Anda di halaman 1dari 66

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Gambaran Umum Secara Geografis

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 1227 Tahun


1989 tanggal 8 September 1989 tentang Penyempurnaan Lampiran Keputusan KDKI
Jakarta Nomor 1251 Tahun 1986 tanggal 29 Juli 1986 tentang Pemecahan, Penyatuan,
Penetapan Batas, Pembaharuan Nomor Kelurahan di DKI Jakarta, maka luas wilayah
Kelurahan Galur terdapat 26,2 Ha dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Utara : Jl. Letjen Suprapto, Kelurahan Harapan Mulya


Sebelah Timur : Jl. Pangkalan Asem, Kelurahan Cempaka Putih Barat
Sebelah Selatan : Jl. Rawa Selatan I, Kelurahan Kampung Rawa
Sebelah Barat : Jl. Kali Sentiong, Kelurahan Tanah Tinggi

1.1.1 Kondisi Topografis


a. Letak Wilayah : 106o, 51,17
Bujur Timur dan 06o, 10,32 Lintang
Selatan.
b. Dilalui dengan: Kali Sentiong

1.1.2 Kondisi Demografis


a. Jumlah Kepala Keluarga di wilayah
Kelurahan Galur tahun 2016 sebanyak: 8.855 KK
Laki-laki : 6.308 KK
Perempuan : 2.547 KK
b. Jumlah penduduk Kelurahan Galur tahun 2016 sebanyak: 21.005 jiwa
Laki-Laki : 11.181 jiwa
Perempuan : 10.824 jiwa
c. Jumlah penduduk Musiman (KIP) Kelurahan Galur Selama tahun 2016 sebanyak:
0 jiwa
Laki-laki : 0 jiwa
Perempuan : 0 jiwa

1.1.3 Pelaksanaan Kegiatan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil


1. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur
WNI WNA
L L
a a
J
U k k
u
N m i Pere i Pere
m
o u - mpua - mpua
la
r L n L n
h
a a
k k
i i
1
1.
0 .
1 9
1 1.084 - -
. 4
4 1
7
0
1.
5 7
2 4
9 871 - -
. 9
9 3
0
1
1.
0 8
3 7
7 871 - -
. 5
1 6
0
4
1 1
2.
5 .
4 0
0 1.044 - -
. 6
1 6
5
9 3
2
1.
0 9
5 9
5 984 - -
. 3
2 7
2
4
2 1
2.
5 .
6 0
0 988 - -
. 5
2 7
8
9 6
2. Jumlah Penduduk per RW tahun 2016

Pere
Laki- Jumla
No RW mpua
laki h
n

1. 01 1.597 1.641 3.238

2. 02 1.428 1.386 2.814

3. 03 1.538 1.400 2.938

4. 04 1.847 1.600 3.447

5. 05 1.627 1.511 3.178

6. 06 1.230 1.492 2.845

7. 07 1.327 1.336 2.778

Jumla 10.63 10.36 21.00


7 RW
h 9 6 5
3. Pelayanan Masyarakat di Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil di bulan
Desember Tahun 2015
Penerima
Jenis
No an Ket
Blanko
Lembar
1. KTP -
Kartu
2. - -
Keluarga
SK.
3. - -
Pindah
SK.
4. Kedatang - -
an
SK.
5. - -
Kelahiran
SKTT
6. - -
WNA
SKTT
7. - -
WNI
8. Kematian - -
Jumlah -

4. Mobilitas Penduduk di tahun 2016


T K
a Lahir Datang Mati Pindah e
h t
u
L P L P L P L P
n
2
2 1 2 2 2 2
0 6 5
1 7 7 1 6 7 -
1 9 4
0 9 8 7 3 2
5

5. Penduduk Kelurahan Galur Tahun 2016 Menurut Mata Pencaharian

Mata
No Jumlah Keterangan
Pencaharian
Pegawai
1. 92
Negeri
Pegawai
2. 6.782
Swasta

3. TNI 43

4. Buruh 2.875

5. Pedagang 2.253

6. Pensiun 583

7. Lain-laim 3.690

Jumlah 15.818

6. Jumlah Penduduk Kelurahan Galur Tahun 2016 Menurut Jenis Pendidikan:

N Jenis Pendidikan Jumlah Keterangan


o

1 PERGURUAN
1.214
. TINGGI
2
SLTA 2.602
.
3
SLTP 5.306
.
4
SD 4.575
.
5
TK 675
.
6
PUTUS SEKOLAH 1.825
.
7
TIDAK SEKOLAH 2.462
.

8 BELUM SEKOLAH 2.643

Jumlah 21.642

7. Jumlah Penduduk Kelurahan Galur Tahun 2016 Menurut Agama:

No Agama Jumlah Keterangan

1. ISLAM 18.825

2. KRISTEN 1.957

3. KATHOLIK 159

4. HINDU 21

5. BUDHA 43

Jumlah 21.005
1.2 Keluarga Kunjungan Lapangan Warga Galur RT 6/ RW 4

Keluarga kunjungan lapangan kelompok 4 terdiri dari 10


keluarga, yaitu

1. Keluarga Ny. Nafisah


2. Keluarga Tn. Sadikin
3. Keluarga Ny. Mujiem
4. Keluarga
5. Keluarga
6. Keluarga
7. Keluarga
8. Keluarga
9. Keluarga
10. Keluarga

Rute perjalaan dari Kantor Kelurahan Galur menuju ke rumah


keluarga kunjungan lapangan sekitar 5 menit.

1.2.1 Keluarga Ny. Nafisah

Data Dasar Keluarga Ny. Nafisah


Keluarga ini terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak yang tinggal serumah.
Tetapi sebenarnya dalam satu rumah ini dihuni oleh 3 KK, yang terdiri dari
Keluarga abang Ny. Nafisah, Keluarga Ny. Nafisah, dan Keluarga adik Ny.
Nafisah. Suami Ny. Nafisah sebagai kepala keluarga berusia 43 tahun dengan
latar belakang pendidikan SMP. Sedangkan, Ny. Nafisah berusia 37 tahun dengan
latar belakang pendidikan SMK dan berasal dari Jakarta. Ny. Nafisah memiliki 2
orang anak yang berumur 16 tahun, yang sekarang sedang belajar pada bangku 1
SMK dan berumur 9 tahun yang sedang belajar pada bangku 3 SD. Suami Ny.
Nafisah bekerja sebagai ojek pengantar tahu. Ny. Nafisah bekerja sebagai ibu
rumah tangga. Alamat rumah Ny. Nafisah ada pada Jl. Rawatengah RT 6/RW 4
No.29 Kelurahan Galur.

Tabel Keluarga Ny. Nafisah

Status Jenis
No Nama Usia Pekerjaan Pendidikan
Keluarga Kelamin
1 Suami Kepala Laki-laki 43 th Ojek Tahu SMP
Ny. Keluarga
Nafisah

2 Ny. Istri Perempuan 37 th Ibu rumah SMK


Nafisah tangga

3. Anak Ny. Anak 16 th Pelajar 1 SMK


Nafisah

Anak Ny.
4 Anak 9 th Pelajar 3 SD
Nafisah

Bangunan Tempat Tinggal


Keluarga Ny. Nafisah tinggal di rumah orang tua nya dengan pemukiman
yang padat dan tinggal dengan keluarga abang dan keluarga adiknya dengan luas
tanah sekitar 50m2. Bangunan tempat tinggal tingkat 2, berlantai keramik dan atap
menggunakan genteng dari tanah liat. Rumah Ny. Nafisah terdapat TV, Kulkas,
dan biasanya memasak dengan menggunakan tabung gas 3kg. Total kamar dalam
rumah terdapat 6 kamar yang masing-masing memiliki ventilasi dan pencahayaan
dengan lampu tetapi tidak ada jendela dalam kamar. Dalam rumah Ny. Nafisah
terdapat 1 dapur yang dipakai bersamaan dengan KK yang lain. Terdapat tempat
tersendiri untuk mencuci yang diantara dapur dan kamar mandi. Keluarga Ny.
Tangga
Nafisah memiliki kebisaan membuang sampah di pasar WC
yang nantinya akan
dibuang oleh petugas serta membuang sisa air limbah ke selokan. Didalam rumah
Ny. Nafisah terlihat sedikit gelap walaupun terdapat jendela.
Tempat Mencuci
Ruang TV
Gambar Denah Rumah Ny. Nafisah

Dapur

Pintu Warung
Lingkungan Pemukiman
Rumah Ny. Nafisah terletak dipemukiman yang padat penduduk. Dibagian
depan dan bagian kanan terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat rumah
tetangga, dan dibagian kiri terdapat rumah tetangga.

Pola Makan
Air yang digunakan untuk memasak makanan menggunakan air PDAM.

Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak


Anak Ny. Nafisah lahir dengan bantuan bidan. Anak pertama lahir secara
normal dengan usia kehamilan cukup bulan dan berat badan lahir 3 kg dan anak
kedua lahir normal dengan berat badan lahir 3,1 kg. Kedua anaknya mendapat
ASI eklsusif selama 2 tahun. Kedua anaknya sudah mendapatkan imunisasi dasar
secara lengkap. Ny. Nafisah mengaku tidak ingin menambah anak lagi karena
sudah merasa tua dan Ny. Nafisah mengikuti program KB suntuk 3 bulan yang
dilepas setahun.

Kebiasaan Berobat
Jika sakit awalnya keluarga Ny. Nafisah memilih untuk membeli obat di
warung, tapi jika tak kunjung sembuh maka mereka lebih memilih untuk datang
ke puskesmas terdekat.

Riwayat Penyakit
3 bulan terakhir anggota keluarga Ny. Nafisah sakit pilek secara bergantian
kecuali Ny. Nafisah.
Perilaku dan Aktivitas Sehari-hari
Abang dari Ny. Nafisah adalah seorang perokok. Keluarga Ny. Nafisah
jarang sekali berolahraga. Ny. Nafisah jarang berolahraga dikarenakan sibuk
mengurusi rumah dan menyambi membuka warung didepan rumah. Keluarga Ny.
Nafisah mengerti bahwa membersihkan rumah sekali sehari penting untuk
kebersihan dan kesehatan serta Ny. Nafisah memiliki kebiasaan menabung di
bank.
Faktor Internal Keluarga Ny. Nafisah
No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan Merokok Abang Ny. Nafisah seorang perokok aktif Faktor

2 Olah raga Keluarga Ny. Nafisah tidak ada yang memiliki


kebiasaan berolahraga.

3. Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit Keluarga Ny. Nafisah pergi membeli
obat warung terlebih dahulu. Jika tidak sembuh
juga, mereka pergi ke puskesmas.
1.1Aktifitas Suami Ny. Nafisah sehari-hari sebagai
4 Aktivitas sehari-hari ojek tahu
1.2Aktifitas Ny. Nafisah hanya dirumah saja untuk
mengerjakan tugas rumah dan sambilan
membuka warung didepan rumah
1.3Aktifitas Anak Ny. Nafisah bersekolah
Eksternal Keluarga Ny. Nafisah
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah 50m2
2. Ruangan dalam rumah a.Dalam rumah terdapat satu ruang tamu, enam
kamar tidur, satu kamar mandi dan juga dapur yang
dipakai bersama dengan KK yang lain.
b. Dalam kamar tidak ada jendela
3. Ventilasi Terdapat sedikit ventilasi pada rumah.
4. Pencahayaan a Terdapat jendela pada dapur
b Pencahayaan menggunakan lampu
5. MCK Terdapat tempat tersendiri untuk mencuci yang
berada diantara dapur dan kamar mandi. Di kamar
mandi menggunakan kloset duduk.
6. Sumber Air Dalam kesehariannya keluarga Ny. Nafisah memakai
air dari PDAM

7. Saluran pembuangan Air limbah rumah tangga di buang ke selokan depan


limbah rumah.
8. Tempat pembuangan Sampah rumah tangga di buang di pasar yang
sampah nantinya akan diambil oleh petugas.

9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah
tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Ny.
Nafisah gelap dan padat.

