Anda di halaman 1dari 60

ACARA I

SISTEM BAHAN BAKAR DAN SISTEM UDARA

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Motor mesin merupakan jenis dari motor bakar, motor bensin kebanyakan dipakai
sebagai kendaraan bermotor yang berdaya kecil seperti mobil, sepeda motor, dan juga untuk
motor pesawat terbang. Pada motor bensin selalu diharapkan bahan bakar dan udara sudah
tercampur dengan baik sebelum dinyalakan oleh busi. Pompa bahan bakar menyalurkan
bahan bakar dari tangki bahan bakar ke karburator untuk memenuhi jumlah bahan bakar
yang harus tersedia di dalam karburasi. Pompa ini dipakai terutama apabila letak tangki
lebih rendah dari pada letak karburator.
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau merubah energi untuk
melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya membutuhkan sebuah
masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah diubah menjadi sebuah keluaran,
yang melakukan tugas yang telah disetel. Mesin telah mengembangkan kemampuan
manusia sejak belum adanya catatan tertulis.Perbedaanutama dari alat sederhan dan
mekanisme alat pesawat sederhanaadalah sumber tenaga yang mungkin pengoperasian
yang bebas. Istilah mesin biasanya menunjukan kebagian yang sama untuk melakukan
kerja. Oleh karena itu perlu dilakukan praktikum sistem bahan bakar dan sistem udara.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari system bahan bakar
pada motor bensin dan motor diesel.

TINJAUAN PUSTAKA

Motor bakar adalah salah satu dari mesin bakar yaitu mesin yang mengubah tenaga
kerja ternal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah tenaga kerja kimia bahan bakar
menjadi tenaga mekanis. Energi diperoleh dari proses pembakaran, proses pembakaran juga
merubah energi tersebut yang terjadi di dalam dan di luar mesin kalor. Motor bakar tidak
menggunakan silinder tunggal atau beberapa silinder. Salah satu fungsi toraksi disini adalah
sebagai pendukung terjadinya pembakaran pada motor bakar (Mubarok, 2012).
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energy, biasanya
bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi.
Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks)
dimana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen
diudara. Proses lain ini untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi
eksotermal dari reaksi nuklir (Stulabo, 2009).

1
Motor bakar dapat dibedakan menjadi dua yakni motor bakar pembakaran didalam
silinder dan motor bakar pembakaran diluar silinder. Sedangkan untuk pembakaran didalam
dapat dibedakan lagi menjadi motor bakar letup dan motor bakar diesel. Pada jenis motor
ini masing- masing terdapat 2 jenis yaitu 2 tak dan 4 tak. Motor bakar merupakan sistem
yang merubah energi kimia bahan bakar menjadi energy panas pada proses pembakaran.
Kemudian diubah lagi menjadi energi mekanik yang yang berupa perputaran proses dan
dapat diteruskan untuk menggerakkan alat dan mesin pertanian. Motor 2 tak sesuai dengan
motor 4 tak terutama karena hanya diperlukan dua langkah torak untuk menyelesaikan
tahapan kerjanya (Kadir, 2011).
Internal Combustion Engine (Motor Pembakaran Dalam) adalah suatu motor yang
dalam pembakaran merubah tenaga kimia menjadi panas atau proses pembakarannya
berlangsung di dalam mesin itu sendiri bukan di luar mesin. Ada beberapa contoh mesin
yang termasuk pembakaran dalam yaitu motor/mesin bensin, mesin/motor diesel, mesin gas
turbin, mesin roket, mesin jet, dan mesin gas. Eksternal Combustion Engine (Motor
Pembakaran Luar) adalah suatu mesin yang proses pembakarannya atau proses merubah
suatu energi menjadi energi panas terjadi diluar mesin itu sendiri. Sehingga dinamakan
motor pembakaran luar, atau dapat dikatakan mesin yang memiliki ruang bakar diluar
konstraksi dari mesin tersebut. Beberap contoh mesin yang menggunakan eksternal
combustion engine adalah mesin nuklir turbin, mesin nuklir, mesin uap dan mesin turbin
uap (Akbar, 2012).
Pada motor bensi untuk mendapatkan energi ternal diperlukan proses campuran
bahan bakar dan udara didalam mesin, sehingga motor bensin disebut juga sebagai motor
pembakaran dalam (Internal Combustion Engine). Didalam proses pembakaran ini gas hasil
pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Prinsip kerja dari motor
bensin adalah berdasarkan dari siklus udara pada volume konstan (otto ajole) atau bisa
disebut ideal motor bensin. Dalam kenyataannya siklus ideal ini sulit terjadi (Sugeng,
2013).

METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 November 2016 di Laboratorium


Konservasi Lingkungan Pertanian Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas
Mataram.

Alat dan Bahan Praktikum

2
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah karburator, 1 set klep,
nozzle injector, dan pompa injeksi. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah alat tulis dan kertas HVS.

Prosedur Kerja

Adapun langkah langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1. Diamati dengan seksama setiap bagian komponen sistem bahan bakar.
2. Didengarkan penjelasan assistan praktikum
3. Dicatat spesifikasi maupun keadaan fisik dari sistem bahan bakar.

HASIL PENGAMATAN

3
Gambar 1.1 Motor 2 tak
Keterangan:
1. Kepala Silinder
2. Sirip Pendingin
3. Busi
4. Saluran Pembuangan
5. Saluran Masuk
6. Torak
7. Ring Torak
8. Saluran Pembilas
9. Batang Penggerak
10. Poros Engkol
11. Roda Penerus

4
Gambar 1.2 Mesin motor 4 tak
Keterangan:
1. Small End
2. Piston
3. Forel / Air In Lert Port
4. Cylinder
5. Crack Busi
6. Big End
7. Crack Pin
8. Conecting Sed
9. Transport Post
10. Exhaust Post
11. Cylinder Spark
12. Spark Plug

5
Gambar 1.3 Mesin diesel
Keterangan:
1. Rantai
2. Roda Transisi
3. Katub Masuk Bahan Bakar
4. Katub Keluar
5. Engkol
6. Piston
7. Nozzle Injektor
8. Tempat Pembakaran
9. Stang Piston

6
Gambar 1.4 Ketel uap
Keterangan:
1. Temperatur Pemasukan Bahan Bakar
2. Sandar Tempat Air
3. Sandar Tempat Toron
4. Tangkai Torak
5. Tempat Pemasukan Air
6. Energi
7. Saluran Penerus Daya
8. Ventilasi
9. Tempat Pembakaran
10. Cerobong Asap

PEMBAHASAN

Sistem bahan bakr adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menyimpan bahan
bakar secara aman, menyalurkan bahan bakar kemesin dan mengkabutkan bahan bakar
bercampur dengan udara. Komponen utama dalm siistem bahan bakar terdiri dari tangki

7
bahan bakar, saluran bahan bakar, penyaring bahan bakar, pompa bahan bakar, dan
karburator atau sistem injeksi bahan bakar. Sistem bahan bakar berfungsi untuk
mencampurkan udara dan bahan bakar untuk selanjutnya untuk disalurkan keruang bakar
bentuk kabut.
Motor bakar dibedakan menjadi dua, yaitu motor bensin dan motor diesel. Kedua
motor bakar ini banyak perbedaan dari prinsip kerja sampai komponen komponen
penyusunnya. Ada beberapa komponen penyusun dari motor bensin seperti silinder yaitu
tempat untuk berlangsungnya siklus dari motor, torak yaitu untuk mengubah gerak bolak-
balik menjadi gerak isap dan tekan, dan sebaliknya. Cincin torak yaitu untuk mecegah
kebocoran antar dinding silinder dengan torak, pena torak berfungsi untuk menghubungkan
torak menjadi gerak putar pada sumbu utama motor, batang torak berfugsi meneruskan
gaya dari torak keporos engkol, saluran masuk merupakan saluran yang dihubungkan
dengan karborator dimana udara dan bensin dapat masuk dalam keadaan tercampur melalui
saluran ini, saluran buang yaitu saluran untuki mengeluarkan gas-gas buang yang terhubung
dengan knalpot, katub masuk yaitu untuk mengatur pemasukan bensin dan udara kedalam
silinder yang digerakkan poros nok dan ditutup oleh pegas katub sebagaiman katub masuk,
katub buang yaitu mengatur pembuangan gas bekas bensin dan udara kedalam silinder yang
digerakan poros nok dan ditutup oleh pegas katub, busi merupakan bagian dari pengapian
yaitu untuk memulai pembakaran bahan bakar di dalam silinder dengan bunga api yang
meloncat dari elektroda tengah ke elektroda sisi, ruang engkol (carter) yaitu untuk oli
pelumas dan ruang gerak sumbu engkol, karbu-karbu yaitu untuk mencampur bahan bakar
dengan udara supaya tercampur dengan halus, bagian-bagian pada mesin bensin dan mesin
motor diesel adalah sama.
Motor bensin di bagi menjadi dua, yaitu motor bensin 2 tak dan 4 tak, pada motor 2
tak, setiap 1 kali putaran poros engko atau 2 kali gerakan piston menghasilkan 1 kali usaha.
Langkah 1 yaitu kompresi dan hisap. Pada langkah hisap piston bergerak naik dari TMB
menuju TMA, langkah 2 adalah usaha dan buang. Letusan tersebut menghasilkan tenaga
yang digunakan untuk mendorong piston bergerak turun dari TMA menuju TMB. Piston
bergerak turun akan mendorong bahan bakar yang telah berada dibawah piston menuju
saluran pembilasan. Prinsip kerja motor 4 tak yaitu setiap 2 kali putaran poros engkol atau 4
kali gerakan piston menghasilkan 1 kali usaha. Adapaun langkah-langkah kerja motor 4 tak
yaitu hisap, langkah kompresi, langkah usaha yang terakhir langkah buang.
Setelah mengetahu cara kerja motor 2 tak dan 4 tak, kita bisa mengetahui kelebihan
dan kekurangannya. Pada motor 2 tak tidak memiliki kelebihan pada proses pembakaran
terjadi pada setiap pemutaran poros engkol sehingga menjadi lebih halus dan lebih rata,
tidak memerlukan klep, kelemahan, bagian lebih sedikit. Sedangkan motor 4 tak memiliki
kelebihan seperti bahan bakar lebih hemat, panas mesin lebih rendah, dan langkah
pemasukandan buang lebih panjang sehingga efesiensi pemasukan dan tekanan dan buang
rata-rata baik. Sedangkan kekurangannya seperti perawatan lebih sulit karena konstruksi
mesin lebih rumit, dan oli mesin lebih boros.
Motor bakar diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakarn
dalam. Prinsip kerja motor dieseladalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis.
Energi kimia didapatkan melalui proses reaksi kimia (pembakaran) dari baha bakar (solar)
dan udara didalam silinder (ruang bakar). Adapaun langkah kerja diesel sebagai berikut: 1).
Langkah hisap, pada ruang bakar mesin, udara masuk, saluran masuk terbuka. 2). Langkah

