Anda di halaman 1dari 4

43

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Peneliti menggunakan rancangan studi kasus korelasi, yaitu penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui sebab-akibat dalam penurunan hospitalisasi

pada anak usia toddler dengan pemberian terapi bermain.

Peneliti menggunakan rancangan studi kasus deskriptif, yaitu penelitian

yang dilakukan dengan pendekatan studi kasus dimana terdapat 2 (dua) anak

usia toddler yang memiliki masalah keperawatan yang sama yaitu ansietas

berhubungan dengan stimulasi lingkungan yang mengganggu.

B. Subyek Studi Kasus

Subyek studi kasus dalam penelitian ini adalah An. D dan An. B pada usia

toddler dengan hospitalisasi di Ruang Kanak-Kanak RSUD Jayapura.

Adapun kriteria inklusi, sebagai berikut :

1. Pasien bersedia menjadi responden yang dibuktikan dengan persetujuan

dari orang tua/ wali.

2. Orang tua/ wali pasien kooperatif terhadap terapi bermain yang diberikan.

3. Orang tua/ wali pasien mau memberikan informasi sebagai respon

terhadap terapi bermain yang diberikan.

Dengan kriteria eksklusi sebagai berikut :

1. Pasien mengalami penurunan kesadaran


44

2. Pasien diinstruksikan untuk bedrest total

3. Pasien pindah ruangan

C. Fokus Studi

Penerapan prosedur terapi bermain pada anak usia toddler dengan

hospitalisasi.

D. Definisi Operasional

Penerapan prosedur terapi bermain adalah suatu tindakan yang dilakukan

untuk menurunkan hospitalisasi anak dengan cara terapi bermain dimana

anak-anak diberikan permainan dan dapat bermain secara mandiri maupun

kelompok sesuai dengan jenis permainan untuk usianya.

Pasien anak usia toddler adalah pasien yang dirawat di rumah sakit yang

memiliki rentang usia 1-3 tahun dengan hospitalisasi.

E. Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Ruang Kanak-Kanak RSUD Jayapura dari tanggal

26-29 April 2017.

F. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dan instrument pengumpulan data yang

digunakan dalam studi kasus ini adalah :

1. Biofisiologis
45

Yaitu pengkajian yang berorientasi pada dimensi fisiologis

manusia baik invivo maupun invitro.

2. Observasi

Adapun model instrument yang dipergunakan adalah catatan

berkala, yaitu yang digunakan untuk mencatat gejala secara berurutan

menurut waktu namun tidak terus-menerus.

3. Wawancara

Wawancara yang digunakan merupakan wawancara tidak

terstruktur, yaitu wawancara bebas dengan tidak menyertakan kuisioner

maupun angket.

4. Skala Penilaian

Skala penilaian yang digunakan yaitu HARS (Hamilton Anxiety

Rating Scale).

G. Penyajian Data

Penyajian data pada studi kasus ini disajikan dalam bentuk asuhan

keperawatan disertai catatan perkembangan, dan catatan berkala tentang

perkembangan respon hospitalisasi pada An. D dan An. B terhadap pemberian

terapi bermain yang dilakukan sebanyak 5 (lima) kali.

Selain itu memuat ungkapan verbal dari masing-masing orang tua pasien

tentang perkembangan An. D dan An. B sebagai evaluasi terhadap pemberian

terapi bermain yang dilakukan orang tua secara mandiri.

H. Etika Studi Kasus


46

Dalam penelitian ini, telah dipertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan

masalah etika penelitian, diantaranya adalah :

1. Objek penelitian melibatkan manusia, yaitu pasien anak usia toddler (1-3

tahun) dengan hospitalisasi. Responden mendapat perlakuan eksperimental

(treatment).

2. Penelitian ini akan dilakukan jika telah mendapat persetujuan dari Ketua

Program Studi Ilmu Keperawatan Diploma III Keperawatan Rumah Sakit

Marthen Indey Jayapura, dan orang tua/ wali dari anak usia toddler (1-3

tahun) dengan hospitalisasi yang menjadi responden penelitian.

3. Responden yang mengikuti penelitian ini dijaga kerahasiaannya

(Confientiality). Responden tidak diminta untuk menuliskan namanya

(Anominity), dan tidak akan disebutkan baik dalam dalam laporan

penelitian.

4. Penelitian bersifat bebas (Voluntary) yaitu responden bebas menentukan

pilihan untuk ikut atau tidak ikut dalam penelitian ini tanpa mendapatkan

suatu sanksi apapun.

Anda mungkin juga menyukai