Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Makalah ini dibuat berdasarkan hasil diskusi yang berlangsung dari sesi pertama dan
sesi kedua pada:

Sesi 1
Hari, tanggal : Senin, 28 Oktober 2012
Pukul : 13.00 15.00 WIB
Tutor : dr. Joice
Ketua : Felix Hartanto
Sekretaris : Aninda Rebecca Leonora

Sesi 2
Hari, tanggal : Selasa, 29 Oktober 2012
Pukul : 13.00 15.00 WIB
Tutor : DR. Dr. H. Ardiyan Boer
Ketua : Felix Hartanto
Sekretaris : Fefi Oktavia

Pembahasan makalah dengan kasus berjudul Seorang perempuan, 26 tahun, sulit


tidur, bicara kacau dan mendengar suara-suara yang mengomentari dirinya ini didiskusikan
oleh anggota kelompok 9 yang berjumlah 14 orang. Pada akhir diskusi, telah dibuat
kesimpulan akhir mengenai kondisi yang dialami oleh pasien tersebut.

BAB II
LAPORAN KASUS

Seorang perempuan, 26 tahun, sulit tidur, bicara kacau dan mendengar suara-suara yang
mengomentari dirinya

Pada saat saudara bertugas sebagai dokter jaga di rumah sakit, datang seorang pasien
perempuan yang diantar oleh keluarganya. Pasien tampak berpakaian seadanya, tidak rapi dan
hanya memakai sandal jepit. Menurut keluarganya, pasien sudah sekitar satu bulan ini sulit
tidur, bicara terus menerus tidak karuan dan kacau sambil tertawa-tawa serta mengatakan
sering mendengar suara-suara yang mengomentari dirinya. Dari alloanamnesis diperoleh

1
identitas pasien: Pasien bernama Nn. Murni, 26 tahun, belum menikah, beragama Islam,
pendidikannya tamat SMA. Pasien pernah bekerja sebagai pegawai di sebuah Super Market.

Alloanamnesis diperoleh dari Ny. Prawiro, 56 tahun, ibu kandung pasien.


Dokter : Apa masalahnya ibu membawa anak ibu Nn. Murni datang berobat ke
sini ?
Ny. P : Begini dokter, anak saya ini sudah sekitar sebulan ini sulit tidur, bicaranya
kacau nerocos terus sambil tertawa-tawa, mengatakan bahwa dirinya adalah
bintang film terkenal yang sedang shooting. Katanya sering ditelepon oleh
banyak pembesar termasuk Presiden SBY dan Barack Obama. Sering
mendengar suara-suara yang mengomentari dirinya. Pokoknya tingkah
lakunya sangat mengganggu dan tidak bisa lagi dipertahankan di rumah. Anak
saya ini pernah saya bawa berobat pada dokter umum di dekat rumah, katanya
kena stress karena sudah tidak bekerja lagi dan diberi obat penenang, namun
tidak menolong, maka keluarga sepakat untuk membawa anak saya berobat ke
sini.
Dokter : Apakah sebelumnya pernah berobat atau dirawat di bagian jiwa ?
Ny. P : Anak saya ini baru pertama kali ini sakit seperti ini, sebelumnya baik-baik
saja, tampak periang, banyak temannya. Murni anak saya ini paling suka
menolong teman-temannya kalau ada masalah. Sekolahnya juga pandai, tidak
pernah tidak naik kelas. Setelah lulus SMA bahkan langsung diterima bekerja
sebagai tenaga administrasi di suatu perusahaan. Murni merasa kurang cocok
dengan pekerjaannya yang duduk di kantor, maka terakhir ia pindah bekerja di
suatu Super Market, dan tampaknya ia menikmati pekerjaanya karena bisa
bertemu dengan banyak orang.
Dokter : Heeem, tampaknya Murni anak yang pandai dan mudah bergaul.
Ny. P : Benar dokter, dari kecil memang dia begitu
Dokter : Apakah dalam keluarga Murni da yang pernah mendrita sakit seperti Murni
ini ?
Ny P : Anak saya tiga orang dok, Murni ini yang paling besar. Adiknya laki-laki
berumur 22 tahun, masih kuliah di Universitas Negeri, anak saya yang bungsu
perempuan, 18 tahun, baru lulus SMA dan ingin melanjutkan kuliah.
Semuanya baik dan sehat dok, tetapi bibi Murni, adik dari suami saya, dulu
pernah dirawat di bagian Jiwa. Saya kurang tahu sakit apa.
Dokter : Apakah sebelum mengalami gangguan seperti ini, anak ibu menderita sakit
demam atau penyakit lainnya ?
Ny. P : Tidak dok, anak saya ini sebelumnya sehat. Bahkan jarang terkena batuk
pilek

