Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH ALAT UKUR

SUHU : TERMOMETER

DOSEN PENGAMPU :

Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.si.

Disusun oleh :

1. Muhammad Ridwan Nur Cholis (4201416045)


2. Muhammad Fiqhi Mafuddin (4201416077)
3. Ahmad Ainul Mubarok (4201416097

Tahun 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Alat Ukur semester Genap
tahun ajaran 2016/2017. Adapun topik yang dibahas didalam makalah ini adalah alat ukur
suhu yaitu termometer digital dan analog

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu
dikarenakan keterbatasan yang ada bagi penulis. Sehingga penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca.

Kiranya makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua.
Sehingga kita dapat megetahui alat ukur suhu yaitu termometer secara lebih mendalam Atas
perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Semarang, 15 April 2017

Penulis
3. TERMOMETER AIR RAKSA

Raksa (air raksa/merkuri) merupakan unsur logam yang sangat berat. Logam ini
berbentuk cair pada suhu ruangan, mengkilap, berwarna putih keperakan, mudah menguap
pada suhu kamar, dan tidak berbau. Raksa terbentuk secara alami di alam dan terdapat dalam
berbagai bentuk. Dalam bentuk murni raksa dikenal sebagai logam raksa (Hg (O) atau
HgO). Di alam, raksa dibebaskan dari gunung berapi, penguapan dari tanah dan permukaan
air, melalui endapan mineral, dalam batu bara dan kebakaran hutan.

Elemental raksa adalah mengkilap, perak-putih yang merupakan logam cair pada suhu
kamar dan biasanya digunakan dalam beberapa termometer dan listrik aktif. Jika tidak
ditutupi, pada suhu kamar beberapa logam raksa akan menguap dan formulir raksa vapours.
Mercury vapours adalah warna dan tanpa bau. Semakin tinggi suhu, semakin vapours akan
dibebaskan dari logam raksa cair. Beberapa orang yang telah meniupkan raksa vapours lapor
logam rasa di mulut mereka. Elemental raksa di atmosfer dapat mengalami transformasi
dalam bentuk anorganik raksa, memberikan jalan bagi yang signifikan dari endapan emitted
kekuatan raksa.

Logam raksa banyak digunakan di laboratorium untuk pembuatan termometer,


barometer, pompa difusi dan alat-alat lainnya. Raksa juga digunakan dalam pembuatan lampu
uap merkuri, pembuatan baterai, dan alat-alat elektronik lainnya. Kegunaan lainnya adalah
untuk pembuatan pestisida, gigi buatan, pelapis cermin dan lainnya.

Beberapa sifat merkuri adalah sebagai berikut:

1) Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar (25 0C) dan
mempunyai titik beku terendah dari semua logam, yaitu -390C.

2) Merkuri mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam.

3) Ketahanan listrik merkuri sangat rendah sehingga merupakan konduktor yang terbaik dari
semua logam.

4) Banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen yang disebut
amalgam (alloy).

5) Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk hidup


(Fardiaz, 1992).

Termometer yang banyak digunakan sekarang adalah termometer raksa. Disebut


termometer raksa karena di dalam termometer ini terdapat air raksa. Fungsi raksa adalah
sebagai penunjuk suhu. Raksa akan mengembang bila termometer menyentuh benda yang
lebih hangat dari raksa

Hari ini termometer air raksa masih banyak digunakan dalam bidang meteorologi, tetapi
pengguanaan pada bidang-bidang lain semakin berkurang, karena air raksa secara permanen
sangat beracun pada sistem yang rapuh dan beberapa negara maju telah mengutuk
penggunaannya untuk tujuan medis. Beberapa perusahaan menggunakan campuran gallium,
indium, dan tin (galinstan) sebagai pengganti air raksa

Keuntungan Termometer Air raksa


Berikut ini adalah sebab digunakannya air raksa yang merupakan satu-satunya bentuk
logam yang cair sebagai alat pengukuran suhu atau temperatur pada termometer, yaitu ::

1 Peka terhadap perubahan suhu. Suhu raksa segera sama dengan suhu benda yang ingin
diukur.

2 Dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah (-40 C) sampai suhu tinggi (360 C). Hal
ini disebabkan titik beku raksa mencapai -40 C dan titik didihnya mencapai 360C.

3 Tidak membasahi dinding kaca sehingga pengukuran bisa menjadi lebih teliti.

4 Mengkilap seperti perak sehingga mudah terlihat.

5 Mengembang dan memuai secara teratur.

Kerugian Thermometer Air raksa


1. Air raksa mahal
2. Air raksa tidak dapat mengukur suhu yang sangat rendah
3. Air raksa termasuk zat berbahaya ( air keras )

Cara kerja Termometer Air Raksa

Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan kandungan air
raksa di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga
hampa udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa
dan memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah
ditentukan. Adapun cara kerja secara umum adalah sbb ;

1 Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada kondisi awal.

