Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN SKILL LAB

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Judul: Pengolahan Air di PDAM Ogan Palembang


Oleh: Ezra Hans Soputra
NIM: 04011281419137

Pendidikan Dokter Umum


Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya
2017
I. PDAM Ogan
PDAM meurpakan perusahaan milik daerah yang bergerak di bidang pengolahan
dan pendistribusian air bersih. Terdapat 5 instalasi PDAM di Palembang,
diantaranya 3 Ilir, Ogan, Kalanganyar, Poligon dan Rambatan.
PDAM Ogan merupakan Instalasi yang mengambil sumber air baku pembuatan
air minum dari sungai ogan. Sungai Ogan berasal dari beberapa aliran kecil mata
air dari Bukit yang alirannya bersatu menjadi satu aliran besar Sungai Ogan, yang
pada akhirnya bermuara di sungai Musi Palembang Provinsi Sumatera Selatan.
Berdasarkan laporan praktikum yang dilakukan oleh Mahasiswa institut Pertanian
Bogor Teknik Pangan terdapat perbedaan kualitas air yang jelas dihasilkan PDAM
Tirta Musi dengan kualitas air di sungai Musi yang merupakan sumber air baku
PDAM Tirta Musi (Tabel 1).

Tabel 1 Perbandingan Kualitas Air di Sungai Musi, Air di PDAM Tirta Musi dengan
Baku Mutu Air Minum.

Parameter Air Sungai Air PDAM Baku Mutu


Clorida (mg/l) 2.6 5.6 0.1 - 0.2 5
Nitrit (mg/l) 0 0.022 0.001 - 0.002 1
Amonia (mg/l) 0.8 0.9 0.05-0.1 1.5
Besi (mg/l) 0.38 1.08 0 0.3
Mangan (mg/l) 0.3 1.3 0 0.1
pH 2.95 6.46 6.45-7.01 6.5 8.5
Suhu (C) 26.3 27.8 27.7 - 29.4 24 30
TDS (mg/l) 38 39.5 36 42.1 1000
E.Coli (jumlah per 100 2400 0 0
ml)
Sumber: Hesyandi, Yuanita Arizona, dkk,. 2015. Pengolahan Air PDAM PT. Tirta Musi Palembang.
Institut Pertanian Bogor.

Berdasarkan tabel 1 terlihat jelas kualitas air sungai Musi, muara dari Sungai
Ogan, sangat tidak baik untuk diminum. Hal ini menunjukkan juga bahwa air
sungai Ogan bukan berupakan air yang dapat diminum. Itulah sebabnya air
Sungai Ogan yang merupakan sumber air baku pembuatan air minum pada
PDAM Ogan perlu diproses terlebih dahulu untuk menjadi air yang dapat
diminum.
Gambar 1 Denah tempat pengolahan Air di PDAM Ogan.

II. Proses Pengolahan Air

Proses pengolahan air baku menadi air bersih yang bebas dari bakteri penyakit
melalui beberapa tahapan proses, yaitu pengolahan secara fisik, kimia, dan
bakteriologi. Pengolahan secara fisik yaitu pengolahan yang bertujuan untuk
mengurangi kotoran yang relatif besar yang terdapat di dalam air baku dengan
menggunakan filter. Proses pengolahan secara kimia, yaitu proses pengolahan air
baku dengan menggunakan zat kimia Alumunium Sulfat Al 2(S04)3 sesuai dosis,
biasanya berkisar antara 17 sampai 21 ppm (sesuai dengan tingkat kekeruhan air
biasanya meningkat bila musim hujan atau bila kekeruhan tinggi), dengan
tujuan untuk mengikat kotoran kecil yang terkandung didalam air sehingga
terbentuk gumpalan-gumpalan kecil yang mana sering disebut dengan proses
koagulasi. Gumpalan-gumpalan itu akan bersatu dan membentuk flok-flok dan
mudah terpisah dengan air, yang mana proses ini disebut flokulasi. Proses
pengolahan baktereologi, yaitu proses pengolahan yang bertujuan membunuh
bakteri yang ada didalam air bersih dengan jalan membubuhkan kaporit atau gas
chlor (Cl2). (Hesyandi; 2015)

PDAM Ogan memproduksi air 950 L/s setiap hari. Proses pengolahan air tersebut
sebagai berikut:

1. Raw Water Intake


Seperti yang sudah dijelaskan di atas, PDAM Ogan mengambil sumber air
dari air permukaan dari Sungai Ogan. Air dari sungai ogan akan melalui
beberapa proses filtrasi pada intake station untuk menyaring benda-benda
atau pasir-pasir yang dapat disaring. Hasil dari penyaringan ini akan di alirkan
menggunakan pompa ke Water Treatment Process.

Gambar 2 Denah Water Intake Station PDAM Ogan


Gambar 3 Papan Nama Intake PDAM Ogan

Gambar 4 Penyaringan Air

Gambar 5 Sungai Ogan


Gambar 6 Air yang telah di saring di pompakan ke Water Treatment Process
2. Proses Injeksi Al2(SO4)3 dan Cl2 serta Proses Koagulasi
Proses Penjernihan air yang telah di ambil dari sungai Ogan akan diinjeksikan
aluminium sulfat untuk mengikat kotoran kecil dalam air. Proses pengikatan
ini disebut proses koagulasi. Air yang telah diinjeksikan aluminium sulfat
juga akan diinjeksikan chlorine untuk membunuh mikroorganisme yang ada
dalam air. Sesuai dengan tabel 1, air sungai ogan memiliki angka e. Coli yang
tinggi yang berarti air sungai tersebut telah tercemar feses, sehingga telah
tercemar oleh microorganisme yang dapat menimbulkan penyakit.