2
Dokter : Heem. Baik, kelihatannya anak ibu memang fisiknya sehat
Ny. P : Iya dok, anak saya ini memang dari kecil sehat dan jarang sakit
Dokter : Ya memang Murni terlihat sehat fisiknya dan tampak seperti anak gaul.
Apakah ibu pernah mendengar atau melihat Murni memakai ganja atau
mengkonsumsi obat-obat terlarang, heroin tau ekstase ?
Ny. P : Oh, tidak dok. Murni memang anak gaul, tapi dia agamanya kuat dan rajin
sholatnya. Walaupun temannya banyak juga yang merokok, tapi dia tidak mau
ikut-ikutan merokok, saya yakin dia tidak pernah memakai ganja atau obat-
obatan terlarang lainnya. Selama ini dia juga berperilaku baik dan tidak pernah
berurusan dengan Polisi atau hukum

Autoanamnesis
Pasien seorang perempuan, berpakaian seadanya, tidak rapi dan rambutnya tidak
tersisir rapi, hanya memakai sandal jepit. Penampilan sesuai dengan umurnya, ekspresi fasial
tampak efor, banyak bicara, sering berpindah-pindah topik pembicaraan. Perhatiannya
tampak sering terpecah dengan konsentrasi yang tampak terganggu. Kesadaran neurologis
tampak baik, kesadaran psikiatris terganggu, disertai dengan banyak gerakan prikomotorik.
Dokter : Selamat pagi, saya dokter X, dokter yang bertugas jaga di rumah sakit ini
Pasien : Oh, dokter X, saya juga dokter X,Y,Z, teman saya banyak dokter, saya
pernah kuliah mau jadi dokter, hehehehe. Saya bintang film terkenal,
sering main film di luar negeri. Teman saya banyak orang terkenal
hehehehe.. SBY dan Barrack Obama sering telfon saya Dokter apa bisa
mengobati orang sakit ? Saya sering mengobati orang sakit, yang sudah mati
bisa hidup lagi, hehehehe. Dokter perlu bantuan ? saya bisa bantu hehehehe

Dokter : Wah hebat sekali ya, tapi ngomong-ngomong, apa masalah mbak Murni,
kok sampai di rawat di sini ?
Pasien : Masalah ? Saya punya banyak uang, barang, tenang hahahaha .. tidak ada
masalah, orang-orang itu yang bermasalah .. hahahaha. Saya sehat dari dulu,
saya tidak gila.. Dokter tolong saya, biarkan saya pulang masih banyak
tugas yang harus saya selesaikan (pasien tampak sedih, tetapi tidak lama
pasien berbicara banyak lagi dan tampak seperti gembira)
Dokter : Apakah mbak Murni sering atau pernah melihat hal-hal yang aneh atau
mendengar suara-suara saat mbak Murni sendiri dan tidak ada orang di situ ?
Pasien : Di sini banyak setan dok banyak suara-suara yang tidak karuan saya
dengar, tapi sering suara itu mengomentari saya, dan anehnya suara itu tahu
persis apa yang saya lakukan. Kadang-kadang saya sampai menutup telinga,
tapi suara itu masih terdengar juga. Dok, apa saya gila ya ?

3
Pada pemeriksaan fungsi intelektual didapatkan perhatian dan konsentrasi terganggu,
Daya ingat jangka pendek, menengah dan panjang cukup baik. Daya nilai sosial dan uji daya
nilai sosial baik. Tilikan derajat satu. Kemampuan menolong diri kurang. Taraf dapat
dipercaya : dapat dipercaya. Pemeriksaan fisik, neurologis, laboratoris dalam batas normal.

