Anda di halaman 1dari 13

DIPONEGORO LAW REVIEW

Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELAUTAN


DAN PERIKANAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN
2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DI KABUPATEN BATANG

Ervina Riyani*, Amiek Soemarmi, Ratna Herawati


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
Email : ervinariyani@gmail.com

Abstrak

Kabupaten Batang merupakan daerah otonom dalam Negara Kesatuan Republik


Indonesia yang memiliki kewenangan sendiri untuk mengatur dan mengurus daerahnya. Letaknya
berada di pantai utara Jawa sehingga memiliki potensi kekayaan laut dan sumberdaya alam yang
berada di dalamnya. Permasalahannya adalah bagaimana pelaksanaan urusan pemerintahan bidang
kelautan dan perikanan menurut UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah di
Kabupaten Batang dan hambatan apa saja yang timbul dalam melaksanakan urusan tersebut serta
cara mengatasinya.
Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif. Spesifikasi penelitian adalah
diskriptif analitis. Metode pengumpulan data menggunakan data sekunder yang meliputi bahan
hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Metode analisis data
menggunakan metode analisis normatif-kualitatif. Kemudian data disajikan sekaligus dengan
analisanya.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data bahwa pelaksanaan urusan pemerintahan
Bidang Kelautan dan Perikanan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Batang
berdasarkan Perda No.3 Tahun 2008 dan Perbup No.49 Tahun 2012. Hambatan yang dialami
dalam pelaksanaannya meliputi sumber daya manusia, pemanfaatan lahan budidaya ikan,
kerusakan sumber daya alam, kapal penangkap ikan, dan alat penangkap ikan. Adapun upaya
mengatasinya adalah dengan meningkatkan kapasitas permodalan dan penerapan teknologi yang
tepat guna untuk memberikan pembinaan yang lebih baik bagi masyarakat nelayan, meningkatkan
sarana dan prasarana perikanan budidaya, mengelola sumber daya kelautan dan perikanan yang
ramah lingkungan, pengawasan terhadap kapal-kapal penangkap ikan, dan mediasi.
Kata Kunci : Otonomi Daerah, Kabupaten Batang, Urusan Kelautan dan Perikanan

Abstract

Batang is an autonomous region within the Republic of Indonesia, which has its own
authority to regulate and manage the area. It lies on the north coast of Java that have the potential
wealth of the sea and the natural resources that are in it. The problem is how the implementation
of government affairs marine and fisheries sector, according to Law No.23 of 2014 on Regional
Government in Batang and any obstacles that arise in conducting such affairs as well as how to
cope.
The method used is normative. Specifications research is descriptive analytical.
Methods of data collection using secondary data including primary legal materials, secondary law
and tertiary legal materials. Methods of data analysis using normative-qualitative analysis. Then
the data is presented simultaneously with the analysis.
Based on the results of the study, data showed that the implementation of government
affairs Oceans and Fisheries by the Marine and Fisheries Agency, Batang by Local Regulation 3
of 2008 and Regulation Regents 49 of 2012. Barriers experienced in implementation includes
human resources, land use fish farming , damage to natural resources, fishing vessels and fishing
gear. As for efforts to overcome this is to increase the capacity of capital and the application of
appropriate technology in order to provide guidance that is better for fishing communities,
improve infrastructure to aquaculture, managing marine resources and fisheries are
environmentally friendly, surveillance of vessels fishing, and mediation.
Keywords: Autonomy, Batang, Maritime Affairs and Fisheries

