A. Definisi
Fibrinolisis adalah kondisi hancurnya fibrin (salah satu agen pembeku darah yang diproduksi
dalam darah sebagai produk akhir koagulasi). Darah juga mengandung enzim fibrinolitik yang
berguna mencegah pembentukan gumpalan atau pembekuan darah pada area yang tidak terluka,
sehingga tidak akan menghalangi aliran darah, dan juga enzim ini akan menghancurkan fibrin bila
luka telah sembuh. Fibrinolisis merupakan proses penghancuran deposit fibrin oleh sistem fibrinolotik
sehingga aliran darah akan terbuka kembali.
Sistem fibrinolitik merupakan sistem enzim multikomponen yang menghasilkan pembentukan
enzim aktif plasmin. Plasmin menyebabkan degradasi fibrin, meningkatkan jumlah produk degradasi
fibrin yang terlarut. Pada fibrinolisis primer diduga disebabkan oleh pembentukan plasmin yang
berlebihan dalam tubuh.
Sistem fibrinolitik terdiri dari tiga komponen utama yaitu
1. Plasminogen
2. Aktivator plasminogen
3. Inhibitor plasmin.
C. Etiologi
Beberapa penyebab fibrinolisis yang diketahui adalah :
1. Infeksi bakteri.
2. Latihan terus menerus.
3. Kadar gula darah rendah (Hipoglikemi).
4. Kekurangan oksigen untuk jaringan (Hipoksia)
5. Komplikasi kehamilan.
6. Setelah operasi.
7. Keganasan.
8. Sirosis hepatis
9. LES
10. Uremia
E. Patofisologi
F. D-DIMER
D-dimer adalah produk akhir degenerasi cross-linked fibrin oleh aktivitas kerja plasmin dalam
sistem fibrinolitik. Sejak 1990, tes D-dimer digunakan untuk pemeriksaan trombosis. Hasil
pemeriksaan yang positif menunjukkan adanya trombus, namun tidak dapat menunjukkan lokasi
kelainan dan menyingkirkan etiologi-etiologi potensial lain.
Dalam proses pembentukan bekuan normal, bekuan fibrin terbentuk pada tahap terakhir proses
koagulasi. Fibrin dihasilkan oleh aktivitas trombin yang memecah fibrinogen menjadi fibrin
monomer. Fibrinogen adalah glikoprotein dengan formula A, B, . Terdiri dari 3 pasang rantai
polipeptida yang tidak identik dan saling beranyaman yaitu 2 rantai A, 2 B, dan 2. Molekul
fibrinogen adalah dimer yang diikat oleh ikatan disulfida pada bagian terminal end. Pasangan rantai
A dan B memiliki fibinopolipeptida berukuran kecil pada bagian terminal yang disebut sebagai
fibrinopolipeptida A dan B.
Proses perubahan fibrinogen menjadi fibrin terdiri dari 3 tahap yaitu tahap enzimatik,
polimerisasi dan stabilisasi. Pada tahap enzimatik, 2 molekul fibrinopeptida A dan 2 molekul
fibrinopeptida B dipecah dan fibrinogen diubah oleh trombin menjadi monomer fibrin yang larut.
Tahap polimerisasi, fibrinopolipeptida A dilepas yang akan menimbulkan agregasi side to side disusul
dengan pelepasan fibrinopeptida B yang mengadakan kontak dengan unit-unit monomer dengan lebih
kuat dan membentuk bekuan yang tidak stabil. Tahap selanjutnya adalah stabilisasi dimana ada
penambahan trombin, faktor XIIIa dan ion kalsium (Ca2+) sehingga terbentuk unsoluble fibrin yang
stabil.
Trombin menyebabkan aktivasi faktor XIII menjadi XIIIa yang berperan sebagai
transamidinase. Faktor XIIIa menyebabkan ikatan silang (cross-linked) fibrin monomer yang saling
berdekatan dengan membentuk ikatan kovalen yang stabil (fibrin Mesh). Rantai dan berperan
dalam pembentukanunsoluble fibrin yang stabil.
Plasminogen yang secara normal terdapat dalam plasma akan diserap oleh fibrin. Saat di dalam
fibrin, plasminogen diubah oleh tissue-plasminogen activator (tPA) menjadi plasmin.