BAB III
PEMBAHASAN

A. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan skenario kasus dapat disimpulkan bahwa masalah-masalah yang dialami
oleh pasien antara lain sebagai berikut :
a) Sulit tidur
Kesulitan untuk tidur dapat dimasukkan ke dalam disomnia, dimana terjadi
gangguan pada jumlah, kualitas, dan waktu tidur. Perlu anamnesis lebih lanjut
untuk mengetahui keluhan sulit tidur ini. Keluhan sulit tidur pada pasien Nn.
Murni ini kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya suara-suara yang
mengomentari dirinya.
b) Sering mendengar suara-suara yang mengomentari dirinya
Hal ini dapat dikategorikan sebagai halusinasi auditorik, dimana pasien
mendengar suara-suara yang sebenarnya tidak ada. Perlu anamnesis lebih
lanjut untuk mengetahui gangguan yang terjadi pada pasien ini.
c) Bicara terus menerus tidak karuan dan kacau
Bicara terus menerus tidak karuan dan kacau pada pasien ini dapat merupakan
sebuah respon pasien terhadap suara-suara yang didengarnya. Selain itu juga
dapat disebabkan oleh adanya gangguan pada alam pikiran pasien, baik
kontinuitas (hubungan sebab-akibat), proses, maupun isinya.
d) Sering tertawa-tawa
Dari kondisi pasien yang sering tertawa-tawa dapat disimpulkan bahwa alam
perasaan pasien lebih sering gembira daripada sedih. Namun perlu dilakukan
anamnesis lebih lanjut apakah ada sebab yang jelas yang menyebabkan pasien
tertawa-tawa atau tidak.

B. HIPOTESIS

4
Dari alloanamnesis diketahui bahwa masalah utama pasien antara lain sulit tidur,
sering mendengar suara-suara yang mengomentari dirinya, bicara terus menerus tidak
karuan dan kacar serta sering tertawa-tawa. Maka hipotesis yang dapat diajukan
berdasarkan masalah-masalah pasien terebut antara lain : (berdasarkan hierarki
diagnosis gangguan jiwa menurut PPDGJ III)

a) Gangguan mental organik / kondisi medis


Gangguan organik atau kondisi medis lainnya dapat menyebabkan timbulnya
gangguan mental seperti yang dialami oleh pasien. Namun hipotesis ini dapat
disingkirkan karena dari alloanamnesis diketahui bahwa sejak kecil kesehatan
pasien baik dan jarang mengalami sakit.
b) Gangguan mental akibat penyalahgunaan obat atau zat kimia lain
Beberapa obat dan zat kimia dapat mempengaruhi baik keadaan mental yang
dirasakan secara internal, seperti mood, maupun aktivitas yang dapat diamati
secara eksternal, seperti perilaku.(1) Hipotesis ini juga dapat disingkirkan
karena dari alloanamnesis diketahui bahwa pasien tidak mengkonsumsi obat-
obatan terlarang, rokok, maupun zat-zat lainnya.
c) Skizofrenia atau gangguan psikotik lain
Kondisi yang dialami pasien mengarah kepada hipotesis skizofrenia maupun
gangguan psikotik lainnya. Etiologi skizofrenia adalah multifaktorial, antara
lain dapat disebabkan karena adanya kelainan organik (misalnya disfungsi area
otak tertentu, aktivitas neurotransmitter yang abnormal), faktor genetik, dan
faktor psikososial.(1) Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
menegakkan diagnosis ini.
d) Gangguan afektif dan cemas
Kondisi pasien juga mengarah pada gangguan afektif atau perasaan.
Penyebabnya juga multifaktorial, antara lain adanya faktor biologis (misalnya
abnormalitas metabolisme, neurotransmitter), faktor genetik, dan faktor
psikososial.(1)
Hierarki blok diagnosis gangguan jiwa beradasarkan PPDGJ III : (2)
I. Gangguan mental organik dan simtomatik( F00-F09)
Gangguan mental dan perilaku akbat zat psikoaktif( F10-F19)
II. Skizofrenia , gangguan skizotipal dan ganguan wham (F20-F29)
III. Gangguan suasana perasaan (mood / efektif) ( F30-F39)
IV. Gangguan neurotic , gangguan somatotrof dan gangguan stress (F40-F48)
V. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan factor
fisik ( F50-F59)
VI. Gangguan kepribadian, dan perilaku masa dewasa(F60-F69)
VII. Retardasi mental (F70-F79)

5
VIII. Gangguan perkembangan psikologis (F80-F89)
IX. Gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan remaja
(F90-F98)
X. Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis ( Kode Z)