1
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

I. PENDAHULUAN Indonesia harus dimanfaatkan


Indonesia merupakan negara sebesar-besarnya untuk kemakmuran
kepulauan yang terdiri dari 17.504 rakyatnya sebagaimana diamanatkan
pulau-pulau besar dan kecil. Negara dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-
kepulauan atau yang disebut negara Undang Dasar Negara Republik
maritim artinya di dalam negara Indonesia Tahun 1945 (yang
tersebut memiliki wilayah perairan selanjutnya disebut UUD NRI 1945)
yang lebih luas dibandingkan wilayah berbunyi bumi dan air dan
daratan. Indonesia sebagai negara kekayaan alam yang terkandung di
kepulauan memiliki luas wilayah dalamnya dikuasai oleh negara dan
perairan 3.257.483 km2 dan luas dipergunakan untuk sebesar-besar
wilayah daratan Indonesia adalah kemakmuran rakyat. Untuk itu
1.922.570 km2. Hal ini menunjukkan diperlukan suatu wadah yang dapat
bahwa 2/3 wilayah Indonesia adalah mengatur dan mengelola kekayaan
wilayah perairan. Selain itu, letak laut di wilayah perairan Indonesia
Indonesia yang berada dalam posisi yang sangat luas tersebut. Indonesia
strategis yaitu di antara dua benua merupakan suatu negara Kesatuan
(Benua Asia dan Benua Australia) sebagaimana disebutkan dalam Pasal
serta berada di antara dua samudra 1 ayat (1) UUD NRI 1945 bahwa
(Samudra Hindia dan Samudra Negara Indonesia adalah negara
Pasifik) membuat wilayah perairan Kesatuan yang berbentuk Republik.
Indonesia memiliki potensi sumber Sebagai negara kesatuan, Indonesia
daya alam yang beragam dan bagus hanya memiliki satu pemerintahan
untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. yaitu pemerintahan pusat yang
Indonesia dikenal sebagai mempunyai kekuasaan tertinggi
negara yang memiliki dalam segala lapangan pemerintahan
keanekaragaman hayati (biodiversity) termasuk di dalamnya adalah sektor
laut yang terbesar di dunia karena kelautan dan perikanan.
memiliki kekayaan ekosistem pesisir UUD NRI 1945 dalam Pasal
yaitu hutan mangrove, padang lamun 4 ayat (1) disebutkan bahwa Presiden
dan terumbu karang yang sangat luas memegang kekuasaan pemerintahan
dan beragam, demikian pula dalam menurut Undang-Undang Dasar.
kekayaan ekosistem laut yaitu Kekuasaan pemerintahan tersebut
berbagai jenis ikan dalam jumlah diuraikan dalam berbagai urusan
yang sangat besar. Potensi lestari pemerintahan. Dalam
sumberdaya ikan sebesar 6,7 juta ton menyelenggarakan urusan
per tahun yang telah dimanfaatkan pemerintahan, Presiden dibantu oleh
baru mencapai sekitar 45 persen. Menteri yang menyelenggarakan
Potensi kekayaan sumberdaya pesisir urusan pemerintahan tertentu.
dan laut Indonesia yang sangat besar, Wilayah Indonesia yang luas
beraneka ragam, dan prospektif.1 dan kondisinya yang demikian
Keanekaragaman hayati yang beragam merupakan keadaan yang
dimiliki oleh laut dan perikanan berada diluar kapasitas Pemerintahan
Pusat untuk mengelolanya secara
1
Rahardjo Adisasmita, Pembangunan efisien. Dengan demikian
Kelautan dan kewilayahan (Yogyakarta: pengelolaan dari pelayanan yang
Penerbit Graha Ilmu, 2006), hlm.66

2
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

berkaitan dengan urusan-urusan yang antara pusat dan daerah tetapi konflik
menyangkut kesejahteraan rakyat perikanan terjadi juga di daerah-
harus terdesentralisasi kepada daerah Dengan demikian UU No.32
pemerintahan daerah untuk Tahun 2004 tentang Pemerintahan
kesejahteraan hidup penduduk Daerah diganti dengan UU No.23
Indonesia. Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Amanat dari UUD NRI 1945 Daerah.
dalam Pasal 18 ayat (7) yaitu untuk Konflik perikanan di era
membuat undang-undang mengenai otonomi daerah juga terjadi di
susunan dan tata cara Kabupaten Batang. Kabupaten
penyelenggaraan pemerintahan Batang yang merupakan salah satu
daerah. Dalam perkembangannya, daerah otonom dalam Negara
undang-undang yang mengatur Kesatuan Republik Indonesia juga
mengenai pemerintahan daerah mempunyai kewenangan sendiri
adalah UU No.1 Tahun 1957 tentang untuk mengatur dan mengurus
Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, daerahnya. Letak kabupaten Batang
UU No.18 Tahun 1965 tentang yang strategis yaitu berada di daerah
Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, pantai utara Jawa menjadi ladang
UU No.5 Tahun 1974 tentang Pokok- bagi pemerintah daerah untuk
Pokok Pemerintahan Daerah, UU memanfaatkan dan mengelola
No.22 Tahun 1999 tentang kekayaan laut dan sumber daya alam
Pemerintahan Daerah, UU No.32 yang berada di dalamnya.
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Dari uraian diatas, maka
Daerah dan UU No.23 Tahun 2014 permasalahan yang dapat disusun
tentang Pemerintahan Daerah. antara lain :
Undang-undang 1. Bagaimana pelaksanaan urusan
pemerintahan daerah yang lama yaitu bidang kelautan dan perikanan
UU No.32 tahun 2004 sudah menurut UU No.23 Tahun 2014
dinyatakan tidak berlaku lagi karena tentang Pemerintahan Daerah di
dianggap tidak sesuai dengan Kabupaten Batang?
perkembangan keadaan, 2. Hambatan apa saja yang timbul
katatanegaraan, dan tuntutan dalam melaksanakan urusan
penyelenggaraan pemerintahan pemerintahan di bidang kelautan
daerah sehingga perlu diganti, dan perikanan di Kabupaten
khususnya dalam pembagian urusan Batang serta cara mengatasi?
pemerintahan terkait bidang kelautan Tujuan yang hendak dicapai
dan perikanan dimana tidak serta dalam penelitian ini adalah untuk
merta menjadi kewenangannya mengetahui pelaksanaan urusan
pemerintahan daerah. Selain itu, pemerintahan dalam bidang kelautan
salah satu isu yang mencuat terkait dan perikanan menurut UU No.23
implementasi otonomi daerah akhir- Tahun 2014 tentang Pemerintahan
akhir ini adalah konflik perikanan. Daerah di Kabupaten Batang dan
Konflik perikanan di era otonomi untuk mengetahui hambatan yang
daerah tidak hanya terjadi di pusat terjadi dalam melaksanakan urusan
dimana terjadi tarik menarik pemerintahan tersebut serta cara
kewenangan dalam kepentingan mengatasinya.