1.2.2 Keluarga Tn. Sadikin

KeluargaTn.Sadikin

DataDasarKeluargaTn.Sadikin

KeluargaTn.Sadikintinggalbersama6anggotakeluargalainnya.Tn.SadikinsebagaiKepala
Keluargaberusia48tahundenganlatarbelakangpendidikanSMP.Ny.Anissa,istridariTn.Sadikin
berusia47tahundenganlatarbelakangpendidikanSMA.Tn.Sadikinbekerjasebagaitukangbecak
pengantartahuyangjamkerjanyamulaipukul01.0006.00pagi.SedangkanNy.Anissa,merupakan
IbuRumahTanggayangsehariharinyabekerjamembantutetanggauntukmencucigosokpakaian.
TnSadikindanNy.Anissamemiliki6oranganak,namunanakpertamamerekameninggalsaat
dilahirkan.

AnakkeduaTnSadikinbernamaTn.Adeberusia26tahundenganlatarbelakangpendidikan
terakhir SMA sudah menikah, Anak ketiga bernama Ny Tri Apriliani berusia 23 tahun dengan
pendidikanterakhirSMAdansudahmenikahdengansuaminya.Anna,anakkeempatTnSadikin
berusia16tahundansedangdudukbangkukelas2SMA.AnakkelimaTnSadikinbernamaDeni
sekarangberusia15tahundenganlatarbelakangpendidikanSMP.Nabila,anakterakhirberusia12
tahun,yangmasihbersekolahdikelas6SD.
Tabel1.TabelKeluargaTn.Sadikin

BangunanTempatTinggal

KeluargaTn.SadikintinggaldiRT06/RW04seumurhidupnya,Ny.Anissamengakubahwa
rumah tersebut merupakan rumah peninggalan dari orang tuanya. Pemukiman tempat tinggal Tn.
Sadikin merupakan pemukiman yang padat, dengan luas tanah sekitar 15m 2 dan luas bangunan
berukuran3x5m2 .Bangunantempattinggalbertingkatdua,denganlantaikeramik.Ataprumah
menggunakangentengdaritanahliat.Lantai1rumahTn.Sadikinterdiridarisebuahruangtamu
beralaskansemen,yangterdapatTVdankulkas.Dapurdantoiletjugaterdapatdilantai1dengan
Statu
Jenis U
Nam s Pendid Pekerj
Kela si
a Kelu ikan aan
min a
arga

Kepal
Tn. Penari
a 4
Sadi L SMP k
Kelua 8
kin Becak
rga

Ibu
Ny. Ruma
4
Anis Istri P SMA h
7
sa Tangg
a

Anak 2
Ade L SMA
ke2 6

Tri
Anak 2
April P SMA
ke3 3
iani

Ana Anak 1
P SMA
S. ke4 6

Deni Anak 1
L SMP
S. ke5 5

Nabi
Anak 1
laA. P SD
ke6 2
P.
dipisahkandengansekat.Dilantai2rumahTn.Sadikinterdapat2kamartidur.KeluargaTn.Sadikin
memilikikebiasaanmembuangsampahditempatsampahdidepanrumahyangnantinyaakandi
angkutolehpetugas.DilingkungansekitarrumahkeluargaTn.Sadikinkurangterawatdansedikit
kotor.

WC Dapur
Kamar
Tidur1

Lantai 1

Lantai2
RuangKeluarga Kamar
Tidur2

Gambar1.DenahRumahTn.Sadikin

LingkunganPemukiman
Rumah Tn. Sadikin terletakn di pemukiman yang padat penduduk. Dibagian depan dan
bagiankananterdapatjalanstepak.Bagianbelakangdankiriterdapatrumahtetangga.Sebelahkanan
rumahTn.SadikinterdapatWCumum.

PolaMakan

Keluarga Tn. Sadikin memiliki kebiasaan makan dua kali sehari, yaitu makan siang dan
makan malam. Terkadang Ny. Anissa memasak makanan di dapur atau membeli makanan dari warteg
terdekat dari rumahnya. Konsumsi sayur, dan buah jarang.. Air yang digunakan untuk memasak
makanan menggunakan air galon isi ulang peralatan makan yang digunakan sebagian terbuat dari kaca
dan sebagian lagi terbuat dari plastik.

RiwayatObstetridanPolaAsuhIbudanAnak

Anak Tn. Sadikin di rumah sakit dengan bantuan bidan. Anak pertama lahir lalu meninggal.
Anak kedua lahir secara normal dengan berat 3200 gra,m. Anak ketiga lahir dengan berat badan 4000
gram, Anak keempat lahir dengan berat 3200 gram, anak kelima 3000 gram, dan anak terakhir lahir
dengan berat badan 3000 gram. Anak-anaknya mendapat ASI eklsusif selama 1 tahun. Lalu setelah itu
dilanjutkan dengan susu formula. Anaknya sudah mendapatkan semua imunisasi dasar.

Kebiasaan Berobat

Jika ada anggota keluarga sakit, Keluarga Tn. Sadikin lebih memilih untuk datang langsung
ke Puskesmas dengan memanfaatkan fasilitas BPJS.

Riwayat Penyakit
Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Salimin adalah batuk. Istri Tn. Sadikin,
Ny. Anissa mengidap penyakit Diabetes Mellitus, dan kaki nya pernah di operasi karena tertusuk
beling.

Perilaku dan Aktivitas Sehari-hari


Tn. Sadikin memiliki kebiasaan merokok sejak dirinya masih muda. Tn. Sadikin merokok
biasanya diluar rumah, jauh dari lingkungan anak dan istrinya. Keluarga Tn. Sadikin jarang
melakukan olahraga karena kesibukkan yang dilakukannya sehari-hari. Keluarga Tn. Sadikin
mengaku selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, sesudah makan dan sesudah buang air
besar. Keluarga Tn. Sadikin selalu menyikat gigi nya setiap hari.
Tabel 2. Faktor Internal Keluarga Tn. Sadikin
N
Faktor Internal Permasalahan
o

1. Kebiasaan Merokok Tn. Sadikin merokok 1 bungkus per hari

Keluarga Tn. Sadikin tidak ada yang


2. Olahraga
memiliki kebiasaan berolahraga

Ny. Anissa selalu memasak untuk


3. Pola Makan makan keluarga, namun jarang
memakan buah.

Apabila sakit, keluarga Tn. Sadikin


Pola Pencarian
4. langsung datang ke Puskesmas
Pengobatan
menggunakan fasilitas BPJS

Keluarga Tn. Sadikin tidak memiliki


5. Menabung
kebiasaan untuk menabung

1.1 Aktiitas Tn. Sadikin dari jam 01.00- 06.00


bekerja sebagai penarik becak pengantar
tahu
1.2 Aktifitas Ny. Anissa hanya dirumah saja
6. Aktivitas sehari-hari untuk membersihkan rumah dan membantu
tetangga untuk mencuci dan meggosok
1.3 Aktifitas Ana, Deni, Nabila sekolah dari jam
07.00 14.00

Keluarga Tn. Sadikin memiliki


Perilaku mencuci kebiasaan mencuci tangan sebelum
7.
tangan makan, sesudah makan, dan sesudah
buang air besar

Tabel 3. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Sadikin

N
Kriteria Permasalahan
o

1. Luas Bangunan Luas rumah 3 x 5 m2

Didalam rumah terdapat satu ruang


Ruangan dalam tamu sekaligus ruang keluarga, dua
2.
rumah kamar tidur, satu kamar mandi dan satu
dapur

3. Ventilasi Terdapat tiga jendela dengan ventilasi


diatasnya

a. Terdapat jendela pada ruang tamu, tetapi


jarang dibuka.

b. Terdapat 2 buah lampu di dalam rumah,


4. Pencahayaan
lampu di ruang tamu, yang menyatu dengan
dapur dan kamar mandi. Lampu berwarna
putih.

Tempat untuk mandi, cuci piring dan


5. MCK
cuci baju yang berukuran 1 x 1 m

Sumber air yang digunakan oleh


6. Sumber Air keluarga Tn. Sadikin adalah air
ledeng/PDAM

Saluran pembuangan Air limbah rumah tangga di buang ke


7.
limbah got di depan rumah

Sampah rumah tangga di buang di


Tempat pembuangan
8. tempat sampah didepan rumah lalu
sampah
diangkut petugas

Di bagian kiri dan depan terdapat rumah


Lingkungan sekitar tetangga. Di lingkungan sekitar rumah
9.
rumah keluarga Tn. Sadikin kurang terawat dan
kotor.

KeluargaTn.Sadikin

MasalahNonMedis

1. Kurangnya pencahayaan alami maupun buatan didalam rumah


2. Kurang terjaganya kebersihan dalam memasak
3. Kurangnya pertukaran udara didalam rumah
4. Kurangnya kebersihan didepan rumah
5. Kurangnya kesadaran berolahraga
6. Kurangnya mengonsumsi buah
7. Kebiasaan merokok pada anggota keluarga
8. Tempat buang air dan dapur hanya diberi sekat
Masalah Medis

1. Penyakit Diabetes Mellitus yang di alami oleh Ny. Anissa

1.2.3 Keluarga Ny. Mulijem

Keluarga Ny. Mujiem


Data Dasar Keluarga Ny. Mujiem
Keluarga ini terdiri dari seorang ibu dan anak yang tinggal serumah. Ibu
Mujiem memiliki empat orang anak, tetapi beliau tinggal bersama anaknya yang
terakhir. Suami Ibu Mujiem telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Ibu
Mujiem berusia 60 tahun dengan latar belakang pendidikan SD. Ibu Mujiem
bekerja sebagai pedagang makanan dan berjualan di depan rumahnya.

Tabel 1. 1 Tabel Keluarga Ibu Mujiem

Status Jenis
No Nama Usia Pekerjaan Pendidikan
Keluarga Kelamin

1 Alm Kepala Laki-laki - - -


Suami Keluarga
Ibu
Mujiem
2 Ibu Istri Perempuan 60 th Pedagang SD
Mujiem makanan
Ibu Rumah
3 - Anak Perempuan -
Tangga
4 - Anak Laki-laki - Karyawan
Ibu Rumah
5 - Anak Perempuan -
Tangga
6 - Anak Laki-laki - Karyawan

Bangunan Tempat Tinggal


Keluarga Ibu Mujiem tinggal di rumah pribadi yang terletak di jalan rawa
tengah RT 6 RW 4 nomor 14, Kecamatan Johar baru, Kelurahan Galur.
Pemukiman sekitar rumah padat, luas bangunan rumah berukuran 3,5 m x 14 m.
Bangunan tempat tinggal bertingkat, berlantai keramik, plafon menggunakan
gypsum, atap rumah menggunakan genteng dari tanah liat dan sumber penerangan
dengan listrik PLN. Rumah Ibu Mujiem terdiri dari ruang tamu, kamar tidur, dan
dapur yang terdapat jendela tetapi jarang dibuka sehingga sinar matahari tidak
masuk ke dalam rumah, dan kamar mandi letaknya berdekatan dengan dapur. Ibu
Mujiem memiliki kebiasaan membuang sampah di depan rumahnya yang
kemudian akan diambil oleh petugas kebersihan setempat.

Pint
u
Ruan
g
tamu

Dap
ur Tangg
a

W
Pint C
u

Gambar 1. 1 Denah Rumah Ibu Mujiem

Lingkungan Pemukiman
Rumah Ibu Mujiem terletak dipemukiman yang padat penduduk. Dibagian
depan dan bagian kiri sekitar rumah terdapat jalan setapak, bagian belakang dan
kanan terdapat rumah tetangga.

Pola Makan
Keluarga Ibu Mujiem memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ibu
Mujiem lebih sering memasak sendiri dibandingkan dengan membeli makanan
diluar. Untuk sumber air minum didapatkan dari memasak air PDAM.

Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak


Anak pertama lahir secara normal di dukun beranak dengan usia kehamilan
cukup bulan dan berat badan lahir 3000 gram. Anak pertama tidak mendapat ASI
eksklusif tetapi menggunakan susu formula dan mendapatkan imunisasi yang
lengkap.
Anak kedua lahir secara normal di dukun beranak dengan usia kehamilan
cukup bulan dan berat badan lahir 2750 gram. Anak kedua mendapat ASI selama
3 tahun dan mendapat imunisasi yang lengkap.
Anak ketiga lahir secara normal di bidan dengan usia kehamilan cukup
bulan dan berat badan lahir 3250 gram. Anak ketiga mendapat ASI selama 2
tahun dan mendapat imunisasi yang lengkap.
Anak keempat lahir secara normal di bidan dengan usia kehamilan cukup
bulan dan berat badan lahir 3500 gram. Anak keempat mendapat ASI selama 1,5
tahun dan mendapat imunisasi yang lengkap.
Ibu Mujiem sempat mengikuti KB spiral selama 20 tahun yang kemudian
dilepas sekitar beberapa tahun yang lalu.

Kebiasaan Berobat
Jika ada anggota keluarga sakit, Ibu Mujiem lebih memilih untuk membeli
obat warung. Seluruh anggota keluarga Ibu Mujiem telah terdaftar BPJS.

Riwayat Penyakit
Penyakit yang sering diderita Ibu Mujiem adalah sakit kepala.

Perilaku dan Aktivitas Sehari-hari


Ibu Mujiem jarang sekali berolahraga dikarenakan sibuk bekerja. Anak
terakhir Ibu Mujiem merokok sehari sekitar 5 batang dan jarang berolahraga. Ibu
Mujiem mengerti bahwa perilaku cuci tangan menggunakan sabun sebelum dan
sesudah makan penting bagi kesehatan, sehingga Ibu Mujiem selalu mencuci
tangan dimulai dari sebelum menyiapkan makanan hingga setelah makan.

Tabel 1. 2 Faktor Internal Keluarga Ibu Mujiem

No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan Merokok Anak merokok 5 batang per hari


No Faktor Internal Permasalahan

2 Olah raga Keluarga Mujiem tidak ada yang memiliki


kebiasaan berolahraga.

3 Pola Makan Keluarga Ibu Mujiem makan tiga kali sehari


dan memasak makanan sendiri, sumber air
minum dari memasak air PDAM.

4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, Ibu Mujiem lebih memilih untuk
membeli obat warung.

5 Menabung Ibu Mujiem tidak memiliki kebiasaan


menabung.
Keluarga Ibu Mujiem sering cuci tangan setelah
6 Perilaku mencuci tangan dan sebelum makan.

Tabel 1. 3 Faktor Eksternal Keluarga Ibu Mujiem

No Kriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah 3,5 m x 14 m.


2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang tamu, kamar tidur,
dan juga dapur yang dilengkapi dengan jendela,
serta terdapat kamar mandi.
3. Ventilasi Terdapat ventilasi pada rumah.
4. Pencahayaan Terdapat jendela pada ruang tamu, kamar tidur
dan dapur yang jarang dibuka.

5. Sumber Air Dalam kesehariannya keluarga Ibu Mujiem


menggunakan air PDAM.
6. Saluran pembuangan Air limbah rumah tangga di buang ke selokan
limbah dekat rumah.
7. Tempat pembuangan Sampah rumah tangga di buang di depan rumah
sampah lalu akan diambil oleh petugas kebersihan
setempat.
8. Lingkungan sekitar Di samping kanan dan belakang rumah terdapat
rumah rumah tetangga. Di lingkungan sekitar rumah
keluarga Ibu Mujiem kotor dan tidak terawat.
a Masalah non medis
1 Kurangnya pencahayaan sinar matahari.
2 Kurangnya kesadaran olahraga.
3 Kurangnya kesadaran bahaya merokok.
4 Kurangnya kesadaran untuk berobat ke pelayanan kesehatan.
5 Lingkungan sekitar rumah yang kotor dan padat.
b Masalah medis
1 Keluhan sakit kepala yang dialami Ibu Mujiem.
2 Rendahnya pengetahuan tentang persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan.

1.2.4 Keluarga Ny. Khadijah

Keluarga Ibu Khadijah tinggal di RT/RW 06/04, Kelurahan Galur, Kecamatan Johar
Baru, Kotamadya Jakarta Pusat. Di rumah ini, Ibu Khadijah tinggal dengan suami yang
bernama Tn. Solenaib dan tiga orang cucu. Ibu Khadijah saat ini berusia 60 tahun dan
sehari-harinya tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga dengan latar belakang
pendidikan terakhir SD. Pendapatan keluarga Ibu Khadijah dirasakan cukup dan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti membeli air, makanan,
pengobatan, menabung, dan lain-lain. Ibu Khadijah memiliki dua orang anak, anak
pertama bernama Abdul Rohim yang memiliki tiga orang anak yang bernama Arisma,
Nadya, dan Nurul serta anak kedua yang tidak disebutkan namanya.

Tabel 1. 4 Data Dasar Keluarga Ibu Khadijah

Statu Jeni Pendi


Na U
s s - Pekerja
m si
Kelua Kela Dika an
a a
rga min n

Tn
Kepal
.
a Laki
So
Kelua -laki
len
rga
aib
6
Ib
0
u Pere
ta
Kh Istri mpu SD IRT
h
adi an
u
jah
n
Ab
du
l Anak Laki
Ro ke-1 -laki
hi
m
Anak
- -
ke-2

Bangunan Tempat Tinggal


Keluarga Ibu Khadijah tinggal disebuah bangunan rumah di atas tanah
seluas 4 m2. Rumah ini terdiri dari dua tingkat, lantai satu terdapat matras sebagai
alas tidur, 1 buah lemari, 1 buah televisi, 1 buah kulkas dan terdapat 1 buah
ventilasi serta 1 buah jendela. Di lantai 1, biasanya digunakan untuk menonton
TV, menerima tamu, dan tempat untuk tidur. Dapur dan kamar mandi terletak
diluar rumah yang masing-masing berukuran 2 x 1 m. Didalam kamar
mandi,terdapat sebuah bak mandi berukuran 1 x 0,5 m yang berisi air, sebuah
jamban jongkok dan tidak ada ventilasi. Rumah ini mempunyai 1 pintu utama dan
1 pintu kamar mandi. Pencahayaan pada rumah ini sangat kurang dan hanya
terdapat 1 jendela di lantai bawah. Di bagian kiri rumah keluarga ibu Khadijah
berbatasan dengan rumah tetangga, sedangkan bagian kanan rumah berbatasan
dengan tembok. Keluarga ibu Khadijah terbiasa membuang sampah pada gerobak
sampah yang nanti dikirim ke pembuangan.

Dap
ur

Toilet
Pola Makan
Keluarga ibu Khadijah memiliki kebiasaan makan dua kali sehari dengan
nasi dan lauk seperti telur ceplok. Makanan dimasak sampai matang dengan
menggunakan kompor gas 3 kg. Air yang digunakan untuk memasak makanan
menggunakan air PAM. Keluarga ibu Khadijah membiasakan mencuci tangan
dengan sabun sebelum dan sesudah makan.

Riwayat Obstetri dan Pola Asuh Ibu dan Anak


Ibu Khadijah hamil sebanyak tiga kali dan melahirkan dua kali, anak
pertama dan kedua lahir di rumah sakit dengan bantuan dokter dan juga
melahirkan secara sesar maupun normal. Ibu Khadijah tidak mengikuti program
KB, hanya anaknya saja yang mengikuti program KB.

Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Ibu Khadijah berada di lingkungan perumahan padat
penduduk sehingga rumahnya tidak terdapat sisa lahan sebagai halaman.
Disamping kiri rumah langsung berbatasan dengan rumah tetangga dan
disamping kanan langsung berbatasan dengan tembok. Rumah keluarga ibu
Khadijah tidak memiliki halaman, teras rumah dan terdapat saluran air di tempat
mandi untuk aliran limbah cair rumah tangga yang akan mengalir ke selokan.
Keluarga Ibu Khadijah terbiasa membuang sampah sendiri ditempat sampah yang
nanti diambil oleh petugas kebersihan.

Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, keluarga ibu Khadijah belum pernah mengalami
sakit yang serius. Ibu Khadijah mengalami reumatik yang makin diperparah
karena beliau terjatuh dikamar mandi. Menurut penuturannya, mereka biasanya
akan pergi berobat ke dokter jika sakit. Keluarga ibu Khadijah memiliki kartu
asuransi yang digunakan untuk kesehatan.

Perilaku dan aktivitas sehari-hari


Dalam keluarga ibu Khadijah ada yang memiliki kebiasaan merokok, dan
biasanya menghabiskan satu bungkus per hari. Keluarga ibu Khadijah jarang
berolahraga dan hanya melakukan aktivitas fisik yang ringan. Keluarga ibu
Khadijah mengerti bahwa perilaku cuci tangan menggunakan sabun sebelum dan
sesudah makan penting bagi kesehatan, namun mereka jarang menggunakan
sabun hanya menggunakan air dari keran saja. Cucu-cucu ibu Khadijah memiliki
kebiasaan menggunakan alas kaki ketika bermain di sekitar rumah.

Tabel. Faktor Internal Keluarga Ibu Khadijah

No Kriteria Permasalahan

Ibu Khadijah tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah


Aktivitas sehari-
1. tangga, kegiatan sehari-hari hanya mengurus rumah
hari
dan cucunya.
Didalam keluarga Ibu Khadijah ada yang memiliki
Kebiasaan
2. kebiasaan merokok diluar maupun di dalam rumah,
Merokok
dan biasanya menghabiskan satu bungkus per hari.
Keluarga Ibu Khadijah jarang sekali berolahraga,
3. Olah raga
hanya sekedar melakukan aktivitas fisik ringan.
Ibu Khadijah memasak sendiri untuk nasi dan
kadang sayur-sayuran, menu makanan yang sering
4. Pola Makan
dimasak sendiri adalah telur ceplok. Lebih sering
membeli lauk pauk daripada memasak sendiri.
Pola Pencarian Apabila didalam keluarga Ibu Khadijah ada anggota
5.
Pengobatan keluarga yang sakit mereka akan pergi ke dokter.

Tabel 1. 5 Faktor External Keluarga Tn. Sudaryo

No
Kriteria Permasalahan
.

1. Luas bangunan Luas bangunan rumah sekitar 4 m2.


Dalam rumah terdapat 2 ruangan, yang
ada di lantai 1 dan lantai 2.
2. Ruangan dalam rumah Tidak ada ruang khusus didalam rumah.

3. Ventilasi
Hanya memiliki satu ventilasi

Terdapat satu jendela, yang jarang


4. Pencahayaan dibuka sehingga pencahayaan kedalam
rumah menjadi kurang.
No
Kriteria Permasalahan
.
- Sebuah kamar mandi berisi sebuah bak
mandi yang digunakan
- Terdapat jamban jongkok
5. MCK - Ibu Khadijah tidak mencuci pakaian
sendiri di rumah, tetapi menggunakan
jasa pencucian baju.
Air PAM yang digunakan untuk mencuci
6. Sumber air piring, baju, dan mandi. Air galon untuk
minum.
Terdapat saluran pembuangan limbah
Saluran pembuangan cair yang berasal dari tempat mandi dan
7.
limbah dapur yang akan mengalir ke selokan di
depan rumah dan akan dialirkan ke kali
Sampah dibuang di plastik di luar rumah
Tempat pembuangan
8. dan perminggu diambil oleh petugas
sampah
kebersihan.
Di bagian depan rumah terdapat jalanan
kecil. Bagian samping kiri berbatasan
Lingkungan sekitar
9. langsung dengan rumah tetangga dan
rumah
disamping kanan berbatasan langsung
dengan tembok.

Area Masalah

Non Medis

1 Ventilasi yang kurang sehingga pertukaran sirkulasi udara menjadi berkurang


2 Jendela yang jarang dibuka sehingga pencahayaan berkurang
3 Perilaku pola makan yang kurang 4 sehat 5 sempurna

Medis

1 Ibu Khadijah mengalami sakit reumatik akibat terjatuh dikamar mandi

1.2.5 Keluarga Ny. Kaswina

Data Dasar Keluarga Ny. Kaswina


Keluarga Ny. Kaswina tinggal di RT/RW 06/04, Kelurahan galur,
kecamatan Johar Baru. Ny. Kaswina memiliki 12 anak, namun meninggal
sebanyak 4 anak. Di rumah ini, Ny. Kaswina tinggal dengan 4 anaknya, dua orang
laki-laki, dan dua orang perempuan. Ny. Kaswina saat ini berusia 80 tahun
bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan latar belakang pendidikan terakhir SD.
Suami dari Ny. Kaswina sudah meninggal berapa tahun yang lalu. Setiap hari Ny.
Kaswina hanya berdiam diri dirumah. Pendapatan Ny.Kaswina hanya didapat dari
anak-anak nya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti
makanan, uang air, uang kebersihan, listrik, dan lain lain. Mulai dari
pembayaran air mandi: 4000-5000/hari dan air minum: 2000/hari.

Pintu masuk

T
V

KOMPO

RUANGAN 1 RUANGAN
2

ruangan 3

Tangg
lantai 1 lantai 2
a

Bangunan Tempat Tinggal


Keluarga Ny. Kaswina tinggal didaerah permukiman kumuh disebuah
bangunan rumah di atas tanah seluas 4 m2. Rumah ini terdiri dari 2 lantai, bawah
dan atas dengan 1 kamar mandi yang terletak dilantai atas. Rumah ini tidak
memiliki banyak pembagian ruangan. Lantai bawah hanya terdiri dari 1 ruangan
yang digunakan untuk menerima tamu, tempat makan, nonton tv, tidur, dan
memasak. Sedangkan lantai terdiri dari 2 ruangan, ruangan 1 digunakan untuk
tidur dan ruangan 2 adalah kamar mandi. Pada lantai bawah, hanya terdapat
matras sebagai alas tidur, TV sebagai sarana hiburan, 1 buah pintu masuk, 1 buah
ventilasi, dan tidak memiliki ruangan dapur. lantai bawah dan atas dihubungkan
dengan sebuah tangga kayu yang terletak disudut ruangan. Dilantai atas terdapat
sebuah kamar mandi, didalamnya terdapat sebuah bak mandi, sebuah jamban
jongkok, dan sebuah ruangan terbuka yang terdapat ranjang bertingkat dari kayu
yang digunakan untuk tidur. Rumah ini mempunyai 1 buah pintu masuk, 2 lantai,
1 kamar mandi. Pencahayaan pada rumah ini sangat kurang karena hanya terdiri
dari 5 bola lampu kecil, tidak terdapat jendela, dan hanya terdapat 2 ventilasi. Di
bagian kanan kiri dan belakang rumah Ny. Kaswina berbatasan dengan rumah
tetangga, sedangkan bagian depan rumah berhubungan langsung ke gang.

Pola Makan
Keluarga Ny. Kaswina memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari dengan
nasi dan lauk seadanya. Semua makanan dimasak sampai matang dengan
menggunakan kompor gas 3 kg. Air yang digunakan untuk memasak makanan
menggunakan air galon yang dibeli seharga Rp.2000.

Riwayat Obstetri dan Pola Asuh Ibu dan Anak


Semua anak yang berjumlah 12 orang lahir secara normal dengan bantuan
dukun beranak. Tetapi yang masih hidup sampai detik berjumlah 8 orang anak.
Semua anak mendapat ASI dibantu susu kalengan. Anak-anak Ny. Kaswina tidak
mendapatkan imunisasi dasar sama sekali.

Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Ny. Kaswina berada di lingkungan perumahan padat
penduduk sehingga rumahnya tidak terdapat sisa lahan sebagai halaman.
Disamping kanan dan kiri serta belakang rumah langsung berbatasan dengan
rumah tetangga. Rumah Ny. Kaswina tidak memiliki halaman, tidak memiliki
teras rumah. Saluran air di tempat mandi untuk aliran limbah cair rumah tangga
yang berada di lantai atas akan mengalir melalui sebuah paralon menuju depan
rumah. Di lingkungan tempat tinggal Ny. Kaswina terdapat petugas kebersihan
yang akan mengambil sampah yang sebelumnya sudah dikumpulkan warga
didepan rumah masing-masing menggunakan kantong plastik. Namun keluarga
Ny. Kaswina lebih memilih mengumpulkan sampah dikantong plastik lalu
menyetorkan sampahnya ke TPS yang ada di pasar.

Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, keluarga Ny. Kaswina belum pernah mengalami
sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya
antara lain pusing, pilek, batuk, sakit maag, radang tenggorokan dan rasa ngilu di
kaki. Menurut penuturan Ny. Kaswina, mereka biasanya akan membeli obat di
warung. Meraka beranggapan dengan obat-obatan dari warung dapat
menghilangkan keluhan. Apabila rasa sakit yang dialami tidak berkurang,
keluarga Tn. Sudaryo akan datang ke Puskesmas.

Perilaku dan aktivitas sehari-hari


Ny. Kaswina tidak biasa merokok, tetapi anak lelakinya memiliki kebiasaan
merokok diluar maupun di dalam rumah, dan biasanya menghabiskan satu
bungkus per hari. Keluarga Ny. Kaswina jarang sekali berolahraga, hanya
berjalan kaki sekitar rumahnya. Ny. Kaswina jarang melakukannya dikarenakan
tidak ada kegiatan olahraga bersama di daerah sekitar tempat tinggalnya.
Keluarga Tn. Sudaryo mengerti bahwa perilaku cuci tangan menggunakan sabun
sebelum dan sesudah makan penting bagi kesehatan, namun mereka jarang
menggunakan sabun hanya menggunakan air dari keran saja.

Tabel 1. 6 Faktor Internal Keluarga Tn. Sudaryo


No Kriteria Permasalahan

- Ny. Kaswina tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga,


1. Aktivitas sehari-hari kegiatan sehari-hari hanya berdiam diri dirumah, dan kadang
menjaga cucunya.

Ny. Kaswina tidak merokok, anak laki-laki nya memiliki


2. Kebiasaan Merokok kebiasaan merokok diluar maupun di dalam rumah, dan
biasanya menghabiskan satu bungkus per hari.

Keluarga Ny. Kaswina jarang sekali berolahraga, hanya


3. Olah raga
berjalan kaki sekitar rumahnya.

Ny. Kaswina memasak sendiri untuk nasi dan kadang sayur-


4. Pola Makan sayuran. Lebih sering membeli lauk pauk daripada memasak
sendiri.

Apabila ada anggota keluarga yang sakit Ny. Kaswina


Pola Pencarian
5. membeli obat di warung namun kalau tidak ada perubahan baru
Pengobatan
berobat ke Puskesmas terdekat.
Tabel 1. 7 Faktor External Keluarga Tn. Sudaryo
No. Kriteria Permasalahan

1. Luas bangunan Luas bangunan rumah 4 m2.

Dalam rumah terdapat 2 lantai dengan 1 ruangan


berada dilantai bawah dan 2 ruangan di lantai
2. Ruangan dalam rumah atas. Ruangan dibawah digunakan untuk
menerima tamu, nonton tv, tidur dan memasak.
Sedangkan lantai digunakan untuk tidur dan
terdapat 1 kamar mandi.

3. Ventilasi Memiliki ventilasi yang kurang.

Tidak terdapat jendela, terdapat 1 buah pintu


yang langsung menghubungkan rumah dengan
4. Pencahayaan
bagian luar rumah, lampu yang digunakan
berjumlah 5 bola lampu sebesar 10 watt

- Sebuah kamar mandi berisi sebuah bak mandi


- Terdapat jamban jongkok dengan leher angsa.
5. MCK
- Ny. Kaswina mencuci pakaian sendiri di
rumah

Air untuk keperluan mandi dan memasak


didapatkan dari tetangga dengan cara dibeli
6. Sumber air karena keluarga Ny. Kaswina tidak
berlangganan air PAM. sedangkan untuk
air minum digunakan air gallon isi ulang.
Terdapat saluran pembuangan limbah cair yang
7. Saluran pembuangan limbah berasal dari tempat mandi yang akan mengalir ke
depan rumah

Sampah dikumpulkan ke di plastik di dalam


8. Tempat pembuangan sampah rumah, baru diserahkan ke TPS dipasar.

9. Lingkungan sekitar rumah Di bagian depan rumah terdapat jalanan kecil


dengan ukuran 1 m. Bagian samping kanan dan
kiri serta belakang rumah berbatasan langsung
No. Kriteria Permasalahan

dengan dinding rumah tetangga.

Area Masalah

Non Medis

1 Rumah kekurangan ventilasi, pencahayaan, dan ruangan.


2 Terlalu banyak anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
3 Lingkungan tempat tinggal terlalu padat, tidak terawat, dan jarak antar rumah terlalu
dekat
4 Rendahnya tingkat pendidikan sehingga berdampak pada rendahnya pengetahuan
tentang rumah yang sehat.
5 Perilaku kebiasaan merokok 1 bungkus setiap hari
Medis
1 Ny. Kaswina memiliki riwayat maag yang sering kambuh
2 Rendahnya pengetahuan dan kesadaran pentingnya ber KB, salah satunya terlihat dari
Ny. Kaswina pernah hamil sebanyak 12 kali dan mempunyai anak sebanyak 8 orang.

1.2.6 Keluarga Ny. Nuraini

Data Dasar Keluarga ibu Nuraini


Keliarga ibu nuraini tinggal di RT/RW 06/04, kelurahan Galur ,
Kecamatan Johar baru , kotamadya Jakarta pusat. Di rumah ini, ibu Nuraini
tinggal dengan suami, tiga orang anak,seorang ayah dan seorang adiknya.
Ibu Nuraini saat ini berusia 42 tahun bekerja sebagai ibu rumah tangga
dengan latar belakang pendidikan terakhir SMP. suami ibu Nuraini bernama
Tn. Sodikin berusia 44 tahun bekerja sebagai buruh bangunan. Pendapatan
rata-rata Tn. Sudaryo saat ini Rp100.000,00- per bulan. Tn. Sodikin
memiliki dua orang anak laki laki dan satu anak perempuan. Anak
pertama bernama Diki yang saat ini berusia 23 tahun ,anak kedua bernama
Echa yang saat ini berusia 18 tahun dan anak ketiga bernama Maryam yang
saat ini berusia 7 tahun . Di rumah Ibu Nuraini juga tinggal seorang adik
perempuan. Adiknya bernama ibu Nurainun yang berusia 32 tahun dengan
latar belakang pendidikan terakhir SMK dan bekerja sebagai karyawan
toko. Perekonomian keluarga berasal dari Tn. Sodikin.

Tabel 1. 8 Data Dasar Keluarga Tn. Sudaryo


Stat
us Jenis U
Nam Pendi- Pekerjaa
Kel Kela si
a Dikan n
uar min a
ga

4
Kep
4
Tn. ala
Laki- ta Buruh
Sodik Kel SMP
laki h bangunan
in uarg
u
a
n

4
2
Ny. Pere Ibu
ta
Nurai Istri mpu SMP rumah
h
ni an tangga
u
n

2
3
Ana
An. Laki- ta Karyawa
k SMP
diki laki h n
ke-1
u
n

1
8
Ana
An. Laki- ta Karyawa
k SMP
Echa laki h n
ke-2
u
n

7
An. Ana Pere ta
Mary k mpu h SD -
am ke-3 an u
n

Ibu Adi Pere 3 SMK Karyawa


Nurai k mpu 2 SD n toko
ta
h
nun ke-1 an u
Tn. kak Laki- n -
Sidik ek laki 8
2

Bangunan Tempat Tinggal


Keluarga Tn. Sodikin tinggal disebuah bangunan rumah di atas tanah
seluas 27 m2. Rumah ini berukuran 3 x 9 terdiri dari dua lantai, lantai
Pertama terdiri dari satu kamar, memiliki satu ventilasi dan satu jendela,
Dapur yang, memiliki ventilasi dan sebuah pintu keluar. Ruang keluarga
yang biasanya digunakan untuk ruang makan, dan menerima tamu,.
Terdapat sebuah kamar mandi, didalamnya terdapat sebuah bak mandi dan
sebuah jamban jongkok. Di lantai dua terdapat 3 kamar, terdapat jendela di
tiap-tiap ruang kamarnya. Di bagian kanan kiri dan belakang rumah Tn.
Sudaryo berbatasan dengan rumah tetangga, Keluarga Tn. Sodikin terbiasa
membuang sampah milik keluarganya di tempat sampah di depan rumah
yang nantinya akan di angkat oleh petugas.

tangg
Kam Kamar
a jendel
ar dapur tidur
man a
di

Kamar
jendel
tidur
a

Kama
Kama
jendel r
r
a tidur
Ruang tidur
tamu

jendel
a
Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Sudaryo berada di lingkungan perumahan padat
penduduk sehingga rumahnya tidak terdapat sisa lahan sebagai halaman.
Disamping kanan kiri dan belakang rumah langsung berbatasan dengan
rumah tetangga. Tn. Sudaryo tidak memiliki halaman di. untuk membuang
limbah cucian keluarga ini membuangnya di aliran got belakang rumah.

Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Sodikin belum pernah
mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami
anggota keluarganya antara lain pusing, pilek,dan batuk. Menurut
penuturan ibu Nuraini, mereka biasanya membawa anggota keluarga yang
sakit ke fasilitas kesehatan . Meraka beranggapan akan lebih murah karena
Seluruh keluarga Tn. Sodikin memiliki kartu BPJS.

Perilaku dan aktivitas sehari-hari


Tn. Sodikin memiliki kebiasaan merokok, tetapi kedua anaknya diki
dan Echa memiliki kebiasaan merokok diluar maupun di dalam rumah.
Keluarga Tn. Sudaryo mengerti bahwa perilaku cuci tangan menggunakan
sabun sebelum dan sesudah makan penting bagi kesehatan, namun mereka
jarang menggunakan sabun hanya menggunakan air dari keran saja.

Tabel 1. 9 Faktor Internal Keluarga Tn. Sodikin


No Kriteria Permasalahan

- Tn. Sodikin bekerja sebagai buruh bangunan..


1. Aktivitas sehari-hari - Ny. Nuraini tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga,
kegiatan sehari-hari hanya mengurus rumah, anak.

Tn. Sodikin merokok, kedua anaknya diki dan Echa memiliki


2. Kebiasaan Merokok
kebiasaan merokok diluar maupun di dalam rumah,.

Ny. Muniroh memasak sendiri untuk nasi dan kadang sayur-


3. Pola Makan sayuran, keluarga ini jarang makan buah buahan biasanya hanya
seminggu sekali.
Pola Pencarian Apabila ada anggota keluarga yang sakit Tn.Sodikin biasanya
5.
Pengobatan membawa anggota keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan

Tabel 1. 10 Faktor External Keluarga Tn. Sodikin


No. Kriteria Permasalahan

1. Luas bangunan Luas bangunan rumah 27 m2.

Dalam rumah terdapat 4 kamar tidur berukuran ,


2. Ruangan dalam rumah
dapur, ruang keluarga, kamar

3. Ventilasi Memiliki ventilasi yang kurang

4. Pencahayaan terdapat jendela, di setiap kamar

- Sebuah kamar mandi berisi sebuah bak mandi


yang sering di kuras minimal 2 kali seminggu
5. MCK - Terdapat jamban jongkok.
- Ny. nuraini mmbuang limbah cucian ke got
belakang rumah..

Air sumur bor untuk mandi dan air PAM untuk


6. Sumber air
minum dan kebutuhan memasak

Terdapat saluran pembuangan limbah cair yang


berasal dari tempat mandi dan dapur yang akan
7. Saluran pembuangan limbah
mengalir ke selokan di depan rumah dan akan
dialirkan ke kali

Sampah dibuang di plastik di dalam rumah, baru


jika sudah banyak di kumpulkan ke tempat
8. Tempat pembuangan sampah
sampah dan rumah yang nantinya akan di angkut
oleh petugas.

Di bagian depan rumah terdapat jalanan kecil


dengan ukuran 1 m. Bagian samping kanan kiri
9. Lingkungan sekitar rumah
dan belakang rumah berbatasan langsung dengan
dinding rumah tetangga,.

Masalah medis :

1 Suspect Tuberkulosis paru Tn. Sidik


2 Kurangnya pengetahuan tentang ventilasi pada keluarga binaan
3 Kbiasaan merokok

Masalah non medis

1 Rendahnya tingkat pendidikan pada kelurga binaan


2 pengetahuan tentang rumah yang sehat
3 Kurangnya pengtahuan tentang pola makan gizi seimbang pada kleuarga binaan

1.2.7 Keluarga Ny. Janah

Data Dasar Keluarga Ny. Janah


Keluarga ini terdiri dari seorang ayah, ibu dan 2 orang anak yang tinggal serumah.
Tn. Zulfa sebagai kepala keluarga berusia 43 tahun. Istrinya, Ny. Janah berusia 38 tahun
dengan latar belakang lulus SMP. Anaknya, An. Adam yang berumur 16 tahun, yang
sekarang sedang belajar pada bangku 2 SMK dan An. Ray yang sekarang sedang belajar
pada bangku 2 SD. Tn. Zulfa bekerja sebagai penjual kurir. Ny. Janah bekerja sebagai ibu
rumah tangga. Keluarga ini memiliki dua orang anak yang berusia 16 tahun dan 8 tahun
yang sedang bersekolah di kelas 2 SMK dan 2 SD.

Tabel 1. 11 Tabel Keluarga Ny. Janah

Status Jenis
No Nama Usia Pekerjaan Pendidikan Penghasilan
Keluarga Kelamin
1 Tn. Zulfa Kepala Laki-laki 43 th Kurir - -
Keluarga
2 Ny. Janah Istri Perempuan 32 th Ibu rumah SMP -
tangga
3 An Adam Anak Laki-laki 16 th Pelajar SMK -
4 An Ray Anak Laki-laki 8 th Pelajar SD -

Bangunan Tempat Tinggal


Keluarga Ny. Janah tinggal di rumah milik pribadi dengan pemukiman yang padat,
dengan luas tanah sekitar 55m2 dan luas bangunan berukuran 2m x 3m. Bangunan tempat
tinggal ini memiliki dua lantai, berlantaikan keramikk dan atap rumah menggunakan
genteng. Rumah Ny.Janah terdiri dari sebuah ruang dilantai bawah yang biasa digunakan
untuk berkumpul keluarga dan menonton tvserta masak dan juga untuk keperluan lainnya.
Dan dilantai dua dengan luas sama dipergunakan untuk tempat beristirahat seluruh
anggota keluarga. Keluarga Ny.Janah menggunakan kamar mandi dan toilet umum yang
bercampur dengan rumah yang ada disekitarnyanya. Keluarga Ny. Janah memiliki
kebiasaan buang sampah yang baik dan memiliki rumah yang tertata rapi.

Lingkungan Pemukiman
Rumah Ny. Janah terletak dipemukiman yang padat penduduk. Dibagian depan
dan bagian kanan terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat rumah tetangga, dan
dibagian kiri terdapat rumah tetangga.

Pola Makan
Keluarga Ny. Janah memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Janah
memasak makanan rumahnya. Contoh menu yang biasa Konsumsi ayam, daging, sayur,
dan buah. Menurut penuturan Ny. Janah keluarga sering mengkonsumsi buah dan sayur
sayuran tetapi anak mereka tidak suka mengkonsumsi ikan. Keluarga Ny. Janah minum
dengan memasak menggunakan air yang dibelinya dari isi ulang galon. Air yang
digunakan untuk memasak makanan menggunakan air galon isi ulang peralatan makan
yang digunakan sebagian terbuat dari kaca dan sebagian lagi terbuat dari plastik.

Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak


Anak pertama Ny.Janah saat balita tidak mendapatkan imunisasi lengkap dan anak
kedua mendapatkan imunisasi lengkap. Ny. Janah menggunakan alat kontrasepsi suntik
tiga bulan sekali.

Kebiasaan Berobat
Jika ada anggota keluarga sakit, Ny. Janah lebih memilih untuk datang langsung ke
praktek dokter umum.

Riwayat Penyakit
Menurut penuturan Ny. Janah keluarga jarang terserang penyakit. Hanya saja An.
Adam anak pertama yang sering demam karena daya tahan tubuh yang kurang baik.
Menurut Ny. Janah itu akibat dari imunisasi yang tidak lengkap saat balita.

Perilaku dan Aktivitas Sehari-hari


Tn. Zulfa merokok sebanyak 1 bungkus per hari, di dalam dan diluar rumah.
Keluarga Ny. Janah mengerti bahwa perilaku cuci tangan menggunakan sabun sebelum
dan sesudah makan penting bagi kesehatan.

Tabel 1. 12 Faktor Internal Keluarga Ny. Janah

No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan Merokok Tn. Zulfa merokok 1 bungkus per hari

2 Olah raga Keluarga Ny. Janah tidak ada yang memiliki


kebiasaan berolahraga.

3 Pola Makan Ny. Janah memasak sendiri untuk makan keluarga,


menu makanan yang sering dimakan adalah sayur
dan ayam.

4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka pergi ke klinik dokter umum.

Keluarga Ny. Janah mengaku sering cuci tangan


5 Perilaku mencuci tangan setelah dan sebelum makan.

Tabel 1. 13 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Janah

No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah 2m x 3m
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah satu ruang untuk keperluan keluarga,
satu kamar tidur, menggunakan kamar mandi dan
toilet umum.
3. Ventilasi Terdapat sedikit ventilasi pada rumah.
5. MCK Keluarga Ny. Janah menggunakan kamar mandi dan
toilet umum.
6. Sumber Air Dalam kesehariannya keluarga Ny. Janah
menggunakan air ledeng atau PDAM di kamar
mandi umum.
7. Saluran pembuangan Air limbah rumah tangga mengukuti pembuangan
limbah limbah kamar mandi umum.
8. Tempat pembuangan Sampah rumah tangga dibuang pada pembuangan
sampah sampah terdekat.

9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah
tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Ny.
Janah kurang terawat terawat.
Masalah Non Medis

1. Kurangnya pencahayaan alami maupun buatan didalam rumah


2. Kurangnya pertukaran udara didalam rumah
3. Kebiasaan merokok pada anggota keluarga

Masalah Medis
1.Anak petama Ny.Janah yang tidak mendapatkan imunisasi yang lengkap

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1 Tinjauan Pustaka

1 Diagnosis dan Intervensi Komunitas


Diagnosis dan intervensi komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan adanya
suatu masalah kesehatan di komunitas atau masyarakat dengan cara pengumpulan data di
lapangan dan kemudian melakukan intervensi sesuai dengan permasalahan yang ada.
Diagnosis dan intervensi komunitas merupakan suatu prosedur atau keterampilan dari ilmu
kedokteran komunitas. Dalam melaksanakan kegiatan diagnosis dan intervensi komunitas
perlu disadari bahwa yang menjadi sasaran adalah komunitas atau sekelompok orang
sehingga dalam melaksanakan diagnosis komunitas sangat ditunjang oleh pengetahuan
ilmu kesehatan masyarakat (epidemiologi, biostatistik, metode penelitian, manajemen
kesehatan, promosi kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan
gizi).
2 Konsep Perilaku
1 Pengertian Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2011), merumuskan
bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini
disebut teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respon.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua :
1 Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung
atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2 Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek,
yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

2 Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus


atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan,
makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat di
klasifikasikan menjadi 3 kelompok (Notoatmodjo, 2003) :
1 Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance)
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
2 Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau sering
disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior)
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita
penyakit dan atau kecelakaan.
3 Perilaku kesehatan lingkungan
Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
sosial budaya, dan sebagainya.

3 Domain Perilaku

Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1967,
teori ini lebih memperhatikan hubungan antara kepercayaan yang berhubungan dengan
perilaku & norma, sikap, tujuan, dan perilaku. Pada tahun 1967, TRA mengalami
perkembangan (oleh Fishbein) yaitu sebuah usaha untuk mengerti/ memahami hubungan
antara sikap dan perilaku. Banyak studi sebelumnya dari hubungan ini yang menemukan
secara relative korespondensi yang rendah di antara sikap - sikap dan perilaku, serta
beberapa teori yang bertujuan menghapuskan sikap sebagai sebuah factor yang
mendasari perilaku.
Theory of Reasoned Action mengambil sebuah rangkaian sebab musabab yang
menghubungkan kepercayaan yang berhubungan dengan perilaku dan keyakinan norma
untuk tujuan yang berhubungan dengan perilaku dan tingkah laku, melalui sikap dan
norma subjektif. Ukuran dari komponen model dan hubungan sebab musabab di antara
komponen yang ditentukan dengan jelas. Semua tipe ukuran menggunakan 5 atau 7 titik
skala.
Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan
pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari :

1 Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak
mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap
masalah yang dihadapi.

Faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :


a Faktor Internal
Merupakan faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat dan kondisi
fisik.
b Faktor Eksternal
Merupakan faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, atau sarana.
c Faktor pendekatan belajar
Merupakan faktor yang berhubungan dengan upaya belajar, misalnya strategi dan
metode dalam pembelajaran.