C. ANAMNESIS TAMBAHAN
Adapun anamnesis tambahan yang perlu ditanyakan kepada pasien maupun ibunya
untuk membantu menegakkan diagnosis antara lain:
Riwayat Penyakit Sekarang
- Gejala yang muncul sebelum/sesudah kerja di Supermarket?
- Suara apa yang sering didengar?
- Apakah minum obat tidur? (sulit tidur)
- Bagaimana kualitas tidurnya?
- Apakah suka mengigau? Mimpi buruk? Sleep walking?
- Bagaimana lingkungan sekitar? (sulit tidur)
- Apakah ada perubahan perilaku?
- Apakah gejala2 tersebut mempengaruhi aktifitas sehari-hari?
- Apakah isi pembicaraan? (bicara kacau)
Riwayat Penyakit Dahulu
- Apa sebelumnya pernah mengalami gejala yang serupa?
- Apakah sebelumnya pernah mengalami trauma?
- Apakah ada riwayat penggunaan alkohol atau zat lain?
Riwayat Penyakit Keluarga
- Apa ada keluarga yang mengalami hal serupa?
Riwayat Pengobatan
- Apa sebelumnya sudah pernah diobati?
- Apa mengkonsumsi obat-obatan?
Riwayat Kehidupan Sosial
- Apa pasien suka bersosialisasi?
- Bagaimana kepribadian pasien?

D. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik sangat penting untuk dilakukan karena terdapat hubungan
antara fisik dan mental. Gangguan fisik dapat menyebabkan keluhan mental, begitu
pula sebaliknya. Tujuan dilakukannya pemeriksaan fisik pada pasien psikiatri antara
lain :
Untuk mengetahui latar belakang kondisi medis dan penyalahgunaan obat atau
zat yang mungkin dapat memunculkan gejala-gejala psikiatri
Kemungkinan adanya gangguan mental organik (gangguan mental karena
kondisi organ tertentu misalnya pada pasien epilepsi perilakunya tidak
terkendali)
Kemungkinan adanya gangguan pada kondisi medis pasien.

6
E. LAPORAN PSIKIATRI
Riwayat Psikiatri
a) Identifikasi
- Nama : Murni
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Usia : 26 tahun
- Status Pernikahan : belum menikah
- Pekerjaan : pernah bekerja sebagai tenaga administrasi di suatu
perusahaan & pegawai di supermarket
- Agama : Islam
b) Keluhan Utama
Keluhan utama diketahui dari allo-anamnesis dari Ibu kandung pasien, Ny.
Prawiro, 56 tahun.
Sulit tidur
Sering mendengar suara-suara yang mengomentari dirinya
Bicara terus-menerus tidak karuan dan kacau
Sering tertawa-tawa

c) Riwayat Penyakit Sekarang


Sudah sekitar satu bulan ini mengalami gejala-gejala antara lain :
Halusinasi auditorik third order
Pasien mendengar suara yang membicarakan, mengejek,
menertawakan, atau mengomentari penderita selaku orang ketiga
padahal tidak ada suara di sekitarnya
Waham
Waham merupakan isi pikir yang patologis, tidak dapat dikoreksi, dan
tidak sesuai dengan sosiobudaya. Bedasarkan pada hasil autoanamnesis
pasien ini termasuk tipe waham kebesaran dari ditemukan pembicaraan
tentang peningkatan identitas diri, mempunyai hubungan khusus
dengan orang yang terkenal, dan memiliki bakat maupun kemampuan
yang luar biasa.
Mood hypertym
Mood secara obyektif terlihat dari cara bicara, ekspresi wajah, gerak-
gerik tubuh, nada suara, kecepatan bicara, banyak atau sedikit bicara.