3
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

II. METODE Kota Batang ke Ibu Koa Negara


Metode pendekatan yang (Jakarta) mencapai 392 km dan
digunakan dalam penelitian ini jarak ke Ibu Kota Provinsi Jawa
adalah yuridis normatif yang dimulai Tengah (Semarang) mencapai 92
dengan menganalisa terhadap Pasal- km.
Pasal yang mengatur hal-hal yang Kabupaten Batang ini
menjadi permasalahan dalam merupakan wilayah yang
penelitian. Spesifikasi dalam terletak di kawasan sebelah utara
penelitian ini termasuk diskriptif- Provinsi Jawa Tengah. Wilayah
analitis yaitu menggambarkan Kabupaten Batang dilewati oleh
peraturan perundang -undangan yang jalur Pantura (Pantai Utara).
berlaku dikaitkan dengan teori-teori Luas wilayah Kabupaten Batang
hukum dan praktek pelaksanaan adalah sebesar 78.864,16 Ha
hukum positif yang menyangkut dengan batas administratif
permasalahan. sebagai berikut :
Metode pengumpulan data 1) Sebelah Utara : Laut Jawa
menggunakan data sekunder dengan 2) Sebelah Selatan : Kabupaten
cara study kepustakaan meliputi Banjarnegara dan Kabupaten
bahan hukum primer (bahan hukum Wonosobo
mengikat), bahan hukum sekunder 3) Sebelah Barat : Kabupaten
(bahan hukum yang memberikan Pekalongan dan Kota
penjelasan mengenai bahan hukum Pekalongan
primer) dan bahan hukum tersier 4) Sebelah Timur : Kabupaten
(bahan yang memberikan petunjuk Kendal
maupun penjelasan terhadap bahan Awalnya Kabupaten Batang
hukum primer dan bahan hukum memiliki 12 kecamatan yaitu
sekunder). Data yang telah Batang, Tulis, Subah, Gringsing,
terkumpul kemudian dianalis Limpung, Tersono, Reban,
menggunakan metode analisis Blado, Bandar, Warungasem,
normatif-kualitatif yaitu data yang Wonotunggal dan Bawang.
diperoleh disusun secara sistematis Tetapi dengan ditetapkannya
kemudian dianalisa secara kualitatif Peraturan Daerah Kabupaten
untuk mencapai kejelasan masalah. Batang No.7 Tahun 2004
Metode penyajian data dilakukan tentang Pembentukan
sekaligus dengan analisanya. Kecamatan Kabupaten Batang,
maka terjadi penambahan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN jumlah kecamatan dari 12
A. Gambaran Umum Kabupaten kecamatan menjadi 15
Batang kecamatan. Penambahan
Kabupaten Batang terletak tersebut meliputi kecamatan
di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Banyuputih, Pecalungan dan
antara 6546-71147 Lintang Kandeman. Pemekaran wilayah
Selatan (LS) dan 1094019- ini dilakukan oleh Pemerintah
1100306 Bujur Timur (BT). Kabupaten Batang sebagai
Ibu Kota Kabupaten Batang upaya untuk menghadapi
terletak di Kota Batang. Jarak tantangan dan permasalahan