8
kompresi, yaitu penekanan udara langkahnya disini menghasilkan peningkatan tekanan dan
suhu yang cukup tinggi, saat kompresi berada di TMA maka fuel injector akan memasukan
bahan bakar dengan mengabutkannya. 3). Langkah usaha, tekana gas hasiln pembakaran
bahan bakar udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol dengan
menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak balik. 4). Langkah buang,
saat torak bergerak keatas dan menekan udara hasil pembakaran keluar ke uadara luar
melalui knalpot.
Kelebihan dari motor bakar diesel yaitu mesin lebih besar dari mesin bensin dengan
tenaga yang sama karena kontruksi berat diperlukan untuk bertahan dalam pembakaran
tekanan tinggi untuk penyelaan. Sedangkan kekurangannya hanya terletak pada suara yang
berisik.
Pada dasarnya boiler (ketel uap) adalah alat yang berfungsi untuk memasukkan air
dengan menggunakan panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Dari pengertiannya dapat
disimpulakan bahwa boiler berfungsi untuk memproduksi sistem (uap) yang dapat
digunakan untuk proses selanjutnnya. Adapun bagian-bagian dari boiler yaitu Tungku
pengapian, tempat pembakaran bahan bakar yang akan menjadi sumber panas. Sistem
drum, yaitu tempat terbentuknya panas serta tempeat terbentuknya uap. Superheater,
merupakan tempat pengeringan steam. Air heater, yaitu alat yang berfungsi untuk
memanaskan udara yang digunakan untuk menghembus atau meniup bahan bakar agar
terbakar sempurna. Dust collector (pengumpul abu), berfungsi untuk menangkap atau
mengumpulkan abu yang berada pada aliran pembakaran sehingga debua yang terikat
dalam gas terbuang. Pengatur pembuangan gas bekas, merupakan pengatur gas asap sesuai
kebutuhan. Safety vave (katup pengaman), berfungsi untuk membuang uap apabila tekana
uap telah ditentukan. Gelas penduga (sight glass), berfungsi untuk mengetahui ketinggian
air yang terdapat didalam drum. Pembuangan air ketel, berfungsi untuk membuang air
drum bagian atas.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat di tarik kesimpulan


sebagai berkiut:

1. Motor bensin adalah salah satu jenis mesin kalor, yaitu mesin yang merubah energy
ternal untuk melakukan kerja mekanis

9
2. Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energy, biasanya
bahan bakar mengandung energy yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi
3. Fungsi sistem bahan bakar pada motor bensin adalah untuk memberikan bahan
bakar kepada silinder dalam bentuk kabut yang bercampur dengan udara pada
perbandingan tertentu
4. Pada motor bensin yang dihisap kedalam silinder adalah campuran udara dan uap
bensin, sedangkan pada motor diesel hanya udara yang dihisap kedalam silinder
5. Mesin uap adalah teknologi yang paling tua, mesin ini bekerja karena tekanan dan
volume sejumlah kecil air bermassa tetap

Saran

Sebaiknya respon dilakukan diakhir praktikum, supaya praktikum lebih memahami


materi praktikum yang ada didiktat dan yang di jelaskan saat praktikum berlangsung.

10
ACARA II

SISTEM TRANSMISI

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang menjadi


penghantar energi dari mesin ke deferensial dan as. Dengan memutar
as, roda dapat berputar dan menggerakkan mesin kendaraan atau
traktor. Sekarang ini, terdapat dua sistem transmisi yang umum, yaitu
transisi manual dan transisi otomatis. Terdapat juga sistem-sistem
transmisi yang merupakan gabungan antara kedua sistem tersebut.
Transmisi manual merupakan salah satu jenis transmisi yang
banyak digunakan dengan alasan perawatan yang lebih mudah.
Biasanya pada transmisi manual terdiri dari 3 sampai dengan 7
speed. Transmisi semi otomatis adalah transmisi yang dapat
membuat kita dapat merasakan sistem transmisi manual atau
otomatis. Bila kita sedang menggunakan sistem transmisi manual kita
tidak perlu menginjak pedal kopling karena pada sistem transmisi ini
pedal kopling sudah teratur otomatis.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari


bagian-bagian sistem transmisi pada traktor dan cara kerjanya.

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem transmisi adalah gigi atau sistem hidrolik yang


mentransmisikan daya mekanis atau mesin penggerak untuk
kecepatan mengurangi mekanisme, dilengkapi dengan beberapa gigi.
Transmisi sederhana sering disebut gearbox, memberikan
pewngurangan gigi kadang-kadang dalam hubungannya dengan
perubahan sudut tepat diatas poros. Ini disebut urutan gigi dan poros
melalui tenaga mesin yang disalurkan ke roda traktor, ini sering
disebut dengan PTO. Fungsi sistem transmisi adalah untuk
mengirimkan tenaga dari mesin ke roda belakang trakator, untuk
mengubah rasio kecepatan roda dan putaran mesin agar sesuai
dengan kondisi lapangan, untuk mengirimkan daya melalui drive

11
sudut kanan. Adapun bagian utama sistem transmisi adalah kopling
(clucth), gigi perseneling dan differensial (Daryanto, 2001)
Kopling adalah transmisi yang menghubungkan poros engkol
dengan poros roda gigi transmisi. Fungsi kopling adalah
memindahkan tenaga mesin ke transmisi, kemudian transmisi
mengubah tingkat kecepatan sesuai dengan yang diinginkan. Dalam
keadaan normal, dimana kopling berfungsi dengan baik, begitu
pengemudi menekan pedal kopling tenaga mesin akan terputus,
karena pada saat ditekan maka gaya tekan itu akan mendorong
pegas diafragma dan preasure plate. Clucth diskakan terlepas dengan
flywheel serentak roda gigi akan terlepas dari putaran mesin. Kondisi
inilah yang memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi transmisi
(Anonim, 2009)
Differensial adalah salah satu bagian dari mekanisme
pemindahan daya yang bertugas untuk memindahkan tenaga putar
dan propeller shatt ke poros roda belakang (real axle) dan
memungkinkan adanya perbedaan putaran antara roda kiri dan roda
kanan belakang saat berbelok, baik ke kiri atau ke kanan. Tujuan
differensial adalah agar sebuah roda kendaraan memutar pada
kecepatan yang berbeda, terutama ketika sudut balik. Differensial ini
dirancang untuk mendorong roda dengan torsi yang sama. Sementara
memingkinkan mereka untuk memutar pada kecepatan yang sama
(Mabruris, 2010)
Fungsi sistem transmisi pada traktor adalah untuk meneruskan
daya dari poros motor (engine) ke bagian-bagian yang membutuhkan,
misalnya: roda, P.T.O, pilley. Untuk memenuhi fungsi tersebut, sistem
transmisi traktor mempunyai beberapa bagian utama. Bagian-bagian
utama tersebut adalah kopling, pasangan gigi persneling, dan gigi
differensial (Tim Pengajar, 2016).
Perseneling artimya percepatan walaupun yang sebenarnya
terjadi adalah perlambatan. Guna perseneling adalah untuk
menyesuikan kecepatan dengan gaya penarikan. Hal ini berpijak pada
prinsip bahwa gaya (power) adalah tetap, maka kecepatan harus
disesuaikan dengan beban. Jika traktor naik pada tanjakan, maka
gayalebih besar, maka kecepatan harus diperkecil (Prayuda, 2014).
Saluran transmisi dilihat dari jarak atau panjangnya dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1) saluran transmisi jarak pendek
(short line), adalah saluran yang panjangnya kurang dari 80 km, (2).
Saluran transmisi jarak menengah (medium line) adalah saluran yang
panjangnya Antara 80-20 km (3) saluran transmisi jarak jauh (long
line), adalah saluran yang panjangnya lebih dari 240 km (Sujatmiko,
2009).

METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan tempat praktikum

12
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu, 19 September 2016
di laboratorium Daya dan Mesin Pertanian Fakultas Teknologi Pangan
dan Agroindustri Universitas Mataram.

Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah satu


set kopling piringan (disk clutch), satu set pasangan gigi perseneling
dan satu set gigi diprensial. Sedangkan alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah bolpoint dan kertas.

Prosedur praktikum

Adapun langkah- langkah kerja yang digunakan dalam praktikum ini


adalah sebagai berikut:
1. Diamati dan dipelajari bagian-bagian dalam sistem transmisi
2. Didengarkan penjelasan dari koordinator assisten praktikum
mengenai bagian-bagian dari sistem transmisi
3. Dicatat bagian- bagian dari sistem transmisi.

HASIL PENGAMATAN

13
Gambar 2.1 Sistem transmisi
Keterangan:
1. Poros engkol
2. Kopling
3. Pedal kopling
4. Bak versneling
5. Poros utama
6. Poros penggerak
7. Kopling silang
8. Roda dinior
9. Roda ulir

PEMBAHASAN

Sistem transmisi merupakan bagian dari motor kopling (engine)


yang berfungsi untuk meneruskan daya dari montor penggerak ke
bagian-bagian bergerak. Untuk bergerak montor memerlukan suatu
gaya menarik atau menggerakkanya, gaya tersebut dinamakan torsi.
Torsi tertinggi akan digunakan pada saat suatu motor atau kendaraan
mulai bergerak dan pada saat mendaki.
Untuk memenuhi fungsinya sebagai penerus daya, system
transmisi pada traktor mempunyai bagian utama, yaitu kopling
(clutch) berfungsi untuk melepaskan dan menghubungkan putaran
poros engine dengan poros transmisi. Dalam keadaan normal, kopling
bekerja dengan baik. Pada saat pengemudi menekan pedal kopling,
maka tenaga mesin akan terputus karena gaya tersebut akan
mendorong release purk akan mendorong release berin akan

14
mendorong pegas diapragma dan preasure palte, clutch disk akan
terlepas dengan ply wheel.
Gigi perseneling, digunakan untuk mengurang kecepatan pada
putaran pada bagian anatara poros engkol motor dengan bagian-
bagian traksi agar dapat memperoleh roda penggerak agar dapat
memperoleh kecepatan dan kekuatan traksi yang dibutuhkan. Selain
itu, fungsi dari gigi perseneling adalah untuk memungkinkan traktor
berbalik arah atau mundur. Pasangan gigi perseneling terdiri dari gear
shift laver, garpu-garpu penggerak gigi perseneling, drive gear shift
dan gigi poros pembalik.
Gigi deperensial digunakan untuk memungkinkan kecepata
putaran roda kanan tidak sama dengan roda penggerak kiri sehingga
traktor tidak mengalami slip ketika membelok dan sekaligus
menyamakan perpindahan gaya traksi tanah. Gigi diferensial ini
terdiri atas, karena bevel pinion, side gear poros pembalik dan rumah
diferensial.
Urutan transmisi daya dimulai dari poros engkol, kemudian
kopling, poros transmisi perseneling, diferensial, putaran poros
belakang diteruskan ke putaran roda belakang. Kopling berguna untuk
menghubungkan poros engkol dengan poros transmisi. Pada ujung
poros engkol terdapat poros gila.
Komponen-komponen utama transmisi yaitu (1) transmission
input salt (poros input taransmisi) berfungsi untuk mengoperasikan
dengan kopling yang memutar gigi didalam gear box. (2) transmistion
gear ( gigi transmisi ) berfungsi untuk mengubah output gaya torsi
yang meninggalkan transmisi (3) synchronizer (gigi penyesuai) yaitu
komponen yang memungkinkan perpindahan gigi pada saat mesin
bekeraja/hidup (4) sift fork (gigi pemindah) batang untuk memindah
gigi untuk dipasang/dipindah. (5) shif linkage (tuas penghubung)
batang/tuas yang menghubungkan tuas perseneling dengan shif
force, (6) gear shif lever (tuas pemindah perseneling) tuas yang
memungkinkan sopir memindah gigi transmisi (7) transmission case
(bak transmisi) sebagai dudukan bearing transmisi dan poros-poros
serta sebagai wadah oli,minyak transmisi (8) output shaft (poros
output) yaitu poros yang mentransfer force dan transmisi ke gigi
trakhir (9) bearing (bantalan/laker) yaitu mengurangi gesekan antara
permukaan ben yang berputar didalam sistem transmisi (10)
extension housing (pemanjangan bak) untuk melingkupi poros output
transmisi dan menahan seal oli belakang dan juga menyokong poros
output.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat


ditarik kesimpulan sebagai berikut:

15
1. Sistem transmisi merupakan bagian dari montor kopling (engine)
yang berfungsi untuk meneruskan daya dan motor penggerak ke
bagian-bagian bergerak.
2. Bagian-bagian pada sistem transmisi yaitu kopling, gigi
perseneling, dan gigi diferensial.
3. Komponen-komponen sistem transmisi yaitu poros engkol, kopling,
pedal kopling, bak perseneling, tuas perseneling, poros utama,
poros penggerak kopling silang, roda dinion dan roda ulir.