Plasmin merupakan enzim fibrinolitik utama yang berfungsi memecah fibrinogen dan fibrin
yang menghasilkan bermacam-macam produk degenerasi fibrinogen (Fibrin Degradation Product /
FDP). Jika plasmin melisiskan unsoluble fibrin, maka akan meningkatkan jumlah produk degradasi
fibrin yang terlarut. Fibrin degradation product (FDP) yang dihasilkan berupa fragmen X, Y, D dan E.
Dua fragmen D dan satu fragmen E akan berikatan dengan kuat membentuk D-dimer.
Pemeriksaan D-dimer bermanfaat untuk mengetahui pembentukan bekuan darah yang abnormal
atau adanya kejadian trombotik (indirek) dan untuk mengetahui adanya lisis bekuan atau proses
fibrinolitik (direk). Hasil pemeriksaan kadar D-dimer memiliki nilai sensitifitas dan nilai ramal negatif
yang tinggi untuk dua keadaan tersebut.
Selain mekanisme pembekuan, terdapat pula sistem kontrol utama dalam mengimbangi sistem
koagulasi yaitu sistem atau mekanisme fibrinolisis yang berperan menghancurkan fibrin secara
enzimatik. Fibrin adalah protein tak larut yang dibentuk dari fibrinogen oleh kegiatan proteolitik
trombin sewaktu pembekuan darah normal.
Pada sistem fibrinolisis, komponen yang berperan terdiri dari plasminogen, aktivator
plasminogen, dan inhibitor plasminogen. Plasminogen adalah suatu glikoprotein rantai tunggal
dengan amino terminal glutamic acid glutamic acid yang mudah dipecah oleh proteolisis menjadi
bentuk modifikasi dengan suatu terminal lysine, valine atau methionin. Plasminogen adalah prekursor
inaktif plasmin yang dikonversikan oleh kerja proteolitik enzim urokinase. Plasminogen disebut juga
profibrinolisin. Plasminogen berisi motif struktur sekunder yang dikenal sebagai kringles, yang
mengikat secara khusus untuk lisin dan arginin residu pada fibrin (Ogen). Ketika dikonversi dari
plasminogen menjadi plasmin, berfungsi sebagai protease serin. Plasminogen merupakan bentuk
proenzim dari plasmin.
Plasmin adalah suatu enzim proteolitik dengan spesifisitas yang tinggi terhadap fibrin dan dapat
memecah fibrin, fibrinogen, F V dan F VIII, komplemen, hormon, serta protein lainnya. Plasmin
disebut juga fibrinolisin. Plasmin merupakan protease serin yang terutama bertanggungjawab atas
proses penguraian fibrin dan fibrinogen, berada dalam sirkulasi darah dalam bentuk zimogen inaktif,
yaitu plasminogen (90 kDa ), dan setiap plasmin dengan jumlah sedikit yang terbentuk dalam fase
cair dibawah kondisi fisiologik dengan cepat akan dihilangkan aktivitasnya oleh inhibitor plasmin
yang kerjanya cepat, yakni antiplasmin- 2, unsur tersebut masih dalam keadaan aktif
Aktivator plasminogen adalah zat yang dapat mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin.
Inhibitor plasminogen adalah substansi yang dapat menetralkan plasmin. Inhibitor plasmin disebut
juga antiplasmin. Inhibitor plasminogen yang dapat mengontrol aktivitas plasmin meliputi:
a2-plasmin inhibitor (a2-antiplasmin), adalah inhibitor plasmin yang bereaksi cepat, dimana
menghambat plasmin dengan segera dengan membentuk kompleks 1:1.
a1-proteinase inhibitor, juga dikenal sebagai a1-antitripsin atau a1-antiroteinase, juga
menginaktifasi plasmin dan urokinase, tetapi sebagai inhibitor tripsin relatif lemah.
a2-makroglobulin
antitrombin III (AT-III), adalah suatu protein plasma dengan BM 58.000 dihasilkan di
hepar, terdiri dari polipeptida rantai tunggal dengan 432 asam amino. AT-III
menetralisasi/menghambat trombin dengan membentuk kompleks stabil 1:1 antara satu residu
arginin dari AT-III dan active-site serine dari trombin.
Plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1), adalah suatu protein plasma dengan BM
52.000, dihasilkan oleh berbagai sel, seperti sel-sel endothelium, hepatosit, dan fibroblast.