Ada enam tingkatan domain pengetahuan yaitu :


1 Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
2 Memahami (Comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3 Aplikasi
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi dan kondisi yang sebenarnya.
4 Analisis
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen - komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada
kaitannya dengan yang lain.
5 Sintesa
Sintesa menunjukan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian - bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru.
6 Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi / objek.

2 Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga
komponen pokok :
a Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek
b Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :

a Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (obyek).
b Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah
suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
merupakan sikap yang paling tinggi.

3 Praktik atau tindakan (practice)


Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung
atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor
dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :
a Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
b Respon terpimpin (guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.
c Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai praktik
tingkat tiga
d Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan wawancara


terhadap kegiatan - kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang
lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan
mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
Menurut penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni:
1 Kesadaran (awareness)
Di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap
stimulus (objek)
2 Tertarik (interest)
Di mana orang mulai tertarik pada stimulus
3 Evaluasi (evaluation)
Menimbang - nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.Hal
ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4 Mencoba (trial)
Di mana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5 Menerima (Adoption)
Di mana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan
sikapnya terhadap stimulus.

4 Asumsi Determinan Perilaku

Menurut Spranger, membagi kepribadian manusia menjadi 6 macam nilai


kebudayaan. Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai budaya yang
dominan pada diri orang tersebut. Secara rinci perilaku manusia sebenarnya merupakan
refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat,
motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya.
Namun demikian realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala kejiwaan
tersebut dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah pengalaman, keyakinan,
sarana/fasilitas, sosial budaya dan sebagainya. Beberapa teori lain yang telah dicoba
untuk mengungkap faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku khususnya
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain :
1 Teori WHO (1984)
WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :
1 Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan,
persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek (objek
kesehatan).
a Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
b Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek.
Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu.
c Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap
sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat.
Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek
lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud
di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti
oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau
tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya
pengalaman seseorang.
2 Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka
apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.
3 Sumber - sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga dan
sebagainya.
4 Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber di dalam
suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada
umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama
dan selalu berubah, baik lambat ataupun cepat sesuai dengan peradapan umat
manusia

2 Theory of Reasoned Action (TRA)


Teori ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1967, teori ini lebih
memperhatikan hubungan antara kepercayaan yang berhubungan dengan perilaku &
norma, sikap, tujuan, dan perilaku. Pada tahun 1967, TRA mengalami perkembangan
(oleh Fishbein) yaitu sebuah usaha untuk mengerti/ memahami hubungan antara sikap
dan perilaku. Banyak studi sebelumnya dari hubungan ini yang menemukan secara
relative korespondensi yang rendah di antara sikap - sikap dan perilaku, serta
beberapa teori yang bertujuan menghapuskan sikap sebagai sebuah factor yang
mendasari perilaku.
Theory of Reasoned Action mengambil sebuah rangkaian sebab musabab yang
menghubungkan kepercayaan yang berhubungan dengan perilaku dan keyakinan
norma untuk tujuan yang berhubungan dengan perilaku dan tingkah laku, melalui
sikap dan norma subjektif. Ukuran dari komponen model dan hubungan sebab
musabab di antara komponen yang ditentukan dengan jelas. Semua tipe ukuran
menggunakan 5 atau 7 titik skala.

3 Teori Lawrence Green (1980)


Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat
kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor
perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behavior causes). Faktor
perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :
1 Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai - nilai dan sebagainya.
2 Faktor pendorong (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik,
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, alat - alat steril dan sebagainya.
3 Faktor pendukung (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari
perilaku masyarakat

4 Teori Snehandu B. Kar (1983)


Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku
merupakan fungsi dari :
1 Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan
kesehatannya (behavior itention)
2 Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support)
3 Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan
(accesebility of information)
4 Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau
keputusan (personal au`tonomy)
5 Situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation).

2 Pengertian Rumah Sehat

Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan


terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
Menurut WHO rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung,
dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya
baik untuk kesehatan keluarga dan individu.
Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang dapat
meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut melibatkan
pendekatan sosiologis dan teknis pengelolaan faktor risiko dan berorientasi pada
lokasi, bangunan, kualifikasi, adaptasi, manajemen, penggunaan dan pemeliharaan
rumah di lingkungan sekitarnya.
Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan
pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya. Prasarana lingkungan adalah
kelengkapan dasar fisik lingkungna yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat
berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang
menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh
anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu keberadaan
perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan
kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik5.
Jadi sanitasi perumahan adalah menciptakan keadaan lingkungan perumahan yang
baik atau bersih untuk kesehatan.

2.2 Syarat-Syarat Rumah Sehat


Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi
dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan dan
masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan. Persyaratan kesehatan
perumahan yang meliputi persyaratan lingkungan perumahan dan pemukiman serta
persyaratan rumah itu sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan perumahan
berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan
masyrakat.
Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut keputusan
Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter
sebagai berikut:
1. Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran
lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa dan sebagainya.
b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau
bekas tambang
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur
pendaratan penerbangan.

2. Kualitas Udara
Kualitas udara di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beradun dan
memenuhi syarat baik mutu lingkungan sebagai berikut:
a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi
b. Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3
c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm
d. Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari

3. Kebisingan dan Getaran


a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A
b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik

4. Kualitas Tanah di Daerah Perumahan dan Pemukiman


a. Kandungan timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
d. Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1mg/kg

5. Prasarana dan Sarana Lingkungan


a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi
yang aman dari kecelakaan.
b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit
c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak
mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan
penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan
tidak menyilaukan mata.
d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas yang memenuhi
persyaratan kesehatan
e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi syarat
kesehatan
f. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja,
tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian dan lain sebagainya.
g. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya
h. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi
makanan yang dapat menimbulkan keracunan.

6. Vektor Penyakit
a. Indeks lalat harus memenuhi syarat
b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%

7. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga
berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut (PPM
& PL, 2002) :
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang
gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar
matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan
jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.

Rumah yang sehat harus dapat mencegah dan mengurangi resiko kecelakaan seperti
terjatuh, keracunan dan kebakaran (APHA). Beberapa aspek yang harus diperhatikan
dalam kaitan dengan hal tersebut antara lain :
1. Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
2. Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api
3. Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun dan gas
4. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan kecelakaan
mekanis dapat terhindari.

2.2.1 Parameter Penilaian Rumah Sehat


Lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap kelompok komponen rumah,
sarana sanitasi dan perilaku penghuni, sebagai berikut :
1. Kelompok komponen rumah, meliputi :
a. Langit-langit
b. Dinding
c. Lantai
d. Jendela kamar tidur
e. Jendela ruang keluarga dan ruang tamu
f. Ventilasi
g. Sarana pembuangan asap dapur
h. Pencahayaan
2. Kelompok sarana sanitasi, meliputi :
a. Sarana Air Bersih
b. Sarana Pembuangan Kotoran
c. Sarana Pembuangan Air Limbah
d. Sarana Pembuangan Sampah

3. Kelompok Perilaku Penghuni


a. Membuka jendela kamar tidur
b. Membuka jendela ruang keluarga
c. Membersihkan rumah dan halaman
d. Membuang tinja bayi dan balita ke jamban
e. Membuang sampah pada tempat sampah
2.2.2 Cara Penilaian Rumah Sehat
1. Penilaian rumah
Penilaian rumah perlu ditentukan nilai minimum yang memenuhi kriteria sehat dan
bobot pada kelompok komponen rumah, sarana sanitasi dan perilaku penghuni.
Nilai minimum yang memenuhi kriteria sehat pada masing-masing parameter adalah
sebagai berikut :
a. Nilai minimum dari kelompok komponen rumah adalah :
1) Langit-langit = 2
2) Dinding = 2
3) Lantai = 2
4) Jendela kamar tidur = 1
5) Jendela ruang keluarga = 1
6) Ventilasi = 1
7) Sarana pembuangan asap dapur = 2
8) Pencahayaan = 2
b. Nilai minimum dari kelompok sarana sanitasi adalah :
1) Sarana air bersih ( SGL/SPT/PP/KU/PAH) = 3
2) Jamban ( sarana pembuangan kotoran ) = 2
3) Sarana pembuangan air limbah ( SPAL ) = 2
4) Sarana pembuangan sampah = 2

c. Perilaku
Untuk perilaku tetap dikenakan nilai maksimum karena perilaku sangat berperan
untuk mencapai rumah sehat.
2. Pemberian Nilai
a. Komponen rumah
1) Langit-langit
0 = Tidak ada
1 = Ada, kotor dan rawan kecelakaan
2 = Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan
2) Dinding
1 = Bukan tembok ( terbuat dari anyaman bambu atau ilalang )
2 = Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak kedap air
3 = Permanen ( tembok, pasangan batu bata atau batu yang diplester), papan kedap
air.
3) Lantai
0 = Tanah
1 = Papan/anyaman bambu yang dekat dengan tanah/plesteran yang retak/ berdebu
2 = Diplester/ubin/keramik/papan/rumah panggung
4) Jendela kamar tidur
0 = Tidak ada
1 = Ada
5) Jendela ruang keluarga
0 = Tidak ada
1 = Ada

6) Ventilasi
0 = Tidak ada
1 = Ada, tetapi luasnya < 10% luas lantai
2 = Ada, luas ventilasi 10% luas lantai
7) Sarana pembuangan asap dapur
0 = Tidak ada
1 = Ada, luas tabung ventilasi/asap dapur 10% dari luas lantai dapur
2 = Ada, dengan lubang ventilasi 10% luas lantai dapur ( asap keluar dengan
sempurna atau ada exhaust fan atau ada peralatan lain yang sejenis )
8) Pencahayaan
0 = Tidak terang, tidak bisa dipergunakan untuk membaca
1 = Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca normal
2 = Terang dan tidak silau sehingga dapa dipergunakan untuk membaca dengan
normal

b. Sarana Sanitasi
1) Sarana Air Bersih ( SGL/SPT/PP/KU )
0 = Tidak ada
1 = Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan
2 = Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan
3 = Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan
4 = Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan

2) Jamban ( Sarana Pembuangan Kotoran )


0 = Tidak ada
1 = Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sungai/kolam
2 = Ada, bukan leher angsa ada tutup ( leher angsa ), disalurkan ke sungai/kolam
3 = Ada, bukan leher angsa ada tutup, septic tank
4 = Ada, leher angsa, septic tank
3) Sarana Pembuangan Air Limbah ( SPAL )
0 = Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman rumah
1 = Ada, diresapkan mencemati sumber air ( jarak dengan sumber air < 10 m)
2 = Ada, dialirkan ke selokan terbuka
3 = Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air ( jarak dengan sumber air 10
m)
4 = Ada, dialirkan ke selokan tertutup ( saluran kota ) untuk diolah lebih lanjut
4) Sarana Pembuangan Sampah ( Tempat Sampah)
0 = Tidak ada
1 = Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup
2 = Ada, kedap air dan tidak tertutup
3 = Ada, kedap air dan bertutup

c. Perilaku Penghuni
1) Membuka jendela kamar tidur
0 = Tidak pernah dibuka
1 = Kadang-kadang
2 = Setiap hari dibuka

2) Membuka jendela ruang keluarga


0 = Tidak pernah dibuka
1 = Kadang-kadang
2 = Setiap hari dibuka
3) Membersihkan rumah dan halaman
0 = Tidak pernah
1 = Kadang-kadang
2 = Setiap hari
4) Membuang tinja bayi dan balita ke jamban
0 = Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan
1 = Kadang-kadang dibuang ke jamban
2 = Setiap hari di buang ke jamban
5) Membuang sampah pada tempat sampah
0 = Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan
1 = Kadang-kadang dibuang ke jamban
2 = Setiap hari di buang ke jamban
Untuk penjelasan selanjutnya dapat kami uraikan sebagai berikut:
Hasil Penilaian Rumah = Nilai x Bobot

Hasil penilaian rumah didapat :


1. Rumah Sehat = 1068 1200
2. Rumah Tidak Sehat = < 1068
3. Pembobotan
Pembobotan terhadap kelompok rumah, kelompok sarana sanitasi dan kelompok
perilaku penghuni berdasarkan teori Bloom, dimana diinterpretasikan terhadap :
a. Lingkungan = 45%
b. Perilaku = 35%
c. Pelayanan Kesehatan = 15%
d. Keturunan = 5%
Dalam hal rumah sehat prosentase Pelayanan Kesehatan dan Keturunan diabaikan,
sedangkan untuk penilaian Lingkungan dan Perilaku dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pemberian bobot penilaian rumah diberikan pada masing-masing indikator :
a. Bobot komponen rumah = 31 (25/80 x 100% = 31,25)
b. Bobot Sarana Sanitasi = 25 (20/80 x 100% = 25)
c. Bobot Perilaku Penghuni = 44 (35/80 x 100% = 43,75)

2.3 Komponen Rumah Sehat


Komponen rumah sehat meliputi:
1. Langit-langit
Di bawah kerangka atap atau kuda-kuda biasanya dipasang penutup yang disebut
langit-langit yang tujuannya antara lain
a. untuk menutup seluruh konstruksi atap dan kuda-kuda penyangga, agar tidak
terlihat dari bawah, sehingga ruangan terlihat rapi dan bersih
b. untuk menahan debu yang jatuh dan kotoran yang lain juga menahan tetesan air
hujan yang menembus melalui celah-celah atap
c. untuk membuat ruangan antara yang berguna sebagai penyekat sehingga panas
atas tidak mudah menjalar kedalam ruangan dibawahnya.
Adapun persyaratan untuk langit-langit yang baik adalah :
a. langit-langit harus dapat menahan debu dan kotoran lain yang jatuh dari atap,
b. langit-langit harus menutup rata kerangka atap kuda-kuda penyangga dengan
konstruksi bebas tikus
c. tinggi langit-langit sekurang-kurangnya 2,40 dari permukaan lantai kecuali,
d. dalam hal langit-langit/kasau-kasaunya miring sekurang-kurangnya mempunyai
tinggi rumah 2,40 m dan tinggi ruang selebihnya pada titik terendah titik kurang dari
1,75 m, dan
e. ruang cuci dan ruang kamar mandi diperbolehkan sekurang-kurangnya sampai
2,40 m.