Saran

Sebaiknya untuk para praktikan untuk lebih serius dalam


mendengarkan coordinator assisten praktikum agar terhindar dari
kesalahan dalam menentukan bagian-bagian pada sistem transmisi.

16
ACARA III

PENGENALAN ALAT DAN MESIN PENGOLAH TANAH

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tahap awal dalam usaha pertanian adalah penyiapan lahan


untuk penanaman. Penyiapan lahan biasanya dilakukan dengan
pengolahan atau tanah untuk untuk mendapatkan kondisi atau
keadaan tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Tanah yang
baik untuk tanaman adalah tanah yang mampu menyimpan dan
menyediakan air dan unsur hara serta bebas dari konsentrasi bahan
beracun yang berlebihan. Selain itu aerosi yang baik juga harus
terpenuhi karena akar-akar tanaman perlu bernapas.
Produksi tanaman yang optimal dapat dicapai dengan beberapa
point yang harus diperhatikan salah satunya adalah pengolahan
tanah. Kondisi tanah yang baik menentukan keberhasilan prosuksi
tanaman untuk mendapatkan kondisi tanah yang baik maka perlu
dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan tanah dapat dilakukan
dengan bantuan alat-alat pertanian seperti cangkul, bajak, garu dan
peralatan lainnya. Pengolahan tanah dibagi menjadi 2 tahap kegiatan
yaitu pengolahantanah pertama atau awal yang bertujuan membalik
tanah kemudian pengolahan tanah yang kedua yang bertujuan untuk
menghancurkan dan memotong bongkahan tanah dan sisa tanaman.
Oleh karena penting nya tahapan pengolahan tanah sehingga perlu
diketahui jenis alat yang diguakan dalam pengolahan tanah maka
perlu dilakukan praktikum pengenalan alat dan mesin pengolah
tanah.

Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui dan


memahami fungsi dari alat pengolah tanah. Mengetahui jenis-jenis
alat pengolah tanah dan untuk mengetahui bagian-bagian atau
spesifikasi dari masing-masing jenis alat pengolah tanah.

TINJAUAN PUSTAKA

17
Tanah sebagai sistem hidup (living system) sangat bergantung
kepada ketersediaan bahan organik sebagai subtansi bagi berbagai
organisme tanah. Menurunkan kadar organik tanah akan
mempengaruhi kelangsungan hidup dari organisme tanah. Para ilmu
tanah dan lingkungan telah menyadari pentingnya peranan
mikroorganisme tanah dalam berbagai proses biokimia yang terjadi
didalam sistem tanah. Proses retansi dan pelepasan hara serta energi
di dalam tanah. Tidak hanya itu, setiap usaha untuk menentukan
aliran hara dan energi dari dalam sistem tanah harus
mempertimbangkan peranan dari mikroorganisme tanah (Djajakirana,
2003).
Pengolahan tanah meliputi pekerjaan penyiapan/pengolahan
lahan sehingga siap ditanam. Pengolahan tanah secara umum dapat
dibedakan menjadi pengolahan primer (pengolahan tanah pertama)
dan pengolahan sekunder (pengolahan tanah kedua) meskipun pada
kenyataannya perbedaan tersebut kurang tegas (bisa saling tumpang
tindih). Perbedaan antara pengolahan tanah primer dan pengolahan
tanah sekunder biasanya didasarkan pada keadaan olah yang lebih
dalam (>15cm) dengan bongkah tanah hasil pengolahan lebih besar.
Sedangkan pengolahan tanah kedua mengolah tanah lebih dangkal
(<15cm) serta hasil olahannya sudah halus dengan permukaan tanah
yang relatif rata (siap untuk ditanam) (Tas,2008).
Pengolahan tanah kedua dilakukan setelah pembajakan.
Dengan pengolahan tanah kedua tanah menjadi gembur dan rata,tata
air diperbaiki,sisa-sisa tanaman dan tumbuhan mengganggu
dihancurkan dan dicampur dengan lapisan tanah atas. Kadang-
kadang diberikan kepadatan tertentu pada permukaan tanah,dan
mungkin juga dibuat guluda atau alur untuk pertanaman. Alat
pengolahan tanah kedua menggunakan daya traktor antara
garu(harrow),perata dan penggembur (land roller dan pulpeizer) dan
alat-alat lainnya (Hendra, 2015).
Dilapangan,bajak singkal yang dioperasikan dilahan-lahan
sawah sebagaimana tersimpul dari survai lapangan terkategorikan
menjadi tiga struktur geometrik,yaitu bajak singkal besi dangan tubuh
dasar singkal asimatri,hasil modofikasi dari banyak Eropa,bajak
singkal dengan tubuh dasar singkal asimetri dari kayu dengan singkal
terbuat dari pelat besi/baja. Hasil modifikasi dan kombinasi dari bajak
Eropa dan Asia. Bajak kayu dengan singkal yang bersatu dengan
tubuh dasar singkal relatif simetri dan pada ujungnya dipasang
sepatu besi (lanyam) yang berfungsi ganda sebagai pelindung
tubuh dasar dan sekaligus sebagai pisau bajak
(Kramadibrata,2006).
Bajak piringan berbEnetuk piringan yaitu bulat dan cekung
serupa dengan alat penggorengan dengan garis tengah berkisar
antara 60-80cm. Bajak jenis ini hanya untuk yang ditarik traktor roda

18
besar roda empat. Jumlah antara dua sampai delapan bajak piring
tergantung pada traktor tenaga. Tanah/lahan yang umumnya
menggunakan bajak piringan adalah tanah plastis,berbatu,berakar
alang-alang,keras, dan lain-lain sebagainya (Ariesman,2012).

METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu,27 November


2016 di Laboratorium Mekanisasi Pertanian SMKN 1 Kuripan Lombok
Barat.

Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah


meteran,bajak singkal (moldboard plow),bajak piringan (disk
plow),bajak rotari (rotary plow),garu bergerigi per (springs tooth
harrow),dan busur sangkar,bolpoint.

Prosedur Kerja

Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum


ini adalah sebagai berikut:
1. Didengarkan penjelasan Co.assisten praktikum mengenai alat
pengolah tanah.
2. Diamati masing-masing jenis alat pengolah tanah mulai dari
bajak singkal,piringan,rotari,serta garu bergigi per.
3. Diukur setiap komponen bajak singkal,piringan,rotari,dan garu
bergigi per.
4. Dicatat spesifikasi maupun keadaan fisik dari bajak
singkal,piringan,rotari dan garu bergigi per ke dalam blanko
pengisian spesifikasi alat pengolah tanah yang telah tersedia.

19
HASIL PENGAMATAN

Gambar Alat Pengolah Tanah

Gambar 3.1 Bajak Singkal


Keterangan:
1. Beam
2. Moldboard
3. Wing of shara
4. Share
5. Point of share
6. Land slide
7. Frog

20
Gambar 3.2 Garu
Keterangan:
1. Penghubung
2. Lengan penghubung
3. Penjepit garu
4. Papan garu
5. Pisau

Gambar 3.3 Bajak Piringan


Keterangan:
1. Penghubung
2. Penjepit
3. Pengencam/pengatur
4. Bearn
5. Piringan
6. Seropers
7. Benring

21
Gambar 3.4 Bajak Rotari

Spesifikasi Alat

Spesifikasi Bajak Singkal

Nama : bajak singkal

Merek : kubota

Model :

Tipe : RD 85 Di-25 / RD 85 DI-15

No seri :

Negara pembuat : Indonesia

Tahun pembuat :

Jumlah ringkai (mold goard) :I

Jenis singkal :

Jenis kejen (share) :

Singkal bajak (eculter) : ada/tidak ada

Jenis :

Ukuran :

Jointer :

22
Roda alur (furrow wheel) : ada/tidak ada

Roda dukung (land wheel) : ada/tidak ada

Jumlah :

Lebar kerja bajak :-

Renggang bawah :

Renggang samping :

Ukuran total :

Panjang (cm) : 61

Lebar (cm) : 41

Tinggi (cm) : 55

Berat (kg) :-

Tipe penggandeng : mounted

Jenis daya penarik : hand traktor

Ukuran singkal (p/l/t) (cm) : 33/34/25

Spesifikasi Bajak Piringan

Nama : bajak piringan

Merek : kubota

Model :

Tipe :

No seri :

Negara pembuat : Indonesia

Tahun pembuat :

Jumlah piringan (Disk) :2

23
Jenis piringan :

Sudut kemiringan : 150

Diameter piringan (mm) :

Lebar kerja bajak (cm) :

Penggerak piringan (scraper) : ada/tidak ada

Jenis : ada/tidak ada

Roda alur (furrow wheel) : ada/tidak ada

Roda dukung (land wheel) : ada/tidak ada

Jumlah :1

Ukuran total :

Panjang (cm) : 148

Lebar (cm) : 167

Tinggi (cm) : 110

Berat (kg) :

Tipe penggandeng : mounted

Jenis daya penarik :

Jenis daya penarik : mini traktor

Spasi antar piringan : 17,15 29,4 cm

Spesifikasi Bajak Rotari (rotary plow)

Nama : bajak rotari

Merek : kubota

Model :

Tipe :

24
No seri :

Negara pembuat : Indonesia

Tahun pembuat :

Jumlah plat putar (rotary) : 1

Jarak antar plat putar : 9 17 cm

Jumlah pisau/plat putar : 32 buah

Jumlah pisau total : 32 buah

Jenis pisau :

Ukuran pisau (p/l/t) (cm) : 10/3/10

Lebar kerja bajak (cm) :

Penutup belakang (real shield) : ada/tidak ada

Jenis :

Roda dukung (land wheel) : ada/tidak ada

Jumlah : -

Ukuran total :

Panjang (cm) : 188

Lebar (cm) : 74

Tinggi (cm) : 97

Berat (kg) :

