Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Energi
Terbarukan
Teknologi Surya Untuk
Pembangkit Tenaga Listrik

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

08
Teknik Teknik Mesin 13045 Ir. Ignatius Agung Wibowo M.Sc.

Abstrak Kompetensi
Prinsip fotovoltaik digunakan untuk Setelah memahami materi yang
pemanfaatan tenaga surya untuk disajikan pada modul ini anda
menghasilkan energi listrik. Empat diharapkan mampu menerapkan
komponen utama untuk memproduksi listrik teknologi surya untuk pembangkit
dengan menggunakan tenaga surya, adalah: tenaga listrik.
panel surya, kontroler cas, baterai dan
inverter. Panel surya mengisi baterai,
kontroler cas menjamin pengisian yang tepat
kepada baterai, baterai memberikan
tegangan DC ke inverter, dan inverter
mengubah tegangan DC ke tegangan AC.
8.1. Pendahuluan
Prinsip fotovoltaik digunakan untuk pemanfaatan tenaga surya untuk menghasilkan energi
listrik. Panel surya (panel PV) yang terbuat dari silikon akan bermuatan listrik ketika terkena
cahaya sinar matahari. Larik (array) panel surya perlu diarahkan ke arah matahari pada
sudut yang ditentukan oleh lokasi geografis dan lintang di mana panel tersebut dipasang.
Biasanya, sudut panel surya diatur dalam kisaran di antara lintang lokasi ditambah dan
dikurangi 15 derajat, tergantung pada musim yang terkait dengan posisi matahari dari
katulistiwa. Banyak panel surya yang ditempatkan pada sudut yang sama dengan lintang
lokasi tanpa tambah dan kurang untuk penggunaan sepanjang musim.

Muatan listrik yang dikumpulkan dalam larik PV dialirkan ke terminal keluaran untuk
menghasilkan arus searah tegangan rendah, biasanya 6 sampai 24 volt. Keluaran yang
paling biasa diinginkan adalah nominal 12 volt, dengan keluaran efektif biasanya sampai
dengan 17 volt. Keluaran nominal 12 volt adalah tegangan referensi, tetapi tegangan operasi
dapat 17 volt atau lebih tinggi seperti alternator mobil untuk mengisi baterai 12 volt yang
tegangannya lebih dari 12 volt. Jadi ada perbedaan antara tegangan referensi dan tegangan
operasi yang sebenarnya.

Intensitas radiasi matahari berubah sepanjang hari, bulan dan tahun serta tergantung
dengan kondisi cuaca. Untuk dapat membuat perhitungan dalam perencanaan sistem,
jumlah total energi radiasi matahari dinyatakan dalam jam sinar matahari penuh per m, atau
Jam Matahari Puncak. Istilah Jam Matahari Puncak merupakan jumlah rata-rata sinar
matahari yang tersedia per hari sepanjang tahun. Dianggap bahwa pada "matahari puncak",
daya yang mencapai permukaan bumi adalah 1000 W/ m. Satu jam sinar matahari penuh
memberikan 1000 Wh per m = 1 kWh/ m. Nilai ini adalah energi matahari yang diterima
dalam satu jam pada permukaan seluas satu meter persegi yang diarahkan matahari.

8.2. Jenis Sistem PV


Sistem PV dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu sistem PV tersambung grid dan sistem
PV berdiri sendiri (stand alone atau off grid).

2014 Energi Terbarukan


2 Ir. Ignatius Agung Wibowo M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8.2.1. Sistem PV Tersambung Grid

Ini adalah jenis yang paling populer dari sistem PV surya untuk rumah dan bisnis di negara
maju. Koneksi ke jaringan listrik lokal memungkinkan setiap kelebihan daya yang dihasilkan
akan dijual ke penyedia daya listrik (PLN). Listrik ini kemudian diambil dari jaringan pada
waktu malam hari. Inverter digunakan untuk mengkonversi daya DC yang dihasilkan oleh
sistem untuk listrik AC untuk menjalankan peralatan listrik normal.

8.2.2. Sistem Berdiri Sendiri

Sistem ini benar-benar independen dari grid, sistem terhubung ke baterai melalui kontroler
cas, yang menyimpan listrik yang dihasilkan dan bertindak sebagai catu daya utama.
Inverter dapat digunakan untuk menyediakan listrik AC, memungkinkan penggunaan
peralatan normal tanpa daya listrik dari penyedia daya utama (PLN). Contoh aplikasi sistem
PV berdiri sendiri adalah aplikasi industri seperti stasiun repeater untuk telepon seluler atau
penggunaan untuk listrik pedesaan.

