Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelenjar endokrin adalah system yang bekerja dengan perantaraan zat-zat kimia
(hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin .Kelenjar endokrin merupakan kelenjar
buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah dan cairan
limfe.Hasil sekresinya beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati saluran
(duktus).Permukaan sel kelenjar menempel pada dinding stenoid/kapiler darah.Hasil sekresi
dari kelenjar disebut hormon.
Hormon merupakan bahan yang dihasilkan oleh organ tubuh yang memiliki efek
regulatorik spesifik terhadap aktivitas organ tertentu. Setelah disekresi ileh kelenjar
endokrin , hormone diangkut oleh darah ke jaringan sasaran untuk mempengaruhi/mengubah
kegiatan jaringan tersebut. Hormon yang dihasilkan berupa satu macam hormone (hormon
tunggal) dan lebih dari satu (hormon ganda).
Hormon adalah penghantar (transmitter) kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus
kedalam aliran darah dan selanjutnya dibawa oleh sel-sel tanggap (responsive cells) tempat
terjadinya dalam berbagai macam cara yang rumit dengan melibatkan sistem saraf. Sistem
endokrin terdiri dari atas kelenjar-kelenjar endokrin yang bekerja sama dengan sistem saraf
yang mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ tubuh.
Kelenjar adrenal adalah salah satu kelenjar endokrin yang ada dalam tubuh manusia yang
berbentuk ceper dan terdapat pada bagian atas dari ginjal.Beratnya sekitar 5-9 gram dan
berjumlah dua buah sesuai denganjumlah ginjal.Kelenjar ini terdiri atas dua bagian yaitu
bagiian luar (korteks) yang berasal dari sel-sel mesodermal dan bagian sebelah dalam disebut
medulla yang berasal dari sel-sel ectodermal.
Karena pentinngnya untuk mengetahui anatomi dan fisiologi dari sistem kelenjar
endokrin serta kelenjar adrenal ini maka kami membuat makalah tentang Kelenjar Adrenal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana anatomi kelenjar adrenal?
2. Apa saja hormon yang di hasilkan kelenjar adrenal dan bagaimana efek nya?
3. Apa saja penyakit yang dapat ditimbulkan akibat kelainan hormon?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan anatomi kelenjar adrenal
2. Menjelaskan hormon apa saja yang dihasilkan kelenjar adrenal dan efek nya
3. Menjelaskan penyakit yang timbul akibat kelaianan hormon

BAB II
ISI
2.1 Kelenjar Endokrin
2.1.1 Pengertian
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu yang mengirim hasil sekresinya langsung
kedalam darah dan cairan limfe.Hasil sekresinya beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati
saluran.Permukaan sel kelenjar menempel pada dinding kapiler darah. Hasil sekresi dari kelenjar
endokrin disebut hormon

Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya
perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf.Perubahan yang dikontrol
oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang.Contohnya
pertumbuhan dan pematangan seksual.Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang
penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium,
dan testis.

2.1.2 Fungsi Kelenjar Endokrin yaitu :

1. Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan kedalam darah yang diperlukan oleh


jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu

2. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh

3. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh

4. Merangsang pertumbuhan jaringan

5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus halus

6. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan air

Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan
tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat
dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan
oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
Kelenjar dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
a. Kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil
sekretnya/getahnya. Contoh: kelenjar-kelenjar pencernaan.
b. Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran
hasil sekretnya/getahnya. Contoh: kelenjar hipofisis, thyroid, thymus, kelenjar
adrenal,dll.
Terdapatnya 2 (dua) organ endokrin dalam kelenjar adrenal yaitu Medulla pada bagian
dalam dan Korteks pada bagian luar.Korteks adrenal.gonad, dan plasenta berbagi kemampuan
untuk mensintesis hormon steroid. Ini berasal dari asetat atau kolesterol dan dibangun oleh kerja
enzim yang khas.Semua jaringan penghasil steroid dapat membuat androgen dan estrogen, tetapi
hanya korteks adrenal yang memiliki enzim yang diperlukan bagi pembentukan
kortisol.Kortrisol sebagai produk dari glukokortioid korteksadrenal yang disintesa pada zona
fasikulata dapat mempengaruhimetabolisme protein, karbohidrat, dan lipid serta berbagai fungsi
fisiologis lainnya.
Fungsi dari korteks adrenal , yaitu :
a. Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam-garam.
b. Mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein
c. Mempengaruhi aktivitas jaringan limfoid
Fungsi dari Medulla , yaitu :
a. Vasokontriksi pembuluh darah perifer
b. Relaksasi bronkus
c. Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna mengurangi
perdarahan pada operasi kecil
Pada tahap selanjutnya akan berpengaruh terhadap keseimbangan metabolisme tubuh
seluruhnya, sehingga pemahaman terhadap anatomi , fisiologidan metabolisme dari
glukokortikoid khususnya kortisol sangat diperlukan, karena glukokortioid sangat berpengaruh
terhadap wanita hamil maupun tidak hamil disamping itu adanya kelainan dari kelenjar adrenal
akan menyebabkan manifestasi klinis yang buruk, seperti sindroma Cushing, Addison desease,
bahkan terhadap kehamilan yang dapat menyebabkan persalinan preterm.
Hormon merupakan bahan yang dihasilkan oleh organ tubuh yang memiliki efek
regulatorik spesifik terhadap aktivitas organ tertentu. Setelah disekresi ileh kelenjar endokrin ,
hormone diangkut oleh darah ke jaringan sasaran untuk mempengaruhi/mengubah kegiatan
jaringan tersebut. Hormon yang dihasilkan berupa satu macam hormone (hormon tunggal) dan
lebih dari satu (hormon ganda).
Hormon adalah penghantar (transmitter) kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus
kedalam aliran darah dan selanjutnya dibawa oleh sel-sel tanggap (responsive cells) tempat
terjadinya dalam berbagai macam cara yang rumit dengan melibatkan sistem saraf.
Hormon berfungsi :
a. Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh.
b. Memacu reproduksi.
c. Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis.
d. Mengatur tingkah laku.
Ciri-ciri hormon :
a. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah
yang sangat kecil
b. Diangkut oleh darah menuju ke sel/ jaringan target
c. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target
d. Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus
e. Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat pula mempengaruhi
beberapa sel target yang berlainan.