4
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

dalam penyelenggaraan beberapa misi yang akan


pemerintahan, pembangunan dan dijalankan yaitu :
pelayanan kepada masyarakat 1. Mengembangkan penataan
khususnya pada tingkat desa, dan pembinaan birokrasi di
kelurahan dan kecamatan. semua tingkatan demi
Sedangkan tujuannya adalah terciptanya pemerintahan
sebagai berikut : yang baik, bersih dan
1. Meningkatkan efektifitas berpelayanan publik yang
penyelenggaraan prima.
pemerintahan di tingkat 2. Menciptakan iklim investasi
kecamatan yang baik dan mendukung
2. Meningkatkan dan usaha pengembangan
mendekatkan pelayanan ekonomi yang berorientasi
kepada mayarakat pada peningkatan lapangan
3. Meningkatkan dan kerja yang luas bagi
mempercapat pemerataan masyarakat dan peningkatan
pembangunan. pendapatan daerah.
Jumlah penduduk 3. Meningkatkan pembangunan
Kabupaten Batang adalah infrastruktur untuk
715.114 jiwa pada tahun 2012. menunjang peningkatan
Penduduk terbanyak terdapat di ekonomi daerah dan
keamatan Batang yaitu sebesar terpenuhinya kebutuhan dasar
112.655 jiwa, sedangkan masyarakat.
penduduk terendah ada di 4. Meningkatkan kualitas
kecamatan Pecalungan yaitu sumber daya masyarakat
sebesar 30.226 jiwa. Sementara supaya dapat berpartisipasi
itu, jika dilihat dari kepadatan aktif dalam pembangunan.
penduduknya, kecamatan
dengan penduduk terpadat B. Pelaksanaan Urusan
adalah kecamatan Batang dan Pemerintahan Bidang
penduduk terjarang adalah di Kelautan dan Perikanan oleh
kecamatan Blado. Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Batang saat ini Kabupaten Batang
dipimpin oleh Bupati Yoyok 1. Visi dan Misi Dinas
Riyo Sudibyo dan wakilnya Kelautan dan Perikanan
H.Soetadi, SH.MM yang Kabupaten Batang
menjabat selama periode 2012- Berdasarkan Peraturan
2017. Visi yang diemban oleh Daerah Kabupaten Batang
pemerintahannya adalah No.3 Tahun 2008 tentang
Terwujudnya Pemerintahan Pembentukan Susunan
yang Efektif, Bersih, Organisasi dan Tata Kerja
Profesional untuk Penguatan Dinas Daerah Kabupaten
Ekonomi Daerah dan Batang (Lembaran Daerah
Pencapaian Kesejahteraan Kabupaten Batang Tahun
Masyarakat Batang. Untuk 2008 Nomor 3 Seri D No.2)
mencapai visi tersebut, ada dan Peraturan Bupati Batang

5
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

No.49 Tahun 2012 tentang h. Terlaksananya pengelolaan


Tugas Pokok, Fungsi, Uraian BBI (Balai Benih Ikan),
Tugas dan Tata Kerja Dinas PBI (Pasar Benih Ikan),
Kelautan dan Perikanan TPI (Tempat Pelelangan
Kabupaten Batang Ikan) kawasan konservasi,
mempunyai tugas pokok kawasan budidaya dan
melaksanakan urusan kawasan pelabuhan
pemerintahan daerah bidang perikanan
kelautan dan perikanan i. Terlaksananya upaya
berdasarkan asas otonomi peningkatan konsumsi
daerah dan tugas ikan
pembantuan. j. Terlaksananya
Visi Dinas Kelautan pengembangan usaha
dan Perikanan Kabupaten perikanan
Batang tahun 2012-2017 k. Terlaksananya
adalah mewujudkan Sumber pemberdayaan ekonomi
Daya Kelautan dan Perikanan kelautan dan perikanan.
yang Produktif dan Lestari. 2. Tugas dan Wewenang
Guna melaksanakan visi Dinas Kelautan dan
tersebut, terdapat sebelas misi Perikanan Kabupaten
yang merupakan prioritas Batang
sasaran Dinas Kelautan dan Berdasarkan UU
Perikanan Kabupaten Batang No.23 Tahun 2014 tentang
yaitu : Pemerintahan Daerah
a. Terlaksananya percepatan terdapat 7 (tujuh) sub urusan
penanggulangan di bidang kelautan dan
kemiskinan dan perikanan. Ketujuh sub
penyediaan lapangan kerja urusan tersebut adalah :
b. Meningkatnya Ketahanan a. Kelautan, Pesisir dan
Pangan Produk Perikanan Pulau-Pulau Kecil
c. Terlaksananya Pembinaan b. Perikanan Tangkap
UMKM dan c. Perikanan Budidaya
Pendampingan usaha d. Pengawasan Sumber Daya
ekonomi produktif Kelautan dan Perikanan
d. Terlaksananya monitoring, e. Pengelolaan dan
pengendalian, pengawasan Pemasaran
dan penegakan hukum f. Karantina ikan,
e. Terlaksananya rehabilitasi Pengendalian Mutu dan
dan mitigasi bencana Keamanan hasil perikanan
f. Terlaksananya identifikasi g. Pengembangan Sumber
dan kajian potensi Daya Manusia (SDM)
sumberdaya masyarakat kelautan dan
g. Terlaksananya perikanan.
peningkatan kemampuan Dari ketujuh sub
Sumber Daya Manusia urusan pemerintahan di
(SDM) bidang kelautan dan

