PENDAHULUAN
Kelenjar endokrin adalah system yang bekerja dengan perantaraan zat-zat kimia
(hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin .Kelenjar endokrin merupakan kelenjar
buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah dan cairan
limfe.Hasil sekresinya beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati saluran
(duktus).Permukaan sel kelenjar menempel pada dinding stenoid/kapiler darah.Hasil sekresi
dari kelenjar disebut hormon.
Hormon merupakan bahan yang dihasilkan oleh organ tubuh yang memiliki efek
regulatorik spesifik terhadap aktivitas organ tertentu. Setelah disekresi ileh kelenjar
endokrin , hormone diangkut oleh darah ke jaringan sasaran untuk mempengaruhi/mengubah
kegiatan jaringan tersebut. Hormon yang dihasilkan berupa satu macam hormone (hormon
tunggal) dan lebih dari satu (hormon ganda).
Hormon adalah penghantar (transmitter) kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus
kedalam aliran darah dan selanjutnya dibawa oleh sel-sel tanggap (responsive cells) tempat
terjadinya dalam berbagai macam cara yang rumit dengan melibatkan sistem saraf. Sistem
endokrin terdiri dari atas kelenjar-kelenjar endokrin yang bekerja sama dengan sistem saraf
yang mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ tubuh.
Kelenjar adrenal adalah salah satu kelenjar endokrin yang ada dalam tubuh manusia yang
berbentuk ceper dan terdapat pada bagian atas dari ginjal.Beratnya sekitar 5-9 gram dan
berjumlah dua buah sesuai denganjumlah ginjal.Kelenjar ini terdiri atas dua bagian yaitu
bagiian luar (korteks) yang berasal dari sel-sel mesodermal dan bagian sebelah dalam disebut
medulla yang berasal dari sel-sel ectodermal.
Karena pentinngnya untuk mengetahui anatomi dan fisiologi dari sistem kelenjar
endokrin serta kelenjar adrenal ini maka kami membuat makalah tentang Kelenjar Adrenal.
BAB II
ISI
2.1 Kelenjar Endokrin
2.1.1 Pengertian
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu yang mengirim hasil sekresinya langsung
kedalam darah dan cairan limfe.Hasil sekresinya beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati
saluran.Permukaan sel kelenjar menempel pada dinding kapiler darah. Hasil sekresi dari kelenjar
endokrin disebut hormon
Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya
perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf.Perubahan yang dikontrol
oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang.Contohnya
pertumbuhan dan pematangan seksual.Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang
penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium,
dan testis.
6. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan air
Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan
tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat
dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan
oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
Kelenjar dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
a. Kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil
sekretnya/getahnya. Contoh: kelenjar-kelenjar pencernaan.
b. Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran
hasil sekretnya/getahnya. Contoh: kelenjar hipofisis, thyroid, thymus, kelenjar
adrenal,dll.
Terdapatnya 2 (dua) organ endokrin dalam kelenjar adrenal yaitu Medulla pada bagian
dalam dan Korteks pada bagian luar.Korteks adrenal.gonad, dan plasenta berbagi kemampuan
untuk mensintesis hormon steroid. Ini berasal dari asetat atau kolesterol dan dibangun oleh kerja
enzim yang khas.Semua jaringan penghasil steroid dapat membuat androgen dan estrogen, tetapi
hanya korteks adrenal yang memiliki enzim yang diperlukan bagi pembentukan
kortisol.Kortrisol sebagai produk dari glukokortioid korteksadrenal yang disintesa pada zona
fasikulata dapat mempengaruhimetabolisme protein, karbohidrat, dan lipid serta berbagai fungsi
fisiologis lainnya.
Fungsi dari korteks adrenal , yaitu :
a. Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam-garam.
b. Mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein
c. Mempengaruhi aktivitas jaringan limfoid
Fungsi dari Medulla , yaitu :
a. Vasokontriksi pembuluh darah perifer
b. Relaksasi bronkus
c. Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna mengurangi
perdarahan pada operasi kecil
Pada tahap selanjutnya akan berpengaruh terhadap keseimbangan metabolisme tubuh
seluruhnya, sehingga pemahaman terhadap anatomi , fisiologidan metabolisme dari
glukokortikoid khususnya kortisol sangat diperlukan, karena glukokortioid sangat berpengaruh
terhadap wanita hamil maupun tidak hamil disamping itu adanya kelainan dari kelenjar adrenal
akan menyebabkan manifestasi klinis yang buruk, seperti sindroma Cushing, Addison desease,
bahkan terhadap kehamilan yang dapat menyebabkan persalinan preterm.