Sistem penerus daya : P.T.O

Tipe penggandeng : mounted

Jenis daya penarik : mini traktor

Spesifikasi garu bergigi per (springs thooth harrow )

25
Nama : garu bergigi per

Merek : kubota

Model :

Tipe :

No seri :

Negara pembuat : Indonesia

Tahun pembuat :

Batang pemasangan

Bentuk :

Ukuran (p/l/t) (cm) :

Jumlah :

Susunan :

Gigi per

Jenis/bentuk :

Ukuran (p/l/t) (cm) :

Jumlah/bentuk pemasangan :

Jumlah total :

Jarak/spasi pemasangan (cm) : 15 - 22

Jarak pengolahan (cm) :

Lebar kerja garu :

Roda dukung (land wheel) : ada/tidak ada

Jumlah :

Ukuran total :

26
Panjang (cm) : 120

Lebar (cm) : 55

Tinggi (cm) : 55

Berat (kg) :

Tipe penggandeng : mounted

Jenis daya penarik : mini traktor

PEMBAHASAN

Didalam usaha pertanian pengolahan tanah dilakukan dengan


tujuan untuk menciptakan kondisi fisik,kimia,dan biologis tanah
yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai untuk
pertumbuhan tanaman. Pengolahan bertujuan pula
untukmembunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan,
menempatkan searah atau sisa-sisa tanaman pada tempat yang
sesuai agar dekomposisi dapat berjalan dengan baik,menurunkan
laju erosi,meratakan tanah untuk memudahkan bekerja
dilapangan,mempersatukan pupuk dengan tanah,serta
mempersiapkan tanah untuk mempermudah dalam pengaturan air.
Alat atau mesin pengolah tanah dibagi menjadi dua macam
yaitu alat dan mesin pengolah tanah pertama dan alat dan mesin
pengolah tanah kedua. Alat atau mesin pengolah tanah pertama
biasanya berupa bajak yang jenisnya dapat dibedakan menjadi
bajak singkal,bajak piringan,bajak putar,bajak pahat dan bajak
tanah bawah. Sedangkan alat atau mesin pengolah tanah kedua
biasanya berupa garu yang memiliki beberapa jenis diantaranya
garu piringan,garu bergigi per,garu bergigi paku.
Bajak singkal merupakan jenis bajak paling tua yang biasa
menggunakan tenaga hewan seperti kerbau,sapi untuk
menariknya, bajak singkal bisa dibedakan menjadi dua golongan
yaitu bajak singkal satu arah dan bajak singkal dua arah. Bajak
singkal digunakan untuk memotong tanah secara horizontal dan
mengangkut,menghancurkan serta membalik tanah. Bagian-
bagian utama bajak singkal adalah pisau bajak,singkal dan
penstabil bajak sedangkan perlengkapan tambahannya, ada roda
alus penstabil, roda dukung, kolter, jointer kerangka.
Bajak piringan merupakan penyempurnaan terhadap kelemahan
bajak singkal,bajak ini cocok bekerja pada tanah yang lengket dan
kering,tanah berbatu,atau banyak sisa-sisa akar,tanah gambut dan
tanah yang berat. Bajak ini memiliki kelemahan pada ketidak

27
mampuannya menutup seluruh dengan baik. Hasil pembajakan
yang tidak rata,hasil pengolahan tanahnya masih berbongkah-
bongkahan. Bagian bajak piringan adalah piringan adalah
piringan,poros atau pusat piringan. Penggerak piringan,roda
alur,roda dukung,dan kerangka. Bajak ini berdiameter sekitar 60-
80,yang biasa ditarik dengan traktor roda empat.
Bajak putar dapat digunakan untuk mengerjakan tanah pertama
maupun kedua bajak ini juga berfungsi sebagai
penyiang,pembajakan dengan bajak ini akan menghasilkan
bongkahan yang cukup besar. Dengan bajak ini pengerjaan tanah
dapat dilakukan sekali tempuh. Bajak ini banyak digunakan untuk
tanah kering dan tanah sawah. Putaran roda bajak rotari dapat
mempengaruhi hasil makin cepat putaran tanah yang dihasilkan
makin halus dan sebaliknya. Bagian-bagian bajak putar atau rotari
adalah pisau,poros putar,rotor,penutup belakang,dan roda dukung.
Bajak pahat dalam pengolahan tanah mampu merobek dan
menembus tanah dengan menggunakan alat yang menyerupai
pahat atau ujung skop sampai yang disebut mata pahat. Yang
terletak pada ujung dari tangkai atau bar-bar dibagi menjadi dua
yaitu bar kaku yang biasa terbuat dari baja dengan kadar karbon
yang tinggi dan lentur yang biasa terbuat dari baja dengan
campuran nikel dimana jarak antar barnya 30cm dan ada juga
antara 30-60cm untuk bajak yang besar. Bajak pahat bisa
membajak sampai kedalaman 45cm. Bajak ini berguna untuk
memecah tanah yang keras dan kering biasa digunakan pada
tanah berjerami dan digunakan untuk memperbaiki infiltrasi air
pada tanah.
Bajak tanah sawah termasuk dalam bajak pahat tetapi dengan
kontruksi yang lebih berat dan mampu membajak dengan
kedalaman sekitar 50-90cm. Bajak ini menggunakan traktor
dengan daya 60-85hp. Bajak ini biasa dilengkapi dengan
perlengkapan dan pemupukan.
Garu piringan hampir menyerupai bajak piringan perbedaannya
hanya pada kecekungan dan ukuran piringannya yang lebih kecil
yang bertujuan untuk menghancurkan tanah lebih halus lagi. Garu
bergigi paku atau garu sisir yang umumnya ditarik oleh hewan
yang biasa terbuat dari kayu dan digunakan untuk mengolah tanah
sawah yang basah. Garu bergigi per hampir sama dengan garu
bergigi paku hanya bedanya gigi-giginya terbuat dari per atau
pegas.
Traktor merupakan mesin yang digunakan untuk menarik
implemen baik berupa bajak meupun garu dan peralatan lainnya.
Traktor memiliki komponen umum seperti mesin (diesel
engine),tempat duduk operator,kaca spion,kemudian lampu
belok,lampu depan,pemberat roda,roda depan,pedal rem,tuas
pengatur hidrolik,tiga batang penyambung,tombol lampu
hazard,tuas akselerasi,saklar lampu belok kanan/kiri,tombol

28
klakson,tuas transmisi kecepatan,kunci kontak,tuas penguncian
rem kiri dan kanan untuk roda kiri dan kanan,pedal kopling,pedal
akselerasi dan tuas kecepatan putaran PTO.
Bagian-bagian traktor,tuas garden berfungsi untuk mengatur
mode garden yang digunakan yaitu mono garden(2x4) atau doble
garden (4x4) ,tuas gas untuk mengkostan gas agar tidak naik
turun. Tuas perseneling digunakan untuk mengatur start atau
mundurnya traktor. Tuas HI-low untuk mengatur mode kecepatan
tinggi atau rendah, tuas kopling untuk mengatur
mesin,menggerakkan gardan atau tidak digerakkan. Roda depan
untuk menopang traktor dan menjalankan traktor pedal kopling
untuk mengatur jalannya gardan apabila diinjak maka gardan
akanlose, roda belakang untuk menopang bagian belakang traktor
pada saat dioperasikan poros roda bagian tengah yang
menghubungkan roda dengan as roda, tuas pengatur hidrolik
untuk mengatur naik turunnya bajak,tempat duduk sebagai
tempat duduk operator, kemudi sebagai kendali traktor. Pedal rem
untuk menghambat kecepatan traktor,pedal gas untuk mengatur
kecepatan traktor,knalpot sebagai saluran pembuangan gas
mesin,tangki bahan bakar sebagai tempat manampung bahan
bakar bensin,lampu sebagai penerang,kap mesin sebagai penutup
mesin, stabilizer sebagai penyangga pada saat kap saat
dibuka,filter udara sebagai penyaring udara masuk,aki sebagai
sumber listrik,radiator menjaga suhu mesin.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat


kesimpulan sebagai berikut:
1. Bajak singkal merupakan bajak yang paling tua yang dapat
digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik
untuk membalik tanah
2. Pengolahan tanah secara umum dapat dibagi dua yaitu
pengolahan tanah pertama yang biasanya menggunakan
bantuan bajak dan pengolahan tanah kedua yang biasanya
menggunakan garu
3. Traktor merupakan alat yang digunakan untuk menarik
implemen berupa garu maupun bajak
4. Traktor pada umummnya dibagi menjadi tiga bagian utama
yaitu tenaga penggerak (mesin) ,kerangka dan transmisi,dan
tuas kendali/kontrol

29
Saran

Diharapkan pada praktikum diperlihatkan juga


pengimplamentasian bajak maupun garu pada traktor.

30
ACARA IV

LATIHAN PENGOLAHAN TANAH SERTA PENGUKURAN KAPASITAS DAN


EFISIENSI KERJA LAPANG

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kegiatan budidaya tanaman perlu mendapatkan perhatian khusus keseluruhan


kegiatan meliputi pengolahan tanah, perawatan, bahkan pemanenan harus dilakukan dengan
baik.Kegiatan pertanian tersebut tidak boleh dilakukan terlambat maupun terlalu cepat
sehingga masalah kehilangan produksi di waktu pengolahan, perawatan, pemanenan sangat
kecil. Kegiatan petanianterhadap suatu komoditas sangat dipengaruhi oleh ketersediaan
waktu dan tenaga kerja. Mengingat suatu daerah yang berpenduduk sedikit sangat sulit
untuk menyediakan tenaga kerja yang berpenampil, untuk mengatasi hal tersebut diciptakan
alat mesin pembantu kegiatan pertanian. Alat mesinpertanian tersebut digunakan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam kegiatan pertanian. Salah satu alat mesin
tersebut itu adalah traktor.
Traktor dapat membantu manusia untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas
dalam kegiatan pertanian, pada praktikum kali ini menggunakan traktor yang dilapangan,
yaitu traktor tangan, praktikum dilakukan di Kecamatan Narmada Lombok Barat akan
menunjukan secara langsung tentang penggunaan traktor ditinjau dari aspek ekonomi,
aspek sosial, aspek kelayakan mesin, dan aspek luas kerja. Kesemua aspek tersebut sangat
berpengaruh dalam proses pengolahan lahan pertanian. Oleh karna itu, perlu dilakukan
praktikum ini mengingat pentingnya pengolahan tanah serta pengukuran kapasitas dan
efisiensi kerja lapang.

Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari kinerja (performance) alat
dan mesin pengolahan tanah secara mekanis dari aspek teknik kerekayasaan, operasional,
dan aspek ekonomi.