8.3. Komponen Sistem PV


Empat komponen utama untuk memproduksi listrik dengan menggunakan tenaga surya,
yang menyediakan daya 110-120 volt AC untuk penggunaan berdiri sendiri (stand alone
atau off-grid) adalah: panel surya, kontroler cas (charge controller), baterai dan inverter.
Panel surya akan mengisi baterai, dan kontroler cas menjamin pengisian yang tepat kepada
baterai. Baterai memberikan tegangan DC ke inverter, dan inverter mengubah tegangan DC
ke tegangan AC normal. Jika diperlukan 220- 240 volt AC, maka dapat ditambahkan
transformator atau dua inverter identik yang disambung seri untuk menghasilkan 240 volt.

2014 Energi Terbarukan


3 Ir. Ignatius Agung Wibowo M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 8.1. Sistem PV berdiri sendiri

Sumber: http://www.sungreensol.com/

8.3.1. Panel surya

Keluaran dari panel surya biasanya dinyatakan dalam watt, dan daya dapat ditentukan
dengan mengalikan tegangan rating dengan arus rating. Jadi misalnya, panel surya 12 volt
60 watt berukuran sekitar 20 x 44 inci memiliki tegangan rating 17,1 V dan arus rating 3,5 A.

P= V I
= 17,1 3,5
= 60 W (8.1)

Jika rata-rata 6 jam matahari puncak per hari tersedia di suatu wilayah, maka panel surya di
atas dapat menghasilkan rata-rata 360 watt jam listrik per hari; 60W kali 6 jam. = 360 watt-
jam. Karena intensitas cahaya matahari menghubungi panel surya bervariasi sepanjang
hari, kita menggunakan istilah " jam matahari puncak " sebagai metode untuk memperhalus
variasi menjadi rata-rata harian. Pada pagi dan sore hari sinar matahari menghasilkan daya
kurang dari matahari pada tengah hari. Tentu saja, hari berawan akan menghasilkan daya
yang kurang dari hari yang cerah. Ketika merencanakan sebuah sistem, wilayah geografis
tempat sistem tersebut dipasang digolongkan dalam rata-rata jam matahari puncak per hari
berdasarkan data matahari tahunan.

2014 Energi Terbarukan


4 Ir. Ignatius Agung Wibowo M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Panel surya dapat dihubungkan secara seri atau paralel atau kombinasi keduanya untuk
meningkatkan tegangan atau arus listrik. Sambungan seri dilakukan dengan
menghubungkan terminal positif dari satu panel ke terminal negatif panel lain. Hasilnya,
terminal positif dan negatif terluar akan menghasilkan tegangan jumlah dari dua panel, tapi
arusnya tetap sama sebagai salah satu panel. Jadi dua panel 12 V/ 3,5 A yang dihubungkan
secara seri menghasilkan 24 V/ 3,5 A. Empat panel yang dihubungkan secara seri akan
menghasilkan 48 V/ 3,5 A. Sambungan paralel menghubungkan terminal positif dengan
terminal positif dan negatif dengan terminal negatif. Hasilnya adalah bahwa tegangan tetap
sama, tapi arusnya menjadi jumlah dari jumlah panel. Jadi dua panel 12 V/ 3,5 A yang
disambung secara paralel akan menghasilkan 12 V/ 7 A. Empat panel yang disambung
paralel akan menghasilkan 12 V/ 14 A.

Sambungan kombinasi seri paralel dilakukan dengan kedua langkah tersebut di atas untuk
meningkatkan tegangan dan arus untuk mencapai nilai yang diinginkan seperti misalnya
dalam sistem 24 atau 48 volt. Hal ini ditunjukkan dalam Gambar 8.2. Selain itu, keempat
panel tersebut kemudian dapat disambung secara paralel dengan empat panel lainnya dan
seterusnya untuk membentuk larik yang lebih besar.

Gambar 8.2. Sambungan panel kombinasi seri dan paralel

8.3.2. Kontroler Cas

Baterai terhubung ke larik PV melalui kontroler atau regulator cas (charge


controller/regulator). Kontroler cas melindungi baterai dari pengisian atau pengurasan yang
berlebihan. Kontroler cas memonitor keadaan cas baterai untuk memastikan bahwa ketika
baterai perlu arus cas maka baterai tersebut akan segera mendapatkannya, selain itu juga
menjamin baterai tidak terlalu dibebani. Menghubungkan panel surya kepada baterai tanpa

2014 Energi Terbarukan


5 Ir. Ignatius Agung Wibowo M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
regulator akan berisiko merusak baterai dan bisa menimbulkan keadaan yang
membahayakan.