2.1.3 Pembagian Kelenjar


a. Berdasarkan aktivitasnya :
1. Kelenjar yang bekerja sepanjang masa.
Kelenjar golongan ini akan bekerja terus menerus sepanjang kehidupan manusia
dan akan terhenti jika sudah tidak ada kehidupan pada manusia tersebut. Sehingga
tidak terbatas pada usia. Contoh: Hormon metabolisme.
2. Kelenjar yang bekerjanya mulai masa tertentu.
Hormon golongan ini tidak akan dapat berfungsi jika belum mencapai proses
perkembangan dalam diri manusia atau proses pendewasaan sel yang terjadi dalam
tubuh manusia. Kedewasaan sel akan terjadi pada saat usia tertentu seperti pada saat
usia pubertas. Contoh: Hormon kelamin.
3. Kelenjar yang bekerja sampai pada masa tertentu.
Hormon golongan ini bekerja pada saatn manusia itu dilahirkan sampai pada
usia tertentu. Pada usia tersebut terjadi proses pertumbuhan dari seluruh oragn-organ
tubuh manusia sampai dengan penyempurnaan organ. Sehingga masing-masing
organ tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya.Kecuali organ yang
membutuhkan persyaratan kedewasaan sel.
b. Berdasarkan letaknya :
a) Kelenjar hipophysis/pituitary di dasar cerebrum, dibawah hypothalamus.
b) Kelenjar pineal/epiphysis di cerebrum.
c) Kelenjar thyroid di daerah leher.
d) Kelenjar parathyroid di dekat kelenjar thyroid.
e) Kelenjar thymus di rongga dada.
f) Kelenjar pulau langerhans/pankreas di rongga perut.
g) Kelenjar Usus dan lambung di rongga perut.
h) Kelenjar kelamin :
Ovarium di rongga perut.
Testis di rongga perut bawah.

2.2 Anatomi Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal merupakan merupakan sepasang kelenjar endokrin yang


terletak pada bagian atas setiap ginjal dan membentuk piramida datar. Pada orang
dewasa, suatu kelenjar adrenal memiliki tinggi 3-5 cm, lebar 2-3 cm, dan ketebalan
hamper mencapai 1cm dengan berat 3,5-5 gr.

Kelenjar sebelah kanan


berbentuk seperti piramid dengan
apex disebelah atas dan basis pada
ginjal.Kelenjar sebelah kiri
berbentuk semilunaris dan
letaknya lebih ke bawah pada sisi
medial ginjal kiri di bandingkan dengan kelenjar sebelah kanan.
Kelenjar ini dibedakan menjadi 2 bagian, korteks adrenal berada pada bagian
perifer berwarna kuning. Bagian kecil yaitu medula adrenal terdapat pada bagian
tengah berwarna coklat kemerahan.

2.1.1 Korteks Adrenal


Korteks adrenal terdiri dari tiga lapisan atau zona, yaitu :
1. Zona Glomerulosa
Merupakan lapisan yang paling luar 5% volume adrenal,
terdiri dari sel-sel yang berbentuk columnar/silindris/pyramidal dan
tersusun berkelompok membentuk deretan bundar atau melengkung
yang dikelilingi oleh kapiler darah, inti spheris/bulat; kecil; gelap,
sitoplasma mengandung granula-granula basofil dan tetes lemak yang
tampak seperti vakuola.
2. Zona Fasikulata
Merupakan lapisan yang paling tebal, yaitu 65% volume
adrenal.Sel-sel pada lapisan ini, tersusun dalam genjel-genjel lurus
radial dengan ketebalan satu atau dua sel dan berjalan tegak lurus.
Bentuk sel polihidral, inti vesikuler; besar; letak central; kadang-
kadang terdapat dua inti, sitoplasma sedikit basofil; banyak tetes-tetes
lemak, sehingga memberikan gambaran vakuola yang besar, sehingga
selnya disebut spongiocyt. Sinusoid di antara lempeng sel mengikuti
susunan radial.
3. Zona Retikularis
Merupakan lapisan yang tipis, yaitu 7% volume adrenal.Terletak di
antara zona fasikulata dan medulla adrenal.Disini sel-sel tersusun
dalam genjel-genjel yang tidak teratur, membentuk anyaman
anastomosis.Ukuran sel lebih kecil dibandingkan kedua zona
sebelumnya.

