Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH BUKAAN BLOWER DAN VARIASI MASSA PADA PROSES

PENGERINGAN RUMPUT LAUT


Dendy Yunianto, Dine Nurmasfianie
Jurusan Teknik Kimia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
dendy.yunianto@gmail.com, dinenurmasfianie@gmail.com

Abstrak: Pengeringan merupakan suatu proses pengeluaran air dari suatu bahan dalam jumlah
yang relatif kecil dengan bantuan energi panas. Rumput laut merupakan hasil laut yang cukup
banyak digunakan oleh manusia karena memiliki banyak manfaat. Oleh karena itu pada praktikum
ini dilakukan pengeringan rumput laut dengan tujuan untuk dapat memahami fenomena
pengeringan dari data kinetika pengeringan material, mengetahui variasi terbaik berupa variasi
massa dan bukaan blower pada pengeringan rumput laut. Pada industri kimia proses pengeringan
banyak digunakan sebelum proses pengemasan dan mempermudah proses selanjutnya,
mengurangi biaya transportasi dan pengemasan serta pengawetan pada industri makanan. Pada
percobaan ini dilakukan pengeringan dengan varisasi massa yakni 50, 100, dan 150 gram pada
variasi bukaan 6 dan 10, dengan ukuran bahan 4cm dan data diambil setiap 5 menit selama 1 jam
untuk setiap variasi dengan suhu 70oC. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh
hasil yang terbaik yakni 46.11 gram air yang teruapkan untuk bukaan 6 dan 51.667 gram air yang
teruapkan untuk bukaan 10. Semakin banyak massa yang dikeringkan maka kandungan air
semakin banyak.

Kata kunci : pengeringan, rumput laut, massa, laju alir, suhu

I. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara dengan air dari suatu bahan dengan cara menguapkan
humiditas yang tinggi sehingga kandungan air menggunakan energi panas. (Nainggolan,
air dari material-material yang mudah dkk, 2013). Menurut Irawan (2011), proses
menyerap air tinggi. Dengan keadaan drying dapat dipengaruhi oleh faktor luas
tersebut, sangat tidak menguntungkan karena permukaan, kelembapan udara, kecepatan
kandungan air yang tinggi akan merusak aliran udara, tekanan udara, dan perbedaan
material tersebut. Pada bahan pangan, suhu dan udara sekitarnya. Hal ini juga
kandungan air yang tinggi juga akan didukung menurut Zikri, dkk (2013), tentang
mempercepat pembusukan. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi
kandungan air yang tinggi pada material pengeringan ditambah dengan faktor jenis
bahan bakar akan mengurangi nilai kalornya alat yang digunakan. Berdasarkan pada buku
sehingga diperlukan proses pengurangan Walas (1990), beberapa pengering dapat
kadar air atau pengeringan. (Irawan, 2011) menangani hampir semua jenis bahan,
Drying, secara umum, mempunyai sedangkan sebagian yang lain mempunyai
arti pemisahan sejumlah air yang relatif keterbatasan dalam menangani bahan
sedikit dari material. (Geankoplis, 1993) tertentu.
Pengeringan adalah suatu metode untuk Semakin besar perbedaan suhu antara
mengeluarkan atau menghilangkan sebagian medium pemanas dengan bahan pangan
semakin cepat pemindahan panas ke dalam data kinetika pengeringan dari rumput laut
bahan dan makin cepat pula pengurangan disertai variasi berupa massa dan bukaan
kadar air dari bahan. Akan tetapi bila tidak blower pada percobaan ini.
sesuai dengan bahan yang dikeringkan,
akibatnya akan terjadi suatu peristiwa Case II. METODE PENELITIAN
Hardening. Hal ini dapat berakibat pada
terbentuknya suatu lapisan yang tidak dapat 1. Alat dan Bahan
ditembus dan menghambat difusi air secara
Alat-alat yang digunakan pada
bebas. (Dressroiser, 1963)
percobaan ini adalah 1 set alat pengeringan, 1
Tanaman rumput laut (seaweed)
buah manometer, 4 buah termometer, 1 buah
dalam bahasa ilmiah dikenal dengan nama
timbangan digital, 1 buah oven, dan 3 buah
alga. Berdasarkan pigmen yang dikandung,
cawan. Bahan yang digunakan pada
Eucheuma cottonii merupakan rumput laut
percobaan ini adalah rumput laut (Eucheuma
dari kelompok rhodopyceae (alga merah)
cottonii)
yang mampu menghasilkan karaginan yang
banyak digunakan dalam berbagai industri. 2. Pelaksanaan penelitian
Rumput laut memiliki kegunaan yang banyak
bagi manusia. Rumput laut dengen Percobaan diawali dengan persiapan
kandungan untuk agar terutama didapatkan bahan, yakni memotong rumput laut dengan
dari spesies Gracilaria dan Gelidium, ukuran 4cm. Kemudian menghaluskan
sedangkan untuk kandungan karagenan rumput laut sebanyak 10 gram untuk
banyak dibudidayakan spesies Euchema mengoven rumput laut agar mendapat massa
cottonii dan Euchema spinosum. (Wisnu dan kering. Dalam hal ini digunakan 3 cawan
Rachmawati, -). Selain dapat dikonsumsi, yang masing-masing telah ditimbang berat
rumput laut dapat dimanfaatkan dalam kosongnya dan diisi sebanyak 10 gram
bidang farmasi dan kosmetik karena rumput laut yang telah dipotong halus.
kandungan karaginan. Rumput laut yang Menghidupkan oven dengan suhu 110oC dan
dipanen mengandung sekitar 90% air, perlu memasukkan cawan berisi rumput laut ke
dikeringkan terlebih dahulu sebelum dalam oven dan menimbang massanya setiap
didistribusikan ke pasar. (Djaeni & Sari, 10 menit sampai tidak terjadi perubahan
2015) massa lagi.
Saat ini, metode pengeringan yang Proses selanjutnya adalah proses
telah diterapkan pada rumput laut berupa drying dengan alat pengering. Rumput laut
pengeringan dengan sinar matahari langsung yang telah dipotong 4cm ditimbang
dan pengering konvektif konvensional. massanya dengan variasi massa 50 gram, 100
Penelitian tentang metode pengeringan gram dan 150 gram. Kemudian mula-mula
rumput laut telah banyak dilakukan salah laju alir udaranya dikalibrasi terlebih dahulu.
satunya oleh Djaeni (2015), dengan alat tray Hingga diperoleh hasilnya dan untuk
dryer dengan bantuan zeolit untuk praktikum kali ini digunakan laju alir pada
dehumidifikasi udara, dapat dihasilkan bukaan 6 dan 10.
sebuah metode yang lebih efektif daripada Rumput laut dimasukkan ke dalam
konvensional. Pemahaman akan pengeringan kerancang yang telah ditimbang terlebih
ini perlu dilakukan, dengan cara pengamatan dahulu. Berat totalnya dihitung dan
kerancang diikat pada bagian ruang dalam kondisi basah maupun kondisi kering.
pengering. Memasang termometer untuk Oleh karena itu dilakukan pengeringan pada
temperature wet bulb (Twb) dan temperature rumput laut agar memudahkan proses
dry bulb (Tdb). Alat dinyalakan blowernya penanganan selanjutnya.