Kemampuan kontroler cas yang dilihat berdasarkan besarnya kemampuan arus untuk
memproses larik surya. Jika kontroler mempunyai rating 20 ampere itu berarti bahwa kita
dapat menghubungkan hingga 20 ampere arus keluaran panel surya kepada satu kontroler.
Kontroler cas yang baik memanfaatkan prinsip pengecasan yang disebut sebagai Pulse-
Width-Modulation (PWM) yang menjamin pengisian baterai yang paling efisien dan
memperpanjang umur baterai. Kontroler yang lebih canggih juga termasuk Pelacakan Titik
Daya Maksimum (Maksimum Power Point Tracking (MPPT)) yang memaksimalkan jumlah
arus masuk ke baterai dari larik surya dengan menurunkan tegangan output panel, yang
meningkatkan arus pengisian ke baterai, karena jika panel dapat menghasilkan 60 W
dengan 17,2 V/ 3,5 A, maka jika tegangan diturunkan misalnya kepada 14 V maka ada
kenaikan arus menjadi 4,28 A (14 V x 4,28 A = 60 W) yang menghasilkan peningkatan 19%
arus pengisian.

Banyak kontroler cas yang dilengkapi dengan Pemutus Tegangan Rendah (Low Voltage
Disconnect (LVD)) dan Kompensasi Suhu Baterai (Battery Temperature Compensation
(BTC)) sebagai fitur opsional. Fitur LVD mengijinkan kita untuk menghubungkan beban ke
terminal LVD yang sensitif terhadap tegangan. Jika tegangan baterai turun terlalu jauh
beban akan terputus sehingga mencegah potensi kerusakan baik baterai maupun beban.
BTC menyesuaikan tingkat pengecasan berdasarkan suhu baterai karena baterai sensitif
terhadap variasi suhu.

8.3.3. Baterai

Baterai yang digunakan biasanya jenis asam timbal. Sekarang ini sudah tersedia baterai
berkualitas tinggi yang dirancang khusus untuk aplikasi surya dengan daya tahan hingga 15
tahun. Namun masa pakai baterai sangat tergantung pada manajemen baterai dan perilaku
pengguna.
Baterai Siklus Dalam dirancang untuk dikuras dan dicas kembali ratusan atau ribuan kali.
Baterai ini ratingnya adalah ampere jam (Ah), biasanya 20 jam dan 100 jam. Secara
sederhana, ampere jam mengacu pada jumlah arus dalam ampere yang dapat dipasok oleh
baterai selama periode jam. Misalnya, baterai 350 Ah bisa memasok 17,5 A terus menerus
selama 20 jam atau 35 A terus menerus selama 10 jam. Total daya yang tersedia dalam 360
Ah baterai 6 V adalah 360 Ah kali 6 V sama dengan 2160 watt atau 2.16kWh (kilowatt-jam).

2014 Energi Terbarukan


6 Ir. Ignatius Agung Wibowo M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Seperti panel surya, baterai disambung secara seri dan atau paralel untuk meningkatkan
tegangan ke tingkat yang diinginkan dan meningkatkan ampere jam.

Baterai harus memiliki kapasitas ampere jam yang cukup untuk memasok kebutuhan listrik
selama periode terpanjang yang diperkirakan "tidak ada matahari" atau kondisi yang sangat
berawan. Sebuah baterai asam timbal harus berukuran minimal 20% lebih besar dari nilai
ini. Jika ada sumber listrik cadangan, seperti generator siaga bersama dengan pengisi
baterai, ukuran bank baterai tidak harus disediakan untuk kondisi cuaca terburuk.

Ukuran bank baterai yang diperlukan akan tergantung pada kapasitas penyimpanan yang
diperlukan, tingkat maksimum pengurasan, tingkat pengecasan maksimum, dan suhu
minimum di mana baterai akan digunakan. Dalam perencanaan, semua faktor ini
dimasukkan dalam perhitungan, dan kapasitas dibutuhkan terbesar akan menentukan
ukuran baterai.