2.1.2 Medula Adrenal


Batas dengan korteks tidak merupakan garis yang teratur.Sel-sel pada medulla
berukuran besar dan tersusun dalam kelompokan sel yang tidak teratur serta
dikelilingi banyak kapiler-kapiler darah.Terdapat sel-sel ganglion simpatis sendiri
atau berkelompok.Bentuk sel polihidral, inti vesikuler, sitoplasma dengan potassium
bikhromat menunjukkan granula-granula halus berwarna coklat, yang merupakan
reaksi khromafin, sehingga sel-sel pada medulla sering disebut sebagai sel-sel
khromafin.
2.3 Hormon yang di Hasilkan Kelenjar Adrenal dan Efeknya
Korteks adrenal mengeluarkan beragam hormon steroid; bagian dalam atau
medula adrenal mengeluarkan katekolamin. Karena itu, korteks dan medula adrenal
mengeluarkan hormon-hormon yang berbeda kategori kimiawinya dengan fungsi,
mekanisme kerja, dan regulasi yang sama sekali berbeda. (Lauralee Sherwood, 2012)

2.2.1 Korteks Adrenal


Korteks adrenal mengeluarkan sejumlah hormon adrenokorteks, yang
semuanya adalah steroid yang berasal dari molekul prekursor bersama, yaitu
kolesterol.Variasi kecil dalam struktur berbagai hormon adrenokorteks menyebabkan
kemampuan masing-masing hormon berbeda. Berdasarkan efek kerja primernya,
steroid adrenal dapat dibagi menjadi tiga ketegori : (Lauralee Sherwood, 2012)

1. Mineralokortikoid
Mineralokortikoid terutama aldosteron, mempengaruhi keseimbangan

+ +
mineral (elektrolit), khususnya keseimbangan Na dan K . Hormon ini

dihasilkan pada bagian zona glomerulosa.


Tempat kerja mineralokortikoid adrenokorteks utama, aldosteron
adalah di tubulus distal dan koligentes ginjal, tempat hormon ini mendorong

+ +
retensi Na dan meningkatkan eliminasi K sewaktu proses

+
pembentukan urin. Retensi Na oleh aldosteron akan secara sekunder

H2O
menginduksi retensi amotik , meningkatkan volume CES, yang

penting dalam regulasi jangka panjang tekanan darah.


Mineralokortikoid bersifat esensial untuk hidup. Tanpa aldosteron,
orang akan segera meninggal akibat syok sirkulasi karena penurunan

+
mencolok volume plasma akibat pengeluaran berlebih Na penahan

H2O
.
Sekresi aldosteron ditingkatkan oleh :
1) Pengaktifan sistem renin-angiotensin-aldosteron dan faktor-faktor

+
yang berkaitan dengan penurunan Na dan tekanan darah, serta

2) Stimulasi langsung korteks adrenal oleh peningkatan konsentrasi

+
K .

Hormon ACTH dari hipofisis anterior terutama mendorong sekresi


kortisol, bukan aldosteron.Karena itu, tidak seperti regulasi kortisol,
regulasi sekresi aldosteron umumnya tidak bergantung pada kontrol
hipofisi anterior.

2. Glukokortikoid
Glukokortikoidterutama kortisol, berperan besar dalam metabolisme
glukosa serta metabolisme protein dan lemak.Hormon ini dihasilkan pada
bagian zona fasikulata.
Efek keseluruhan dari pengaruh kortisol pada metabolisme adalah
peningkatan konsentrasi glukosa darah dengan mengorbankan simpanan
lemak dan protein. Secara spesifik, kortisol melakukan fungsi-fungsi berikut :
1) Merangsang glukoneogenesis di hati, perubahan sumber-sumber
nonkarbohidrat (yaitu asam amino) menjadi karbohidrat di dalam hati.
Antara waktu makan atau selama puasa, ketika tidak ada nutrient baru
yang diserap ke dalam darah untuk digunakan dan disimpan, glikogen
di hati cenderung berkurang karena diuraikan untuk membebaskan
glukosa ke dalam darha. Glukoneogenesis adalah faktor penting untuk
mengganti simpanan glikogen hati dan karenanya mempertahankan
kadar glukosa darah tetap normal di antara waktu makan. Hal ini
penting karena otak hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan
bakar metabolik, namun jaringan saraf sama sekali tidak dapat
menyimpan glikogen. Karena itu, konsentrasi glukosa dalam darah
harus dipertahankan pada tingkat yang sesuai agar otak yang
bergantung pada glukosa mendapat nutrient yang memadai
2) Menghambat penyerapan dan pemakaian glukosa oleh banyak
jaringan, kecuali otak, sehingga glukosa tersedia bagi otak yang
membutuhkan bahan ini secara mutlak sebagai bahan bakar metabolik.
Efek ini ikut berperan meningkatkan konsentrasi glukosa darah yang
ditimbulkan oleh glukoneogenesis.
3) Merangsang penguraian protein di banyak jaringan, khusunya otot.
Dengan menguraikan sebagian dari protein otot menjadi
konstituennya (asam amino), kortisol meningkatkan konsentrasi asam
amino darah. Asam-asam amino yang di mobilisasi ini tersedia untuk
glukoneogenesis atau dimanapun mereka dibutuhkan, misalnya untuk
memperbaiki jaringan yang rusak atau sintesis struktur sel baru
4) Mempermudah lipolisis, penguraian simpanan lemak (lipid) di
jaringan adiposa sehingga asam-asam lemak dibebaskan ke dalam
dara. Asam-asam lemak yang di mobilisasi ini tersedia sebagai bahan
bakar metabolik alternatif bagi jaringan yang dapat menggunakan
sumber energi ini sebagai pengganti glukosa sehingga glukosa di
hemat untuk otak.
Kortisol sangat penting karena sifat permisifnya.Sebagai contoh,
kortisol harus ada dalam jumlah memadai agar katekolamin dapat
menimbulkan vosokontriksi.Orang yang kekurangan kortisol, jika tidak di
obati, dapat mengalami syok sirkulasi pada situasi penuh stres yang
membutuhkan vasokontriksi luas dalam waktu cepat.
Sekresi kortisol oleh korteks adrenal di atur oleh sistem umpan balik
negatif yang melibatkan hipotalamus dan hipofisis anterior.ACTH dari
hipofisis anterior merangsang korteks adrenal untuk mengeluarkan
kortisol.ACTH berasal dari sebuah molekul prekursor besar,
proopiomelanokortin, yang di produksi di dalam retikulum endoplasma sel
penghasil ACTH hipofisis anterior. Sebelum sekresi, prekursor besar ini di
potong menjadi ACTH dan beberapa peptida lain yang aktif secara biologis,
yaitu melanocyte-stimulating hormone (MSH) dan suatu bahan mirip morfin,
-endorfin.
Karena bersifat tropik bagi zona fasikulata dan zona retikularis maka
ACTH merangsang pertumbuhan dan sekresi kedua lapisan dalam korteks
ini.Jika ACTH tidak terdapat dalam jumlah memadai maka lapisan-lapisan ini
menciut dan sekresi kortisol merosot drastis.
Sel penghasil ACTH, selanjutnya hanya mengeluarkan produknya atas
perintah corticotropin-releasing hormone (CRH) dari hipotalamus.Lengkung
kontrol umpan balik menjadi lengkap oleh efek inhibisi kortisol pada sekresi
CRH dan ACTH masing-masing oleh hipotalamus dan hipofisis anterior.
Sistem umpan balik negatif untuk kortisol mempertahankan kadar
sekresi hormon ini relatif konstan di sekitar titik patokan. Pada kontrol umpan
balik negatif dasar ini terdapat dua faktor tambahan yang mempengaruhi
konsentrasi kortisol plasma dengan mengubah titik patokan: irama diurnal
dan stres, dimana keduanya bekerja pada hipotalamus untuk mengubah
tingkat sekresi CRH.
Konsentrasi kortisol plasma memperlihatkan irama diurnal khas,
dengan kadar tertinggi terjadi pada pagi hari dan terendah pada malam hari.
Irama diurnal ini, yang intrinsik bagi sistem kontrol hipotalamus-hipofisis,
berkaitan terutama dengan siklus bangun-tidur. Kadar puncak dan kadar
terendah berbalik pada orang bekerja malam hari dan tidur siang hari. Selain
itu, karena kortisol membantu orang menahan stres.Peningkatan drastis
sekresi kortisol, yang diperantarai oleh susuan saraf pusat melalui
peningkatan aktivitas sistem CRH-ACTH, terjadi sebagai respons terhadap
segaja jenis situasi stres.

3. Hormon seks identik atau serupa dengan yang di hasilkan oleh gonad (testis
pada pria, ovarium pada wanita). Hormon seks adrenokorteks yang paling
banyak dan penting secara fisiologis adalah dehidroepiandrosteron, suatu
hormon seks pria. Hormon seks adrenal di produksi oleh dua zona korteks
paling dalam.

Pada kedua jenis kelamin, korteks adrenal menghasilkan androgen,


atau hormon seks pria, dan estrogen, atau hormon seks wanita. Tempat
utama produksi hormon seks adalah gonad: testis untuk androgen dan
ovarium untuk estrogen.
Pada keadaan normal, androgen dan estrogen adrenal kurang banyak
atau kurang kuat untuk menginduksi efek maskulinisasi atau feminisasi.Satu-
satunya hormon seks adrenal yang memiliki makna biologis adalah androgen
dehidroepiandrosteron (DHEA).Produk androgen primer testis adalah
testosteron yang paling poten, tetapi androgen adrenal yang paling banyak
adalah DHEA yang jauh lebih lemah. DHEA adrenal dikalahkan oleh
testosteron testis pada pria tetapi memiliki makna fisiologis pada wanita, yang
tidak memiliki androgen lain. Androgen adrenal ini mengatur proses-proses
dependen androgen pada wanita misalnya pertumbuhan rambut pubis dan
ketiak, penguatan lonjakan pertumbuhan masa remaja, serta perkembangan
dan pemeliharaan dorongan seks wanita.
Karena enzim-enzim yang dibutuhkan untuk menghasilkan estrogen
ditemukan dalam konsentrasi sangat rendah di sel adrenokorteks maka dalam
keadaan normal estrogen dihasilkan dalam jumlah sangat sedikit dari sumber
ini.
Selain mengontrol sekresi kortisol, ACTH (bukan hormon gonadtropik
hipofisis) mengontrol sekresi androgen adrenal. Secara umum, pengeluaran
kortisol dan DHEA oleh korteks adrenal sejajar satu sama lain. Namun,
androgen adrenal memberi umpan balik diluar lengkung hipotalamus-
hipofisis anterior-korteks adrenal.DHEA tidak menghambat CRH, tetapi
menghambat gonadotropin-releasing hormone, seperti yang dilakukan oleh
androgen testis.
Lonjakan sekresi DHEA dimulai saat pubertas dan memuncak pada
usia antara 25 dan 30 tahun. Setelah usia 30 tahun, sekresi DHEA mulai
menurun, sampai pada usia 60 tahun, konsentrasi DHEA plasma kurang dari
15% dari kadar puncaknya.