TINJAUAN PUSTAKA

31
Traktor dapat diartikan sebagai mesin bersumberdaya mekanis untuk penggerak
atau penarik beban. Dilapangan pertanian, traktor disamping digunakan untuk penggerak
atau penarik alat atau mesin pengolah tanah, juga digunakan sebagai penggerak atau
penarik alat atau mesin penanam, alat atau mesin pemeliharaan tanaman (pomp air,
sprayer) alat atau mesin pemanen, alat pengangkut, juga dapat dipergunakan sebagai
penggerakalat atau mesin pengolahan hasil pertanian(Yunus, 2010).
Penggunaan traktor sebagai sumber tenaga dalam pengolahan tanah, diharapkan
dapat mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan untuk proses pengolahan tanah,
kapasitas kerja menjadi lebih tinggi dan pendapatan petani bertambah, sehingga dapat
dilaksanakan usaha intensifikasi dan eksetifikasi yang sempurna. Traktor digunakan untuk
berbagai keperluan, penggunaan yang paling banyak iyalah untuk pengolahan tanah, karna
memang pekerjaan pengolahan tanah adalah pekerjaan pertanian yang relatif membutuhkan
daya yang besar dibandingkan dengan pekerjaan yang lainnya (Khaul,2007).
Tipe-tipe traktor berdasarkan cara dalam mencapai tujuan diklasifikasikan atas
beberapa tipe kerja, yaitu: whel type adalah traktor yang pada umumnya menggunakan roda
karet pada bagian depan dan belakang.Crawl type yaitu tipe traktor yang memiliki suatu
rangkaian rantai yang praktis dengan kekuatan penuh kedua sisinya. Dan Half Track Type
yaitu tipe traktor yang merupakan kombinasi dari kedua tipe diatas, yaitu bagian depan
menggunakan roda karet dan bagian belakang menggunakan rantai (Irwanto,2010).
Traktor mini merupakan traktor yang mempunyai dua poros roda (beroda empat)
.Traktor ini memiliki panjang berkisar 1790-2670 mm, lebar berisar 995-1020mm, dan
dayanya berkisar 12,5-20hp. Pada elemennya traktor ini digunakan oleh motor desel dan
silinder atau lebih , mempunyai 6 kecepatan (verseneling) maju dan 2 kecepatan mundur
dan empat macam kecepatan tinggi (termasuk kecepatan mundur). Kecepatan kerja berkisar
Antara 0,94-4,79 km/jam dan kecepatan transport berkisar antara 7,54-13,31 km/jam .
Traktor jenis ini sudah dilengkapi dengan PTO (Power take off), three point hitch (tiga titik
penggandengan atau system mounted). Pada umumnya konstruksi taktor mini tidak banyak
berbeda dengan traktor besar, perbedaan hanya pada dayannya saja(Amir,2011).
Prinsip kerja traktor tangan adalah mesin pengolah tanah dengan menggunakan
tanaga penggerak motor bakar yang umummnya motor desel, sebagai mesin pengolah
tanah, traktor digunakan untuk menarik peralatan pengolah tanah seperti bajak piringan,
garu, dan lain-lain.Traktor roda empat yang dirangkai dengan peralatan pengolahan perlu
diatur atau distel posisi peralatannya agar dapat difungsikan dengan baik, pengaturan
tersebut dilakukan dengan memanjangkan atau memendekkan pada ikatan sambungan
peralatan atau pada tiga titik penyambung(Umar,2013).

32
METODELOGI PRAKTIKUM

Waktu Dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu,18 Desember 2016, di Lahan


Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Mataram, Narmada.

Alat Dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Traktor mini dan hand
traktor, bajak singkal ,stopwatch , roll meter, polpen dan buku. Sedangkan bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah Patok, dan tali rapia.

Prosedur Kerja

Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Disiapkan traktor (traktor mini dan hand traktor) serta alat pengolah tanah (bajak
singkal) yang akan diuji serta peralatan ukur yang diperlukan.
2. Dipasangkan bajak singkal pada traktor yang akan digunakan
3. Diatur dengan cermat sistem penggandengan dari peralatan tersebut agar dapat dipakai
dengan baik.
4. Dipasang patok kayu (8 patok) pada lahan uji yang telah diperkirakan posisinya atau
ukurannya.
5. Dipasang 4 patok kayu sebagai batas dari lintasan lurus pengolahan tanah saat
pengujian dan 4 patok beji lainnya sebagai batas belok kegiatan pengolahan saat
pengujian. Skema pemasangan patok dapat dilihat pada gambar 1.
6. Diukur panjang dan lebar bidang olahan berdasarkan keempat batas patok untuk
lintasan lurus pengolahan lahan dengan menggunakan rollmeter 25 meter, kemudian
dihitung luas bidang olah tersebut.
7. Dihidupkan traktor dan ditempatkan pada salah satu sisi pojok bidang olah sebagai
tempat awal mulainnya traktor bekerja.
8. Diatur posisi bajak pada posisi yang siap untuk digunakan atau siap kerja.
9. Dibagi tenaga penguji menjadi lima bagian, yaitu operator taktor, pencatat waktu,
pengukur kedalaman dan lebar kerja, pencatat jumlah putaran roda traktor, dan pencatat
data-data pengujian.
10. Dilakukan pengolahan awal terlebih dahulu menggunakan traktor dengan memilih jalur
olah diluar areal olahan utama guna menenntukan lebar kerja, kedalaman dan waktu
teoritis.

33
11. Dibagi pencatat waktu jadi dua, yaitu satu orang sebagai pencatat waktu lurus (waktu
efektif) dan satu lagi sebagai pencatat waktu belok (waktu tidak efetif).
12. Diaktifkan stopwatch ketika traktor mulai berjalan mengolah tanah pada lintasan lurus,
kemudian menghentikan stopwatch ketika traktor sudah sampai diujung batas akhir
lintasan lurus pengolahan
13. Dicatat jumlah putaran roda traktor saat berjalan lurus, sedangkan pada waktu belok
tidak usah melakukan perhitungan
14. Diubah posisi bajak ke kondisi tidak siapa kerja saat traktor berjalan membelok.
15. Diaktifkan stopwatch ketika traktor berjalan memmbelok. Kemudia menghentikan
stopwatch ketika traktor selesai membelok dan siap berjalan lurus kembali.
16. Diubah lagi posisi bajak keposisi siap kerja ketika trator berjalan lurus lagi.
17. Dicatat kedalaman dan lebar kerja hasil pengolahan mengukur lebar kedalaman hasil
olahan dengan menggunakan meteran.
18. Dilakukan langkah 1-17 hingga olahan selesai terolah.
19. Dirangkap semua data yang diperoleh dan selanjutnya melakukan perhitungan dan
analisis terhadap data yang diperoleh.

HASIL PENGAMATAN

Gambar 4.1 Hand traktor (traktor mini)


Keterangan:
1. Lampu
2.
3. Pully mesin
4. V-belt
5. As roda

34
6. Kenalpot
7. Tuas gas
8. Tuas bajak
9. Tuas kopling utama
10. Bajak singkal
11. Roda
12. Pelindung mesin
13. Tutup tangka
14. Tangka
15. Standar
16.
17. Roda gila
18. Perseneling
19. Pisau pemotong
20.
21. Singkal
22. Penggandeng

Tabel 4.1 Hasil pengamatan pada traktor

NO Pengamatan Hasil
1 Lebar bajak teoritis 0,33m
2 Lebar bajak aktual 0,2 m
3 Diameter roda 0,74m
4 Luas lahan 50m2
5 Waktu total pengerjaan 7 menit 56 detik
6 Kedalaman pembajakan 13,25cm
7 Putaran roda 97kali
8 Waktu untuk belok 3,18detik
9 Total jarak tempuh 200m
10 Lebar hasil pembajakan 0,275m
11 Luas hasil pembajakan 181,562
12 Kecepatan traktor 0,0035 ha/jam
13 Kapasitas lapang teoritis 0,001155 ha/jam
14 Kapasitas lapang aktual 1260 x 10-8 ha/jam
15 %waktu hilang untuk tumpang tindih 39,39%
16 %waktu hilang untuk slip roda 11,26%
17 %waktu hilang untuk belok 2,41%
18 %waktu hilang karena berhenti/macet 0%
19 Efisiensi teoritis 1,09%
20 Efisiensi aktual 54,489%

35
Hasil perhitungan

Diketahui:

W : lebar bajak teoritis

V : kecepatan traktor

W1 : lebar bajak teoritis

W2 : lebar bajak actual

D : diameter roda

N : putaran roda

M : lintasan lurus

T : waktu total pengerjaan

T1 : waktu untuk belok

T2 : waktu macet atau berhenti

L1 : persentase waktu hilang karena tumpang tindih (overlapping)

L2 : persentase waktu hilang karena slip

Ka : kapasitas lapang actual

Kt : kapasitas lapang teoritis

Perhitungan:

1. Kapasitas lapang teoritis (kt) (ha/jam)


kt =w v
0,33 0,0033
0,001155

2. kapasitas lapang actual (ka) (ha/jam)


luas hasil bajakan
ka=
total waktu

36
119, 69 108

456 3600

1260,71 108
3. persentase waktu hilang karena tumpang tindih (overlapping)
w 1w 2
%l1= 100
w1
0,330,2
100
0,33
0,13
100
0,33
39,39

4. Persentase waktu hilang karena slip


DN M
%l2= 100
DN
3,14 x 0,74 x 97200
100
3,14 x 0,74 x 97
225,389200
100
225,389
25,389
100
225,389
11,26

5. Persentase waktu hilang saat membelok


T1
%l3= 100
T
3,18 x 4
100
456
2,41

6. Persentase waktu hilang karena macet atau berhenti


T2
%l4= 100
T

37
0
100
456
0

7. Efisiensi kerja (lapang actual)


E= (1l1 ) ( 1l 2 )( 1l 3 ) ( 1l 4 ) x 100

( 10,3939 ) ( 10,1126 ) (10,041 ) (10 ) x 100


0 , 6061 x 0,8874 x 0,9759 x 1 x 100
54,489

8. Efisiensi teoritis
ka
E= 100
kt
ka
100
kt
8
1260,71 x 10
100
0,001155
1,09

PEMBAHASAN

Pengolahan tanah pertanian sangatlah penting. Pengolahan tanah bermakna


mengolah tanah agar struktur tanah berubah menjadi gembur. Pengolahan tanah berarti
membalik lapisan bawah tanah ke permukaan tanah agar ada pertukaran gear udara,
peresapan air, dan memudahkan masuknya sinar matahari. Tanah yang gembur akan
memudahkan akar tanaman masuk kedalam tanah dan menyerap unsur hara. Pengolahan
tanah nantinya akan mempengaruhi hasil budidaya pertanian selanjutnya pengolahan tanah
terdiri dari tiga bentuk yaitu: (1). Tanpa olah tanah (TOT). (2). Olah tanah minimum
(OTM). (3). Olah tanah paripurna (OTP).
Praktikum ini menggunakan traktor tangan dengan ukuran lebar bajak teoritisnya
adalah 0,33 m, lebar bajak aktual 0,2m ukuran diameter roda sebesar 0,74m dengan luas
lahan yang dibajak adalah 50m2, memmbutuhkan waktu 7 menit 56 detik. Dari hasil
praktikum yang telah dilakukan diperoleh bahwa hand traktor yang digunakan mempunyai
hasil kapasitas lapang teoritis sebesar 0,001155 km/jam. Kapasitas lapang aktual sebesar
1260,71x10-8 km/jam. Waktu yang hilang karena tumpang tindih sebanyak 39,39%.

