A. Globalisasi
Pasar bebas adalah sesuatu yang tidak biasa dihindari. Dunia semakin
cepat berubah dan Indonesia sudah seharusnya bersiap untuk itu. Era
sebagai negara berkembang dan merupakan negara yang cukup diminati oleh
negara asing. Pertama, karena memiliki potensi pasar yang besar terkait
dengan jumlah penduduk yang besarnya itu lebih dari 200 juta penduduk.
potensi pasar yang besar tidak mengherankan jika kelak semakin banyak
fasilitas kesehatan asing berupa rumah sakit maupun klinik yang membuka
cabang di Indonesia, di sisi lain rumah sakit dan klinik di luar negeri juga
pihak pemerintah maupun swasta pada dua pilihan, yaitu masuk dalam arena
kompetisi tanpa dibebani perubahan dan perbaikan. Oleh karena itu diperlukan
alternatif strategi bersaing yang tepat agar rumah sakit mampu bersaing
mengharuskan rumah sakit meningkatan kualitas dan mutu layanan agar tetap
ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu sumber daya manusia (SDM) atau
tenaga kerja dan sarana dan prasarana pendukung atau fasilitas kerja. Dari
kedua faktor utama tersebut sumber daya manusia lebih penting daripada
pendukung yang dimiliki oleh suatu organisasi, tanpa adanya sumber daya
kespesifikan dalam hal SDM, sarana prasarana dan peralatan yang dipakai.
Sering rumah sakit dikatakan sebagai organisasi yang padat modal, padat
sumber daya manusia, padat teknologi dan ilmu pengetahuan serta padat
regulasi. Padat modal karena rumah sakit memerlukan investasi yang tinggi
untuk memenuhi persyaratan yang ada. Padat sumber daya manusia karena di
dalam rumah sakit pasti terdapat berbagai profesi dan jumlah karyawan yang
banyak. Padat teknologi dan ilmu pengetahuan karena di dalam rumah sakit
disiplin ilmu yang berkembang dengan cepat. Padat regulasi karena banyak
intangible, maka SDM merupakan unsur yang sangat penting baik dalam
sakit.
C. Langkah langkah Rumah Sakit menghadapi Globalisasi
Untuk melaksanakan perubahan tersebut secara baik dan aman, faktor organisasi
tidak bisa hanya sekedar meniru dan mencontoh cara cara kesuksesan organisasi
lainnya, namun organisasi juga harus mampu meningkatkan perhatian pada nilai
berkompetitif yang hakiki yaitu organisasi memiliki ambisi, mentalitas dan ingin
menjadi yang terbaik dan menjadi pemenang diantara para pesaingnya. Mentalitas
tersebut akan eksis dalam sebuah organisasi, apabila individu yang ada dalam
dikembangkan oleh seluruh unsur dan anggota organisasi itu sendiri sepanjang
waktu dan secara terus menerus berkelanjutan dan berkesinambungan sehingga
menghasilkan produk barang / jasa yang unggul di pasar karena konsep ini
1. Pembelajaran organisasi
yaitu:
inovasi baru
g. Menjelaskan visi kepada anggota organisasi dan memberi peluang
seluruh anggota organisasi dan tim sehingga setiap anggota dan tim
2. Strategi
tercapai secara efektif dan efisien. Strategi adalah pola tindakan utama
visi organisasi. Tanpa strategi yang tepat, sumber daya organisasi akan
Hill dan Jones (1998) meninjau strategi dari dua sisi yaitu:
yang terjadi. Oleh karena itu tidak semua rencana strategi dapat
strategy). Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala yang tidak atau
a. Bernilai (valuable)
Merupakan kompetensi yang menciptakan nilai bagi perusahaan dengan
sebagian besar pesaing tidak dapat menjadi sumber keunggulan bersaing yang
pesaingnya.
c. Sulit ditiru (inimitability)
Kompetensi yang bernilai dan langka tersebut hanya dapat menjadi
dikatakan sulit ditiru karena satu atau kombinasi dari tiga alasan berikut :
1) Kemampuan perusahaan untuk memperoleh kompetensi tergantung pada
kompetensi karena berada pada tempat yang tepat dan saat yang tepat.
2) Hubungan antara kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan dengan
untuk mencari penggantinya dan semakin besar tantangan bagi para pesaing