7
Pada pasien ini terlihat suasana perasaan yang bersifat hiperthym
penuh keceriaan dan kegembiraan.
Kesadaran sosial terganggu
Pada pasien ini terdapat kemampuan yang berkurang untuk
mengadakan hubungan dengan lingkungannya serta mengadakan
pembatasan terhadap diri sendiri.
Perilaku yang sangat menganggu
Terlihat perilaku pasien yang eksentrik, aneh dan anomali dalam
berpikir.
d) Riwayat Penyakit Medis dan Dahulu
Kesehatan pasien sejak kecil baik dan jarang sakit.
e) Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, adiknya laki-laki
berumur 22 tahun, masih kuliah di Universitas Negeri dan adik bungsu
perempuan berumur 18 tahun, baru lulus SMA dan ingin melanjutkan kuliah.
Semuanya baik dan sehat, tetapi Bibi, adik dari ayah pasien, pernah dirawat di
bagian Jiwa.

f) Riwayat Pribadi
Pasien tampak periang, mudah bergaul, banyak temannya, suka menolong
teman-temannya kalau ada masalah. Pasien pandai, tidak pernah tidak naik
kelas.

Status Mental
a) Penampilan
Pasien tampak berpakaian seadanya, tidak rapi dan hanya memakai sandal
jepit.
b) Gaya Bicara
Gaya bicara pasien
c) Mood dan afek
a. Mood : lebih dominan hyperthym
b. Emosi (Ekspresi Afektif)
Euforia rasa riang, gembira, senang, berbahagia yang berlebihan
Labil emosi yang berubah secara tiba-tiba tanpa pengendalian
yang baik
d) Pikiran dan persepsi
a. Bentuk pikir : Tidak sistematis, tidak logis, flight of ideas
b. Proses pikir : Asosiasi bunyi
c. Isi pikir : Waham (mengira diri bintang film dan dokter)
d. Fungsi intelektual
Daya konsentrasi terganggu
Gangguan atensi (distractable attention)

8
Gangguan persepsi : desepsi sensorik berupa halusinasi auditorik
e) Sensorium
a. Kesadaran
Kesadaran biologis : compos mentis
Kesadaran psikiatri : terganggu
Kesadaran sosial : terganggu
b. Orientasi
Orientasi pasien terhadap waktu, tempat, dan orang yang berkontak
dengannya adalah baik.

c. Tilikan
Tilikan derajat satu, yaitu pasien melakukan penyangkalan total
terhadap penyakitnya.
d. Daya nilai
Daya nilai sosial dan uji daya nilai sosial baik.

F. DIAGNOSIS
Berdasarkan Evaluasi Multiaksial(1)
Aksis I : (F20-F29) SCHIZOFRENIA
Aksis II : (Z03.2) TIDAK ADA DIAGNOSIS AKSIS II
Aksis III :-
Aksis IV :-
Aksis V :-

Pada pasien, didapatkan sulit tidur, waham bizar, bicara kacau, halusinasi
auditorik . Menurut DSM IV, gangguan yang dialami pasien merupakan gejala-gejala
dari skizofrenia, dan dari kelompok kami mengenai gejala-gejala tersebut dapat
digolongkan ke dalam skizofrenia paranoid. Sehingga kelompok kami menyimpulkan
bahwa nn.Murni ini menderita skizofrenia paranoid. Dimana skizofrenia merupakan
suatu tipe dimana gejala yang terjadi memenuhi kriteria A, Kriteria A sendiri adalah
sebagai berikut :
A. Gejala karakteristik : dua (atau lebih) dari yang berikut ini, masing-masing
ditemukan pada bagian waktu yang bermakna selama periode 1 bulan (atau
kurang jika berhasil diobati) :
1. Waham.
2. Halusinasi.
3. Bicara Kacau (sering menyimpang atau inkoheren).
4. Perilaku kacau atau katatonik yang nyata.
5. Gejala negatif yaitu afek tumpul, alogia, avolisi

9
G. DIAGNOSIS BANDING(1)
a. Gangguan Psikotik Sekunder
Gangguan psikotik akibat kondisi medis umum, gangguan katatonik akibat
kondisi medis umum atau gangguan psikotik terinduksi zat. Manifestasi
psikiatrik berbagai kondisi medis non psikiatrik dapat muncul pada awal
perjalanan penyakit, seringkali sebelum berkembangnya gejala lain. Oleh
sebab itu, klinisi harus mempertimbangkan serangkaian luas kondisi medis
nonpsikiatrik pada diagnosis banding psikosis, bahkan pada keadaan tidak ada
gejala fisik yang nyata.
b. Gangguan Psikotik lain
Gejala psikotik pada skizofrenia dapat identik dengan gangguan
skizofreniform, gangguan psikotik singkat, gangguan skizoafektif, dan
gangguan waham.
c. Gangguan Mood
Diagnosis banding antara skizofrenia dan gangguan mood mungkin sulit
dilakukan namun harus dibuat karena tersedianya pengobatan spesifik dan
efektif untuk mania dan depresi. Dibandingkan durasi gejala primer, gejala
afektif atau mood pada skizofrenia semestinya singkat. Sebelum membuat
diagnosis skizofrenia yang terlalu dini, dan tanpa informasi tambahan selain
yang diperoleh dari satu pemeriksaan status mental saja, klinisi seyogyanya
menunda diagnosis akhir atau sebaiknya mengasumsikan adanya gangguan
mood.