Gambar 1 Alat Pengeringan

dan dicatat suhu mula-mula pada setiap Ukuran bahan yang digunakan untuk
termometer Twb dan Tdb dan massa proses pengeringan adalah rumput laut
awalnya. Suhu yang digunakan adalah 70oC. dengan panjang 4cm untuk semua sampel.
Setiap 5 menit kerancang dikeluarkan dan Percobaan dilakukan sebanyak 6 kali dengan
ditimbang terlebih dahulu dan perubahan variasi massa yang digunakan adalah 50, 100,
suhunya dicatat. Lakukan pengecekan dan 150 gram serta variasi bukaan laju alir
sampai 1 jam setiap 5 menit. Mengulangi yakni pada bukaan 6 dan 10. Temperatur
langkah selanjutnya seperti prosedur yang digunakan pada pengeringan kali ini
sebelumnya. yakni 70oC, dengan waktu pengeringan
selama 1 jam.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk memperoleh massa kering
yang benar-benar tidak mengandung air lagi,
Pengeringan (Drying) merupakan
dilakukan pengeringan dengan menggunakan
suatu proses penguapan cairan pada bahan
oven pada temperatur 110oC. Massa rumput
baku basah dengan menggunakan bantuan
laut ditimbang setiap 10 menit sampai
dari energi panas. Pada praktikum kali ini
massanya tidak mengalami perubahan lagi.
dilakukan percobaan pengeringan dengan
Massa akhir ini adalah massa bahan kering.
bahan baku rumput laut. Rumput laut
Pengovenan ini dilakukan karena
memiliki kadar air yang cukup tinggi,
keterbatasan waktu pengeringan dengan alat
biasanya rumput laut dapat dimanfaatkan
pengering yakni hanya 1 jam. Waktu tersebut dilakukan secara duplo untuk memperoleh
dirasa belum cukup untuk mendapat hasil rata-rata.
yang benar-benar kering (Tabel 1) Semakin besar bukaan blower maka
semakin besar pula perbedaan yang
Table 1 Kadar Air Percobaan ditunjukkan (P) ini berarti sesuai dengan
seharusnya yakni semakin besar bukaannya
Persen Air
Persen Air maka udara yang mengalir semakin besar
Waktu pada bukaan
pada bukaan 6 (Gambar 1).
10
0 91.856651 91.856651 25