38
Besarnya persentase waktu yang terbuang karena tumpang tindih yang terjadi dilapangan
diakibatkan lahan yang sudah diolah sebelumnya terolah kembali, otomatis akan
menggerus alur pembajakan pertama sekaligus menimbun sebagian areal pada alur
pembajakan sebelumnya sehingga mempengaruhi hasil pembajakan dan memperlama
waktu pembajakan waktu yang hilang karna slip sebanyak 11,26% dimana roda traktor
berputar berulang-ulang pada satu titik atau berputar ditempat yang sama. Waktu yang
terbuang karna slip ini disebabkan karna kondisi tanah yang banyak mengandung air yang
menyebabkan tanah menjadi licin. Waktu hilang saat membelok sebesar 2,41%, berbelok
saat melakukan penggarapan lahan baik secara bolak-balik ataupun dari tepi ketengah
menghasilkan suatu kehilangan waktu yang sering kali sangat berarti. Dilihat dari waktu
yang hilang saat berbelok dengan persentase kecil menunjukan bahwa saat mengendalikan
traktor operator berbelok cukup baik. Sedangkan waktu yang hilangan karena berhenti atau
macet sebesar 0%. Dari hasil perhitungan efesiensi kerja lapang sebesar 54,489% dan
efisiensi teoritis sebesar 1,09% .dengan kapasitas lapang yang lebih dari 50% menunjukan
bahawa traktor sudah bekerja maksimal dan efisien.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai efisien kapasitas lapang pada traktor
terhadap lahan yang digarap adalah kondisi lahan yang mengandung cukup air sehingga
tanah menjadi licin menyebabkan sering terjadi slip pada roda traktor sehingga banyak
waktu yang terbuang. Faktor yang kedua ialah operator yang mengendalikan traktor,
fakctor ketiga yaitu kesalahan-kesalahan saat melakukan praktikum untuk pengambilan
data dan kesalahan pembacaan dalam pengukuran waktu berbelok, slip, dan tumpangtindih.
Beberapa faktor ini sangat mempangaruhi nilai untuk mensatukan efesiensi hasil
pembajakan secara aktual maupun teoritis.
Mengenal traktor tangan itu sangat penting, terutama bagian-bagian dari traktor
tangan itu sendiri. Bagian-bagian utama dari traktor tangan adalah seperti berikut asroda,
pelindung samping , penahan lumpur, pengikat batang ridge, hendel pengikat roda
belakang, tuas belok kanan, handel utama, tuas gas, handel pembantu, pemindahan
kecepatan cakar, tuas kopling utama, pemindahan kecepatan jalan, tuas penyangga depan,
v-belt, pully mesin, pully utama. Bagian-bagian utama traktor tangan dapat dikelompokan
menjadi tiga yaitu tenaga penggerak motor, kerangka dan transmisi dan tuas kendali.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, perhitungan, dan pembahasan, maka dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja lapang ialah banyak atau sedikitnya
kandungan air dalam tanah, operator yang mengendalikan traktor, dan kurang telitinya
praktikan saat pengambilan dan perhitungan data.
2. Nilai efisiensi actual sebesar 54,489% lebih tinggi dari pada nilai efisiensi teori yang
hanya 1,09%.

39
3. Tidak telitinya praktikan saat pengambilan data menyebabkan nilai efisiensi actual lebih
besar dari efisiensi teoritis yang seharusnya nilai efisiensi teoritis lebih besar dari nilai
aktual.
4. Semakin banyak air yang terdapat dalam tanah akan memperlambat proses pembajakan
karna membuat traktor slip rodanya.
5. Kurangnya pengetahuan operator saat proses pembajakan mengakibatkan rendahnya
efisiensi kerja lapang.

40
Saran

Sebaiknya operator yang mengemudikan traktor yaitu operator yang sudah terbiasa
dan memahami betul cara pengolahan tanah untuk mengurangi kesalahan pengambilan data
pada saat praktikum.

41
ACARA V

PENGENALAN ALAT DAN MESIN PENGENDALI HAMA DAN


PENYAKIT TANAMAN DAN KALIBRASI SPRAYER

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengendalian terhadap kehadiran dari hama, gulma, dan


penyakit tanaman yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
sangat penting untuk dilakukan karena akan berdampak pada hasil
panen. Pengendalian bisa dilakukan dengan menggunakan pestisida
cair maupun tepung. Untuk pengaplikasian pestisida baik cair
maupun tepung bisa dilakukan dengan bantuan sprayer dan duster,
tetapi pada umumnya yang digunakan adalah sprayer.
Kinerja sprayer sangat ditentukan oleh kesesuaian ukuran
droplet. Droplet merupakan aplikasi cairan yang dapat dikeluarkan
dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan
penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan. Sprayer
memiliki bagian-bagian penting yang fungsinya tergantung dari
masing-masing bagian. Salah satu bagian penting sprayer adalah
nozzle. Nozzle terbuat dari bermacam-macam bahan mulai dari
plastik sampai baja tahan karat. Nozzle berguna untuk
mempengaruhi hasil dan bentuk droplet. Oleh karena pentingnya
pengetahuan tentang sprayer untuk mendapatkan hasil
pengaplikasian pestisida yang optimal maka perlu dilakukan
praktikum tentang pengenalan alat dan mesin pengendali hama dan
penyakit tanaman dan kalibrasi sprayer.

Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari cara


pengaturan bagian-bagian sprayer, dalam kaitanya dengan
penggunaan sprayer untuk pengendalian hama dan penyakit
tanaman yang sesuai dosis penggunaan obat-obatan tertentu.

42
TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan ketahanannya di lingkungan maka pestisida dapat


dikelompokkan atas dua glolongan yaitu resisten dimana meninggalkan
pengaruh terhadap lingkungan dan yang kurang resisten. Pestisida yang
termasuk organoklorin termasuk pestisida yang resisten pada
lingkungan dan meninggalkan residu yang tertentu lama dan dapa
terakumulasi dalam jaringan melalui rantai makanan, contohnya DDT,
Cyclodienes, Hexachlorocyclohexane (HCH), endrin. Pestisida kelompok
organofosfat adalah pestisida yang mempunyai pengaruh yang efektif
sesaat saja dan cepat terdegradasi di tanah, contohnya Disulfoton,
Parathion, Diazinon, Azodrin, Gophacide, dan lain- lain (Manuaba, 2008).
Alat penyemprot digunakan untuk mengaplikasikansejumlah
tertentu bahan kimia aktif pemberantas hama penyekit yang terlarut
dalam air ke objek semprot (daun, tangkai, buah) dan sasarn semprot
(hama penyakit), efisiensi dan efektivitas alat semprot. Hal ini
ditentukan oleh kualitas dan kuantitas bahan aktif tersebut yang
terkandung di dalam setiap butiran larutan tersemprot (droplet) yang
melekat pada objek dan sasaran semprot. Prinsip kerjanya adalah
larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui
tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada
waktu gagang pompa digerakkan, larutan keluar dari tangki menuju
tabung udara sehingga tekanan didalam tabung meningkat, keadaan ini
menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep
dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot (Asiddiq,
2014).
Penyemprot tipe gendong terdiri atas 3 bagian pokok antara lain
bagian tangka (reservoir), ada 2 macam bentuk reservoir yaitu bulat
panjang atau silinder dan bulat pipih (penampang melintang), bentuk
elips dan bagian belakang disesuaikan dengan letak punggung. Bagian
pompa (unit pompa), ada 2 tipe pompa penyedot gendong yang paling
umum dikenal yaitu tipe pompa angin dan/atau pompa cairan dan tipe
pompa isap (tekan). Bagian pengabut (unit selang dan pelengkap
nozzle), unit ini terdiri atas 3 bagian penting antara lain selang, laras
penyemprot (tangki penyemprot) dan kepala penyemprot (nozzle)
(Mulyanto, 2002).
Fungsi utama nozzle adalah memecah (otomisasi) larutan semprot
menjadi butiran semprot (droplet). Fungsinya nozzle adalah menentukan
ukuran butiran semprot (droplet size), mengatur flow rate (angka curah)
dan mengatur distribusi semprotan yang dipengaruhi oleh pola
semprotan, sudut semprotan dan lebar semprotan. Nozzle sprayer
(knapsack sprayer) pertanian selama ini dikenal dengan tipe yaitu cone

43
nozzle (nozzle kerucut), flatfan nozzle (nozzle kipas), even flat nozzle
polijet dan nozzle lubang empat (Hamzah, 2013).
Dalam mimilih alat semprot harus mempertimbangkan beberapa
hal yaitu luas area yang akan disemprot, jenis tanaman yang akan
disemprot, umur ekomomis alat semprot, ketersediaan suku cadang,
kemudian dalam pembersihan dan pemeliharaan alat; harga kompetitif
atau perbandingan harga dari alat-alat semprot sejenis dan anggaran
yang tersedia, dan ketersediaan tingkat keterampilan tenaga kerja yang
akan mengoprasikan alat semprot (Sudaryanto, 2007).

METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 27 November 2016 di


SMKN 1 Kuripan Lombok Barat Nusa Tenggara Barat Indonesia.

Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat


penyemprot (sprayer), stopwatch, meteran dan gelas ukur. Sedangkan
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air.

Prosedur Kerja

44
Adapun prosedur langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Diukur jarak pada lahan sepanjang 2 meter, diberikan tanda pada tiap
ujung dan tengah lahan
2. Dilakukan kalibrasi pada sprayer
3. Dibuka kran slang air sambal disiramkan pada titik tengah lahan
sebanyak 2 kali pengulangan
4. Diukur jarak kering dan basah akibat dari penyiraman dengan
meteran
5. Dicatat hasil pengukuran dan dilakukan analisis data
6. Dikalibrasi sprayer
7. Dibuka keran slang air bersamaan dengan stopwatch diaktifkan
8. Diukur air yang tertampung pada gelas ukur dan dicatat hasilnya
9. Diulangi langkah 6-8 untuk waktu 30, 60 dan 90 detik
10. Dilakukan analisis data pada data yang didapat.

