DISUSUN OLEH :
NIM : F1C114018
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS JAMBI
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-
ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
kasih kepada ibu Restina Bemis,M.Si. selaku dosen pengampu dan kepada
yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I.KROMATOGRAFI.................................................................................1
5.1 Kelebihan..............................................................................................21
5.2 Kekurangan...........................................................................................21
BAB VI APLIKASI.........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................26
2
BAB I
KROMATOGRAFI
seorang ahli botani Rusia. Tswest menyiapkan kolom yang diisi dengan serbuk
pada teknik pemisahan baru ini, dimana chroma berarti warna serta
graphein yang berarti tulisan. Kemudian kimiawan dari Swiss Richard Martin
yaitu fase diam (stationary) dan fase bergerak (mobile). Fase diam dapat berupa
zat padat atau zat cair, sedangkan fase bergerak dapat berupa zat cair atau gas.
Dalam kromatografi fase bergerak dapat berupa gas atau zat cair dan fase diam
1
2. Kromatogram adalah output visual yang diperoleh dari hasil pemisahan.
sistem.
7. Volume retensi adalah volume fasa gerak yang dibutuhkan untuk
Pembagian/penggolongan kromatograf
a. Kromatografi Adsorpsi
diinduksi oleh dipole (Day & Underwood,2002). Silika gel merupakan jenis
terdiri atas gugus Si-O-Si dan gugus silanol (Si-OH). Contohnya yakni
b. Kromatografi Partisi
pada padatan lapis tipis yang lembam (inert). Karena fase diam cair diikatkan
2
adsorpsinya merupakan partisi murni atau partisi yang dimodifikasi karena
Cara ini didasarkan pada partisi linarut antara dua pelarut yang tak
bercampur, salah satunya diam (fase diam) dan yang lainnya bergerak (fase
gerak). Pada tahap awal KC, fase diam dibuat dengan cara yang sama seperti
c. Pertukaran Ion
Cara ini didasarkan pada pertukaran (penjerapan) ion antara fase gerak
dan titik ion pada kemasan.Banyak dammar diperoleh dari kopolimer stirena
dan jenis amin kuartener merupakan pilihan terbaik untuk sebagian besar
banyak dipakai dalam ilmu hayat, contohnya pemisahan asam amino, dan
d. Kromatografi Eksklusi
Eksklusi berbeda dari mekanisme sorpsi yang lain, yakni dalam eksklusi
tidak ada interaksi spesifik antara solute dengan fase diam. Teknik ini unik
karena dalam pemisahan didasarkan pada ukuran molekul dari zat padat
pengepak (fase diam). Pengepak adalah suatu gel dengan permukaan berlubang-
lubang sangat kecil (porous) yang inert.Sebagai fase gerak digunakan cairan.
Kromatografi jenis ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan bentuk struktur dan
Kromatografi cair kinerja tinggi atau KCKT atau biasa juga disebut
pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa
senyawa aktif obat, produk hasil samping proses sintesis (Ahmad dan
Suherman, 1991).
3
2. Kromatografi berdasarkan fase yang digunakan dapat dibedakan menjadi (a)
kromatografi Padat cair; (b) kromatografi Padat cair; (c) kromatografi Cair
a. kromatografi Padat cair, bila fase geraknya berupa air sedangkan fase
b. Kromatografi gas-padat, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya
yang inert
d. Kromatografi gas-cair, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya
HPLC atau Kromatografi cair kinerja tinggi; (c) kromatogarfi vakum; (d)
kromatografi kolom.
dalam sebuah bidang datar. Senyawa yang bergerak berupa bentuk noda (spot)
yang dapat dikenali dengan bantuan metode fisika, kimia, maupun biologis.