2 Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air raksa dengan perubahan
volume.

3 Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika suhu
menurun.

4 Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.

Prinsip kerja Termometer Air Raksa


Secara umum, prinsip kerja thermometer adalah sebagai berikut : Ketika temperatur naik,
cairan di bola tabung mengembang lebih banyak daripada gelas yg menutupinya. Hasilnya,
benang cairan yg tipis dipaksa ke atas secara kapiler. Sebaliknya, ketika temperatur turun,
cairan mengerut dan cairan yg tipis di tabung bergerak kembali turun. Gerakan ujung cairan
tipis yg dinamakan meniscus dibaca terhadap skala yg menunjukkan temperatur.

Pengukuran Termometer Air Raksa


Termometer air raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan Fahrenhait.
Anders Celsius merumuskan skala Celsius, yang dipaparkan pada publikasinya the origin of
the Celsius temperature scale pada 1742. Celsius memakai dua titik penting pada skalanya:
suhu saat es mencair dan suhu penguapan air. Ini bukanlah ide baru, sejak dulu Isaac Newton
bekerja dengan sesuatu yang mirip. Pengukuran suhu Celsius menggunakan suhu pencairan
dan bukan suhu pembekuan. Eksperimen untuk mendapat kalibrasi yang lebih baik pada
termometer Celsius dilakukan selama 2 minggu setelah itu.
Dengan melakukan eksperimen yang sama berulang-ulang, dia menemukan es
mencair pada tanda kalibrasi yang sama pada termometer. Dia menemukan titik yang sama
pada kalibrasi pada uap air yang mendidih (saat percobaan dilakukan dengan ketelitian tinggi,
variasi terlihat dengan variasi tekanan atmosfir). Saat dia mengeluarkan termometer dari uap
air, ketinggian air raksa turun perlahan. Ini berhubungan dengan kecepatan pendinginan (dan
pemuaian kaca tabung).
Tekanan udara mempengaruhi titik didih air. Celsius mengklaim bahwa ketinggian air
raksa saat penguapan air sebanding dengan ketinggian barometer. Saat Celsius memutuskan
untuk menggunakan skala temperaturnya sendiri, dia menentukan titik didih pada 0 C (212
F) dan titik beku pada 100 C (32 F). Satu tahun kemudian Frenchman Jean Pierre Cristin
mengusulkan versi kebalikan skala celsius dengan titik beku pada 0 C (32 F) dan titik didih
pada 100 C (212 F). Dia menamakannya Centrigade.Kalibrasi Termometer Air Raksa

Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan
rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang
terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.

Proses kalibrasi thermometer antara lain :

1 Letakkan silinder termometer di air yang sedang mencair dan tandai poin termometer
disaat seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini adalah poin titik beku
air.

2 Dengan cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut mendidih
seluruhnya saat dipanaskan.

3 Bagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama.

Saat Celsius memutuskan untuk menggunakan skala temperaturnya sendiri, dia


menentukan titik didih pada 0 C (212 F) dan titik beku pada 100 C (32 F). Satu tahun
kemudian Frenchman Jean Pierre Cristin mengusulkan versi kebalikan skala celsius dengan
titik beku pada 0 C (32 F) dan titik didih pada 100 C (212 F). Dia menamakannya
Centrigade.

Pada akhirnya, Celsius mengusulkan metode kalibrasi termometer sbb:

1. Tempatkan silinder termometer pada air murni meleleh dan tandai titik saat cairan di
dalam termometer sudah stabil. ini adalah titik beku air.
2. Dengan cara yang sama tandai titik di mana cairan sudah stabil ketika termometer
ditempatkan di dalam uap air mendidih.
3. Bagilah panjang di antara kedua titik dengan 100 bagian kecil yang sama.

Titik-titik ini ditambahkan pada kalibrasi rata-rata tetapi keduanya sangat tergantung
tekanan udara. Saat ini, tiga titik air digunakan sebagai pengganti (titik ketiga terjadi pada
273.16 kelvins (K), 0.01 C).

CATATAN: Semua perpindahan panas berhenti pada 0 K, Tetapi suhu ini masih mustahil
dicapai karena secara fisika masih tidak mungkin menghentikan partikel.

Bagian bagian termometer raksa :

Keterangan:
1.) Ruang Pengaman (sebagai pengaman apabila air raksa apabila memuai melebihi skala)
2.) Ruang hampa udara (sebagai tempat raksa apabila memuai)
3.) Skala termometer (untuk menunjukkan hasil pengukuran suhu)
4.) Pentolan dengan dinding tipis (untuk bersentuhan dengan zat yang akan diukur suhunya)
5.) Zat cair (air raksa atau alcohol tergantung jenis zat termometrik yang digunakan)
6.) Tangkai kaca dengan dinding tebal (untuk melindungi pipa kapiler )
7.) Pipa kapiler (sebagai tempat / wadah air raksa)

Anda mungkin juga menyukai