H. ALGORITMA DIAGNOSIS

10
I. PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi
Pasien mempunyai gejala psikologi berat, dimana terdapat waham dan
halusinasi. Oleh karenanya dapat diberikan :
Antipsikotik
Serotonin Dopamin Antagonis (risperidon, clozapin, olanzapin,
quetiapin, ziprazidon dan aripiprazol). Obat-obat antipsikotik terutama
bekerja sebagai antagonis reseptor dopamin dan serotonin di otak, dengan
target untuk menurunkan gejala-gejala psikotik seperti halusinasi, waham
dan lain-lain.
Pengobatan biasanya dimulai dari terapi inisial (diberikan segera
setelah diagnosis ditegakkan, dan dosis dimulai dari dosis anjuran
dinaikkan perlahan-lahan secara bertahap dalam waktu 1-3 minggu,
sampai dicapai dosis optimal yang dapat mengendalikan gejala),
dilanjutkan ke terapi pengawasan dan kemudian diberikan terapi
pemeliharaan.
Antimanik (mood stabilizer)

11
Garam lithium. Obat ini terutama untuk gangguan afektif bipolar
khususnya episode manik, dengan dosis efektif kadar obat dalam plasma
berkisar antara 0,8-1,2 mEq/l. (biasanya dimulai dengan dosis 400mg/hr
p.o)
2. Psikoterapi
Cara-cara atau pendekatan yang menggunakan teknik-teknik
psikologik untuk menghadapi ketidakserasian atau gangguan mental dengan
tujuan untuk menghilangkan, mengubah atau menghambat gejala-gejala dan
penderitaan akibat penyakit. Hal ini dilakukan dengan percakapan dan
observasi
3. Intervensi Psikososial
Intervensi psikososial dapat dilakukan dengan cara memberi terapi
aktivitas untuk menyibukkan pasien dengan hal-hal yang lebih berguna. Terapi
psikososial mencakup berbagai metode untuk meningkatkan kemampuan
sosial, kecukupan diri, keterampilan praktis, dan komunikasi interpersonal.
Tujuannya untuk membangun keterampilan sosial dan keterampulan pekerjaan
untuk hidup yang mandiri. Penanganan semacam ini dilakukan di berbagai
tempat: rumah sakit, klinik rawat jalan, pusat kesehatan jiwa, rumah sakit
sehari, dan rumah atau klub sosial.(1)
4. Rawat Inap
Rawat inap untuk pasien ini diindikasikan terutama untuk tujuan
diagnostik, stabilisasi pengobatan, keamanan pasien karena perilaku yang
sangat kacau atau tidak pada tempatnya.
Rawat inap mengurangi stres pasien dan membantunya menyusun
aktivitas harian. Rencana penanganan di rumah sakit seyogianya
berorientasike masalah praktis perawatan diri, kualitas hidup, pekerjaan, dan
hubungan sosial.

J. PROGNOSIS
Ad Vitam : Ad Bonam
Ad Fungsionam : Dubia Ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia Ad Malam

12
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan allo-anamnesis dan auto-anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan


penunjang, dan berdasarkan masalah-masalah yang dialami pasien maka dapat ditegakkan
diagnosis berupa Skizofrenia yang merupakan sebuah kondisi dimana terdapat
ketidakserasian antara pikiran, emosi, dan perilaku pada pasien. Selain itu pasien juga
mempunyai faktor resiko lain yaitu dari riwayat penyakit keluarga pada pasien ini diketahui
bahwa bibi pasien juga pernah dirawat di bagian jiwa. Hal ini memperkuat kemungkinan
pasien mengalami skizofrenia. Berdasarkan data yang ada, maka pasien diberikan
penatalaksanaan terhadap seluruh masalah yang dialami demi mengoptimalkan fungsinya
sebagai manusia yang sehat.