6
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

perikanan hanya ada dua Fungsi tersebut dilaksanakan


yang diserahkan kepada oleh Kepala Dinas yang
Daerah Kabupaten/Kota yaitu mempunyai tugas pokok
sub urusan Perikanan melaksanakan urusan
Tangkap dan sub urusan pemerintahan daerah dan
Perikanan Budidaya. tugas pembantuan di bidang
Pembagian urusan kelautan dan perikanan.
pemerintahan bidang kelautan Kepala Dinas mempunyai
dan perikanan sub urusan fungsi, yaitu:
Perikanan Tangkap meliputi (1) Perumusan kebijakan
pemberdayaan nelayan kecil teknis bidang kelautan
dalam Daerah dan perikanan;
Kabupaten/Kota serta (2) Penyusunan rencana
pengelolaan dan teknis dan
penyelenggaraan Tempat pengkoordinasian di
Pelelangan Ikan (TPI), bidang kelautan dan
sedangkan pada sub urusan perikanan;
Perikanan Budidaya, (3) Pembinaan dan fasilitasi
pembagian urusannya bidang kelautan dan
meliputi penerbitan IUP di perikanan;
bidang pembudidayaan ikan (4) Pembinaan umum dan
yang usahanya dalam satu teknis di bidang kelautan,
(satu) Daerah pesisir, perikanan
Kabupaten/Kota, tangkap, perikanan
pemberdayaan usaha kecil budidaya dan usaha
pembudidayaan ikan dan kelautan dan perikanan;
pengelolaan pembudidayaan (5) Pengelolaan,
ikan. Selanjutnya kedua sub pemanfaatan wilayah dan
urusan pemerintahan tersebut sumber daya pesisir, laut
menjadi tugas pokok dari dan perikanan;
Dinas Kelautan dan (6) Pembinaan usaha,
Perikanan Kabupaten Batang. kelembagaan dan sosial
Dinas Kelautan dan masyarakat kelautan dan
Perikanan Kabupaten Batang perikanan;
menyelenggarakan fungsi (7) Pengawasan,
untuk melaksanakan tugas pengendalian dan
pokok dari UU No.23 tahun perlindungan
2014 tentang Pemerintahan sumberdaya hayati dan
Daerah tersebut. Hal ini non hayati kelautan dan
disebutkan dalam Pasal 13 perikanan;
ayat (2) Peraturan Bupati (8) Penerbitan rekomendasi,
Batang No.49 Tahun 2012 perijinan dan sertifikasi
tentang Tugas Pokok, Fungsi, di bidang kelautan dan
Uraian tugas dan Tata Kerja perikanan;
Dinas Kelautan dan (9) Pengawasan dan
Perikanan Kabupaten Batang. pengendalian perijinan

7
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

usaha di bidang kelautan susunan organisasi sebagai


dan perikanan; berikut :
(10) Pembinaan usaha a. Kepala Dinas
perikanan budidaya dan b. Sekretariat, membawahkan
perikanan tangkap; :
(11) Pengelolaan Pangkalan 1) Subbagian Program
Pendaratan Ikan (PPI) 2) Subbagian Keuangan
dan pasar ikan; 3) Subbagian Umum dan
(12) Pengawasan standart Kepegawaian
teknis kapal perikanan c. Bidang Pengolahan dan
dan alat penangkapan Pemasaran Hasil
ikan; Perikanan, membawahkan:
(13) Penyelenggaraan 1) Seksi Usaha
penyuluhan dan Pengolahan dan
bimbingan; Pemasaran Hasil
(14) Pembinaan penangkapan Perikanan
dan pasca panen hasil 2) Seksi Sarana dan
perikanan; Prasarana Pengolahan
(15) Pelaksanaan kerjasama dan Pemasaran Hasil
bidang kelautan dan Perikanan
perikanan; d. Bidang Perikanan
(16) Penyelenggaraan Budidaya, membawakan :
ketatausahaan yang 1) Seksi Usaha Perikanan
meliputi segala kegiatan Budidaya
di bidang umum, 2) Seksi Sarana dan
perlengkapan, Prasarana Perikanan
kepegawaian dan Budidaya
keuangan; e. Bidang Perikanan
(17) Pembinaan terhadap Tangkap, membawahkan :
UPTD (Unit Pelaksana 1) Seksi Usaha dan
Teknis Dinas) Dinas Kelembagaan
Kelautan dan Perikanan Perikanan Tangkap
Kabupaten Batang; 2) Seksi Sarana dan
(18) Pelaksanaan tugas Prasarana Perikanan
kedinasan lain yang Tangkap
diberikan oleh Bupati f. Bidang Kelautan,
sesuai tugas dan membawahkan :
fungsinya; 1) Seksi Pesisir dan
3. Struktur Organisasi dan Tata Konservasi Laut
Kerja Dinas Kelautan dan 2) Seksi Pengawasan
Perikanan Kabupaten Batang Sumberdaya Kelautan
Dinas Kelautan dan dan Perikanan
Perikanan Kabupaten Batang g. Unit Pelaksana Teknis
dalam melaksanakan urusan Dinas
pemerintahan memiliki h. Kelompok Jabatan
Fungsional.