maupun dipisahkan dengan dua langkah yang pertama, Cara ini dikenal dengan
Kromatografi cair kinerja tinggi atau KCKT atau biasa juga disebut
lainnya, diantaranya adalah: cepat dalam proses analisa, resolusi yang lebih
tinggi, sensitivitas detektor yang lebih tinggi, kolom yang dipakai dapat
4
digunakan kembali, ideal dan cocok untuk zat bermolekul besar dan berionik
dan mudah untuk rekoveri sampel (Besset, et al.,1994). Di dalam teknik ini juga
fasa diam dan aliran fasa geraknya dibantu dengan pompa vakum.Fasa diam
yang digunakan dapat berupa silika gel atau alumunium oksida (Ghisalberti,
2008).
dalam KCV. Proses penyiapan fasa diam dalam kolom terbagi menjadi dua
macam, yaitu:
a. Cara Basah, preparasi fasa diam dengan cara basah dilakukan dengan
b. Cara kering, preparasi fasa diam dengan cara kering dilakukan dengan
d. Kromatograf Kolom
(kelarutan)
2. kecenderungan suatu molekul untuk bertaut dengan suatu
5
1. Pengamatan langsung, jika zat tampak dengan cahaya biasa atau
BAB II
KROMATOGRAFI GAS
6
Gambar 2. Instrumen Kromatografi Gas
syarat cuplikan:
kromatografi gas-cair. Dimana fasa geraknya berupa gas yang bersifat inert,
sedangkan fasa diamnya berupa cairan yang inert pula, dapat berupa polimer
7
Pengertian kromatografi menyangkut metode pemisahan yang
perbedaan dalam kemampuan distribusi analit diantara fase gerak dan fase
diam di dalam kolom pada kecepatan dan waktu yang berbeda (Khopkar,2008).
2.2 Jenis-Jenis GC
sehingga solut akan terlarut dalam fase diam. Partisi komponen cuplikan
didasarkan atas kelarutan uap komponen bersangkutan pada zat cair (fasa
diam).
fenomena adsorpsi pada permukaan zat padat (fasa diam). Namun KGP jarang
digunakan sehingga pada umumnya yang disebut dengan GC saat ini adalah
KGC.
GC-MS
gabungan dari dua sistem dan prinsip dasar yang berbeda satu sama lain tetapi
8
spektrometer massa (GC-MS). Kedua alat dihubungkan dengan satu interfase.
ke dalam fase gerak. Fase gerak yang biasa digunakan adalah gas inert seperti
helium. Fase gerak membawa sampel melalui fase diam yang ditempatkan
dalam kolom. Sampel dalam fase gerak berinteraksi dengan fase diam dengan
kecepatan yang berbeda-beda. Saat terjadi interaksi yang tercepat akan keluar
dari kolom lebih dulu, sementara yang lambat akan keluar paling akhir.
(retention time yaitu waktu saat sampel diinjeksikan sampai elusi berakhir),
Similarity Indeks (SI) berada pada rentangan 80% (Howe and Williams, 1981).
memisahkan campuran dalam jumlah yang kecil, dan menghasilkan data yang
9
BAB III
KOMPONEN ALAT GC
bertekanan tinggi. Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm. Tetapi
tekanan ini sangat besar untuk digunakan secara Iansung. Gas pengangkut
dioksida dan hidrogen. Gas helium dan argon sangat baik, tidak mudah
10
terbakar, tetapi sangat mahal. H2 mudah terbakar, sehingga harus berhati-hati
kecepatan aliran gas serta sistem penapis molekuler untuk memisahkan air dan
pengotor gas lainnya. Pada dasarnya kecepatan alir gas diatur melalui pengatur
tekanan dua tingkat yaitu pengatur kasar (coarse) pada tabung gas dan
(yaitu tekanan dari tabung gas) diatur pada 10-50 psi (di atas tekanan ruangan)
untuk memungkinkan aliran gas 25-150 mL/menit pada kolom terpaket dan 1-
Dalam kromatografi gas cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Gas dan
kebanyakan alat, suhu dari tempat injeksi dapat diatur. Aturan pertama untuk
pengaturan suhu ini adalah batiwa suhu tempat injeksi sekitar 50C lebih tinggi
dari titik didih campuran dari cuplikan yang mempunyai titik didih yang paling
tinggi. Bila kita tidak mengetahui titik didih komponen dari cuplikan maka kita
harus mencoba-coba. Sebagai tindak lanjut suhu dari tempat injeksi dinaikkan.