Gambar 7 Bak penginjeksian


Air yang telah diinjeksikan aluminium sulfat dan klorin akan dialirkan
ketempat koagulasi untuk diaduk. Proses pengadukan yang dilakukan
memanfaatkan aliran air yang cepat dan melalui berbagai turbulensi agar
teraduk dengan rata. Air yang telah diaduk kemudian akan mengalir melalui
channel yang berliku untuk memberi kesempatan terjadinya koagulasi
partikel-partikel kecil dalam air (terbentuknya flok).
Penginjeksian aluminium sulfat disesuaikan dengan kebutuhan. Semakin
keruh air yang diambil dari Intake Station, semakin tinggi dosis aluminium
yang diperlukan. Penentuan tingkat kekeruhan air dilakukan dengan
menggunakan Jar Test yang dilakukan di laboratorium (biasanya berkisar
antara 17 sampai 21 ppm). Sementara itu klorin yang berfungsi sebagai
disnfektan diinjeksikan sebanyak 3 kg/jam. Klorin yang digunakan disimpan
dalam tabung dimana 1 tabung dapat menyimpan klorin untuk 12 hari.

Gambar 8 Jar test untuk menentukan kekeruhan air sebelum diinjeksikan Al 2(SO4)3

Gambar 9 Proses Pengadukan dan Koagulasi agar terbentuk flok


3. Proses Flokulasi
Pada proses flokulasi, flok yang terbentuk akibat aluminium sulfat yang
dicampurkan ke dalam air akan menjadi lebih besar dan berat akibat
menempelnya partikel-partikel kecil lain. Hal tersebut juga dapat terjadi
akibat makin besarnya luas permukaan aliran sehingga aliran air semakin
lambat dan menyebabkan partikel-partikel kecil tersebut dapat semakin lama
semakin besar dan semakin berat. Proses ini penting karena untuk mengurangi
partikel-partikel kecil yang ada dalam air yang tidak sempat tersaring dapat
tersedimentasi saat memasuki proses sedimentasi.
Proses flokulasi menggunakan channel aliran air yang berliku-liku dan luas
permukaan sebelum masuk ke bak sedimentasi lebih besar dari pada luas
permukaan saat air tersebut baru memasuki channel berliku-liku ini.

Gambar 10 Bak proses pengadukan (Hitam), koagulasi (Merah), dan flokulasi (Biru).
Note: pada proses Flokulasi luas permukaan lebih lebar dari koagulasi karena
diharapkan pada akhir dari flokulasi terbentuk flok-flok yang lebih besar dan berat
dari sebelumnya dengan memanfaatkan aliran yang lambat.

4. Proses Sedimentasi
Pada proses ini, air yang telah menjalani proses flokulasi akan dialirkan ke
bak Sedimentasi. Proses
sedimentasi ini memanfaatkan Gambar 11 tempat terjadinya proses flokulasi
kekuatan gravitasi untuk
membersihkan air. Flok-flok yang
terbentuk pada proses flokulasi sebelumnya akan ditarik oleh gravitasi untuk
mengendap di bagian bawah air. Flok yang lebih berat akan mengendap lebih
dahulu dari yang lebih ringan. Hasil akhir yang diharapkan dari proses ini
adalah air yang berkurang kekeruhannya dan yang bening.
Bak air yang begitu besar mengakibatkan aliran air pada proses ini sangat
lambat sekali. Hal ini diharapkan agar flok-flok yang terbentuk pada proses
flokulasi sempat mengendap sebelum mencapai tahap selanjutnya.

Gambar 12 Denah proses sedimentasi.

Gambar 13 Air pada Bak Sedimentasi. Catatan: kekeruhan pada air terlihat berkurang
5. Proses Filtrasi
Proses Filtrasi dilakukan untuk menyaring sisa flok yang tidak tersedimentasi
pada proses sedimentasi. Proses ini menggunakan Pasir quarsa (80 cm) dan
coral (20 cm) sebagai penyaringnya. Pada proses ini, semua zat dan partikel
maupun kotoran yang masih tertinggal akan disaring sehingga hasil akhir dari
air ini adalah air yang jernih yang siap untuk disimpan dalam reservoir.
Tetapi, sebelum masuk ke proses filtrasi, air yang telah melewati proses
sedimentasi akan melalui proses aerasi terlebih dahulu. Hal ini dilakukan
supaya air bercampur dengan udara dan logam berat akan terpisahkan dari air.
Setelah di filtrasi, air yang sudah jernih dan sudah disaring tadi akan di
netralkan terlebih dahulu keasamannya (akibat Al2(SO4)3) dengan
menggunakan Ca(OH)2 masuk ke dalam tangki reservoir dan di injeksikan
lagi klorin untuk siap didistribusikan ke pelanggan.

Gambar 14 Denah bak proses filtrasi PDAM Ogan

Gambar 15 Proses Aerasi.

Gambar 16 Proses Filtrasi


Gambar 17 Tangki Reservoir

Gambar 18 Tabung Penyimpanan Klorin.

Gambar 19 Rumah Pendistribusian Air ke Masyarakat


III. Kesimpulan
PDAM Ogan merupakan salah satu Industri Pengolahan Air minum yang ada di
Palembang. PDAM Ogan mengambil sumber air mentah dari sungai Ogan yang
bermuara di sungai Musi. Untuk menjadi air minum, air yang diambil dari sungai
akan diolah dan diproses baik secara fisik, kimiawi, dan juga bakteriologi. Proses
pengolahan air tersebut dapat dirangkum dalam bagan dan gambar berikut:

Anda mungkin juga menyukai