8
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

C. Hambatan yang Timbul dan meningkatkan ketrampilan


Upaya Mengatasi Hambatan masyarakat menjadi
dalam Pelaksanaan Urusan kurang optimal.
Pemerintahan Bidang 2) Upaya mengatasi : Dinas
Kelautan dan Perikanan di Kelautan dan Perikanan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Batang
Kabupaten Batang berupaya untuk
Dinas Kelautan dan meningkatkan kapasitas
Perikanan Kabupaten Batang permodalan dan penerapan
dalam melaksanakan urusan teknologi yang tepat guna
pemerintahan di bidang kelautan untuk memberikan
dan perikanan tidak lepas dari pembinaan yang lebih baik
masalah yang menjadi hambatan bagi masyarakat nelayan.
dalam mencapai visi dan misi b. Pemanfaatan Lahan Budidaya
yang hendak dicapai. Hambatan Ikan
tersebut yaitu : 1) Kendala : Belum
a. Sumber Daya Manusia optimalnya pemanfaatan
(SDM) lahan budidaya dan masih
1) Kendala : masih rendahnya rendahnya kemampuan
Sumber Daya Manusia pembudidaya ikan dalam
(SDM) dan persepsi penerapan Cara Budidaya
tradisional masyarakat Ikan yang Baik (CBIB)
nelayan. Latar belakang atau Good Aquaculture
pendidikan masih menjadi Practices (GAP). Cara
faktor utama dalam Budidaya Ikan yang Baik
mempengaruhi rendahnya adalah penerapan cara
Sumber Daya Manusia memelihara dan atau
(SDM) masyarakat membesarkan ikan serta
nelayan. Banyak memanen hasilnya dalam
masyarakat yang menjadi lingkungan yang terkontrol
nelayan adalah orang- sehingga memberikan
orang yang merupakan jaminan pangan dari
keturunan orangtua yang pembudidayaan dengan
bekerja sebagai nelayan memperhatikan sanitasi,
sehingga pengetahuan pakan obat ikan dan bahan
mereka masih terbatas kimia serta bahan biologi.
pada cara-cara Peningkatan mutu produk
penangkapan dan perikanan budidaya lebih
pengelolaan secara turun diarahkan untuk
temurun. Hal ini memberikan jaminan
berdampak pada beberapa keamanan pangan mulai
kegiatan pembinaan yang bahan baku hingga produk
dilakukan oleh Dinas akhir hasil budidaya yang
Kelautan dan Perikanan bebas dari bahan cemaran
Kabupaten Batang yang seperti sesuai persyaratan
bertujuan untuk pasar global.

