Anda di halaman 1dari 3

BIOSINTESIS STEROID

Prekursor dari semua steroid adalah kolesterol. Sebagian kolesterol disintesis dari asetat,
tetapi sebagian besar diambil dari LDL dalam sirkulasi. Reseptor LDL banyak ditemukan di sel-
sel adrenokorteks. Kolesterol mengalami esterifikasi dan disimpan dalam butir-butir lemak.
Kolesterol ester hidrolase mengatalisis pembentukan kolesterol bebas dalam butir-butir lemak.
Kolesterol diangkut ke mitokondria oleh suatu protein pembawa stereol. Di mitokondria, zat ini
diubah menjadi pregnenolon melalui suatu reaksi yang dikatalisis oleh kolesterol desmolase atau
enzim pengurai rantai sisi (side-chain cleavage enzyme). Enzim ini, seperti kebanyakan enzim
yang terlibat dalam biosintesis steroid, adalah anggota dari superfamili sitokrom P450 dan juga
dikenal sebagai P450scc atau CYP11A1.

Pregnenolon kemudia bergerak ke retikulum endoplasma halus, tempat sebagian dari


pregnenolon mengalami dehidrogenasi menjadi progesteron dalam suatu reaksi yang dikatalisis
oleh 3-hidroksisteroid dehidrogenase. Enzim ini juga mengatalisis perubahan 17-
hidroksipregnenolon menjadi 17-hidroksiprogesteron, dan dehidroepiandrosteron menjadi
androstenedion di retikulum endopalsma halus. 17-hidroksipregnenolon dan 17-
hidroksiprogesteron masing-masing terbentuk terbentuk dari pregnenolon dan progesteron oleh
kerja 17-hidroksilase. Dibagian yang lain dari enzim yang sama terdapat aktivitas 17,20-liase
yang memutus ikatan 17,20, mengubah 17-pregnenolon dan 17-progesteron masing-masing

C19
menjadi steroid dehidroepiandrosteron dan androstenedion.

Hidroksilasi progesteron menjadi 11-deoksikoetikosteron terjadi di retikulum endoplasma


halus. Reaksi-reaksi ini di katalisis oleh 21-hidroksilase.

11-deoksikoetikosteron dan 11-deoksikortisol bergerak kembali ke mitokondria, tempat


keduanya mengalami 11-hdoksilasi untuk membentuk kortikosteron dan kortisol. Reaksi ini
terjadi di zona fasikulata dan zona retikularis serta di katalisis oleh 11-hidroksilase tetapi
terdapat suatu enzim terkait yang disebut aldosteron sintase. Sitokrom P450 ini 95% identik
dengan 11-hidroksilase dan juga dikenal sebagai P450c11AS atau CYP11B2. Gen yang
mengkode CYP11B1 dan CYP11B2A terletak di kromosom 8. Namun, aldosteron sintase dalam
keadaan normal hanya dijumpai di zona glomerulosa. Zona glomerulosa juga kekurangan 17-
hidroksilase. Hal ini merupakan penyebab mengapa zona glomerulosa membentuk aldosteron
tetapi tidak dapat membentuk kortisol dan hormon seks.

Selain itu, terdapat subspesialisasi di dua zona sebelah dalam. Zona fasikulata memiliki
lebih banyak aktivitas 3-hidroksisteroid dehidrogenase daripada zona retikularis, dan zona
retikularis lebih banyak memiliki kofaktor yang diperlukan untuk ekspresi aktivitas 17,20-liase
dari 17-hidroksilase. Karena itu, zona fasikulata menghasilkan lebih banyak kortisol dan
kortikosteron, dan zona retikularis menghasilkan lebih banyak androgen.

1. MIBERALOKORTIKOID
Mekanisme Aksi
Seperti banyak steroid lain, aldosteron berikatan dengan suatu reseptor di
sitoplasma, dan kompleks hormon-reseptor bergerak ke nukleus untuk mengubah
transkripsi mRNA. Hal ini kemudian meningkatkan produksi protein yang mengubah
fungsi sel. Protein yang dirangsang oleh aldosteron memiliki dua efek- satu efek
cepat, untuk meningkatkan aktivitas saluran natrium epitel (epithelial sodium
channel, ENaC) dengan meningkatkan insersi saluran-saluran ini kedalam membran
sel dari depot di sitoplasma; dan efek yang lebih lambat adalah untuk meningkatkan
sintesis EnaC. Diantara gen yang diaktifkan aldosteron adalah gen serum-and-
glucocorticoid-regulated kinase (sgk), kinase yang dikendalikan oleh serum dan
glukokortikoid, suatu protein kinase serintreonin. Gen untuk sgk adalah suatu gen
respons dini, dan gen sgk meningkatkan aktivitas ENaC. Aldosteron juga
meningkatkan mRNA untuk tiga subunit yang membentuk EnaC. Aldosteron juga
berikatan dengan membran seldan melalui efek nongenomik yang cepat,
meningkatkan aktivitas pertukaran Na-K membran. Hal ini menyebabkan
peningkatan Na intrasel.
Sekresi
Rangsangan utama yang meningkatkan sekresi aldosteron adalah pembedahan,
kecemasan, trauma fisik, dan perdarahan. Sebagian rangsangan tersebut juga
meningkatkan sekresi glukokortikoid; yang lain secara selektif mempengaruhi
pengeluaran aldosteron. Faktor pengatur utama yang berperan adalah ACTH dari
hipofisis. Ketika pertama kali menerima rangsangan, ACTH merangsang pengeluaran
aldosteron serta glukokortikoid dan hormon seks. Walaupun jumlah ACTH yang
diperlukan untuk meningkatkan pengeluaran aldosteron agak lebih besar daripada
jumlah yang merangsang sekresi glukokortikoid maksimal, jumlah tersebut masih
berada dalam rentang sekresi ACTH endogen. Efek tersebut bersifat sementara, dan
walaupun sekresi ACTH tetap meningkat, pengeluaran aldosteron menurun dalam 1
atau 2 hari. Di pihak lain, pengeluaran mineralokortikoid deoksikortikosteron tetap
meningkat. Penurunan pengeluaran aldosteron sebagian disebabkan oleh penurunan
sekresi renin akibat hipervolemia, tetapi terdapat kemungkinan bahwa sebagian faktor
lain juga menurunkan perubahan kortikosteron menjadi aldosteron. Setelah
hipofisektomi, kecepatan basal sekresi aldosteron normal.

Anda mungkin juga menyukai