Konsentrasi didalam plasma sangat rendah (0.005 mg/dl) dan juga disimpan dalam a-granul
trombosit. PAI-1 menghambat tissue plasminogenactivator (t-PA) dan urokinase dengan
membentuk suatu kompleks dengan enzim,dan PAI-1 berperan penting dalam pengaturan
aktifitas sistim fibrinolisis.
Pada tempat jaringan yang rusak (tissue injury), fibrinolisis dimulai dengan perubahan
plasminogen menjadi plasmin. Plasmin mempunyai banyak fungsi seperti degradasi dari fibrin,
inaktifasi faktor V dan faktor VIII dan aktifasi dari metaloproteinase yang berperan penting dalam
proses penyembuhan luka dan perbaikan jaringan (tissue-remodeling). Aktivator-aktivator
plasminogen memecah peptide dari plasminogen dan membentuk plasmin rantai dua.
Dalam keadaan fisiologik, aktifasi plasminogen terutama oleh tissue plasminogen activator (t-
PA)yang disintesis dan dilepas dari sel-sel endotelium pembuluh darah dalam respons terhadap
trombin dan pada kerusakan sel. Aktivator plasminogen jaringan (alteplase, t-PA) merupakan protease
serin yang dilepaskan kedalam sirkulasi dari endotel vaskuler dalam keadaan luka atau stres dan
mempunyai sifat katalitik inaktif kecuali bila terikat dengan fibrin. Setelah terikat dengan fibrin t-PA
memecah plasminogen dalam bekuan untuk menghasilkan plasmin serta selanjutnya plasmin
mencernakan fibrin hingga terbentuk produk penguraian yang bersifat dapat larut dan dengan
demikian melarutkan bekuan tesebut. Setelah distimulasi t-PA release oleh exercise, statis,
atau desmopressin (DDAVP), masa paruhnya dalam sirkulasi sangat pendek ( sekitar 5 menit),
berhubungan dengan inhibisi oleh PAI-1 danclearance dihati.
Aktivator lain, urokinase-type plasminogen avtivator (u-PA), diproduksi diginjal dan
ditemukan terutama dalam urine. Akan tetapi sejumlah kecil prourokinase plasma atau single-chain u-
PA (scuPA)dapat diubah menjadi bentuk aktif melalui sistim kontak oleh kallikrein. Prourokinase
merupakan prekusor zat aktivator plasminogen, yaitu urokinase, yang tidak memperlihatkan derajat
selektifitas tinggi yang sama dengan fibrin. Urokinase yang disekresikan oleh sel epitel tertentu yang
melapisi saluran ekskretorik (misalnya tobulus ginjal) kemungkinan terlibat dalam proses
penghancuran (lisis) setiap fibrin yang tertimbun didalam saluran tersebut.
Aktivator plasminogen yang berasal dari ketiga jalur intrinsik, ekstrinsik, dan eksogen,
mengaktivasi plasminogen bebas (dalam darah) atau plasminogen terikat (dalam bekuan) menjadi
plamin bebas (dalam darah) dan plasmin terikat (dalam bekuan).
Proses fibrinolitik diatur pada tiap-tiap tahap enzimatik oleh inhibitor-inhibitor protease spesifik.
Aktifitas plasminogen diatur oleh inhibitor-inhibitor plasmin seperti a2- antiplasmin, a2-
makroglobulin, dan juga oleh plasminogen activator inhibitor 1 (PAI-1), yang merupakan inhibitor
fisiologi dari t-PA dan u-PA.
Plasmin mempunyai fibrinogen dan fibrin sebagai substrat utamanya yang terpenting untuk
produksi fragmen-fragmen spesifik yang secara kolektif disebut fibrinogen-fibrin degradation
product(FDP), yang terdiri dari fragmen X, Y, D, E. Fragmen D hasil pemecahan fibrin berupa dimer
sehingga disebut D Dimer. Plasmin juga memecah faktor V dan faktor VIII:C. Ledakan fibrinolisis
dihambat oleh inhibitor poten a2- antiplasmin dan oleh a2- makroglobulin.