2.2.2 Medula Adrenal


Medula adrenal sebenarnya adalah suatu bagian modifikasi dari sistem saraf
simpatis.Jalur simpatis terdiri dari dua neuron dalam rangkaian-satu neuron
praganglion yang berasal dari SSP, yang serat akson nya berakhir di neuron
pascaganglion (neuron kedua) yang terletak di perifer, yang selanjutnya berakhir di
organ efektor.Neurotransmiter yang dibebaskan oleh serat pascaganglion simpatis
adalah norepinefrin, yang berinteraksi secara lokal dengan organ yang disarafi
melalui pengikatan dengan reseptor sasaran spesifik yang di kenal sebagai reseptor
adrenergik. (Lauralee Sherwood, 2012)
Medula adrenal terdiri dari neuron simpatis pascaganglion modifikasi.Tidak
seperti neuron simpatis pascaganglion biasa, neuron di medula adrenal tidak memiliki
serat akson yang berakhir di organ efektor. Pada stimulasi oleh serat praganglion,
badan sel ganglion di dalam medula adrenal mengeluarkan bahan perantara kimiawi
langsung kedalam darah. Dalam hal ini, bahan perantara (transmiter) ini di anggap
sebagai hormon bukan neurotransmiter.Seperti serat simpatis, medula adrenal
mengeluarkan norepinefrin, tetapi produk sekresi utamanya adalah suatu pembawa
pesan kimiawi serupa yang dimanai epinefrin.Baik epinefrin dan norepinefrin
termasuk dalam golongan katekolamin, yang berasal dari asam amino tirosin.
Epinefrin dan norepinefrin adalah sama kecuali bahwa epinefrin juga memiliki satu
gugus metil. (Lauralee Sherwood, 2012)
Katekolamin di bentuk hampir seluruhnya di dalam sitosol sel sekretorik
adrenomedula.Setelah di produksi, epinefrin dan norepinefrin disimpan di dalam
granula kromafin, yang serupa dengan vesikel penyimpanan transmiter di ujung saraf
simpatis.Pemisahan katekolamin dalam granula kromafin melindungi bahan ini dari
kerusakan oleh enzim enzim sitosol sewaktu penyimpanan.
Katekolamin disekresikan ke dalam darah oleh eksositosis granula
kromafin.Pelepasan bahan ini analog dengan mekanisme pelepasan vesikel sekretorik
yang mengandung hormon peptida atau pelepasan norepinefrin di terminal
pascaganglion simpatis.
Dari seluruh katekolamin adrenomedula, terdiri dari epinefrin 80% dan
norepinefrin 20%.Sementara epinefrin dibentuk secara eksklusif oleh medula adrenal,
sebagian besar norepinefrin dihasilkan oleh serat pascaganglion simpatis.Norepinefrin
adronomedula umumnya di keluarkan dalam jumlah yang terlalu kecil untuk
menimbulkan efek yang signifikan pada sel sasaran.
Epinefrin dan norepinefrin memiliki afinitas yang berbeda terhadap empat

1 2 1 2
tipe reseptor: reseptor adrenergik , , dan . Sebagian besar sel

1 2
sasaran memiliki reseptor , sebagian memiliki hanya , sebagian hanya

2 1 2 1
, sebagian memiliki baik maupun , dan reseptor nyaris hanya

ditemukan di jantung. Secara umum, respons yang dipicu oleh pengaktifan reseptor
1 1 2 2
dan eksitatorik, sementara respons terhadap stimulasi dan

umumnya inhibitorik.
1
Norepinefrin terutama berikatan dengan reseptor dan yang

terletak dekat dengan terminal serat simpatis pascaganglion. Hormon epinefrin, yang

1
dapat mencapai semua reseptor dan melalui sirkulasi, berinteraksi dengan

reseptor yang sama dengan kekuatan hampir sama seperti neurotransmiter


norepinefrin. Karena itu, epinefrin dan norepinefrin menimbulkan efek serupa di
banyak jaringan, dengan epinefrin umumnya memperkuat aktivitas saraf simpatis.