9
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

2) Upaya mengatasi : Adapun berupaya untuk mengelola


langkah untuk mengatasi sumber daya kelautan dan
permasalahan budidaya perikanan yang ramah
ikan ini adalah dengan lingkungan dan
meningkatkan pembinaan mengoptimalkan
teknis budidaya perikanan pengelolaan Kawasan
dan penangkapan, serta Konservasi Pesisir (KKP).
meningkatkan sarana dan d. Kapal Penangkap Ikan
prasarana perikanan 1) Kendala : Adanya
budidaya dan perikanan kapasitas grosston kapal
tangkap. Hal ini dilakukan penangkap ikan yang
dengan cara meningkatkan masih terdapat
pengelolaan lahan untuk ketidaksesuaian di dalam
budidaya ikan dan dokumen kapal. Misalnya,
meningkatkan sarana dan di dalam dokumen kapal
prasarana di Tempat tertulis kapal tersebut
Pelelangan Ikan. bermuatan 30 grosston
c. Sumber Daya Alam (SDA) untuk menangkap ikan.
1) Kendala : Adanya Tetapi ada ketidaksesuaian
kerusakan ekosistem vital antara data dalam
di laut, pesisir dan perairan dokumen tersebut dan
umum. Kerusakan bentuk fisik kapal yang
ekosistem laut, pesisir dan terlihat lebih dari 30
perairan umum disebabkan grosston.
oleh pencemaran, 2) Upaya Mengatasi : Dinas
perusakan oleh manusia Kelautan dan Perikanan
maupun faktor bencana Kabupaten Batang terus
alam. Sering terjadinya berupaya meningkatkan
perubahan iklim secara pengawasan terhadap
ekstrim seperti curah hujan kapal-kapal yang tidak
yang tinggi, suhu yang sesuai antara data dalam
fluktuatif, ombak yang dokumen dan bentuk fisik
besar dan sebagainya yang kapal-kapal tersebut.
dapat mengakibatkan e. Alat Penanangkap Ikan
resiko kematian ikan. 1) Kendala : Alat penangkap
Selain itu dapat ikan yang tidak sesuai
menghambat para nelayan dengan Peraturan Menteri
untuk menangkap ikan di Kelautan dan Perikanan
laut. Populasi mangrove di Republik Indonesia
kawasan pesisir Kabupaten No.2/PERMEN-KP/2015
Batang belum ideal tentang Larangan
sehingga menyebabkan Penggunaan Alat
kerusakan di kawasan Penangkapan Ikan Pukat
tersebut. Hela (Trawls) dan Pukat
2) Upaya mengatasi : Dinas Tarik (Seine Nets) di
Kelautan dan Perikanan Wilayah Pengelolaan

10
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Perikanan Negara uraian tugas di bidang kelautan


Republik Indonesia. Pada dan perikanan tersebut adalah :
PERMEN-KP tersebut a. Perumusan kebijakan teknis
dijelaskan bahwa cantrang bidang kelautan dan perikanan;
merupakan alat penangkap b. Penyusunan rencana teknis dan
ikan yang dilarang karena pengkoordinasian di bidang
termasuk dalam jenis kelautan dan perikanan;
Pukat Tarik Berkapal (boat c. Pembinaan dan fasilitasi
or vessel seines) dimana bidang kelautan dan perikanan;
Pukat Tarik Berkapal d. Pembinaan umum dan teknis di
tersebut merupakan bagian bidang kelautan, pesisir,
dari alat penangkap ikan perikanan tangkap, perikanan
Pukat Tarik (Seine Nets). budidaya dan usaha kelautan
Namun larangan dan perikanan;
penggunaan cantrang tidak e. Pengelolaan, pemanfaatan
diindahkan oleh nelayan di wilayah dan sumber daya
Kabupaten Batang. pesisir, laut dan perikanan;
Banyak nelayan yang f. Pembinaan usaha,
masih menggunakan kelembagaan dan sosial
cantrang sebagai alat masyarakat kelautan dan
penangkap ikan. perikanan;
2) Upaya mengatasi : Dinas g. Pengawasan, pengendalian dan
Kelautan dan Perikanan perlindungan sumberdaya
Kabupaten Batang telah hayati dan non hayati kelautan
menggunakan berbagai dan perikanan;
upaya untuk mencegah h. Penerbitan rekomendasi,
penggunaan cantrang perijinan dan sertifikasi di
sebagai alat penangkap bidang kelautan dan perikanan;
ikan yang digunakan oleh i. Pengawasan dan pengendalian
para nelayan yaitu dengan perijinan usaha di bidang
upaya mediasi. kelautan dan perikanan;
j. Pembinaan usaha perikanan
IV. KESIMPULAN budidaya dan perikanan
Berdasarkan hasil penelitian tangkap;
dan pembahasan yang telah diuraikan k. Pengelolaan Pangkalan
dalam bab sebelumnya, maka Pendaratan Ikan (PPI) dan
kesimpulannya adalah sebagai pasar ikan;
berikut : l. Pengawasan standart teknis
1. Urusan pemerintahan bidang kapal perikanan dan alat
kelautan dan perikanan menurut penangkapan ikan;
UU No.23 Tahun 2014 tentang m. Penyelenggaraan penyuluhan
pemerintahan Daerah di dan bimbingan;
Kabupaten Batang dilaksanakan n. Pembinaan penangkapan dan
oleh Dinas Kelautan dan pasca panen hasil perikanan;
Perikanan Kabupaten Batang. o. Pelaksanaan kerjasama bidang
Adapun tugas pokok, fungsi dan kelautan dan perikanan;