5 90.74553989 85.18998433
20

Moisture Content
10 85.74553989 80.74553989
15 81.30109544 75.18998433 15
20 76.856651 69.63442878 150
10
25 73.52331767 64.63442878 100
30 68.52331767 59.63442878 5 50
35 64.07887322 55.74553989
40 59.07887322 52.41220655 0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
45 54.63442878 49.07887322
Waktu
50 51.30109544 45.18998433
55 48.52331767 42.96776211
A
60 45.74553989 40.18998433
25

.Hal pertama yang dilakukan adalah 20


Moisture Content

kalibrasi laju alir udara dengan membuka


katup udara dimulai dari bukaan 1 sampai 15
150
10 100

5 50

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Waktu

B
Gambar 3. Grafik Moisture Content vs Waktu, pada
bukaan blower 6 (A) dan bukaan blower 10 (B)
Gambar 2 Kalibrasi laju Alir Udara
Proses pengeringan akan
bukaan 12. Data yang diperoleh adalah mempengaruhi kadar air suatu bahan.
perbedaan tekanan (P) yang ditunjukkan Semakin lama proses pengeringan
oleh manometer. P sebesar 1cm sama berlangsung maka kadar air suatu bahan
dengan 5mmH2O. Pada kalibrasi ini semakin berkurang, karena penguapan air
yang terus berlangsung. Pada percobaan dari rumput laut. Banyaknya bahan yang
ketiga variasi massa yang diujikan, variasi dikeringkan juga dapat menyebabkan kadar
massa 150 gram memiliki laju pengurangan air yang dikeringkan semakin besar.
kadar air yang lebih tinggi. Jika ditinjau Sebaliknya, jika bahan yang dikeringkan
berdasarkan luas permukaan kontak dari sedikit maka kadar air yang dikeringkan
sumber panas ke kerancang, variasi massa semakin sedikit.
150 gram memiliki luas permukaan terbesar Apabila ditinjau berdasarkan
dengan luas terbesar (Tabel 2) hubungan waktu produk dengan waktu
pengeringan, semakin lama waktu produk
Table 2 Perbandingan Luas Permukaan Tiap dikeringkan maka semakin sedikit produk
Variasi Massa yang dihasilkan. ini berarti kandungan air
yang terdapat dalam bahan basah semakin
lama semakin berkurang. Kondisi tersebut
Variasi Massa Luas Permukaan Kontak menandakan bahwa proses pengeringan
(gram) (m2)
berlangsung baik. Dapat dilihat pada
berbagai macam variasi massa pada bukaan 6
150 0.0072 dan 10 menunjukkan kondisi yang hampir
sama.
100 0.0056 Data tidak menunjukkan hasil yang
signifikan karena pada percobaan yang
50 0.0032 dilakukan tidak ada perubahan suhu yang
dilakukan mengakibatkan laju alir udara
mengalir secara konstan sehingga proses

Pada Bukaan Blower 6 110


Pada Bukaan Blower 10
110
100 100
90 90
80 80
70 70
% Produk
% Produk

60 60
50 150 50 150
40 100 40 100
30 30
20 50 20 50
10 10
0 0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Kadar Air Kadar Air

A B
Gambar 4 Grafik Persen Produk vs Kadar Air,
pada bukaan blower 6 (A) dan bukaan blower 10 (B)

Semakin besar luas permukaan kontak, maka pengeringan berjalan dengan baik. Karena
semakin efektif panas yang digunakan (atau salah satu faktor yang mempengaruhi laju
kontak yang dilakukan) dengan material pengeringan dalam hal ini %produk adalah
salah satunya laju alir udara dan temperatur. Material yang dikeringkan selain
Variasi massa yang menunujukkan mengalami perubahan kadar air, juga akan
pengurangan %produk yang lebih besar mengalami perubahan ciri-ciri fisik, pada
adalah pada massa rumput laut 150 gram. Hal umumnya. Hal ini nampak pada produk
ini dapat disebabkan luas permukaan sampel pengeringan rumput laut. Ciri-ciri fisik
yang lebih besar sehingga kontak antara rumput laut sebelum pengeringan memiliki
udara panas dengan sampel lebih batang yang tebal dan warna hijau segar. Sifat
besar(gambar 4). batang juga lentur dan licin. Setelah melalui