2
Selain itu, epinefrin mengaktifkan reseptor , sementara pengaruh sistem saraf

2
simpatis pada reseptor ini sangat kecil. Banyak dari reseptor yang pada

hakikatnya eksklusif untuk epinefrin terletak di jaringan yang bahkan tidak mendapat
persarafan simpatis tetapi di capai oleh epinefrin melalui darah.
2
Kadang epinefrin, melalui pengaktifan eksklusif reseptor ,

menimbulkan efek berbeda dari yang di timbulkan oleh norepinefrin dan epinefrin
melalui pengaktifan bersama reseptor adrenergik lain. Sebagai contoh, norepinefrin
dan epinefrin menimbulkan efek vasokontriksi generalisata yang di perantarai oleh

1
reseptor . Sebaliknya, epinefrin menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah

2
yang mengaliri otot rangka dan jantung melalui pengaktifan reseptor .
Epinefrin hanya berfungsi pada kerja sistem saraf simpatis, yang bertanggung
jawab atas stimulasi sekresinya dari medula adrenal.Sekresi epinefrin selalu
menyertai lepas muatan sistem saraf simpatis generalisata sehingga aktivitas simpatis
secara tak langsung mengontrol kerja epinefrin.
Hormon-hormon adrenomedula tidak essensial untuk hidup tetapi hampir
semua organ ditubuh dipengaruhi oleh katekolamin ini.Hormon-hormon ini berperan
penting dalam melaksanakan respon stress, mengatur tekanan darah arteri, dan
mengontrol metabolisme bahan bakar.
Secara spesifik sistem saraf simpatis dan epinefrin meningkatkan kecepatan
dan kekuatan kontraksi jantung, meningkatkan curah jantung, dan menyebabkan
vasokontriksi generalisata yang menyebabkan resistensi perifer total. Bersama-sama,
efek tersebut meningkatkan tekanan darah sehingga tersedia cukup gaya dorong untuk
memaksa darah ke organ-organ yang paling vital dalam menghadapi situasi darurat.
Sementara itu, vasodilatasi arteri koronaria dan pembuluh darah otot rangka yang
dipicu oleh epinefrin dan faktor metabolik lokal menggeser darah ke jantung dan otot
rangka dari bagian tubuh lain yang mengalami vasokontriksi.
Karena pengaruhnya yang besar pada jantung dan pembuluh darah maka
sistem simpatis dan epinefrin juga berperan penting dalam pemeliharaan tekanan
darah arteri.Epinefrin (tetapi bukan norepinefrin) menyebabkan dilatasi saluran napas
untuk mengurangi resistensi yang dihadapi aliran udara masuk dan keluar
paru.Epinefrin dan norepinefrin juga mengurangi aktivitas pencernaan dan
menghambat pengosongan kandung kemih, yaitu dua aktivitas yang dapat ditunda
selama situasi lawan atau lari.
Epinefrin memiliki beberapa efek metabolik penting. Secara umum, epinefrin
menyebabkan mobilisasi cepat simpanan karbohidrat dan lemak untuk dapat
menyediakan energi yang digunakan oleh otot yang sedangaktif. Secara spesifik,
epinefrin meningkatkan kadar glukosa darah dengan beberapa mekanisme yang
berbeda. Pertama, hormon ini merangsang glukoneogenesis dan glikogenolisis di hati,
dengan yang terakhir adalah penguraian simpanan glikogen menjadi glukosa yang
kemudian dibebaskan kedalam darah.Epinefrin juga merangsang glikogenolisis di
otot rangka.Namun, karena terdapat perbedaan antara enzim di hati dan otot maka
glikogen otot tidak dapat langsung diubah menjadi glukosa.Penguraian glikogen otot
membebaskan asam laktat ke dalam darah.Hati mengeluarkan asam laktat dari darah
dan mengubahnya menjadi glukosa. Sehingga efek epinefrin pada otot rangka secara
tidak langsung membantu meningkatkan kadar glukosa. Epinefrin dan sistem saraf
simpatis juga dapat meningkatkan efek hiperglikemik ini dengan menghambat sekresi
insulin, hormon pankreas yang bertanggung jawab memindahkan glukosa dari darah,
dan dengan merangsang glukagon, hormon pankreas lainnya yang merangsang
glikogenolisis dan glukoneogenesis di hati. Selain meningkatkan kadar glukosa darah,
epinefrin juga meningkatkan kadar asam lemak darah dengan mendorong lipolisis.
Efek metabolik epinefrin sesuai untuk lawan dan lari.Peningkatan glukosa
dan asam lemak menghasilkan tambahan bahan bakar yang diperlukan untuk
menjalankan aktivitas otot yang diperlukan dalam situasi ini dan menjamin
kecukupan nutrisi bagi otak saat krisis ketika tidak ada nutrien baru yang
dikonsumsi.Otot dapat menggunakan asam lemak untuk menghasilkan energi tetapi
otak tidak.Karena efeknya yang luas maka epinefrin juga meningkatkan laju
metabolik keseluruhan.Di bawah pengaruh epinefrin, banyak jaringan melakukan
metabolisme secara lebih cepat.Sebagai contoh, kerja jantung dan otot pernapasan
menigkat, dan kecepatan metabolisme dihati bertambah.Karena itu, epinefrin serta
hormon tiroid dapat meningkatkan laju metabolik.
Epinefrin mempengaruhi susunan saraf pusat untuk menimbulkan keadaan
terjaga dan meningkatkan kewaspadaan SSP. Hal ini memungkinkan kita berpikir
cepat untuk membantu mengatasi ancaman kedaruratan. Banyak obat yang digunakan
sebagai perangsang atau sedatif menimbulkan efek dengan mengubah kadar
ketokolamin di SSP.
Baik epinefrin maupun norepinefrin menyebabkan pengeluaran keringat,
yang membantu tubuh membuang panas tambahan yang dihasilkan oleh aktivitas
otot.Epinefrin juga berkerja pada otot polos mata untuk menyebabkan dilatasi pupil
dan pendataran lensa.Efek efek ini menyesuaikan mata untuk penglihatan yang lebih
luas sehingga gambaran ancaman keseluruhan dapat cepat diketahui.
Sekresi katekolamin oleh medula adrenal di kontrol seluruhnya oleh sinyal
simpatis ke kelenjar tersebut.Ketika sistem simpatis diaktifkan oleh kondisi takut atau
stres, kondisi tersebut juga memicu lonjakan pelepasan katekolamin
adrenomedula.Konsentrasi epinefrin dalam darah dapat dapat meningkat hingga 300
kali daripada normal, dengan jumlah epinefrin yang dibebaskan bergantung pada jenis
dan intensitas rangsangan.

