Anda di halaman 1dari 2

GABUNGAN PENGUSAHA MAKANAN & MINUMAN SELURUH INDONESIA

( THE INDONESIAN FOOD & BEVERAGE ASSOCIATION )


Gedung Annex Lantai 2 (Kompleks PPM Manajemen)
Jl. Menteng Raya No. 9-19, Jakarta Pusat 10340, Telp./Fax. (021) 39899830, Mobile 08119322626 / 27
Email: gapmmi@cbn.net.id; Website: www.gapmmi.or.id; www.gapmmi.id

No. : 027/DPP/GAPMMI/III/2017 Jakarta, 9 Maret 2017


Lamp : - (-) lembar
Hal : Tanggapan GAPMMI terhadap Rencana Sistem Lelang Gula Kementerian Perdagangan

Kepada Yth.
Bapak Ir. Airlangga Hartarto, MMT, MBA
Menteri Perindustrian Republik Indonesia
Di tempat

Dengan Hormat,

Pertama-tama kami atas nama Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh
Indonesia (GAPMMI) mengucapkan salam sejahtera serta ucapan terima kasih atas dukungan
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia selama ini kepada industri makanan dan
minuman sehingga kami dapat turut berkontribusi dalam pembangunan perekonomian nasional.

Baru-baru ini kami menerima informasi bahwa Kementerian Perdagangan berencana


membuat sistem lelang untuk pengadaan gula, termasuk gula yang digunakan sebagai bahan baku
industri makanan minuman (Mamin). Sistem lelang ada hal positif dan negatif bagi industri mamin
yang mungkin bisa menjadi bahan kajian Kementerian Perindustrian.

Dalam pertemuan dengan GAPMMI tanggal 3 Maret 2017, Bapak Bachrul Chairi, SE, MBA
(Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan Republik
Indonesia) menyampaikan bahwa tujuan Kementerian Perdagangan untuk membuat sistem lelang
gula adalah :
Mengurangi kebocoran gula rafinasi ke pasar,
Tranparansi
Memudahkan akses UMKM mendapatkan gula rafinasi,
Mendukung UMKM memperoleh harga gula yang bersaing

Adapun keuntungan dari sistem lelang:


1. Diketahui data agregat kebutuhan gula
2. Kebebasan quota / jaminan ketersediaan sepanjang digunakan industri baik industri besar
maupun UKM
3. UKM industri bisa memakai gula kristal rafinasi (GKR)

Kelemahan dari sistem lelang antara lain :


1. Fleksibilitas dalam hal delivery dan payment menjadi berkurang
2. Penetapan mutu gula yang dilelang belum disiapkan yang dikhawatirkan akan
mempengaruhi transaksi berdasarkan kebutuhan mutu dan spesifikasi tertentu.
3. Beberapa industri Mamin perlu jaminan dalam hal status produsen terkait GMP, ISO,
HACCP, dsb sesuai standard global
4. Industri Mamin harus selalu monitor harga lelang sehingga akan menambah kebutuhan
tenaga, waktu dan tentu saja biaya.
5. Biaya modal meningkat (high cost economy) karena yang sebelumnya Term of Payment
(ToP) menjadi Down Payment (DP)
6. Juga ada tambahan kebutuhan dana untuk uang jaminan
7. Resiko hilangnya uang jaminan karena default, misal apabila situasi tertentu tidak sesuai
dengan proyeksi produksi
8. Biaya transaksi lelang yang belum ditetapkan
9. Kerahasiaan data perusahaan sulit dijaga

Saat ini industri mamin menghadapi banyak tantangan baik dari dalam negeri maupun
global, regulasi-regulasi yang menghambat iklim usaha, di saat yang sama industri mamin dituntut
untuk dapat bersaing dengan produk-produk jadi impor apalagi dengan berlakunya MEA. Adanya
hambatan seperti ini akan mengakibatkan penurunan daya saing yang pada gilirannya dapat
menurunkan kegairahan investasi.

Sehubungan dengan hal-hal yang kami sampaikan di atas dan demi kepastian iklim usaha,
kami mohon Kementerian Perindustrian selaku pembina industri makanan dan minuman di
Indonesia dapat mengkaji hal positif dan negatif diatas sebelum Pemerintah menetapkan sistem
lelang. Dan apakah memungkinkan lelang dilakukan uji coba terlebih dahulu misalnya lelang oleh
BUMN pangan yang ditugaskan melayani pengadaan GKR untuk industri kecil karena selama ini
industri kecil memang belum terlayani dengan baik untuk menggunakan GKR. Sehingga tidak
terlalu besar resikonya bagi pertumbuhan industri,.

Apabila industri mamin terganggu kami khawatir tidak dapat mencapai target dalam
mendukung perekonomian Indonesia yang ditargetkan oleh Pemerintah.

Demikian surat permohonan dari kami, atas perhatian dan perkenan Bapak kami ucapkan
terima kasih.

Hormat kami,
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI)

Adhi S. Lukman Titie Sadarini


Ketua Umum Sekretaris Jenderal

Tembusan:
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai