Anda di halaman 1dari 8

PAPER

MANAJEMEN EKOTURISME
Cagar Alam Manggis Gadungan

OLEH :

ARIANTO
NIM. 1406111299

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU 2017
BAB I

PENDAHULUAN

Cagar Alam Manggis Gadungan terletak di desa manggis,namun setelah


terbentuknya LMDH cagar alam ini di bagi menjadi 2,yaitu desa manggis dan
wonorejo,hal ini juga dikarenakan adanya jalan raya yang membelah cagar alam
ini sejak tahun 1980

Cagar Alam Manggis atau Cagar Alam Simpenan adalah sebuah Cagar
Alam yang menyimpan banyak misteri. Menurut narasumber Bapak Sudarsono,
Cagar Alam ini diberi nama Simpenan karena di dalamnya menyimpan benda
benda goib. Disana juga masih sering di pakai orang orang setempat untuk
bersamedi.

Alam Manggis Gadungan sudah ada sejak zaman Hindia Belanda,


tepatnya pada tanggal 11 November 1919. Seiring berjalannya waktu Cagar Alam
ini mengalami banyak perubahan. Menurut keterangan dari Pak Sudarsono bahwa
Cagar Alam tersebut dulunya lebih gelap dan masih banyak satwa satwa yang
menghuni di dalamnya akan tetapi kondisi saat ini sudah terjadi banyak perubahan
ekosistem.

Cagar Alam Manggis Gadungan di tunjuk sebagai cagar alam berdasarkan


SK : GB No. 83 Stbl. 392 tanggal 11 Juli 1919 dengan luas 12,0 Ha.

Cagar Alam Manggis Gadungan di Desa Manggis, Kecamatan Puncu,


Kabupaten Kediri dan terletak pada ketinggian 100 mdpl (kaki Gunung Kelud).
Panjang jalur batas kawasan sepanjang 2,8 km dan telah direalisasikan sepanjang
2,8 km pada rekontruksi tata batas kawasan tahun 1997. Jumlah Pal batas
sebanyak 12 buah.
BAB II
ISI

1. Tipe Ekosistem
Tipe ekosistem dari Cagar Alam Manggis Gadungan adalah hutan hujan
tropis dataran rendah dengan topografi Landai..

2. Flora dan Fauna


Tumbuhan yang dijumpai antara lain kemiri (Aleurites moluccana), bendo
(Artocarpus elasticus), bayur (Pterospermum javanicum), epeh (Ficus globosa),
ipik (Ficus retusa), gondang (Ficus variegata), nyampoh (Litsea glutinosa), rao
(Dysoxylum amoroides), maduh (Laportea stimulans), berasan (Acmena
accuminatisima), kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum), tutup (Macaranga
rhizinoides), pasang (Quercus sondaica), dan serut (Streblus asper) sedangkan
tumbuhan bawah yang ditemui antara lain aren (Arenga pinnata), rotan (Calamus
javensis), sri rejeki (Aglaonema picta), anggrek tanah (Corymborchis
veratrifolia).
Jenis satwa yang ada antara lain kancil (Tragulus javanicus), kijang
(Muntiacus muntjak), walang kopo (Petaurista elegans), rangkok (Buceros
undulatus), sesap madu (Nyctarina jugularis), elang (Haliastur indus), merak
(Pavo muticus), dan burung hantu (Tyto alba). Sedangkan jenis satwa yang belum
dilindungi, antara lain monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), kalong
(Pteropus vampyrus), burung bubut (Centropus sinensis), kadal (Mabouya
multifasciata), bunglon (Coutus cristatellus), dan tupai (Tupaia javanica).

3. Atraksi kawasan
Atraksi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).

4. Aksesibilitas
Surabaya Pare dengan kendaraan umum/bis. Pare Cagar Alam
Manggis Gadungan dengan kendaraan roda empat atau dua/ojek.
Satwa liar di kawasan Cagar Alam Manggis Gadungan relatif aman tak
terganggu letusan Gunung Kelud. Cagar Alam yang lokasi terdekat dengan
Gunung Kelud ini menjadi habitat satwa liar meliputi kijang, kancil, babi hutan,
rusa, moyet ekor panjang dan aneka jenis burung. "Mereka tak kekurangan
cadangan makanan alaminya," kata ketua ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid,
Sabtu 15 Februari 2014.

Laporan kondisi satwa liar disampaikan tim ProFauna yang terdiri dari
lima orang. Mereka diturunkan di lokasi terdampak letusan Gunung Kelud yang
tersebar di Kediri dan Malang.Tim ProFauna berkoordinasi dengan Badan
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah Kediri untuk penanganan
satwa liar yang terimbas dampak letusan

Sejauh ini belum ditemukan dampak serius terhadap satwa liar. Satwa
seperti babi hutan, menyet ekor panjang dan kijang turun dari Gunung Kelud.
Namun, tak ditemukan konflik antara manusia dan satwa liar. Kelompok monyet
ekor panjang yang turun keluar dari habitatnya kawasan Cagar Alam Manggis
terus meningkat. Namun, tak ditemukan satwa liar yang mati akibat erupsi
Gunung Kelud.