2.3 Penyakit Akibat Kelainan Hormon


Meskipun jarang, terdapat sejumlah gangguan yang mengenai fungsi
adrenokorteks.Dapat terjadi sekresi berlebihan dari ketiga kategori hormon
adrenokorteks.Karena itu, dapat dibedakan tiga pola utama gejala yang ditimbulkan
oleh hiperadrenalis, bergantung pada tipe hormon apa yang berlebihan: hipersekresi
aldosteron, hipersekresi kortisol, dan hipersekresi androgen adrenal.
1) Hipersekresi Aldosteron
Kelebihan sekresi mineralkortokoid dapat di sebabkan oleh :
a. Hipersekresi dari rumor adrenal yang dibentuk oleh sel penghasil
aldosterone (hiperaldosteronisme primer, atau sindrom Conn)
b. Peningkatan berebihan aktivitas system renin-angiotensin
(hiperaldosteronisme sekunder).
Selanjutnya disebabkan oleh sejumlah penyakit yang menyebabkan
penurunan kronik aliran darah arteri ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan
berlebihan sistem renin-angiotensin-aldosteron. Salah satu contoh adalah
aterosklerosis yang menyebabkan penyempitan arteri renalis.
Gejala hiperaldosteronisme primer atau sekunder berkaitan dengan efek
aldosterone yang berlebihan yaitu, retensi Na+ dalam jumlah besar
(hipernatremia) dan deplesi K+ (hipokalemia).Tekanan darah tinggi (hipertensi)
biasanya ada, namun tidak secara parsial karena retensi Na + dan cairan yang
berlebihan.

2) Hipersekresi Kortisol
Sekresi kortisol yang berlebihan (sindrom Cushing) dapat disebabkan
oleh:
a. Stimulasi berlebihan korteks adrenal oleh CRH dan ACTH kadar
tinggi.
b. Tumor adrenal yang mengeluarkan kortisol secara berlebihan tanpa
bergantung pada ACTH.
c. Tumor penghasil ACTH yang terletak di luar hipofisis, terutama di
paru. Apapun sebabnya, gambaran yang menonjol pada sindrom ini
berkaitan dengan efek berlebihan glikokortiroid, dengan gejala utama
adalah glukoneogenesis yang berlebihan.
Jika terlalu banyak asam amino yang diubah menjadi glukosa maka tubuh
mengalami kelebihan glukosa (glukosa darah tinggi) dan kekurangan
protein.Karena hiperglikemia dan glukosuria (glukosa dalam urin) yangb terjadi
mirip dengan diabetes mellitus maka penyakit ini kadang disebut diabetes
adrenal.Oleh sebab-sebab belum jelas, sebagian dari glukosa ekstra ini mengendap
sebagai lemak tubuh di lokasi-lokasi yang khas untuk penyakit ini yaitu abdomen,
di atas tulang beikat, dan di wajah. Distribusi abnormal lemak di dua lokasi
terakhir ini masing-masing disebut buffalo hump (punuk sapi) dan moon face
(wajah bulan) sementara itu, anggota badan tetap kurus.
Selain efek-efek yang berikatan dengan kelebihan produksi glukosa, efek
lain timbul karena mobilisasi luas asam-asam amino dari protein tubuh untuk
dogunakan sebagai prekusor glukosa. Berkurangnya protein otot menyebabkan
kelemahan otot dan kelelahan.Kulit abdomen yang kekurangan protein dan
menipis menjadi tegang berlebihan oleh endapan lemak, membentuk garis-garis
ireguler ungu kemerahan.Berkurangnya protein structural di dinding pembuluh
halus menyebabkan pasiean mudah memar.Penyembuhan luka terhambat karena
pembentukan kolagen, protein structural utama di kulit tertekan.Selain itu,
berkurangnya rangka kolagen tulang memperlemah tulang sehingga dapat terjadi
fraktur spontan atau karena cedera ringan.