Salah satu kesalahan terbesar dalam penentuan kapasitas baterai adalah tidak difahaminya
hubungan antara ampere dan persyaratan ampere jam dari item 120 volt AC terhadap efek
pada baterai tegangan rendah DC. Misalnya, kita memiliki sistem nominal 24 V dan inverter
untuk beban 3 ampere, 120 VAC, yang memiliki siklus tugas 4 jam per hari. Kita akan
memiliki 12 ampere jam beban (3 A X 4 jam = 12 Ah). Namun, untuk menentukan
pengurasan yang benar pada baterai, kita harus membagi tegangan beban (120 V) dengan
tegangan baterai nominal (24 V) yang hasilnya adalah 5, dan kemudian kita kalikan dengan
120 VAC ampere jam (5 x 12 Ah). Jadi dalam hal ini perhitungan akan menjadi 60 ampere
jam terkuras dari baterai, bukannya 12 Ah. Cara lain yang sederhana adalah dengan
mengambil total watt-jam perangkat 120 VAC kita dan dibagi dengan tegangan nominal
sistem. Menggunakan contoh di atas; 3 ampere x 120 volt x 4 jam = 1440 watt jam dibagi
dengan 24 volt DC = 60 ampere jam.

Baterai asam timbal adalah yang paling umum dalam sistem PV karena biaya awal lebih
rendah dan karena tersedia hampir mana-mana. Ada berbagai ukuran dan desain dari
baterai asam timbal, tetapi yang paling penting baterai tersebut adalah baterai siklus dalam.
Baterai asam timbal yang tersedia dalam bentuk sel basah (memerlukan perawatan) dan
versi disegel bebas perawatan. AGM (absorbed glass mat) dan baterai siklus dalam sel gel
juga populer karena bebas perawatan dan tahan lebih lama.

2014 Energi Terbarukan


7 Ir. Ignatius Agung Wibowo M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8.3.4. Inverter

Inverter adalah perangkat yang mengubah listrik DC yang tersimpan dalam baterai kepada
listrik standar 120/ 240 VAC. Kebanyakan sistem tenaga surya menghasilkan arus DC yang
disimpan dalam baterai. Hampir semua pencahayaan, peralatan, motor, dll. dirancang untuk
menggunakan daya AC, sehingga dibutuhkan inverter untuk beralih dari daya DC yang
disimpan dalam baterai ke listrik standar (120/ 240 VAC, 50 Hz).

Dalam inverter, arus searah (DC) dibolak balik untuk menghasilkan arus bolak-balik (AC).
Kemudian ditrafo, disaring, dinaikkan, dll untuk mendapatkan ke sebuah gelombang
keluaran yang bisa diterima. Semakin banyak pengolahan, semakin bersih dan tenang
keluarannya, tetapi lebih rendah efisiensi konversinya. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan gelombang yang dapat diterima oleh semua beban tanpa mengorbankan
terlalu banyak daya ke dalam proses konversi.

Inverter mempunyai dua desain keluaran dasar, yaitu gelombang sinus dan gelombang
sinus dimodifikasi. Sebagian besar perangkat 120 VAC dapat menggunakan gelombang
sinus dimodifikasi, tetapi ada beberapa pengecualian. Perangkat seperti printer laser yang
menggunakan triac dan/ atau SCR akan rusak ketika diberikan daya gelombang sinus
dimodifikasi. Motor dan pasokan listrik biasanya menjadi lebih hangat dan kurang efisien jika
menggunakan daya gelombang sinus dimodifikasi. Beberapa peralatan, seperti kipas,
amplifier, dan lampu neon, menghasilkan suara getaran jika menggunakan daya gelombang
sinus dimodifikasi. Namun, inverter gelombang sinus dimodifikasi membuat konversi dari DC
ke AC sangat efisien. Selain itu juga relatif murah, dan banyak perangkat listrik yang kita
gunakan setiap hari bekerja dengan baik.

Inverter gelombang sinus murni hampir dapat mengoperasikan apapun. Listrik PLN
memberikan daya gelombang sinus, sehingga listrik dari inverter gelombang sinus sama
atau bahkan lebih baik dari listrik yang disediakan PLN. Sebuah inverter gelombang sinus
dapat "membersihkan" listrik dari PLN atau generator karena pengolahan internal.

Kebanyakan inverter menghasilkan 120 VAC, tetapi dapat dilengkapi dengan transformator
step-up untuk menghasilkan 120/ 240VAC. Beberapa inverter dapat dihubungkan seri atau
paralel untuk menghasilkan 120/ 240VAC atau untuk meningkatkan ampere yang tersedia.

2014 Energi Terbarukan


8 Ir. Ignatius Agung Wibowo M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8.3.5. Kerugian efisiensi

Dalam semua sistem ada kerugian akibat hal-hal seperti kerugian tegangan listrik yang
dialirkan di kabel, baterai dan inverter tidak 100 persen efisien, dan faktor lainnya. Kerugian
efisiensi ini bervariasi dari satu komponen ke komponen lainnya, dan dari satu sistem ke
sistem lainnya dan nilainya dapat mencapai 25 persen.