Plasmin bebas yang beredar dalam darah segera di inaktifkan oleh a2- antiplasmin, sehingga
pada keadaan normal di dalam darah tidak akan dijumpai plasmin bebas. Sedangkan plasmin yang
terikat fibrin dalam plug hemostasis lokal terlindungi dari a2- antiplasmin dan dapat memecah fibrin
menjadi FDP. Bila plasmin bebas yang terbentuk berlebihan sehingga melampaui kapasitas
antiplasmin, maka plasmin bebas tersebut dapat menghancurkan fibrinogen, F V, F VIII, dan protein
lain. Penghancuran fibrinogen (fibrinogenolisis) juga menghasilkan fragmen X, Y, D, E (FDP), tetapi
fragmen D hasil pemecahan fibrinogen tersebut berupa monomer bukan dimer. Inhibitor dari aktivator
plasminogen juga memegang peranan penting dalam mengatur fibrinolisis dan membatasinya pada
bagian luka.
Proses fibrinolisis yang berlangsung melalui aktivasi plasminogen dan plasmin terikat fibrin
dalam bekuan adalah proses fibrinolisis fisiologis (Fibrinolisis Sekunder). Sedangkan proses
fibrinogenolisis akibat aktivasi plasmin bebas yang beredar dalam darah adalah patologis (Fibrinolisis
Primer).
H. Pemeriksaan Penunjang
Berbeda dengan KID/ DIC, pada fibrinolisis primer tidak terdapat trombositopenia, defisiensi
faktor pembekuan lebih ringan, dan hasil perombakan fibrin dan fibrinogen lebih sedikit. Tidak
didapatkan sel Burr, suatu fragmentasi eritrosit seperti pada KID.
ANTITROMBIN
A. Definisi
Antitrombin / antithrombin adalah anti enzim yang mengambat aksi trombin dalam serumah,
menghalangi pembentukkan fibrin (Rifai, 2004)
Antitrombin (AT) adalah molekul protein kecil yang menginaktivasi beberapa enzim
dari sistem koagulasi . Antitrombin adalah glikoprotein yang diproduksi oleh hati dan terdiri dari 432
asam amino. Ini berisi tiga ikatan disulfida dan total empat lokasi glikosilasi
yang mungkin terjadi . -Antithrombin adalah bentuk dominan antitrombin yang ditemukan
di plasma darah.
B. Antitrombin nomenklatur
Antitrombin juga disebut Antithrombin III (AT III). Antitrombin I (AT I) mengacu pada
penyerapan trombin ke fibrin setelah trombin mengaktifkan fibrinogen . Antitrombin II (AT II)
mengacu pada kofaktor dalam plasma, yang bersama-sama dengan heparin mengganggu
interaksi trombin dan fibrinogen . Antitrombin III (AT III) mengacu pada zat dalam plasma yang
menonaktifkan trombin. Antitrombin IV (AT IV) mengacu pada antitrombin yang menjadi aktif
selama dan segera setelah koagulasi darah . Hanya AT III dan mungkin AT saya secara medis
signifikan. AT III umumnya disebut semata-mata sebagai "Antithrombin"
C. Fungsi
Antitrombin adalah serpin (serin protease inhibitor) dan dengan demikian mirip dengan struktur
yang paling lainnya plasma protease inhibitor, seperti alpha 1-antichymotrypsin , alpha 2-
antiplasmin dan Heparin kofaktor II .
Protein target fisiologis antitrombin adalah jalur aktivasi kontak (jalur intrinsik), yaitu bentuk
Aktivasi Faktor X (Xa), Faktor IX (IXa), Faktor XI (XIa), Faktor XII (XIIa) Dan, pada tingkat yang
lebih luas, Factor II (trombin) (IIa), dan juga bentuk Faktor VII (VIIa) yang diaktifkan dari jalur
faktor jaringan (jalur ekstrinsik).
Inhibitor juga menonaktifkan kallikrein dan plasmin , juga terlibat dalam pembekuan
darah. Namun, hal itu menginaktivasi protease serin tertentu yang tidak terlibat dalam koagulasi
seperti tripsin dan subunit C1 dari enzim C1 yang terlibat dalam jalur pelengkap klasik .
Sebagai obat, Antitrombin digunakan sebagai terapi protein yang dapat dimurnikan dari plasma
manusia atau diproduksi secara rekombinan (misalnya, Atryn, yang diproduksi dalam
susu kambing hasil rekayasa genetika. Antitrombin disetujui oleh FDA sebagai antikoagulan untuk
pencegahan gumpalan sebelum, selama, atau setelah operasi atau persalinan pada pasien dengan
defisiensi antitrombin turun-temurun.
D. Antianiogenesis Antithrombin