3) Hipersekresi Androgen Adrenal


Kelebihan sekresi andogen adrenal, suatu penyakit yang menyebakan
maskulinisasi, lebih sering daripada penyakit kelebihan sekresi estrogen adrenal
yang menyebabkan feminisasi dan sangat jarang di jumpai. Kedua penyakit ini
disebut sindrom adrenogenital, yang menekankan menonjolnya efek kelebihan
hormone seks adrenal pada genitalia dan karakteristik seks terkait.
Gejala yang terjadi karena sekresi androgen berlebihan bergantung pada
jenis kelamin dan usia ketika hiperaktivitas ini dimulai.
a. Pada wanita dewasa, karena amdrogen menimbulkan efek maskulinisasi
maka wanita dengan penyakit ini cenderung mengalami pola pertumbuhan
rambut seperti laki-laki, suatu keadaan yang disebut hirsutisme. Pasien
juga biasanya memperlihatkan karakterisktik seks sekunder pria misalnya
suara menjadi lebih berat serta lengan dan tungkai berotot. Payudara
mungkin mengecil dan haid berhenti akibat akibat supresi andogen dan
pada jalur hipotalamus-hipofisis-ovarium untuk sekresi hormone seks
wanitanya sendiri.
b. Pada bayi perempuan baru lahir. Bayi perempuan baru lahir dengan
sindrom adrenogenital memperlihatkan genitalia eksterna mirip pria,
karena sekresi androgen berlebihan telah terjadi secara dini selama masa
janin dan mempengaruhi perkembangan genitalia mereka sesuai garis pria,
serupa dengan pembentukan pria di bawah pengaruh androgen testis.
Klitoris, yang merupakan homolog penis pada wanita, membesar di bawah
pengaruh androgen dan tampak seperti penis sehingga pada sebagian kasus
sulit mula-mula jenis kelamin bayi. Karena itu, kelainan hormone ini
adalah salah satu penybab utama pseudohermafroditisme wanita, suatu
keadaan dimana gonad wanita (ovarium) terbentuk genitalia eksterna mirip
pada pria. (Hemafrodit sejati memiliki gonad kedua jenis kelamin).
c. Pada pria prapubertas. Sekresi androgen adrenal yang berlebihan pada
anak laki-laki prapubertas menyebabkan mereka mengalami pembentukan
karakteristik seks sekunder secara lebih dini, misalnya suara menjadi lebih
berat, janggut, penis membesar, dan dorongan seks. Keadaan ini disebut
pseudopubertas prekoks untuk membedakannya dari pubertas sejati, yang
terjadi karena peningkatan aktivitas tertis. Pada pseudopubertas prekoks,
sekresi androgen dari korteks adrenal tidak disertai oleh produksi sperma
atau aktivitas gonad lain karena testis masih berada dalam keadaan
prapubertas nonfungsional.
d. Pada pria dewasa. Aktivitas kelebihan androgen adrenal pada pria tidak
menimbulkan efek yang jelas, karena semua efek maskulinisasi yang
dipicu oleh DHEA yang lemah , meskipun dalam jumlah yang berlebihan,
tidak bermakna dibandingkan dengan efek maskulinisasi yang ditimbulkan
oleh testosteron testis yang lebih poten dan lebih banyak.

Sindrom adrenogenital paling sering disebabkan oleh defek enzim


herediter di jalur steroidogenik kortisol.Jalur untuk sintesis androgen bercabang
dari jalur biosintetik normail untuk kortisol.Ketika terjadi defisiensi suatu enzim
yang secara spesifik esensial untuk sintesis kortisol maka sekresi kortisol
berkurang. Penurunan sekresi kortisol menghilangkan efek umpan balik negatif
pada hipotalamus dan hipofisis anterior sehingga kadar CRH dan ACTH
meningkat. Korteks adrenal yang defektif tidak mampu berespons terhadap
peningkatan ACTH dengan meningkatkan sekresi kortisol tetapi mengalihkan
prekusor-prekusor kolesterolnya ke jalur androgen.Akibatnya adalah produksi
DHEA yang berlebihan.Androgen yang berlebian ini tidak menghambat ACTH
tetapi menghamabt gonadotropin.Karena produksi gamet tidak terangsang tanpa
adanya gonadotropin maka orang dengan sindrom adrenogenital steril.Tentu saja
mereka memperlihatkan gejala-gejala defisiensi kortisol.
Gejala virilisasi adrenal, sterilitas, dan defisiensi kortisol semua dapat
diatasi denganpemberian glukokortiroid.Pemberian glikokortiroid eksogen
menggantikan deficit kortisol dan yang lebih drastis menghambat hipotalamus dan
hipofisis anterior sehingga sekresi ACTH tertekan. Jika sekresi ACTH telah
berkurang maka korteks adrenal tidak lagi dirangsang secara terus menerus dan
sekrersi androgen akan turun secara nyata. Berkurangnya androgen adrenal dalam
jumlah besar dari sirkulasi memungkinkan ciri maskulinisasi mereda dan sekresi
gonadotropin kembali normal. Tanpa mengetahui bagaimana sistem-sistem
hormone saling berkaitan, akan sulit di pahami bagaimana pemberian
glukokortiroid dapat secara dramatis memulihkan gejala maskulinisasi dan
sterilitas.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Kelenjar adrenal merupakan sepasang kelenjar endokrin yang yang terletak
pada bagian atas setiap ginjal dan membentuk piramida datar. Kelenjar ini
dibedakan menjadi 2 bagian, korteks adrenal dan medula adrenal.
b. Bagian korteks adrenal mengasilkan hormone mineralokortikoid,
glukokortikoid, dan hormone seks, sedangkan bagian medulla adrenal
menghasilkan hormone epinefrin dan norepinefrin.
c. Penyakit akibat kelainan hormone ini diantaranya adalah sindrom Conn,
hiperaldosteronisme sekunder, sindrom Cushing, dan sindrom Adrenogenital.
3.2 Saran

Jagalah kesehatan kelenjar-kelenjar dalam tubuh kita yang mengeluarkan


hormone karena hal itu sangat penting untuk fungsi organ tubuh kita. Sering
berolahraga dan makan makanan sehat akan membantu daya kerja hormon.

Anda mungkin juga menyukai