8.4. Penentuan Ukuran Sistem PV


Untuk menentukan ukuran sistem PV, kita harus terlebih dahulu tahu kebutuhan energi
yang dapat dilakukan dengan membuat daftar semua beban harian. Beban adalah apa saja
yang menggunakan listrik, seperti lampu, televisi, radio, atau baterai.

Beberapa beban membutuhkan listrik sepanjang waktu, seperti lemari es, sedangkan yang
lain menggunakan listrik jarang-jarang, seperti misalnya bor listrik. Untuk menentukan total
konsumsi energi, kalikan daya peralatan dengan jumlah jam peralatan itu digunakan dalam
sehari. Beberapa peralatan tidak memberikan menuliskan daya dalam labelnya, sehingga
kita mungkin harus menghitung daya dengan mengalikan arus dengan tegangan. Setelah
menambahkan total untuk setiap alat, kita dapat memutuskan daya keluaran yang
dibutuhkan untuk sistem PV kita.

Contoh perhitungan beban ditunjukkan dalam Tabel 8.1.

Tabel 8.1. Perhitungan beban


No. Beban Daya (W) Penggunaan Konsumsi
(jam) energi (Wh)
1. Radio 25 2 50
2. Lampu 27 3 81
3. VCD 30 0,5 15
4. TV 60 6 360
Total 506

Untuk item yang tercantum di atas, kita memerlukan sistem yang menghasilkan keluaran
energi harian rata-rata 506 watt-jam. Lokasi yang berbeda menerima sinar matahari yang
berbeda. Karena sinar matahari adalah sumber daya untuk PV, kita harus menentukan
jumlah harian sinar matahari di wilayah kita. Sistem PV dinilai dengan watt peak (Wp), yang

2014 Energi Terbarukan


9 Ir. Ignatius Agung Wibowo M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
merupakan jumlah daya yang dihasilkan ketika modul menerima 1.000 watt per meter
persegi paparan matahari (insolasi).

Misalnya di lokasi A dengan matahari yang cukup terik untuk setiap watt puncak. suatu
modul PV akan menghasilkan rata-rata tahunan 6,2 watt jam listrik dalam sehari sedangkan
di lokasi B yang sering berawan, modul yang sama akan menghasilkan rata-rata 2,4 watt-
jam listrik dalam sehari.

Jika kita ingin menggunakan sistem PV di lokasi A untuk peralatan yang tercantum dalam
Tabel 8.1, kita perlu membagi 506 watt-jam dengan 6,2, membagi hasilnya dengan 0,8
untuk memperhitungkan inefisiensi baterai dan, akhirnya, mengalikan dengan 1,2 untuk
mengantisipasi apa pun yang mungkin telah diabaikan sebagai berikut

506 6,2 = 82
82 0,8 = 103
103 x 1,2 = 124

Sehingga kita memerlukan sistem PV dengan rating 124 Wp. Jika kita membeli modul 50 W,
maka kita akan perlu tiga modul, karena hasil perhitungan perlu dibulatkan ke atas sebagai
berikut:

124 50 = 3 modul

Untuk lokasi B, kita akan membagi 506 watt-jam dengan 2,4, kemudian hasilnya dibagi
dengan 0,8, dan dikalikan dengan 1,2, yang menghasilkan 317 watt peak, atau tujuh modul
50 W sebagai berikut:

506 2,4 = 211


211 0,8 = 264
264 x 1,2 = 317
317 50 = 7 modul

2014 Energi Terbarukan


10 Ir. Ignatius Agung Wibowo M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
8.5. Daftar Pustaka
1. Khaligh, A., & Onar, O. C. (2009). Energy Harvesting: Solar, Wind, and Ocean Energy
Conversion Systems. CRC Press
2. Hasan, H. (2012). Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Pulau Saugi. Jurnal Riset dan
Teknologi Kelautan (JRTK), Volume 10, Nomor 2.
3. Fang Lin Luo & Ye Hong (2012). Renewable Energy Systems: Advanced Conversion
Technologies and Applications. CRC Press
4. Enteria, N. & Akbarzadeh, A. (2013). Solar Energy Sciences and Engineering
Applications. CRC Press
5. Zeman, M. Solar Cells. TU Delft

2014 Energi Terbarukan


11 Ir. Ignatius Agung Wibowo M.Sc.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai