Anda di halaman 1dari 4

Deskripsi dan Distribusi KEP/ KEK pada remaja :

1. Cara antropometri
dengan mengukur Lingkar Lengan Kiri Atas (LILA) dengan memakai pita LILA dan
berdasarkan IMT. Pada Remaja Putri/Wanita yang LILA-nya <23,5 cm berarti menderita
Risiko Kurang Energi Kronik (KEK).
Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam
jangka pendek. sifanya sensitif, cepat berubah, mudah turun naik dan menggambarkan
keadaan sekarang.Apabila tidak tersedia pita LILA dapat digunakan pita
sentimeter/metlin yang biasa dipakai penjahit pakaian.
2. Dengan pemeriksaan laboratorium
Memeriksa kekurangan kadar hemoglobin atau anemi pada remaja
3. Dietetic
jumlah asupan zat gizi rendah atau kurang seperti karbohidrat, lemak, dan protein serta
zat besi.
4. Klinis
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri/wanita
mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun.
Kurang energi kronik merupakan jenis KEP akibat kurang energi yang lebih menonjol
dari kurang proteinnya. WHO juga menggunakan istilah kurus untuk KEK ini. Kurus
berdasarkan tingkat keparahannya terbagi menjadi tiga, yaitu kurus tingkat ringan (mild),
sedang (moderate), dan berat (severe) atau orang yang kurus sekali.

Distribusi KEP pada pada remaja :

Ibu hamil dan remaja putri adalah golongan yang rawan terkena Kurang Energi Kronik
(KEK). Hal ini diakibatkan karena pada remaja sering terjadi masalah anemia, defisiensi besi dan
kelebihan atau kekurangan berat badan. Kajian susenas menunjukkan proporsi Wanita Usia
Subur ( WUS ) umur 15-49 tahun dengan Lingkar Lengan Atas ( LLA < 23,5 ) pada tahun 2000
berisiko Kurang Energi Kronik ( KEK ) mencapai 21,5% ( Depkes, 2001 ).
Selain itu, Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa akibat
terlalu banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah karena makan terlalu sedikit.
Remaja perempuan yang menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan faktor
emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi
.
Determinan KEP pada remaja :
Dampak KURANG GIZI

Penyebab Makan
langsung Tidak Seimbang

Sanitasi danAir
Penyebab Tidak Cukup Bersih/Pelayanan
Tidak langsung Persediaan Pangan Kesehatan Dasar
Tidak Memadai

Kurang Pendidikan
Pengetahuan
, dan Keterampilan

Pokok Masalah Kurang pemberdayaan wanita


di Masyarakat dan keluarga
,kurang pemanfaatan
sumberdaya masyarakat

Pengangguran
kurang
, ,pangan dan kemiskinan

Akar Masalah Krisis Ekonomi


, Politik,
(nasional) dan Sosial

Variabel KEP pada remaja adalah variabel pada determinan yang dapat diukur, yaitu :

1. Variabel kurang gizi dapat diukur dengan mengukur LILA


Pada tahap prepatogenesis terjadi keseimbangan antara ketiga komponen yaitu tubuh manusia,
zat gizi dan lingkungan dimana manusia dan zat-zat gizi makanan berada (konsep : John
Gordon). Misalnya Pertama : makanan yang dikonsumsi kurang baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Kedua: Peningkatan kepekaan host terhadap kebutuhan gizi mis : kebutuhan yang
meningkat karena sakit. Ketiga: Pergeseran lingkungan yang memungkinkan kekurangan
pangan, misalnya misalnya gagal panen. Keempat: Perubahan lingkungan yang mengubah
meningkatkan kerentanan host mis : kepadatan penduduk di daerah kumuh.

1. simpanan berkurang yaitu zat-zat gizi dalam tubuh terutama simpanan dalam bentuk
lemak termasuk unsur-unsur biokatalisnya akan menggantikan kebutuhan energi dari
Karbohidart yang kurang, bila terus terjadi maka
2. Simpanan Habis yaitu titik kritis, tubuh akan menyesuaikan dua kemungkinan yaitu
menunggu asupan gizi yang memadai atau menggunakan protein tubuh untuk keperluan
energi.
3. perubahan faal dan metabolik akan terjadi bila menggunakan protein tubuh.
4. Pada tahap awal akan terlihat seseorang Tidak Sakit dan Tidak Sehat sebagai batas
klinis terjadinya penyakit defisiensi gizi, bukan saja terjadi pada zat gizi penghasil energi
tetapi juga vitamin mineral dan air termasuk serat. Zat gizi dipergunakan oleh sel tubuh
untuk dipergunakan berbebagai aktifitas
5. Sakit bila zat gizi kurang maka sel tubuh akan mengambil cadangan zat gizi (depot),
bila zat gizi yang dikonsumsi berlebihan maka akan disimpan dalam tubuh. Bila depot
simpanan habis dan konsumsi zat gizi kurang maka akan terjadi proses biokimia untuk
mengubah unsur-unsur pembangun struktur tubuh, ini artinya telah terjadi gangguan
biokimia tubuh misalnya saja kadar Hb dan serum yang turun. Bila terus berlanjut maka
terjadi gangguan fungsi sel, jaringan dan organ tubuh.
6. cacat Bila tidak segera diatasi dengan konsumsi gizi yang adekuat maka secara
anatomi sel-sel, jaringan dan organ tubuh akan terlihat mengalami kerusakan misalnya
saja pada penyakit defisiensi gizi kwashirkor dan marasmus. Gangguan anatomi dengan
kerusakan jaringan yang parah dapat berakhir dengan
7. kematian.

Anda mungkin juga menyukai