Anda di halaman 1dari 5

SKENARIO

Sering Ngompol

Seorang perempuan 75 tahun dibawa oleh anaknya ke puskesmas. Pasien mengeluh


sering mengompol dan sulit menahan kencing sehingga seringkali urine keluar
sebelum pasien sempat ke toilet. Pasien mengalami gejala LUTS berupa urine yang
keluar sedikit-sefikit dan setelah miksi masih merasa tidak puas. Keluhan dirasakan 1
tahun terakhir dan dirasa makin memburuk. Pasien juga mengeluh sering lupa, bila
makan cepat merasa kenyang dan insomnia. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
150/90 mmHg, tidak ada riwayat hipertensi sebelumnya. Kini pasien sangat
tergantung dengan anaknya karena tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari.
Dokter mengatakan bahwa gejala yang dialami pasien biasa terjadi pada masa
geriatri.

STEP 1

1. LUTS : gangguan saluran kencing bagian bawah; gejala tersebut


dibedakan menjadi infeksi dan obstruksi.
2. Insomnia: kesulitan untuk tidur akibat permasalahan suatu penyakit atau
psikologis.

STEP 2

1. Apa saja tanda dan gejala yang terjadi pada masa geriatri?
2. Apakah penyebab dari gejala dan tanda yang timbul pada pasien tersebut?
3. Apa hubungan insomnia dengan usia pasien pada kasus?
4. Bagaimana patomekanisme terjadinya gejala pada pasien tersebut?
5. Bagaimana pendekatan klinis bagi pasien geriatri?
6. Bagaimana penatalaksanaan LUTS dan insomnia pada pasien tersebut?

STEP 3

1. Tanda dan gejala berupa perubahan secara fisiologis meliputi:


a. Perubahan pada pancaindera atau sensoris meliputi mata, hidung, telinga,
dan lidah.
b. Perubahan pada renal
c. Perubahan hormon
d. Perubahan urogenital
e. Perubahan kardio (penebalan pada tunika media di arteri dan ventrikel
kiri)
f. Gigi tanggal
2. Penyebab terjadinya tanda dan gejala berdasarkan teori penuaan:
a. Makin bertambahnya usia
b. Teori genetic clock
c. Teori telomere
d. Teori mutasi somatik
e. Teori rusaknya sistem imun
f. Teori menua akibat metabolisme
g. Teori kerusakan akibat radikal bebas
h. Teori glikosilasi
i. Teori neuroendrokin
j. Teori psikologi (penuaan)
3. Hubungan insomnia dengan usia pasien:
a. Karena sering buang air kecil di malam hari (gejala LUTS)
b. Penuaan menyebabkan penurunan refleks cahaya sehingga sulit
membedakan siang dan malam
c. Tekanan psikologik
4. Patomekanisme terjadinya gejala dan tanda pada kasus:
Perubahan sistem organ memicu penebalan membrane basalis dan terjadi
degenerative tubulus ginjal, sehingga epifisiensi ginjal menurun dan berakibat
fungsi ginjal menurun. Selain itu faktor dari kapasitas vesika urinaria dan
menyebabkan peningkatan kontraksi urinaria.
5. Pendekatan klinis:
a. Anamnesis (alloanamnesis)
b. Riwayat penyakit sekarang seperti:
- Gangguan mobilitas.
c. Pemeriksaan fisik seperti:
- Tanda-tanda vital
d. Pemeriksaan penunjang seperti:
- Foto toraks
- CT scan
e. Home visit
6. Penatalaksanaan:
a. Pemberian antikolenergik untuk gejala LUTS

STEP 4

1. Perubahan fisiologis yang terjadi:


a. Sinstem indera atau sensoris:
1) Penglihatan
o Akibat kelemahan otot menyebabkan penurunan akomodasi
dan terjadilah presbiopi.
o Gangguan warna pada kornea, berupa kekeruhan pada lensa
yang menyebabkan katarak
2) Telinga/pendengaran
o Gangguan konduksi
o Berkurangnya sensitivitas saraf
3) Lidah/perasa
o Disfungsi pada papil lidah akibat berkurangnya atau kerusakan
sel sehingga indera perasa menurun fungsinya.
4) Penghidu
o Menurunnya sensitivitas indera penghidu
b. Demensia, terjadi akibat kerusakan atau perubahan pada sistem saraf pusat
sehingga terjadi perubahan morfologi dan histologi sehingga tonjolan pada
dendrite hilang.
c. Traktus gastro-intestinal, terjadi atrofi mukosa, kelenjar dan otot dapat
memicu timbulnya disfagia, konstipasi, dan peningkatan pH.
d. Neurologi, terjadi penurunan refleks fisiologis.
e. Traktus urinarius
1) Penebalan dinding atau membrane basalis glomerulus menyebabkan
penurunan filtrasi sehingga terjadi penurunan aliran darah
2) Degenerasi berkurang dan terjadi perubahan organ (mutasi) dan
mitosis berhenti (apoptosis)
3) Neurologik, keterlambatan sekresi hormon akibat hormon kortisol
ginjal yang kurang baik menyebabkan pengaturan hormon RAA oleh
hipotalamus terganggu dan menyebabkan terjadi gangguan saraf
sehingga otot detrusor vesika urinaria melemah dan timbul dan timbul
inkontinensia urine.
f. Perubahan psikologis
1) Kontruktif, lansia dengan sifat toleransi yang tinggi serta hidup
tenang.
2) Ketergantungan, lansia pasif dan tidak berambisi.
3) Defensive, lansia yang tidak dapat menerima perubahan dari dirinya.
4) Bermusuhan, lansia lebih rewel dan mudah mengeluh.
5) Membenci, lansia menganggap hidupnya tidak berguna dan
menimbulkan perasaan ingin bunuh diri.
2. Teori penuaan:
a. Teori rusak imun, terjadi penurunan produksi sel T dan reaksi autoimun
(perubahan sel-sel tubuh).
b. Teori kerusakan radikal bebas, dalam bentuk enzimatik dan non-
enzimatik.
3. Hubungan insomnia dengan usia pasien:
Gangguan metabolism tubuh menyebabkan gangguan atau ketidakseimbangan
hormon sehingga mood menjadi tidak stabil dan timbulan insomnia. Insomnia
sendiri dibedakan menjadi
a. Primer
b. Sekunder
c. Tersier
4. Patomekanisme terjadinya gejala dan tanda:
Hipertensi terjadi akibat adanya perubahan struktur vaskular pada tunika
intima, seperti penebalan sehingga timbul sumbatan pada vaskuler.
5.
6. Penatalaksanaan:
a. Antikolinergik digunakan untuk gejala LUTS
b. Dipenhidramin 50 mg setiap 30 menit sebelum tidur untuk insomnia
MIND MAP

PRO S
Pende ES
k a ta n
K lin is DEGE
N E RAT
Pa to m e k a n
is -m e
IF Pe ru b a
han
Ta n d a d a n PA D A F is io lo
G e ja la g is
LANSI D em ensi
Pe ru b a Te o r i a
han
A Penu
P s ik o lo N on- aan
fa rm a k Genet
g is
o lo g i ik
In s o m n i
a Penat N on-
D em ensi a la k s genei
a an- k

aan
Fa rm a k
o lo g i

STEP 6

Belajar Mandiri

Anda mungkin juga menyukai