HASIL PENGAMATAN

45
Gambar 5.1 Alat Semprot Hama dan Penyakit Tanaman (Sprayer)

Keterangan:

1. Slang pompa
2. Penutup tangka
3. Tangki
4. Keran
5. Pipa penyemprot
6. Penyemprot
7. Slang
8. Pompa hidrolik

Tabel 5.1 Menentukan Lebar Efektif Nozzle

Jarak A-B Jarak kering A Jarak kering B Sebaran


Ulangan
(m) (m) (m) nozzle (m)

46
1 2 0.84 0.91 0.28
2 2 0.63 0.78 0.61
3 2 0.49 0.63 0.90
Rata-
2 0.65 0.77 0.597
rata

Tabel 5.2 Menentukan Debit (Output Nozzle)

T. T.
L. alas t
Wadah wadah permukaan Volume (m3)
wadah (m2) waktu
(m) air (m)
1 70.85 x 10-6 0.17 30 0.08 56.67 x 10-8
2 70.85 x 10-6 0.17 60 0.10 70.85 x 10-8
3 70.85 x 10-6 0.17 90 0.15 106.57 x 10-8
Rata- 70.85 x 10-6 0.17 60 0.11 78.03 x 10-8
rata
Analisis Data
Perlakuan 30 detik
1
volume= d2 t
4
1
3,24 (0,095)2 0,08
4

56,67 108 m3
v
debit=
t

56,67 108 m3

30 s

18,89 109 m3 /s

Perlakuan 60 detik
1 2
volume= d t
4
1 2
3,24 (0,095) 0,10
4

70,85 108 m3

47
v
debit=
t

70,85 108 m3

60 s

11,808 109 m3 /s

Perlakuan 90 detik
1
volume= d2 t
4
1
3,24 (0,095)2 0,15
4

106,57 108 m 3
v
debit=
t
8 3
106,57 10 m

90 s
9 3
11,84 10 m / s

PEMBAHASAN

Motor sprayer merupakan sprayer yang menggunakan mesin


sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk
mengeluarkan larutan dalam tangki. Beberapa contoh sprayer jenis ini
adalah mist blower sprayer dan boom sprayer. Jenis sprayer yang
terakhir adalah CDA sprayer dimana sprayer jenis ini tidak
menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan larutan semprot ke
bidang sasaran semprot melainkan menggunakan gaya gravitasi dan
putaran piringan dimana cara kerja alat ini adalah larutan mengalir
melalui tangki dari selang menuju nozzle, diterima oleh putana piringan
bergerigi dan disebarkan kearah bidang sasaran.
Sprayer atau alat semprot pestisida yang biasa digunakan petani
memiliki beragam bentuk dan cara kerjanya. Ada beberapa jenis atau
macam sprayer diantaranya knapsack sprayer, motor sprayer dan CDA
sprayer. Knapsack sprayer atau alat semprot punggung memiliki prinsip
kerja, larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara

48
melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan
penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakka larutan akan keluar
dari tangka menuju tabung udara sehingga tekangan didalam tabung
meningkat, keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki
dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle ke
bidang sasaran semprot.
Bagian-bagian umum sprayer diantaranya adalah tangki (tank)
sebagai tempat larutan diisikan, pengaduk (agitator) sebagai pengaduk
larutan dalam tank, unit pompa (pump) sebagai pemberi tekanan
kepada larutan, pengaturan tekanan (pressure gauge), saringan
(strainer) sebagai penyaring larutan yang dimasukkan ke tank, penutup
untuk menutup tank, saluran penyemprot yang terdiri dari kran dan
karet, sabuk penggendong, selang karet, piston pompa, katup pengatur
dan pengendali, laras pipa penyalur dan nozzle.
Jenis-jenis nozzle diantaranya cone nuzzle (nozzle kerucut) yang
menghasilkan semprotan halus, flat fan nozzle (nozzle kipas standar)
yang menghasilkan pola semprotan berbentuk oval (v), even flat fan
nozzle (nozzle kipas rata) yang pola semprotanya membentuk garis,
nozzle polijet yang semprotanya berbentuk garis atau cerutu, dan yang
terakhir adalah nozzle lubang empat yang menghasilkan pola semprotan
berbentuk kerucut.
Hasil yang didapatkan adalah debit air pada penetapan waktu 30
detik adalah 18,89 x 10-9 m3/s, waktu 60 detik adalah 11.808 x 10-9 m3/s
dan 90 detik adalah 11,84 x 10-9 m3/s ini berarti walaupun dengan
spesifikasi alat yang sama dan operator yang sama tidak menjamin
debit air yang keluar dari nozzle juga sama. Perbedaan hasil yang paling
mencolok adalah pengukuran pada waktu 30 detik yang memiliki debit
air yang paling besar, hal ini diakibatkan oleh seringnya dilakukan
kalibrasi pada sprayer melebihi jumlah yang seharusnya dilakukan
seperti pada pengukuran 60 detik dan 90 detik.
Praktikum ini juga dilakukan perhitungan lebar gawang. Lebar
gawang dihitung dalam satuan meter yaitu mengukur lebar tanah yang
terkena semprot menggunakan meteran. Didapatkan nilai sebaran
nozzle percobaan pertama sebesar 0.28 m, percobaan kedua 0.61m dan
percobaan ketiga 0.90 m dengan jarak kering titik A dan titik B masing-
masing 0.84 m dan 0.91 m untuk percobaan pertama, 0.63 m dan 0.78
m untuk percobaan kedua dan 0.49 m dan 0.63 m untuk percobaan
ketiga. Perbedaan sebaran nozzle dapat diakibatkan oleh beragam faktor
yaitu tekanan pada sprayer akibat dilakukannya kalibrasi dan kurangnya
ketelitian dari praktikan yaitu pada saat mengukur sebaran nozzle, untuk
perbedaan tiap jarak kering baik titik A dan titik B bisa disebabkan oleh
arah angin yang berhembus sehingga air yang disemprotkan sprayer
terhembus ikut mengikuti arah angin. Ketinggian dari nozzle saat
menyemprotkan air juga ikut mempengaruhi sebaran nozzle, makin

49
tinggi jarak nozzle dengan tanah maka makin lebar sebaranya begitu
juga sebaliknya.
Sprayer atau alat penyemprot memiliki perbedaan volume fluida
yang keluar saat keran air dibuka ini bisa diakibatkan oleh beragam
faktor beberapa diantaranya adalah jenis nozzle yang digunakan dan
tekanan oleh karena itu untuk menyetarakan volume fluida yang keluar
perlu dilakukan kalibrasi. Dalam praktikum ini dilakukan pengukuran
volume air yang dikeluarkan sprayer tiap 30, 60 dan 90 detik.
Perawatan sprayer yang paling umum dilakukan adalah pencucian
dimana pencucian pertama dilakukan dengan menuangkan air kedalam
tangki kemudian dikocok terus dibuang dilanjutkan dengan pencucian
kedua dimana pembuangan air dilakukan dengan disemprotkan melalui
sprayer kemudian dilanjutkan dengan pencucian yang ketiga dimana air
yang diisi akan disemprotkan melalui sprayer dan sisanya dibuang.
Pelumasan dilakukan setelah pencucian dan pengeringan dimana bagian
yang dilumasi adalah bagian-bagian yang bergerak seperti piston,
langkah selanjutnya adalah penyimpanan dimana alat ini sebaiknya
disimpan pada posisi miring.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat


ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi volume fluida yang
dikeluarkan oleh sprayer yaitu bentuk nozzle dan tekanan.
2. Sebaran nozzle dapat dipengaruhi oleh arah angina.
3. Bagian-bagaian sprayer diantaranya ada tangki, pengaduk, unit
pompa, pengatur tekanan, saringan, penutup, saluaran
penyemprot, sabuk pengandeng, selang karet, piston pompa,
katup pengatur dan pengendali, laras pipa penyalur dan nozzle.
4. Nozzle memiliki beberapa jenis diantaranya cone nozzle, flat fan
nozzle, even flat fan nozzle dan nozzle lubang empat.
5. Perawatan sprayer dapat dilakukan dengan pencucian sebanyak
tiga kali dan pelumasan serta penyimpanan dengan keadaan
miring.

Saran

50
Diharapkan saat praktikum pemakaian sprayer, kalibrasi yang
dilakukan disesuaikan dengan debit air yang keluar dari nozzle dan
sebaiknya saat pengukuran sebaran nozzle ditunggu dulu air yang
disemprotkan kering atau meresap ke tanah untuk menghidari kesalahan
pengukuran.

51
ACARA VI

MESIN PERONTOK PADI

PEMBUKAAN

Latar Belakang

Dizaman yang semakin maju saat ini kebutuhan manusia akan teknologi sangat
dibutuhkan baik itu didalam industri pengolah pangan, alat atau mesin industri dan lain
sebagainya. Tidak terkecuali pada alat pemanen padi. Dimana dalam hal ini perlu
adanyaalat yang memudahkan pekerjaan manusia dan menekan kerugian akibat tercecernya
hasil panen padi atau yang tertinggal pada jerami.tentu dalam hal ini akan menurunkan
hasil panen dan produktivitas padi terutama yang masih menggunakan alat panen
tradisional.
Penanganan pasca panen padi merupakan upaya sangat strategis dalam rangka
mendukung peningkatan produksi padi. Konstribusi penanganan pasca panen terhadap
peningkatan padi dapat tercermin dari penurunan kehilangan hasil dan tercapainya mutu
gabah atau beras sesuai persyaratan mutu. Dalam penanganan pasca panen padi, salah satu
permasalahan yang sering dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran dan pemahaman
petani terhadap penanganan pasca panen yang baik sehingga mengakibatkan masih
tingginya kehilangan hasil panen. Dalam usaha tani padi threshermerupakan alat untuk
merontokkan padi menjadi gabah. Alat ini merupakan alat bantu bagi tenaga kerja untuk
memisahkan gabah dengan jeraminya, sehingga penggunaan pada thresher menjadi satu
kesatuan dengan tenaga kerja panen. Oleh karena itu perlu diadakan praktikum mesin
perontok padi.

Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari mekanisme perontokan
padi dengan mesin perontok padi bertenaga listrik.

TINJAUN PUSTAKA

Thresher adalah alat perontok padi. Perontokkan merupakan bagian integral dari
proses penaganan pasca panen padi, diamana padi yang telah layak dipanen dirontokkan
untuk memisahkan bulir-bulir padi dari jeraminya. Prinsip kerja thresher ini adalah
memukul bagian tangkai padi (jerami) sehingga bulir-bulir terlepas. Dalam mempersiapkan

52
banyak hasil tanaman perlu dipisahkan dari tangkai tempat tumbuhnya. Kacang tanah harus
dirontokkan atau dipetik dari batangnya dan lain sebagainya (Anonima,2005)
Kegiatan perontokan merupakan kegiatan awal setelah panen padi dan setelah
dilakukan pemotongan. Kelancaran kegiatan ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan alat
atau mesin perontok (thresher), kinerja thresher, dan sifat padi yang dirontokkan. Prinsip
kerja thresher adalah melepas bulir-bulir gabah dari tangkai atau malai, padi dan
dipisahkan. Pelepasan bulir-bulir ini akibat tarika, pukulan, gesekan atau kombinasi dari
masing-masing. Gigi perontok adalah bagian thresher yang berfungsi melepaskan bulir-
bulir padi tersebut (Drajad,2007)
Penanganan bahan hasil pertanian merupakan operasi yang baik dilakukan pada
pengolahan hasil pertanian dan industri. Dengan penangan bahan yang tidak efisien akan
mempengaruhi pada biaya produksi dan akhirnya akan berpengaruh pada harga produk
yang akan dijual. Dengan melakukan efisiensi pada penanganan bahan akan mengurangi
biaya produksi sampai 50%. Mesin dan peralatan untuk mengolah hasil pertanian atau
pangan menjadi produk yang siap diolah atau produk yang siap dionsumsi
(sukmawaty,2002)
Kegiatan perontokan padi dilakuan setelah kegiatan panen menggunakan sabit atau
alat mesin panen (reaper). Kegiatan perontokan ini dapat dilakukan secara tradisional
(manual) atau menggunakan mesin perontok. Secara tradisional kegiatan perontokan akan
menghasilkan susut tercecer yang relative besar, mutu gabah yang kurang baik dan
membutuhkan tenaga yang cukup melelahkan. Mesin perontok dirancang untuk mampu
memperbesar kapasitas kerja, meningkatkan efisiensi kerja, mengurangi kehilangan hasil
dan memperoleh mutu hasil gabah yang baik (Barack,2011)
Berbagai macam jenis mesin perontok padi (thresher), yaitu: Pedal Thresher
(Thresher semi Mekanis). Thresher jenis pedal ini mempunyai konstruksi sederhana, dapat
dibuat sendiri oleh petani dan cukup dioperasikan oleh satu orang serta mudah dijinjing
ketengah lapangan/sawah. Thresher jenis pedal ini tidak dikategorokan sebagai mekanis
karena menggunakan mesin penggerak (bensin atau diesel) (Mulianto,2009).

