menghasilkan Modul pembelajaran Jenis/Genre Musik untuk kelas X

(Sepuluh) SMK PAB 1 Helvetia?.

F.Manfaat Penelitian

1.Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini mempunyai manfaat,yaitu:

a)Memberikan kontribusi pemikiran dalam pengembangan modul pembelajaran,

terutama pengaplikasian modul pembelajaran dalam mata pelajaran seni budaya.

b)Dapat dijadikan referensi bagi kegiatan penelitian pengembangan bahan ajar pelajaran

seni budaya.
2.Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini memberikan manfaat, yaitu:

a)Membantu dan mempermudah pendidik dalam menyampaikan materi mata pelajaran

seni budaya dan optimalisasi dalam penggunaan modul pembelajaran.

b)Menciptakan suasana belajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan, kompetensi

belajar jelas dan terarah, serta suasana kelas yang kondusif, sehingga membantu

mempercepat penguasaan materi agar tercapai kompetensi yang diharapkan.

c)Membantu peserta didik untuk belajar mandiri di luar jam pelajaran, sehingga peserta

didik dapat belajar dimana saja dan kapan saja.

Anda mungkin juga menyukai