Hormon merupakan bahan yang dihasilkan oleh organ tubuh yang memiliki efek
regulatorik spesifik terhadap aktivitas organ tertentu. Setelah disekresi ileh kelenjar endokrin ,
hormone diangkut oleh darah ke jaringan sasaran untuk mempengaruhi/mengubah kegiatan
jaringan tersebut. Hormon yang dihasilkan berupa satu macam hormone (hormon tunggal) dan
lebih dari satu (hormon ganda).
Hormon adalah penghantar (transmitter) kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus
kedalam aliran darah dan selanjutnya dibawa oleh sel-sel tanggap (responsive cells) tempat
terjadinya dalam berbagai macam cara yang rumit dengan melibatkan sistem saraf.
Hormon berfungsi :
a. Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh.
b. Memacu reproduksi.
c. Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis.
d. Mengatur tingkah laku.
Ciri-ciri hormon :
a. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah
yang sangat kecil
b. Diangkut oleh darah menuju ke sel/ jaringan target
c. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target
d. Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus
e. Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat pula mempengaruhi
beberapa sel target yang berlainan.
1. Mineralokortikoid
Mineralokortikoid terutama aldosteron, mempengaruhi keseimbangan
+ +
mineral (elektrolit), khususnya keseimbangan Na dan K . Hormon ini
+ +
retensi Na dan meningkatkan eliminasi K sewaktu proses
+
pembentukan urin. Retensi Na oleh aldosteron akan secara sekunder
H2O
menginduksi retensi amotik , meningkatkan volume CES, yang
+
mencolok volume plasma akibat pengeluaran berlebih Na penahan
H2O
.
Sekresi aldosteron ditingkatkan oleh :
1) Pengaktifan sistem renin-angiotensin-aldosteron dan faktor-faktor
+
yang berkaitan dengan penurunan Na dan tekanan darah, serta
+
K .
2. Glukokortikoid
Glukokortikoidterutama kortisol, berperan besar dalam metabolisme
glukosa serta metabolisme protein dan lemak.Hormon ini dihasilkan pada
bagian zona fasikulata.
Efek keseluruhan dari pengaruh kortisol pada metabolisme adalah
peningkatan konsentrasi glukosa darah dengan mengorbankan simpanan
lemak dan protein. Secara spesifik, kortisol melakukan fungsi-fungsi berikut :
1) Merangsang glukoneogenesis di hati, perubahan sumber-sumber
nonkarbohidrat (yaitu asam amino) menjadi karbohidrat di dalam hati.
Antara waktu makan atau selama puasa, ketika tidak ada nutrient baru
yang diserap ke dalam darah untuk digunakan dan disimpan, glikogen
di hati cenderung berkurang karena diuraikan untuk membebaskan
glukosa ke dalam darha. Glukoneogenesis adalah faktor penting untuk
mengganti simpanan glikogen hati dan karenanya mempertahankan
kadar glukosa darah tetap normal di antara waktu makan. Hal ini
penting karena otak hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan
bakar metabolik, namun jaringan saraf sama sekali tidak dapat
menyimpan glikogen. Karena itu, konsentrasi glukosa dalam darah
harus dipertahankan pada tingkat yang sesuai agar otak yang
bergantung pada glukosa mendapat nutrient yang memadai
2) Menghambat penyerapan dan pemakaian glukosa oleh banyak
jaringan, kecuali otak, sehingga glukosa tersedia bagi otak yang
membutuhkan bahan ini secara mutlak sebagai bahan bakar metabolik.
Efek ini ikut berperan meningkatkan konsentrasi glukosa darah yang
ditimbulkan oleh glukoneogenesis.
3) Merangsang penguraian protein di banyak jaringan, khusunya otot.
Dengan menguraikan sebagian dari protein otot menjadi
konstituennya (asam amino), kortisol meningkatkan konsentrasi asam
amino darah. Asam-asam amino yang di mobilisasi ini tersedia untuk
glukoneogenesis atau dimanapun mereka dibutuhkan, misalnya untuk
memperbaiki jaringan yang rusak atau sintesis struktur sel baru
4) Mempermudah lipolisis, penguraian simpanan lemak (lipid) di
jaringan adiposa sehingga asam-asam lemak dibebaskan ke dalam
dara. Asam-asam lemak yang di mobilisasi ini tersedia sebagai bahan
bakar metabolik alternatif bagi jaringan yang dapat menggunakan
sumber energi ini sebagai pengganti glukosa sehingga glukosa di
hemat untuk otak.