2. Dinding
Adapun syarat-syarat untuk dinding antara lain :
a. Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri, beban tekanan angin
dan bila sebagai dinding pemikul harus pula dapat memikul beban diatasnya,
b. Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat air sekurang-
kurangnya 15 cm dibawah permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai bangunan,
agar air tanah tidak dapat meresap naik keatas, sehingga dinding tembok terhindar
dari basah dan lembab dan tampak bersih tidak berlumut, dan
c. Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang dari 1 m dapat
diberi susunan batu tersusun tegak di atas batu, batu tersusun tegak di atas lubang
harus di pasang balok lantai dari beton bertulang atau kayu awet.
Untuk memperkuat berdirinya tembok bata digunakan rangka pengkaku yang
terdiri dari plester-plester atau balok beton bertulang setiap luas 12 meter.

3. Lantai
Lantai harus cukup kuat untuk menahan beban diatasnya. Bahan untuk lantai biasanya
digunakan ubin, kayu plesteran, atau bambu dengan syarat-syarat tidak licin, stabil
tidak lentur waktu diinjak, tidak mudah aus, permukaan lantai harus rata dan mudah
dibersihkan. Macam-macam lantai :
a. Lantai tanah stabilitas.
Lantai tanah stabilitas terdiri dari tanah, pasir, semen, dan kapur. Contoh : tanah
tercampur kapur dan semen. Untuk mencegah masuknya air kedalam rumah
sebaiknya lantai dinaikkan 20 cm dari permukaan tanah
b. Lantai papan
Pada umumnya lantai papan dipakai di daerah basah/rawa. Yang perlu diperhatikan
dalam pemasangan lantai adalah :
1) Sekurang-kurangnya 60 cm di atas tanah dan ruang bawah tanah harus ada aliran
tanah yang baik.
2) Lantai harus disusun dengan rapid an rapat satu sama lain, sehingga tidak ada
lubang-lubang ataupun lekukan dimana debu bisa bertepuk. Lebih baik jika lantai
seperti ini dilapisi dengan perlak atau kampal plastik ini juga berfungsi sebagai
penahan kelembaban yang naik dari di kolong rumah.
3) Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang tahan air dan rayap serta
untuk konstruksi di atasnya agar lantai kayu yang telah dikeringkan dan diawetkan.
c. Lantai ubin
Lantai ubin adalah lantai yang terbanyak digunakan pada bangunan perumahan karena
lantai ubin murah/tahan lama, dapat mudah dibersihkan dan tidak dapat mudah
dirusak rayap.

4. Jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang tamu


Jendela dibuka pada siang hari agar cahaya matahari dapat masuk dan udara dapat
berputar sehingga akan memperkecil resiko penularan penyakit infeksi. Untuk
memperoleh jumlah cahaya matahari pada pagi hari secara optimal sebaiknya jendela
kamar tidur menghadap ke timur. Luas jendela yang baik paling sedikit mempunyai
luas 10-20% dari luas lantai. Apabila luas jendela melebihi 20% dapat menimbulkan
kesilauan dan panas, sedangkan sebaliknya kalau terlalu kecil dapat menimbulkan
suasana gelap dan pengap.
Dalam ruang kediaman, sekurang-kurangnya terdapat satu atau lebih banyak
jendela/lubang yang langsung berhubungan dengan udara dan bebas dari rintangan-
rintangan, jumlah luas bersih jendela/lubang itu harus sekurang-kurangya sama 1/10
dari luas lantai ruangan, dan setengah dari jumlah luas jendela/lubang itu harus dapat
dibuka. Jendela/lubang angin itu harus meluas kearah atas sampai setinggi minimal
1,95 di atas permukaan lantai. Diberi lubang hawa atau saluran angin pada ban atau
dekat permukaan langit-langit ( ceiling ) yang luas bersihnya sekurang-kurangnya 5%
dari luas lantai yang bersangkutan. Pemberian lubang hawa/saluran angin dekat
dengan langit-langit beguna sekali untuk mengeluarkan udara panas dibagian atas
dalam ruangan.
Ketentuan luas jendela/lubang angin tersebut hanya sebagai pedoman yang umum dan
untuk daerah tertentu hanya sebagai pedoman yang umum dan untuk daerah tertentu,
harus disesuaikan dengan keadaan iklim daerah tersebut. Untuk daerah pegunungan
yang berhawa dingin dan banyak angin, maka luas jendela/lubang angin dapat
dikurangi sampai dengan 1/20 dari luas ruangan. Sedangkan untuk daerah pantai laut
dan daerah rendah yang berhawa panas dan basah, maka jumlah luas bersih jendela,
lubang angin harus diperbesar dan dapat mencapai 1/5 dari luas lantai ruangan.

5. Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam suatu ruangan dan
pengeluaran udara kotoran suatu ruangan tertutup baik alamiah maupun secara
buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang
dapat merugikan kesehatan manusia pada suatu ruangan kediaman yang tertutup atau
kurang ventilasi.
Pengaruh-pengaruh buruk itu adalah ( Sanropie, 1989 ) :
a. Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman,
b. Bertambahnya kadar asam karbon ( CO2 ) dari pernafasan manusia,
c. Bau pengap yang dikeluarkan oleh kulit, pakaian dan mulut manusia
d. Suhu udara dalam ruang ketajaman naik karena panas yang dikeluarkan oleh
badan manusia dan
e. Kelembaban udara dalam ruang kediaman bertambah karena penguapan air dan
kulit pernafasan manusia.
Dengan adanya ventilasi silang ( cross ventilation ) akan terjamin adanya gerak udara
yang lancar dalam ruang kediaman. Caranya ialah dengan memasukkan kedalam
ruangan udara yang bersih dan segar melalui jendela atau lubang angin di dinding,
sedangkan udara kotor dikeluarkan melalui jendela/lubang angin di dinding yang
berhadapan. Tetapi gerak udara ini harus dijaga jangan sampai terlalu besar dan keras
karena gerak angina atau udara angin yang berlebihan meniup badan seseorang, akan
mengakibatkan penurunan suhu badan secara mendadak dan menyebabkan jaringan
selaput lendir kan berkurang sehingga mengurangi daya tahan pada jaringan dan
memberikan kesempatan kepada bakteri-bakteri penyakit berkembang biak, dan
selanjutnya menyebabkan gangguan kesehatan, yang antara lain : masuk angin, pilek
atau kompilasi radang saluran pernafasan. Gejala ini terutama terjadi pada orang yang
peka terhadap udara dingin. Untuk menghindari akibat buruk ini, maka jendela atau
lubang ventilasi jangan terlalu besar/banyak, tetapi jangan pula terlalu sedikit.
Jika ventilasi alamiah untuk pertukaran udara dalam ruangan kurang memenuhi
syarat, sehingga udara dalam ruangankyrang memenuhi syarat, sehingga udara dalam
ruangan akan berbau pengap, maka diperlukan suatu sistem pembaharuan mekanis.
Untuk memperbaiki keadaan ruang dalam ruangan, system mekanis ini harus bekerja
terus menerus selama ruangan yang dimaksud digunakan. Alat mekanis yang biasa
digunakan/dipakai untuk sistem pembaharuan udara mekanis adalah kipas angin
( ventilating, fan atau exhauster ), atau air conditioning.

6. Sarana pembuangan asap dapur


Harus memiliki tempat pembuangan asap dapur seperti cerobong asap atau terdapat
ventilasi yang sesuai untuk penyaluran asap pada saat memasak di dapur.

7. Pencahayaan
Sanropie ( 1989 ) menyatakan bahwa cahaya yang cukup kuat untuk penerangan di
dalam rumah merupakan kebutuhan manusia. Penerangan ini dapat diperoleh dengan
pengaturan cahay buatan dan cahaya alam.
a. Pencahayaan alamiah
Pencahayaan alamiah diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruanagn
melalui jendela celah-celah atau bagian ruangan yang terbuka. Sinar sebaiknya tidak
terhalang oleh bangunan, pohon-pohon maupun tembok pagar yang tinggi. Kebutuhan
standar cahaya lami yang memenuhi syarat kesehatan untuk kamar keluarga dan
kamar tidur menurut WHO 60-120 Lux. Suatu cara untuk menilai baik tau tidaknya
penerangan alam yang terdapat dalam rumah, adalah sebagai berikut :
1) baik, bila jelas membaca koran dengan huruf kecil;
2) cukup, bila samar-samar bila membac huruf kecil ;
3) kurang, bila hanya huruf besar yang terbaca dan
4) buruk, bila sukar membaca huruf besar.
Pemenuhan kebutuhan cahaya untuk penerangan alamiah sangat ditentukan oleh letak
dan lebar jendela.
b. Pencahayaan buatan
Untuk penerangan pada rumah tinggal dapat diatur dengan memilih sistem
penerangan dengan suatu pertimbangan hendaknya penerangan tersebut dapat
menumbuhkan suasana rumah yang lebih menyenangkan. Lampu Flouresen ( neon )
sebagai sumber cahaya dapat memenuhi kebutuhan penerangan karena pada kuat
penerangan yang relative rendah mampu menghasilkan cahaya yang bila
dibandingkan dengan penggunaan lampu pijar. Bila ingin menggunakan lampu pijar
sebaiknya dipilih yang warna putih dengan dikombinasikan beberapa lampu neon.
Untuk penerangan malam hari dala ruangan terutama untuk ruang baca dan ruang
kerja, penerangan minimum adalah 150 Lux sama dengan 10 watt lampu TL, atau 40
watt dengan lampu pijar.

2.4 Sarana Sanitasi Rumah


Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yangmenyebabkan
masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air bersih dan sanitasi
dasar. Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang sangat besar, sebaran
penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah Indonesia, keterbatasan sumber
pendanaan. Pemerintah selama ini belum menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi
sebagai prioritas dalam pembangunan. Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah
kualitas dan kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata
guna lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air. Selain itu,
meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi.