Pada Bukaan Blower 6 Pada Bukaan Blower 10


30 25
25 20

Laju Pengeringan
Laju Pengeringan

20
15
15 150 150
10
10 100 100

5 50 5 50

0 0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Waktu Waktu

A B
Gambar 5 Grafik Laju Pengeringan vs Waktu,
pada bukaan blower 6 (A) dan bukaan blower 10 (B)

Laju pengeringan dalam sebuah pengeringan, volumpe rumput laut semakin


proses (ditinjau berdasarkan waktu proses) berkurang. Batang rumput laut semakin
akan mengalami penurunan, karena semakin mengerut disertai warna batang yang sedikit
lama kadar air dalam objek pengeringan akan gelap. Hal ini terjadi akibat kandungan air
semakin sedikit. Hal ini juga terjadi pada dalam rumput laut sebagian dipisahkan
percobaan ini, akan tetapi data yang didapat sehingga mengubah tampilan fisik bahan.
tidak stabil menurun (gambar 5). Untuk
masing-masing massa diperoleh yang
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
bervariasi ini dikarenakan banyaknya faktor
yang mempengaruhi laju pengeringan. Salah
satu faktornya adalah luas permukaan. 1. Kesimpulan
Karena ukuran rumput laut yang berbeda-
beda mengakibatkan pada saat pemanasan Berdasarkan pada percobaan yang
luas permukaan kerancang tidak terisi penuh. telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Ada banyak celah-celah yang masih ksoong a. Pengeringan mengakibatkan
sehingga luas permukaannya tidak merata. terjadinya penurunan kadar air
Itulah yang menyebabkan laju pengeringan bahan dan laju pengeringan
tidak berjalan dengan baik. semakin menurun sebanding
dengan berkurangnya kadar air
b. Variasi massa 150 gram dengan DAFTAR PUSTAKA
bukaan blower 10 menghasilkan
data terbaik karena luas A., Restiana Wisnu dan Rachmawati, Diana.
permukaan kontak yang paling -. Analisa Komposisi Nutrisi Rumput
besar dan aliran udara yang lebih Laut (Eucheuma cottonii) di Pulau
besar, dengan persen air yang Karimunjawa Dengan Proses
tersisa pada sampel sebesar Pengeringan Berbeda. -.
40.189%. Djaeni, Mohamad dan Sari, Dessy Agustina.
c. Waktu 60 menit untuk proses 2015. Low Temperature Seaweed
pengeringan rumput laut pada Drying Using Dehumidified Air.
percobaan ini dirasa kurang Universitas Diponegoro. Semarang.
cukup untuk mendapat hasil yang Dressroiser, N.W. 1963. The Technology of
benar-benar kering, %persen air Food Preservation, 3rd edition. The
dalam sampel masih ada rata-rata AVI Plishing Company Inc.
di atas 40%. Conneticut.
Geankoplis, Christie J. 1993. Transport
2. Saran Processes and Unit Operations (Third
Edition). Prentice-Hall. New Jersey.
Saran yang diberikan untuk
Irawan, Anton. 2011. Modul Pengeringan
praktikum selanjutnya adalah sebagai
OTK. UNTIRTA
berikut:
Nainggolan, Sri Rezeky Meylani, Tamrin,
a. Sebaiknya variasi yang diujikan
Warji, dan Lanya, Budianto. 2013.
berupa suhu untuk mengetahui
Uji Kinerja Alat Pengering Tipe
bagaimana pengaruh suhu secara
Batch Skala Lab Untuk Pengeringan
langsung pada percobaan ini
Gabah Dengan Menggunakan Bahan
b. Sebaiknya waktu pengeringan
Bakar Sekam Padi. Jurnal Teknik
ditambah/memfokuskan pada
Pertanian Lampung. Universitas
waktu pengeringan yang pas
Lampung.
untuk satu variasi sehingga dapat
Walas, Stanley M. 1990. Chemical Process
dihasilkan data pengeringan
Equipment Selection and Design.
rumput laut yang optimal
Butterworth-Heinemann.
c. Sebaiknya pengeringan
Massachusetts.
menggunakan oven perlu benar-
Zikri, Ahmad, Erlinawati, dan Rusnadi,
benar diperhatikan tiap jangka
Irawan. 2015. Uji Kinerja Rotary
waktu tertentu agar dapat
Dryer Berdasarkan Efisiensi Termal
dipastikan yang dikeringkan
Pengeringan Serbuk Kayu Untuk
adalah air tanpa merusak unsur
Pembuatan Biopelet. Politeknik
lain/unsur lain pada rumput laut
Negeri Sriwijaya. Palembang

Anda mungkin juga menyukai