Kortisol sangat penting karena sifat permisifnya.Sebagai contoh,
kortisol harus ada dalam jumlah memadai agar katekolamin dapat
menimbulkan vosokontriksi.Orang yang kekurangan kortisol, jika tidak di
obati, dapat mengalami syok sirkulasi pada situasi penuh stres yang
membutuhkan vasokontriksi luas dalam waktu cepat.
Sekresi kortisol oleh korteks adrenal di atur oleh sistem umpan balik
negatif yang melibatkan hipotalamus dan hipofisis anterior.ACTH dari
hipofisis anterior merangsang korteks adrenal untuk mengeluarkan
kortisol.ACTH berasal dari sebuah molekul prekursor besar,
proopiomelanokortin, yang di produksi di dalam retikulum endoplasma sel
penghasil ACTH hipofisis anterior. Sebelum sekresi, prekursor besar ini di
potong menjadi ACTH dan beberapa peptida lain yang aktif secara biologis,
yaitu melanocyte-stimulating hormone (MSH) dan suatu bahan mirip morfin,
-endorfin.
Karena bersifat tropik bagi zona fasikulata dan zona retikularis maka
ACTH merangsang pertumbuhan dan sekresi kedua lapisan dalam korteks
ini.Jika ACTH tidak terdapat dalam jumlah memadai maka lapisan-lapisan ini
menciut dan sekresi kortisol merosot drastis.
Sel penghasil ACTH, selanjutnya hanya mengeluarkan produknya atas
perintah corticotropin-releasing hormone (CRH) dari hipotalamus.Lengkung
kontrol umpan balik menjadi lengkap oleh efek inhibisi kortisol pada sekresi
CRH dan ACTH masing-masing oleh hipotalamus dan hipofisis anterior.
Sistem umpan balik negatif untuk kortisol mempertahankan kadar
sekresi hormon ini relatif konstan di sekitar titik patokan. Pada kontrol umpan
balik negatif dasar ini terdapat dua faktor tambahan yang mempengaruhi
konsentrasi kortisol plasma dengan mengubah titik patokan: irama diurnal
dan stres, dimana keduanya bekerja pada hipotalamus untuk mengubah
tingkat sekresi CRH.
Konsentrasi kortisol plasma memperlihatkan irama diurnal khas,
dengan kadar tertinggi terjadi pada pagi hari dan terendah pada malam hari.
Irama diurnal ini, yang intrinsik bagi sistem kontrol hipotalamus-hipofisis,
berkaitan terutama dengan siklus bangun-tidur. Kadar puncak dan kadar
terendah berbalik pada orang bekerja malam hari dan tidur siang hari. Selain
itu, karena kortisol membantu orang menahan stres.Peningkatan drastis
sekresi kortisol, yang diperantarai oleh susuan saraf pusat melalui
peningkatan aktivitas sistem CRH-ACTH, terjadi sebagai respons terhadap
segaja jenis situasi stres.
3. Hormon seks identik atau serupa dengan yang di hasilkan oleh gonad (testis
pada pria, ovarium pada wanita). Hormon seks adrenokorteks yang paling
banyak dan penting secara fisiologis adalah dehidroepiandrosteron, suatu
hormon seks pria. Hormon seks adrenal di produksi oleh dua zona korteks
paling dalam.
1 2 1 2
tipe reseptor: reseptor adrenergik , , dan . Sebagian besar sel
1 2
sasaran memiliki reseptor , sebagian memiliki hanya , sebagian hanya
2 1 2 1
, sebagian memiliki baik maupun , dan reseptor nyaris hanya
ditemukan di jantung. Secara umum, respons yang dipicu oleh pengaktifan reseptor
1 1 2 2
dan eksitatorik, sementara respons terhadap stimulasi dan
umumnya inhibitorik.
1
Norepinefrin terutama berikatan dengan reseptor dan yang
terletak dekat dengan terminal serat simpatis pascaganglion. Hormon epinefrin, yang
1
dapat mencapai semua reseptor dan melalui sirkulasi, berinteraksi dengan
2
Selain itu, epinefrin mengaktifkan reseptor , sementara pengaruh sistem saraf
2
simpatis pada reseptor ini sangat kecil. Banyak dari reseptor yang pada
hakikatnya eksklusif untuk epinefrin terletak di jaringan yang bahkan tidak mendapat
persarafan simpatis tetapi di capai oleh epinefrin melalui darah.