Jika puncak-puncak yang diperoleh lebih baik, ini berarti bahwa suhu
percobaan pertama terlalu rendah. Namun demikian suhu tempat injeksi tidak
boleh terlalu tinggi, sebab kemungkinan akan terjadi perubahan karena panas
melalui tempat injeksi. Hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan jarum
11
Perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh menginjeksikan cuplikan
diinjeksikan pada waktu kita mengadakan analisa 0,5 -50 ml untuk gas dan
3. Kolom
Coulom, ada dua jenis kolom yang digunakan dalam GC. Yang pertama
adalah kolom kemas, yaitu berupa tabung yang terbuat dari gelas atau
steinstless berisi suatu padatan inert yang dikemas secara rapi. Kolom ini
Yang kedua adalah kolom kapiler, yang biasanya terbuat dari silica
dengan lapisan poliamida. Kolom jenis ini biasanya memiliki ukuran panjang
4. Detektor
12
Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah
melakukan pada suhu yang lebih tinggi. Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat
molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian arus listrik
yangdikenal :
sebab hampir semua komponen memiliki daya hantar panas. TCD bekerja
ada dua sel yaitu sel referensi dan sel sampel.Sel referensi hanya dilalui oleh gas
listrik antara keduanya dan ini akan dihitung sebagai respon komponen
sumber radioaktif Nikel,dan jumlah elektron yang hilang dari proses itu
akan dilewatkan ke filter tertentu (filter S,P atau Sn) kemudian akan dideteksi
13
e. Flame Thermionic Detector (FTD) adalah detektor khusus untuk
Rubidium dan respon listrik yang dihasilkan akan diperkuat dan dikonversi
pestisida.
f. Mass Spectrometer (MS) adalah detektor khusus yang dapat digunakan
adalah komponen sampel dipecah menjadi bentuk ion fragmennya (baik secara
ionisasi nyala (FID) dan detector kondutivitas termal (TCD). Kedunya peka
terutama untuk hidrokarbon. Sedangkan FID tidak dapat mendeteksi air. TCD
akan menjadi rangkaian alat GC-MS. Adapun salah satu bentuk dari FID
14
5. Oven kolom
Kolom terletak didalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu oven harus
diatur dan sedikit dibawah titik didih sampel. Jika suhu diset terlalu tinggi,
cairan fase diam bisa teruapkan, juga sedikit sampel akan larut pada suhu
tinggi dan bisa mengalir terlalu cepat dalam kolom sehingga menjadi terpisah.
6. Recorder
sebuah kromatogram berbentuk pik-pik dengan pola yang sesuai dengan kondisi
15
Ada beberapa detektor yang dapat digunakan dalam kromatografi gas.
meresponi berbagai senyawa dengan sifat fisik atau kimia umum dan detektor
dependant detectors.
molekul relatif kecil. Detektor yang digunakan dsesuaikan dengan senyawa yang
dianalisis.
Detektor pada GC
mengalir lewat detektor ini karena adanya solute didalamnya. Memiliki respon
yang baik terhadap zat organic maupun anorganik pada umumnya, dan
16
Detektor ini tidak sensitive terhadap gas yang tidak terbakar seperti H 2O,
CO2, SO2, dan NO2. Detektor ini berguna sebagai detektor umum untuk zat-zat
dan nitrogen. Respon terhadap atom phosphor kiri-kira 10 kali lebih besar
daripada respon terhadap atom nitrogen dan 104 sampai 106 lebih besar
detector 500 kalli lebih sensitive daripada FID untuk senyawa yang mengandung
fosfor dan 50 kali untuk senyawa yang mengandung nitrogen. Sifat ini
Tidak sensitive terhadap amine, alcohol, hidrokarbon. ECD sangat cocok untuk
dimana panjang gelombang yang digunakan adalah 393 nm. Jika panjang
gelombang yang digunakan adalah 526 nm maka detektor ini sensitiv terhadap
senyawa fosfor.