METODOLOGI PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 3 Desember 2016 di laboratorium Daya
dan Mesin Pertanian. Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

Alat dan Bahan Praktikum

53
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan, mesin
power thresher, stopwatch, bolpoin, kertas untuk mencatat, alat pembersih. Sedangkan
bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum adalah padi yang baru dipanen.

Prosedur Kerja

Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Ditimbang 0,5 kg dan 1 kg padi yang masih bermalai
2. Dihidupkan mesin perontok padi dan biarkan putaran stabil
3. Dimasukkan padi yang telah ditimbang melalui lubang pemasukan
4. Dibolak-balik hingga padi sampai rontok
5. Dicatat waktu perontokan untuk tiap-tiap perontokan
6. Ditimbang sisa, ampas dan baeras/padi
7. Dihitung efisiensi perontokan padi tersebut

54
HASIL PENGAMATAN

Gambar 6.1 Power Thresher


Keterangan:
1. Lubang Pemasukan
2. V-belt
3. Puli kecil
4. Penampung padi
5. Dudukan mesin
6. Penutup silinder
7. Saklar/stopkontak (on/off)
8. Penyaringan
9. Ventilasi
10. Puli besar
11. Generator

Tabel 6.1 Perhitungan Efisiensi Perontok Dan Efisiensi Alat

Bahan Waktu Berat gabah Ampas (kg) Sisa alat

55
(kg) (detik) (kg) (kg) perontok (%)
(%)
0.5 11,60 147,44 x 10- 28,05 x 10-3 0,3 32,95 29,49
3

1 14,90 272,84 x 10- 75,82 x 10-3 0,65 29,57 27,28


3

1.5 17,01 397,42 x 10- 45,54 x 10-3 1 28,44 26,49


3

2 32,84 609,10 x 10- 151,43 x 10- 1,25 32,76 30,46


3 3

76,35 1426,8 x 10- 300,84 x 10- 3,2


3 3

Rata-rata 19,0875 356,7 x 10-3 75,21 x 10-3 0,8

Perhitungan
Efisiensi perontok gabah (Ep)
Perontok gabah
E p= 100
Berat gabah+Sisa

Bahan 0.5 kg
147,44 103
E p 1= 100
147,44 103 +0,3

147,44 103
100
447,44 103
32,95

Bahan 1 kg
272,84 103
E p 2= 100
272,84 103 + 0,65

272,84 103
3
100
922,84 10
29,57

Bahan 1.5 kg
397,42 103
E p 3= 100
397,42 103 +1

56
3
397,42 10
100
1397,42 103
28,44

Bahan 2 kg
609,1 103
Ep4= 3
100
609,110 +1.25

609,1 103
100
1859,1 103
32,76

Efisiensi alat (EA)


Berat gabah
EA= 100
Berat bahan awal

Bahan 0.5 kg
147,44 103
EA1= 100
0,5

147,44 103
100
500 103
29,49

Bahan 1 kg
272,84 103
EA2= 100
0,65
3
272,84 10
3
100
650 10
27,28

Bahan 1.5 kg
397,42 103
EA3= 100
1

57
3
397,42 10
100
1000 103
26,49

Bahan 2 kg
609,1 103
E A 4= 100
1,25

609,1 103
3
100
1250 10
30,46

Kapasitas alat (KA)


Ratarata berat gabah
K A=
Waktu ratarata

356,7 103 kg

19,0875 s

18,6876 103 kg/ s

PEMBAHASAN

Perontok padi (power thresher) merupakan alat atau mesin yang digunakan
untuk merontokkan biji padi dari tangkainya. Mesin ini sangat bermanfaat sekali
untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan petani dalam hal panen. Mesin
perontok padi (power thresher) ini dilengkapi dengan Hopper tempat memasukkan
tangkai padi, terdapat pula drum perontok padi yang akan merontokkan padi dari
tangkainya, selanjutnya Belt transmisi, blower (kipas), rumah/kerangka perontok,
motor penggerak diesel berbahan dasar bensin dan yang terakhir roda untuk
mobilitas.
Spesifikasi teknis dari mesin perontok padi ini (power thresher) yaitu motor
penggerak dengan model silinder 4 langkah berbahan bakar solar (diesel). Daya atau
putaran dari motor diesel ini berkecepatan 6-8 HP/ 2200-2400 rpm. Mesin ini juga
dilengkapi dengan sitem pendingin mesin berupa radiator.sistem kompresi yang
dipakai yaitu Direct Injection. Unit mesin perontok padi ini mempunyai panjang
1500-1800 mm, lebar 900-1300 mm dan tinggi 1100-1500 mm. sedangkan berat alat
atau mesin yaitu 100 kg. untuk bahan konstruksi atau pembuat dari mesin ini besi
siku 40x40 mm dengan tebal 3 mm. untuk kerangka plat baja tebal minimum 1,0
mm, untuk dinding plat, plat baja setebal min 2,0 mm, untuk penutup silinder dan

58
kawat baja besi bekel 6 mm untuk saringan. Sementara itu untuk silinder perontok,
diameter antara 280-320 mm. Jumlah gigi perontok sebanyak 8-12 buah perbaris
dengan lebar silinder antara 650-750 mm, tinggi perontok antara 65-75 mm dan
jarak antara gigi perontok sekitar 50-70 mm. putaran poros silinder perontok
tersebut antara 600-700 rpm.
Prinsip kerja power thresher ini adalah dengan memasukan tangkai jerami
pada hopper atau tempat memasukkan jerami. Sehngga drumnya akan berputar dan
melepaskan padi dari tangkainya. Cara kerjanya adalah dengan menghidupkan
mesin sebentar sebelum diberi muatan. Periksa kemampuan alat dengan
memasukkan bahan sedikit demi sedikit, apabila padi belum terontokan tambah
kecepatan putaran (rpm) drum perontok. Tampunglah gabah secara langsung
menggunakan karung didepan mulut pintu pengeluaran gabah untuk menghindari
gabah tercampur dengan jerami. Setelah selesai perontokan segeralah bersihkan
mesin terutama pada bagian dalamnya agar tidak berkarat.
Praktikum ini dilakukan dengan perontokan gabah dengan menggunakan
power thresher. Mula-mula ditimbang padi sebanyak 0,5 kg, 1 kg dan 2,0 kg.
Kemudian dirontokkan dengan mesin power thresher dan didapat data: untuk bahan
0,5 berat gabah yang diperoleh 147,44x10-3 kg, ampasnya 28,05x10-3, sisanya 0,3 kg
dalam waktu 11,6 detik. Efisiensi perontokan gabah dan efisiensi alat bahan 0,5 kg
sebesar 32,95% dan 29,49%. Untuk bahan 1,0 kg berat gabah 272,84x10 -3kg
ampasnya 75,82x10-3kg, sisanya 0,65 kg, efisiensi perontokan 29,57% dan efisiensi
alat bahan 0,1 kg 27,28% dalam waktu 14,9 detik. Untuk 1,5 kg bahan, diperoleh
397,42x10-3kg hasil gabah, ampas 45,54x10-3kg sisanya 1 kg dalam waktu 17,01
detik, efisien perontokan gabah 28,44% dan efisien alat bahan 1,5 kg 26,49%.
Untuk bahan 2 kg diperoleh berat gabah 609,10x10-3, ampas 151,43x10-3, sisanya
1,25 kg dengan efisiensi perontok 32,76% dan efisiensi alat 30,46%, sehimgga
didapat hasil keseluruhan 10,6876x10-3 kg pada setiap menitnya. Berdasarkan hasil
pengamatan telah diperoleh hasil yang beragam efisiensi perontok dan efisiensi alat
tertinggi terjadi pada bahan 2 kg.
Hal ini seharusnya bahan yang paling sedkit akan menghasilkan efisiensi
perontok dan alat yang lebih tinggi, namun hasil yang didapat justru sebaliknya.
Bahan yang paling banyaklah yang memperoleh efisiensi perontokan dan alat yang
paling tinggi. Hal ini tentu saja bisa terjadi karena faktor kurangnya keterampilan
pekerja dalam merontokkan padi dengan mesin power thresher ini atau human error
saat menganalisa data maupun pada saat menimbang hasil yang diperoleh, karena
hal ini mungkin saja terjadi. Karena kita sebagai praktikum mungkin baru pertama
kali menggunakan alat ini.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi alat adalah banyak sedikitnya
bahan yang dirontokkan. Faktor keterampilan pekerja dalam menggunakan
merontokkan padi, pekerja akan menyesuaikan dengan berat bahan yang akan
dirontokan. Faktor keadaan mesin dan peralatan juga sangat penting. Kemudian
faktor yang lainnya adalah kandungan air pada bahan yang dirontokkan, apabila
padi yang dirontokkan masih mengandung banyak air, maka akan sulit untuk
merontokkan alat tersebut.

59
Bagian-bagian dari mesin power thresher adalah sebagai berikut; yang
pertama ada lubang pemasukan yang berfungsi sebagai tempat memasukkan gabah
dan jerami yang akan dirontokkan. V-belt sebagai penghubung seperti rantai antara
tali dengan motor listrik. Mesin motor listrik sebagai tenaga penggerak mesin.
Penampung padi sebagai tempat menampung hasil gabah yang telah dirontokkan.
Dudukan mesin, tempat mesin diletakkan. Penutup silinder berfungsi menutup agar
padi yang digiling tidak berhamburan keluar. Saklar (on/off) sebagai control daya
mesin pada saat ingin menghidupkan atau mematikan penyaringan. Sebagai alat
saring gabah dengan kotoran atau ampas jerami, generator berfungsi untuk
pengisian baterai yang menghasilkan listrik. Ventilasi berfungsi sebagai jalan
pembuangan udara atau gas.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat ditarik


kesimpulan sebagai berikut:
1. Power thresher adalah alat perontok padi yang sangat bermanfaat bagi petani dalam hal
panen.
2. Power thresher menggunakan motor penggerak diesel (solar)
3. Prinsip kerjanya adlah memutar drum dan melepaskan padi dari tangkainya
4. Power thresher memiliki efisiensi yang tinggi, karena memiliki kapasitas kerja yang
tinggi
5. Efisiensi alat paling tinggi didapat pada bahan 2 kg dengan 32,76% dan 30,46%
6. Faktor-faktor yang mempengruhi efisiensi alat antara lain factor keterampilan pekerja,
keadaan mesin dan alat, kandungan air pada bahan
7. Bagian-bagian power thresher yang memiliki fungsi masing-masing saling bekerjasama
menjadi satu kesatuan dalam bekerja.

Saran

Untuk praktikum ini kita harus memperhatikan cara kerja mesin dan cara
memegang padi yang masih bermalai dengan benar, agar hasil yang didapat maksimal,
tidak banyak tersisa pada jerami atau tercecer.

60

Anda mungkin juga menyukai