2
Kadang epinefrin, melalui pengaktifan eksklusif reseptor ,
menimbulkan efek berbeda dari yang di timbulkan oleh norepinefrin dan epinefrin
melalui pengaktifan bersama reseptor adrenergik lain. Sebagai contoh, norepinefrin
dan epinefrin menimbulkan efek vasokontriksi generalisata yang di perantarai oleh
1
reseptor . Sebaliknya, epinefrin menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah
2
yang mengaliri otot rangka dan jantung melalui pengaktifan reseptor .
Epinefrin hanya berfungsi pada kerja sistem saraf simpatis, yang bertanggung
jawab atas stimulasi sekresinya dari medula adrenal.Sekresi epinefrin selalu
menyertai lepas muatan sistem saraf simpatis generalisata sehingga aktivitas simpatis
secara tak langsung mengontrol kerja epinefrin.
Hormon-hormon adrenomedula tidak essensial untuk hidup tetapi hampir
semua organ ditubuh dipengaruhi oleh katekolamin ini.Hormon-hormon ini berperan
penting dalam melaksanakan respon stress, mengatur tekanan darah arteri, dan
mengontrol metabolisme bahan bakar.
Secara spesifik sistem saraf simpatis dan epinefrin meningkatkan kecepatan
dan kekuatan kontraksi jantung, meningkatkan curah jantung, dan menyebabkan
vasokontriksi generalisata yang menyebabkan resistensi perifer total. Bersama-sama,
efek tersebut meningkatkan tekanan darah sehingga tersedia cukup gaya dorong untuk
memaksa darah ke organ-organ yang paling vital dalam menghadapi situasi darurat.
Sementara itu, vasodilatasi arteri koronaria dan pembuluh darah otot rangka yang
dipicu oleh epinefrin dan faktor metabolik lokal menggeser darah ke jantung dan otot
rangka dari bagian tubuh lain yang mengalami vasokontriksi.
Karena pengaruhnya yang besar pada jantung dan pembuluh darah maka
sistem simpatis dan epinefrin juga berperan penting dalam pemeliharaan tekanan
darah arteri.Epinefrin (tetapi bukan norepinefrin) menyebabkan dilatasi saluran napas
untuk mengurangi resistensi yang dihadapi aliran udara masuk dan keluar
paru.Epinefrin dan norepinefrin juga mengurangi aktivitas pencernaan dan
menghambat pengosongan kandung kemih, yaitu dua aktivitas yang dapat ditunda
selama situasi lawan atau lari.
Epinefrin memiliki beberapa efek metabolik penting. Secara umum, epinefrin
menyebabkan mobilisasi cepat simpanan karbohidrat dan lemak untuk dapat
menyediakan energi yang digunakan oleh otot yang sedangaktif. Secara spesifik,
epinefrin meningkatkan kadar glukosa darah dengan beberapa mekanisme yang
berbeda. Pertama, hormon ini merangsang glukoneogenesis dan glikogenolisis di hati,
dengan yang terakhir adalah penguraian simpanan glikogen menjadi glukosa yang
kemudian dibebaskan kedalam darah.Epinefrin juga merangsang glikogenolisis di
otot rangka.Namun, karena terdapat perbedaan antara enzim di hati dan otot maka
glikogen otot tidak dapat langsung diubah menjadi glukosa.Penguraian glikogen otot
membebaskan asam laktat ke dalam darah.Hati mengeluarkan asam laktat dari darah
dan mengubahnya menjadi glukosa. Sehingga efek epinefrin pada otot rangka secara
tidak langsung membantu meningkatkan kadar glukosa. Epinefrin dan sistem saraf
simpatis juga dapat meningkatkan efek hiperglikemik ini dengan menghambat sekresi
insulin, hormon pankreas yang bertanggung jawab memindahkan glukosa dari darah,
dan dengan merangsang glukagon, hormon pankreas lainnya yang merangsang
glikogenolisis dan glukoneogenesis di hati. Selain meningkatkan kadar glukosa darah,
epinefrin juga meningkatkan kadar asam lemak darah dengan mendorong lipolisis.
Efek metabolik epinefrin sesuai untuk lawan dan lari.Peningkatan glukosa
dan asam lemak menghasilkan tambahan bahan bakar yang diperlukan untuk
menjalankan aktivitas otot yang diperlukan dalam situasi ini dan menjamin
kecukupan nutrisi bagi otak saat krisis ketika tidak ada nutrien baru yang
dikonsumsi.Otot dapat menggunakan asam lemak untuk menghasilkan energi tetapi
otak tidak.Karena efeknya yang luas maka epinefrin juga meningkatkan laju
metabolik keseluruhan.Di bawah pengaruh epinefrin, banyak jaringan melakukan
metabolisme secara lebih cepat.Sebagai contoh, kerja jantung dan otot pernapasan
menigkat, dan kecepatan metabolisme dihati bertambah.Karena itu, epinefrin serta
hormon tiroid dapat meningkatkan laju metabolik.
