Hubungan Industrial dalam arti luas merupakan suatu sistem hubungan yang
terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan / atau jasa yang
terdiri dari unsur pengusaha, pekerja, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan
untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun diluar perusahaan, yang bersifat
bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggungjawab guna memperjuangkan,
membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja dan buruh serta
meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.
2) Organisasi Pengusaha
5) Peraturan Perusahaan
Isi Perjanjian Kerja Bersama pada dasarnya adalah sama dengan isi Peraturan
Perusahaan. Perbedaan antara Perjanjian Kerja Bersama dengan Peraturan
Perusahaan adalah tatacara pembuatannya.
a. Undang-Undang
b. Peraturan Pemerintah
PP No.41 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pengangkatan dan
Pemberhentian Hakim Ad-Hoc Pengadilan Hubungan Industrial dan
Hakim Ad-Hoc Pada Mahkamah Agung
PP No.23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Hubungan yang terbentuk antara pengusaha dan pekerja yang didasari oleh
perjanjian kerja. Dengan diundangkannya UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, pelaksanaan suatu perjanjian kerja antara pekerja dengan
pengusaha harus memperhatikan ketentuan normatif yang berkaitan dengan
tatacara, pengaturan hak, kewajiban, persyaratan kerja dan ketentuan minimal
lainnya sebagai akibat lahirnya Hubungan Industrial yang dilindungi oleh pihak
pemerintah.
Sebagai pekerja pada umumnya dan sebagai pelaku Hubungan Industrial pada
khususnya, seseorang harus memahami ketentuan perundang-undangan yang
berkaitan dengan ketenagakerjaan termasuk ketentuan yang berlaku di perusahaan
yang berkaitan dengan pelaksanaan Hubungan Industrial.
Untuk memahami terminologi dan istilah serta substansi dari ketentuan yang
terkait dengan PKB dan Hubungan Industrial Peserta wajib membaca UU Nomor 13
tahun 2003 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep-
48/Men/2004 tanggal 8 April 2004 tentang Tatacara Pembuatan dan Pengesahan
Peraturan Perusahaan Serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama,
serta ketentuan pelaksanaan lainnya yang dapat diakses melalui internet.
Suatu perusahaan yang telah memiliki organisasi Serikat Pekerja dan Serikat
Pekerja tersebut telah mengajukan permohonan pembuatan Perjanjian kerja
bersama (PKB), maka pihak perusahaan harus siap untuk mengadakan perundingan
pembuatan PKB tersebut sebagai pengganti Peraturan Perusahaan yang telah
diberlakukan kepada pekerjanya.
b. Fungsi PKB
1) PKB dirundingkan oleh serikat pekerja yang telah tercatat pada instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau
beberapa pengusaha.
2) PKB harus didasari itikad baik dan kemauan bebas kedua belah pihak,
dilakukan secara musyawarah untuk mufakat.
4) Dalam satu perusahaan hanya dapat dibuat 1 (satu) PKB yang berlaku bagi
seluruh pekerja di perusahaan.
10) Dalam hal di satu perusahaan terdapat lebih dari 1 (satu) serikat pekerja,
maka yang berhak mewakili pekerja melakukan perundingan dengan
pengusaha adalah serikat pekerja yang memiliki anggota lebih dari 50%
(lima puluh perseratus) dari seluruh jumlah pekerja di perusahaan tersebut.
11) Dalam hal penentuan serikat pekerja dilakukan melalui verifikasi keanggotaan
serikat pekerja maka verifikasi dilakukan oleh panitia yang terdiri dari wakil
pengurus serikat pekerja yang ada di perusahaan dengan disaksikan oleh
wakil instansi yang bertanggung jawab dalam bidang ketenagakerjaan dan
pengusaha.
13) Hasil pelaksanaan verifikasi dituangkan dalam bentuk berita acara yang
ditandatangani oleh panitia dan saksi-saksi yang hasilnya mengikat bagi
serikat pekerja di perusahaan.
6) Jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya perjanjian kerja bersama; dan
3) Materi perundingan;
4) Tempat perundingan;
7) Sahnya perundingan;
8) Biaya perundingan.
Dalam hal terdapat serikat pekerja yang tidak terwakili dalam tim perunding,
maka serikat pekerja yang bersangkutan dapat menyampaikan aspirasinya secara
tertulis kepada tim perunding sebelum dimulai perundingan pembuatan PKB.
Dalam hal perundingan pembuatan PKB masih belum selesai dalam waktu
yang disepakati dalam tata tertib dan penjadwalan, para pihak harus membuat
pernyataan secara tertulis bahwa perundingan tidak dapat diselesaikan pada
waktunya yang memuat :
3) Risalah perundingan;
Apabila penyelesaian pada instansi dilakukan melalui mediasi dan para pihak
atau salah satu pihak tidak menerima anjuran mediator maka atas kesepakatan para
pihak, mediator melaporkan kepada Menteri untuk menetapkan langkah-langkah
penyelesaian, yang memuat hal-hal sebagai berikut :
2) Kesimpulan perundingan;
Dalam hal daerah hukum tempat pekerja bekerja melebihi 1 (satu) daerah
hukum Pengadilan Hubungan Industrial, maka gugatan diajukan pada Pengadilan
Hubungan Industrial yang daerah hukumnya mencakup domisili perusahaan. Dalam
hal serikat pekerja dan pengusaha hendak melakukan perubahan PKB yang sedang
berlaku, maka perubahan tersebut harus berdasarkan kesepakatan. Perubahan PKB
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PKB yang sedang berlaku.
13) Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama untuk yang keberapa (dalam hal
perpanjangan atau pembaharuan).
Pendaftaran PKB diteliti oleh Pejabat yang berwenang dalam waktu paling lama 7
(tujuh) hari kerja sejak tanggal diterimanya permohonan, meliputi :
1) Kelengkapan formal;
Dalam hal kelengkapan persyaratan telah terpenuhi dan tidak ada meteri yang
bertentangan dengan peraturan perundangan, maka dalam waktu paling lama 7
(tujuh) hari kerja sejak selesainya penelitian pejabat yang berwenang harus
menerbitkan surat keputusan pendaftaran PKB.
Dalam hal persyaratan tidak terpenuhi dan atau terdapat materi perjanjian kerja
bersama yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, maka pejabat
berwenang akan memberi catatan pada surat keputusan pendaftaran yang memuat
mengenai pasal-pasal yang bertentangan dengan peraturan perundang- undangan
ketenagakerjaan.
Dalam Peraturan Disiplin Pegawai (PDP) PLN diatur 3 (tiga) jenis sanksi akibat
pelanggaran disiplin, meliputi:
Dalam hal terdapat dugaan pelanggaran disiplin dengan kualifikasi sedang dan
berat, maka sesuai peraturan disiplin pegawai PLN, dibentuk Tim Investigasi guna
memeriksa dugaan pelanggaran disiplin pegawai tersebut.