Detektor Fotoionisasi.
dengan UV.
17
MS digunakan sebagai detector untuk senyawa secara umum yang bisa
18
BAB IV
3.1 Mengaktifkan GC
1. Aktifkan Un-interrupable Power Supply (UPS) jika ada.
2. Buka katup gas (alirkan gas ke GC)
Gas Helium (He) sebagai gas pembawa (carier)
Gas Nitrogen (N2) sebagai pembawa (carier) dan sebagai make
up gas (FID)
Gas Hydrogen (H2) sebagai gas pembakar (FID)
Gas Compress Air sebagai pembakar (FID)
3. Aktifkan computer.
4. Aktifkan Gas Chromatography (GC) dengan tombol On/Off berada di
sisi kiri bawah, tunggu hingga GC selesai initialisasi & self test (kira-
kira 2 menit).
5. Aktifkan software chemstation dengan doble Program click kiri icon
ChemStation
6. Pastikan menu berada pada Load Method (Conditioning Methode)
tanggal hari ini), Nama Signal, Nama Sample, komentar bila ada.
2. Apabila menggunakan Sequance, isi identitas sampel melalui :
19
Parameter pencarian data, gunakan tanggal hari ini), Pastikan Data
Sequence Table :
3. Pastikan Parts of Method to Run berada pada According to Runtime
Checklist :Sequence
- Location : isikan lokasi vial sampel
- Sample Name : sampel yang akan dianalisa
- Method Name : method yang digunakan untuk analisa
- Inj/Location : jumlah injeksi pada satu lokasi vial
- Inj Volume : jumlah sampel yang diinjeksikan ke GC
- Injector : Front atau Back
- Sample Info : apabila diperlukan Save Sequence.Sequence
4. Tunggu hingga status di layar computer ready (warna hijau) atau
pada display GC : Ready for Injection dan lampu indicator not ready
Run Sequence.
5. Pastikan ikon Sequence aktif dengan cara pilih Run Control
6. Tunggu hingga analisa selesai, hasil analisa akan langsung tercetak
secara otomatis.
klik Yes.
5. Bila data sudah terkalibrasi dan ingin di edit, cukup melalui
Replace, bila ada waktu retensi (RT) yang berubah, ganti dengan
RT yang baru.
6. Simpan data yang sudah terkalibrasi.
7. Cetak hasil kalibrasi melalui menu Report
3.4 Mematikan GC
1. Turunkan suhu inlet dan detector tanpa mematikan gas carrier.
2. Tunggu hingga suhu di Oven, Inlet, dan Detector berada pada suhu
dibawah 50 0C.
20
3. Close software Chemstation : File
4. Tekan tombol Off (matikan GC)
5. Matikan UPS jika ada
6. Tutup kembali katup gas Helium (He), Nitrogen (N 2), Hydrogen (H2),
3 kali.
GC. Boleh saja memiliki gelembung udara kecil dalam jarum suntik.
bergerak.
sehingga jarum hits bagian depan kolom logam. Jika Anda merasa
21
bahwa Anda mendorong terhadap logam, menarik jarum keluar dari
sering tersumbat dengan cepat dan harus diganti jika mereka tidak
dua skala pada layar. Berhati-hati untuk membaca skala yang tepat!
(Ahmad,1991).
pengatur tekanan yang dapat menentukan kecepatan aliran gas pembawa yang
akan mengalir ke komponen yang lain. Sampel dimasukkan dalam injektor yang
22
dipanaskan agar sampel berubah menjadi gas dan mengalir ke dalam kolom.
Pada kolom campuran zat penyusun mengalami pemisahan proses partisi pada
syringe,bila berupa gas melalui katup. Sampel masuk kedala injektor mengalir
BAB V
5.1 Kelebihan
1. Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggal.
2. Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan
macam campuran.
5.2 Kekurangan
1. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap
2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran
23
dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode
lain.