11
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

p. Penyelenggaraan ketatausahaan dan prasarana di Tempat


yang meliputi segala kegiatan Pelelangan Ikan.
di bidang umum, perlengkapan, c. Sumber Daya Alam (SDA)
kepegawaian dan keuangan; 1) Kendala : adanya kerusakan
q. Pembinaan terhadap UPTD ekosistem vital di laut,
(Unit Pelaksana Teknis Dinas) pesisir dan perairan umum.
Dinas Kelautan dan Perikanan 2) Upaya mengatasi :
Kabupaten Batang; mengelola sumber daya
r. Pelaksanaan tugas kedinasan kelautan dan perikanan yang
lain yang diberikan oleh Bupati ramah lingkungan dan
sesuai tugas dan fungsinya; mengoptimalkan
Hal ini didasarkan pada Pasal 3 pengelolaan Kawasan
ayat (2) Perbup No.49 Tahun Konservasi Pesisir (KKP).
2012 tentang Tugas pokok, d. Kapal Penangkap Ikan
Fungsi, Uraian Tugas dan Tata 1) Kendala : Adanya kapasitas
Kerja Dinas Kelautan dan grosston kapal penangkap
Perikanan Kabupaten Batang. ikan yang masih terdapat
2. Hambatan yang dihadapi oleh ketidaksesuaian di dalam
Dinas Kelautan dan Perikanan dokumen kapal.
beserta upaya mengatasinya 2) Upaya mengatasi :
dalam melaksanakan urusan meningkatkan pengawasan
pemerintahan bidang kelautan dan terhadap kapal-kapal yang
perikanan di Kabupaten Batang tidak sesuai antara data
adalah : dalam dokumen dan bentuk
a. Sumber Daya Alam (SDM) fisik kapal-kapal tersebut.
1) Kendala : masih rendahnya e. Alat Penangkap Ikan
Sumber Daya Manusia 1) Kendala : Alat penangkap
(SDM) dan persepsi ikan yang tidak sesuai
tradisional masyarakat dengan Peraturan Menteri
nelayan. Kelautan dan Perikanan
2) Upaya mengatasi : Republik Indonesia
meningkatkan kapasitas No.2/PERMEN-KP/2015
permodalan dan penerapan tentang Larangan
teknologi yang tepat guna Penggunaan Alat
untuk memberikan Penangkapan Ikan Pukat
pembinaan yang lebih baik Hela (Trawls) dan Pukat
bagi masyarakat nelayan. Tarik (Seine Nets) di
b. Pemanfaatan Lahan Budidaya Wilayah Pengelolaan
Ikan Perikanan Negara Republik
1) Kendala : belum optimalnya Indonesia.
pemanfaatan lahan 2) Upaya mengatasi : Dinas
budidaya. Kelautan dan Perikanan
2) Upaya mengatasi : Kabupaten Batang telah
meningkatkan pengelolaan menggunakan berbagai
lahan untuk budidaya ikan upaya untuk mencegah
dan meningkatkan sarana penggunaan cantrang

12
DIPONEGORO LAW REVIEW
Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

sebagai alat penangkap ikan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun


yaitu dengan upaya mediasi. 2008 tentang Pembentukan
Susunan Organisasi dan Tata
V. DAFTAR PUSTAKA Kerja Dinas Daerah Kabupaten
Buku Literatur Batang jo Peraturan Daerah
Adisasmita, Rahardjo. 2006. Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Pembangunan Kelautan dan Perubahan Atas Peraturan
kewilayahan. Yogyakarta: Daerah Nomor 3 Tahun 2008
Penerbit Graha Ilmu. tentang Pembentukan Susunan
Peraturan Perundang-Undangan Organisasi dan Tata Kerja
Undang-Undang Dasar Negara Dinas Daerah Kabupaten
Republik Indonesia Tahun Batang jo Peraturan Daerah
1945. Nomor 9 Tahun 2013 tentang
Undang-Undang Nomor 23 Tahun Perubahan Kedua Atas
2014 tentang Pemerintahan Peraturan Daerah Nomor 3
Daerah. Tahun 2008 tentang
Peraturan Menteri Kelautan dan Pembentukan Susunan
Perikanan Republik Indonesia Organisasi dan Tata Kerja
No.2/PERMEN-KP/2015 Dinas Daerah Kabupaten
tentang Larangan Penggunaan Batang.
Alat Penangkapan Ikan Pukat Peraturan Bupati Batang Nomor 49
Hela (Trawls) dan Pukat Tarik Tahun 2012 tentang Tugas
(Seine Nets) di Wilayah Pokok, Fungsi, Uraian Tugas
Pengelolaan Perikanan Negara dan Tata Kerja Dinas Kelautan
Republik Indonesia. dan Perikanan Kabupaten
Batang.

13

Anda mungkin juga menyukai