Epinefrin mempengaruhi susunan saraf pusat untuk menimbulkan keadaan
terjaga dan meningkatkan kewaspadaan SSP. Hal ini memungkinkan kita berpikir
cepat untuk membantu mengatasi ancaman kedaruratan. Banyak obat yang digunakan
sebagai perangsang atau sedatif menimbulkan efek dengan mengubah kadar
ketokolamin di SSP.
Baik epinefrin maupun norepinefrin menyebabkan pengeluaran keringat,
yang membantu tubuh membuang panas tambahan yang dihasilkan oleh aktivitas
otot.Epinefrin juga berkerja pada otot polos mata untuk menyebabkan dilatasi pupil
dan pendataran lensa.Efek efek ini menyesuaikan mata untuk penglihatan yang lebih
luas sehingga gambaran ancaman keseluruhan dapat cepat diketahui.
Sekresi katekolamin oleh medula adrenal di kontrol seluruhnya oleh sinyal
simpatis ke kelenjar tersebut.Ketika sistem simpatis diaktifkan oleh kondisi takut atau
stres, kondisi tersebut juga memicu lonjakan pelepasan katekolamin
adrenomedula.Konsentrasi epinefrin dalam darah dapat dapat meningkat hingga 300
kali daripada normal, dengan jumlah epinefrin yang dibebaskan bergantung pada jenis
dan intensitas rangsangan.
2) Hipersekresi Kortisol
Sekresi kortisol yang berlebihan (sindrom Cushing) dapat disebabkan
oleh:
a. Stimulasi berlebihan korteks adrenal oleh CRH dan ACTH kadar
tinggi.
b. Tumor adrenal yang mengeluarkan kortisol secara berlebihan tanpa
bergantung pada ACTH.
c. Tumor penghasil ACTH yang terletak di luar hipofisis, terutama di
paru. Apapun sebabnya, gambaran yang menonjol pada sindrom ini
berkaitan dengan efek berlebihan glikokortiroid, dengan gejala utama
adalah glukoneogenesis yang berlebihan.
Jika terlalu banyak asam amino yang diubah menjadi glukosa maka tubuh
mengalami kelebihan glukosa (glukosa darah tinggi) dan kekurangan
protein.Karena hiperglikemia dan glukosuria (glukosa dalam urin) yangb terjadi
mirip dengan diabetes mellitus maka penyakit ini kadang disebut diabetes
adrenal.Oleh sebab-sebab belum jelas, sebagian dari glukosa ekstra ini mengendap
sebagai lemak tubuh di lokasi-lokasi yang khas untuk penyakit ini yaitu abdomen,
di atas tulang beikat, dan di wajah. Distribusi abnormal lemak di dua lokasi
terakhir ini masing-masing disebut buffalo hump (punuk sapi) dan moon face
(wajah bulan) sementara itu, anggota badan tetap kurus.
Selain efek-efek yang berikatan dengan kelebihan produksi glukosa, efek
lain timbul karena mobilisasi luas asam-asam amino dari protein tubuh untuk
dogunakan sebagai prekusor glukosa. Berkurangnya protein otot menyebabkan
kelemahan otot dan kelelahan.Kulit abdomen yang kekurangan protein dan
menipis menjadi tegang berlebihan oleh endapan lemak, membentuk garis-garis
ireguler ungu kemerahan.Berkurangnya protein structural di dinding pembuluh
halus menyebabkan pasiean mudah memar.Penyembuhan luka terhambat karena
pembentukan kolagen, protein structural utama di kulit tertekan.Selain itu,
berkurangnya rangka kolagen tulang memperlemah tulang sehingga dapat terjadi
fraktur spontan atau karena cedera ringan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Kelenjar adrenal merupakan sepasang kelenjar endokrin yang yang terletak
pada bagian atas setiap ginjal dan membentuk piramida datar. Kelenjar ini
dibedakan menjadi 2 bagian, korteks adrenal dan medula adrenal.
b. Bagian korteks adrenal mengasilkan hormone mineralokortikoid,
glukokortikoid, dan hormone seks, sedangkan bagian medulla adrenal
menghasilkan hormone epinefrin dan norepinefrin.
c. Penyakit akibat kelainan hormone ini diantaranya adalah sindrom Conn,
hiperaldosteronisme sekunder, sindrom Cushing, dan sindrom Adrenogenital.
3.2 Saran