BAB V

13
TINJAUAN PUSTAKA

Jiwa adalah kesatuan fungsional perasaan (afek), pikiran, serta perilaku (perbuatan). Jiwa
yang sehat berarti terdapat keserasian antara perasaan, pikiran serta perbuatan.

Persepsi adalah daya mengenal kualitas, hubungan serta perbedaan suatu benda melalui
proses mengamati, mengetahui dan mengartikan, setelah panca indranya mendapat
rangsangan. Ada 2 bentuk gangguan persepsi, yaitu distorsi sensorik dan desepsi sensorik.
1. Distorsi Sensorik
Salah tafsir panca indra akibat penyimpangan (distorsi) dalam menangkap rangsangan
sensorik.
Bentuk distorsi sensorik:
a. Perubahan intensitas
Hiperestesia : merasakan suatu rangsangan sensorik secara
berlebihan
Hipestesia : rangsangan sensorik yang dirasakan kurang (hipo)
b. Perubahan kualitas:
Kualitas penilaian terhadap rangsangan sensorik berubah. Misalnya:
Kloropsia : semua tampak hijau
Xantopsia : semua tampak kuning
Eritropsia : semua tampak merah
c. Perubahan bentuk:
Mikropsia : benda-benda yang dilihat menjadi lebih kecil
Makropsia : benda0benda yang dilihat menjadi lebih besar

2. Desepsi Sensorik
Munculnya persepsi baru dengan atau tanpa objek luar. Munculnya presepsi baru
dengan objek luar disebut ilusi, sedangkan apabila tanpa objek luar disebut halusinasi.
a. Ilusi
Adalah munculnya persepsi baru (false perception) akibat suatu mental image
serta objek luar. Objek luar (benda) dapat dipersepsi dengan baik, namun adanya
mental image yang mempengaruhinya maka muncul suatu persepsi baru yang
berbeda dari keadaan benda tersebut yang sebenarnya.
b. Halusinasi
Yaitu munculnya persepsi baru (false perception) tanpa objek luar. Misalnya:
mendengar suara atau bisikan orang, tanpa ada orang yang berbicara. Jenis-jenis
halusinasi, seperti:
Halusinasi pengelihatan (visual/optik)
Halusinasi dengar (auditorik)
Halusinasi penciuman (olfaktorik)
Halusinasi pengecap (gustatorik)

14
Halusinasi peraba (taktil)
Halusinasi kinestetik
Halusinasi haptik ( singgung)
Halusinasi viseral
Halusinasi hipnagogik
Halusinasi hipnopompik
Kurt Schneider menyatakan bahwa halusinasi yang diagnostik untuk skizofrenia
adalah halusinasi auditorik yang:
1. Mengomentari tingkah laku pasien
2. Dalam bentuk debat yang membicarakan pasien sebagai orang ketiga
3. Pasien mendengar pikirannya sendiri, disebut sebagai audible thought.

Gangguan isi pikir


Waham adalah suatu kepercayaan palsu yang menetap yang tidak sesuai dengan fakta.
Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik
sering ditemukan pada skizofrenia.
Kriteria waham :
1. Isi pikir yang patologis
2. Tidak dapat dikoreksi
3. Tidak sesuai dengan sosio budaya

Jenis waham :
Terjadinya (primer-sekunder)
Bentuk (sistematis-tidak sistematis)
Sifat (bizar-tidak bizar)
Isi (kebesaran, nihilistic, somatik, agama, cemburu, curiga, tuduh diri, kejar, scientific,
mistik-magik, dan sebagainya)

15
BAB VI
PENUTUP

Demikian makalah ini dibuat mengenai kasus yang berjudul Seorang perempuan,
26 tahun, sulit tidur, bicara kacau dan mendengar suara-suara yang mengomentari dirinya.
Makalah ini masih memiliki kekurangan dikarenakan terbatasnya pengetahuan, untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini.
Kami mengucapkan terimakasih kepada tutor yang telah mengarahkan jalannya
diskusi sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Sekian dan Terimakasih.

16
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock: Buku Ajar Psikiatri Klinis. 2nd ed. Jakarta:
EGC; 2012. p.86,147-68
2. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya; 2001. p.10

17

Anda mungkin juga menyukai