3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif
BAB VI
APLIKASI
24
(Sastrohamidjojo,1985).
dalam berbagai bidang. Dalam senyawa organic dan anorganik, senyawa logam,
karena persyaratan yang digunakan adalah tekanan uap yang cocok pada suhu
bidang-bidangmya adalah :
1.Polusi udara
yang digabungkan dengan daya sensitivitas dan pemilihan detector GLC menjadi
alat yang ideal untuk menentukan banyak senyawa yang terdapat dalam udara
2.Klinik
3.Bahan-bahan pelapis
4.Minyak atsiri
sitrat, dll.
5.Bahan makanan
pada bahan makanan, juga dapat dipakai unutk menguji jus, aspirin, kopi
(Adnan,1997).
6.Sisa-sisa peptisida
25
7.Perminyakan
(Watson,2005).
hasil (Bernaseoni,2005).
Contoh Jurnal :
Gas
Dimana pada jurnal ini dilakukan analisis residu Klorpirifos pada Sawi
Hijau (Brassica Rapa Var. Parachinensis L.), terhadap parameter waktu retensi
metode khromatografi gas pada sawi hijau (Brassica rapa var.parachinensis L.)
secara kromatografi gas. Sawi hijau diambil pada kondisi siap panen dengan
pada konsentrasi 0,05 bpj dan ekstraksi sampel dilakukan secara duplo.
meter, diameter dalam 0,25 mm dan diameter partikel fase diam 0,25 m),
alir 1,61 ml/menit, dikondisikan pada suhu kolom 250C, suhu injektor 280C
Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah waktu retensi (tR). Hasil
analisis data menunjukkan pada kromatogram sampel I dan sampel ll, waktu
26
melebihi batas persyaratan. Sedangkan pada kromatogram sampei l dan sampel
kadar residu klorpirifos adalah 0,0024 mg/kg, tetapi masih dalam ambang
dalam 0,25 mm dan diameter partikel fase diam 0,25 m), detektor penangkap
elektron (ECD), gas pembawa Nitrogen dengan kecepatan alir 1,61 ml/ menit,
dikondisikan pada suhu kolom 250C, suhu injektor 280C dan suhu detektor
pada titik 300C serta dengan waktu pengoperasian yang diatur selama 15
menit.
Data berupa waktu retensi (tR) dan luas area dari kromatogram sampel
27
waktu retensi (tR), secara kualitatif senyawa yang sama akan menunjukkan
perbedaan waktu retensi yang tidak lebih atau sama 2% . Berikut perhitungan
Keterangan ,
Keterangan :
DAFTAR PUSTAKA
28
Ahmad, M., dan Suherman. 1991. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Surabaya :
Airlangga University Press.
Arsyad, M. N. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta:
Gramedia.
Aswad. 2001.Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Bandung : Universitas
Padjajaran.
Bassett, J., R.C. Denney, G.H. Jeffery, dan J. Mendham, 1994, Kimia Analisis
Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Bernaseoni,G. 2005. Teknologi Kimia. Jakarta: PT Padya Pranita.
Day, R.A dan Underwood, A.L., 2002, Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta :
Erlangga.
Hendayana, S. 2006. Kimia Pemisahan, Metode Kromatografi dan Elektrolisis
Modern. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA
Keenan, C. W. 2002. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Sastrohamodjojo, H.1985. Kromatografi. Bogor : IPB Press.
Soebagio. 2005. Kimia Analitik II. Malang : UM Press.
Sudjadi. 1986. Metode Pemisahan. Yogyakarta : Kanisius.
Sudjadi.1988.Metode Pemisahan.: Yogyakarta: Kanisius
Sumar, H. 1994, Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP.
Syukri. 2000. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB Press
Underwood, 2004. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
Watson, G. D. 2005. Analisis Farmasi edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran.
Marzuki, A., Tajuddin, N., Risky, S. 2014. Analisis Residu Klorpirifos Pada Sawi
Hijau (Brassica Rapa Var.Parachinensis L.) Terhadap Parameter Waktu
Retensi Metode Kromatografi Gas. PHARMACON. Vol.3. No.4
29