Selain itu, warga di lereng Gunung Kelud banyak yang beternak sapi dan
ayam. Untuk menampung hewan ternak, Pemerintah Kabupaten Kediri telah
menyediakan tiga lokasi penampungan ternak. Meliputi Desa Pluncing
Kecamatan Kepung, Sumurbor Siman dan Lapangan Kepung Brawijaya.

Sedangkan kandang ternak ayam di Desa Sabiyu, Kecamatan Kenteng


Kabupaten Kediri hancur. Kandang berisi ribuan ayam ditinggalkan pemilik saat
mengungsi. Sementara Pemerintah Kabupaten Malang tak menyediakan
penampungan bagi hewan ternak. Banyak ternak milik warga Ngantang yang
ditinggalkan pemiliknya saat mengungsi.

Desa yang tersebar di sekitar Gunung Kelud tertutup debu dan abu
vulkanik. Jalanan tertutup abu hingga setebal 10 sentimeter. ProFauna Indonesia
menggunakan kendaraan 4WD dan sepeda motor trail saat memasuki lokasi.

Tumbuhan bawah atau tumbuhan penutup tanah adalah tumbuhan yang


tumbuh diantara pepohonan yang utama. Tumbuhan penutup tanah ini dapat
berfungsi dalam peresapan dan membantu menahan jatuhnya air secara langsung.
Tumbuhan ini dapat menghalangi jatuhnya air hujan secara langsung, mengurangi
kecepatan aliran permukaan, mendorong perkembangan biota tanah yang dapat
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, berperan dalam menambah bahan
organik tanah. Selain tersebut beberapa jenis tumbuhan bawah telah diidentifikasi
sebagai tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, tumbuhan
obat, dan sebagai sumber energi alternatif. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mengetahui keanekaragaman tumbuhan bawah di Cagar
Alam Manggis Gadungan Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri.

Penelitian dilakukan di Cagar Alam Manggis Gadungan Kecamatan Puncu


Kabupaten Kediri pada bulan Desember 2015-Januari 2016. Jenis penelitian yang
digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan ini menggunakan metode
petak dengan menggunakan plot secara acak sebanyak 60 plot. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu pisau 1 buah, tali rafia 1 pak, GPS, patok
secukupnya, kamera digital, Thermohygrometer, Lux meter, buku identifikasi dan
alat tulis. Bahan yang digunakan yaitu plastik 1 pak, kertas label 1 pak, kertas
koran secukupnya serta Alkohol 70%.

Hasil penelitian menemukan jenis tumbuhan bawah yang terdapat di Cagar


Alam Manggis Gadungan Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri terdiri dari 11
famili, 13 genus dan 13 spesies antara lain: Blechnum orientale L., Xanthosoma
sagittifolium L., Mirabilis jalapa L., Mimosa pudica, Alocasia macrorrhiza,
Oplismenus burmanni, Pandanus amaryllifolius, Synedrella nodiflora, Piper betle,
Laportea interrupta, Rivina humilis, Momordica sp, Amorphophallus sp. Indeks
keanekaragaman (H) tumbuhan bawah di Cagar Alam Manggis Gadungan
didapatkan adalah 2,128 menunjukkan bahwa keanekaragaman tumbuhan bawah
di kawasan tersebut tergolong sedang. Indeks nilai penting (INP) tumbuhan
bawah di Cagar Alam Manggis Gadungan didapatkan nilai INP tertinggi adalah
pada spesies Oplismenus burmanni sebesar 38,36% sedangkan INP terendah
adalah pada spesies Amorphophallus sp sebesar 2,60%. Faktor lingkungan di
Cagar Alam Manggis Gadungan adalah suhu 30,53C, kelembaban 86,66%,
intensitas cahaya 426,6 Lux, pH 6,53 dan kadar air 77,47%. Korelasi antara faktor
lingkungan dengan keanekaragaman tumbuhan bawah yang menunjukan korelasi
positif yaitu pada parameter suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya sedangkan
yang menunjukan korelasi negatif yaitu pada keasaman (pH) tanah dan kadar air.
BAB III
KESIMPULAN

Cagar Alam Manggis Gadungan terletak di desa manggis,namun setelah


terbentuknya LMDH cagar alam ini di bagi menjadi 2,yaitu desa manggis dan
wonorejo,hal ini juga dikarenakan adanya jalan raya yang membelah cagar alam
ini sejak tahun 1980

Cagar Alam Manggis Gadungan di tunjuk sebagai cagar alam berdasarkan


SK : GB No. 83 Stbl. 392 tanggal 11 Juli 1919 dengan luas 12,0 Ha. Tipe
ekosistem dari Cagar Alam Manggis Gadungan adalah hutan hujan tropis dataran
rendah dengan topografi Landai.
SUMBER ACUAN :

http://etheses.uin-malang.ac.id/3970/

https://m.tempo.co/read/news/2017/05/02/058871446/kecelakaan-di-puncak-
polres-cianjur-masih-buru-kernet-bus-kitrans

http://bbksdajatim.org/cagar-alam-manggis-gadungan-1507

Anda mungkin juga menyukai