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat dapat
menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan. Diare merupakan
penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat mengakibatkan
produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak sekolah, disamping itu
masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti DBD, malaria, pes, dan filariasis
.
1. Sarana Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum
adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maks 500 mg/l)
c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)

2. Jamban dan Pembuangan Tinja


Angka kesakitan penyakit diare di Indonesia masih tinggi. Salah satu penyebab
tingginya angka kejadian diare adalah rendahnya cakupan penduduk yang
memanfaatkan sarana air bersih dan jamban serta PHBS yang belum memadai.
Menurut data dari 200.000 anak balita yang meninggal karena diare setiap tahun di
Asia, separuh di antaranya adalah di Indonesia.
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat antara lain
sebagai berikut :
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air
atau sumur, jarak jamban > 10 m dari sumur dan bila membuat lubang jamban jangan
sampai dalam lubang tersebut mencapai sumber air.
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain. Kotoran manusia yang
dibuang harus tertutup rapat.
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benarbenar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.
f. Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
Ada 4 cara pembuangan tinja yaitu:
a. Pembuangan tinja di atas tanah, pada cara ini tinja dibuang begitu saja di atas
permuakaan tanah, halaman rumah, di kebun, di tepi sungai dan sebagainya. Cara
demikian tentu sama sekali tidak dianjurkan, karena dapat mengganggu kesehatan.
b. Kakus lubang gali (pit pravy), cara ini merupakan salah satu yang paling
mendekati persyaratan yang harus dipenuhi. Tinja dikumpulkan di dalam tanah dan
lubang di bawah tanah, umumnya langsung terletak di bawah 90 cm = kedalaman
sekitar 2,5 m. Dinidngnya diperkuat dengan batu, dapat ditembok ataupun tidak,
macam kakus ini hanya baik digunakan di tempat di mana air tanah letaknya dalam.
c. Kakus air (aqua privy), cara ini hampir mirip dengan kakus lubang gali, hanya
lubang kakus dibuat dari tangki yang kedap air yang berisi air, terletak langsung di
bawah tempat jongkok. Cara kerjanya merupakan peralihan antara lubang kakus
dengan septic tank. Fungsi dari tank adalah untuk menerima, menyimpan,
mencernakan tinja serta melindunginya dari lalat dan serangga lainnya. Bentuk bulat,
bujur sangkar atau empat persegi panjang diletakkan vertikal dengan diameter antara
90 120 cm.
d. Septic Tank, merupakan cara yang paling memuaskan dan dianjurkan diantara
pembuangan tinja dan dari buangan rumah tangga. Terdiri dari tangki sedimentasi
yang kedap air dimana tinja dan air ruangan masuk dan mengalami proses
dekomposisi. Di dalam tangki, tinja akan berada selama 1-3 minggu tergantung
kapasitas tangki.
Pembuangan tinja yang buruk sekali berhubungan dengan kurangnya penyediaan air
bersih dan fasilitas kesehatan lainnya. Kondisi-kondisi demikian ini akan berakibat
terhadap serta mempersukar penilaian peranan masing-masing komponen dalam
transmisi penyakit namun sudah diketahui bahwa terhadap hubungan antara tinja
dengan status kesehatan. Hubungan keduanya dapat bersifat langsung ataupun tak
langsung. Efek langsung misalnya dapat mengurangi insiden penyakit tertentu yang
dapat ditularkan karena kontaminasi dengan tinja, misalnya thypus abdominalis,
kolera dan lain-lain, sedanngkan hubungan tak langsung dari pembuangan tinja ini
bermacam-macam, tetapi umumnya berkaitan dengan komponen-komponen lain
dalam sanitasi lingkungan.

3. Sarana Pembuangan Air Limbah


Buruknya kualitas sanitasi juga tercermin dari rendahnya persentase penduduk yang
terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerag system). Pegolahan air
limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran air
limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang
cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaraan air limbah tersebut.
Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya
dukungnya, sehingga air limbah perlu dibuang.
Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain sebagai berikut:
a. Pengenceran
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian
baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi, dengan makin bertambahnya penduduk,
yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang
harus dibuang terlalu banyak, dan diperluka air pengenceran terlalu banyak pula,
maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan
kerugian lain, diantaranya : bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap
ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan
air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnnya dapat menimbulkan
banjir.
b. Kolam Oksidasi
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang
(algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan
kedalam kolam berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding
dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari
daerah pemukiman, dan didaerah yang terbuka, sehingga memungkinkan
memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
c. Irigasi
Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali, dan air akan merembes masuk
kedalam tanah melalui dasar dan dindindg parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air
buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan
sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air
limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainya
dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh
tanam-tanaman.

4. Sarana Pembuangan Sampah


Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia, yang keberadaannya banyak
menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik. Apabila dibuang dengan
cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Apabila dibakar akan menimbulkanpengotoran udara. Kebiasaan
membuang sampah disungai dapat mengakibatkan pendangkalan sehingga
menimbulkan banjir. Dengan demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat
menjadi sumber pencemar pada tanah, badan air dan udara.
Berdasarkan asalnya, sampah digolongkan dalam dua bagian yakni sampah organik
( sampah basah ) dan sampah anorganik ( sampah kering ). Pada tingkat rumah tangga
dapat dihasilkan sampah domestik yang pada umumnya terdiri dari sisa makanan,
bahan dan peralatan yang sudah tidak dipakai lagi, bahan pembungkus, kertas, plastik,
dan sebagainya.
Teknik pengelolaan sampah yang baik diantaranya harus memperhatikan faktor-aktor
sebagai berikut :
a. Penimbulan sampah
b. Penyimpanan sampah
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
d. Pengangkutan
e. Pembuangan.
Agar sampah tidak membahayakan kesehatan manusia, maka perlu pengaturan
pembuangannya, seperti penyimpanan sampah yaitu tempat penyimpanan sementara
sebelum sampah tersebut dikumpulkan untuk diangkut serta dibuang (dimusnahkan).
Untuk tempat sampah tiap-tiap rumah isinya cukup 1 m3. Tempat sampah janganlah
ditempatkan di dalam rumah atau pojok dapur, karena akan menjadi gudang makanan
bagi tikus-tikus sehingga rumah banyak tikusnya.
Adapun syarat tempat sampah adalah sebagai berikut :
a. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, kuat sehingga tidak mudah bocor,
kedap air.
b. Tempat sampah harus mempunyai tutup, tetapi tutup ini dibuat sedemikian rupa
sehingga mudah dibuka, dikosongkan isinya serta mudah dibersihkan. Sangat
dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori tangan.
c. Ukuran tempat sampah sedemikian rupa sehingga mudah diangkat oleh satu
orang atau ditutup.
d. Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang-binatang
lainnya seperti tikus, ayam, kucing dan sebagainya.
2.5 Penyakit Berbasis Lingkungan
Penyakit adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi dan /atau morfologi
suatu organ dan/atau jar tubuh.
Lingkungan adalah segala sesuatu yg ada disekitarnya (benda hidup, mati, nyata,
abstrak) serta suasana yg terbentuk karena terjadi interaksi antara elemen-elemen di
alam tersebut.
Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi
atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan
segala sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.
Faktor lingkungan sangat erat kaitannya dengar kesehatan Manusia itu sendiri.
Dimana udara, air, tanah, hewan yang ada di lingkungan kita sendiri merupakan faktor
yang bisa menyebabkan penyakit ketika hal tersebut tidak di kelola dengan baik dana
kan menyebabkan adanya ke tidak seimbangan sehigga hal tersebut dapat
mengakibatkan ternyadinya penyakit.
1. ISPA
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, istilah ini
diadaptasidari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI).
Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran
nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk
jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Penyakit ISPA
merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh
anak masih rendah. Kejadian psenyakit batuk pilek pada balita di Indonesia
diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat
serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Istilah ISPA meliputi tiga
unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dimana pengertiannya sebagai
berikut :
a. Infeksi
Adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang
biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
b. Saluran pernafasan
Adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti
sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
c. Infeksi Akut
Adalah Infeksi yang langsung sampai dengan 14 hari. batas 14 hari diambil untuk
menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan
dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan
bagian bawah (termasuk jaringan paru paru) dan organ adneksa saluran pernafasan.
dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract).
Sebagian besar dari infeksi saluran pernafasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek
dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik,namun demikian anak akan
menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat
mengakibatkan kematian. Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit
ISPA dalam 2 golongan yaitu :
a. ISPA non- Pneumonia : dikenal masyarakat dengan istilah batuk pilek
b. Pneumonia : apabila batuk pilek disertai gejala lain seperti kesukaran bernapas,
peningkatan frekuensi nafas (nafas cepat).
Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh membran mukosa
bersilia, udara yang masuk melalui rongga hidung disaring, dihangatkan dan
dilembabkan. Partikel debu yang kasar dapat disaring oleh rambut yang terdapat
dalam hidung, sedangkan partikel debu yang halus akan terjerat dalam lapisan
mukosa. Gerakan silia mendorong lapisan mukosa ke posterior ke rongga hidung dan
ke arah superior menuju faring.
Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat
menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti
sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan
pencemar. Produksi lendir akan meningkat sehingga menyebabkan penyempitan
saluran pernafasan dan rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan. Akibat
dari hal tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas sehingga benda asing tertarik
dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan, hal ini akan
memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernafasannya.

2. DIARE
Diare adalah penyakit yang menyerang saluran pencernaan yang gejala klinisnya
buang air besar lembek atau cair dengan frekuensi lebih dari biasanya (diare klinis)
dan kadang ada yang disertai darah sebagai bercak coklat atau merah (diare berdarah)
dan paling sering disebabkan oleh bakteri E. Coli. Penyebab tidak langsungnya adalah
hygiene peseorangan yang kurang terjaga, seperti makan tidak cuci tangan,
menggunakan air sungai untuk berbagai keperluan dan lain-lain.

3. TBC
Penyakit TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium
tuberculocis, yang masih keluarga besar genus Mycrobacterium. Dari anggota
keluarga Mycrobacteriumyang diperkirakan lebih dari 30, hanya 3 yang dikenal
bermasalah dengan kesehatan masyarakat.
Mereka adalah Mycrobacterium tuberculocis, M.bovisyang terdapat pada susu sapi
yang tidak dimasak, dan M.leprae yang menyebabkan penyakit kusta.
Mycrobacterium tuberculocis berbentuk batang, berukuran panjang 1-4 mikron dan
tebal 0,3-0,6 mikron, tahan terhadap pewarnaan yang asam sehingga disebut dengan
Bakteri Tahan Asam (BTA). Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak dan lipid
yang membuat lebih tahan asam. Bisa hidup bertahun-tahun. Sifat lain adalah bersifat
aerob, lebih menyukai jaringan kaya oksigen terutama pada bagianapical posterior.
Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi ada juga yang menyerang organ
lain dalam tubuh. Secara khas kuman membentuk granuloma dalam paru dan
menimbulkan kerusakan jaringan (nerkosis).
Penularan TB dikenal melalui udara, terutama pada udara tertutup seperti udara dalam
rumah yang pengap dan lembab, udara dalam pesawat terbang, gedung pertemuan,
dan kereta api berpendingin. Prosesnya tentu tidak secara langsung, menghirup udara
bercampur bakteri TB lalu terinfeksi, lalu menderita TB, tidak demikian. Masih
banyak variabel yang berperan dalam timbulnya kejadian TB pada seseorang, meski
orang tersebut menghirup udara yang mengandung kuman.
Sumber penularan adalah penderita TB dengan BTA (+). Apabila penderita TB batuk,
berbicara atau bersin, maka ribuan bakteri TB akan berhamburan bersama droplet
nafas penderita yang bersangkutan, khususnya pada penderita TB aktif dan luka
terbuka pada parunya.
Daya penularan dari seseorang ke orang lain ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan serta patogenesitas kuman yang bersangkutan, serta lamanya seseorang
menghirup udara yang mengandung kuman tersebut. Kuman TB sangat sensitif
terhadap cahaya ultra violet. Cahaya matahari sangat berperan dalam membunuh
kuman di lingkungan. Oleh sebab itu, ventilasi rumah sangat penting dalam
manajemen TB berbasis keluarga atau lingkungan.
Basil TB yang masuk ke dalam paru melalui bronkhus secara langsung dan pada
manusia yang pertama kali kemasukan disebut primary infection. Infeksi pertama
(primer) terjadi ketika seseorang pertama kali kemasukan basil atau kuman TB
umumnya tidak terlihat gejalanya. Dan sebagian besar orang, berhasil menahan
serangan kuman tersebut dengan cara melakukan isolasi dengan cara
dimakanmacrophages, dan dikumpulkan pada kelenjar regional disekitar hilus paru.
Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri
di paru yang menyebabkan peradangan di dalam paru. Oleh sebab itu, kemudian
disebut sebagai kompleks primer. Pada saat terjadi infeksi, kuman masuk hingga
pembentukan kompleks primer sekitar 4-6 minggu. Adanya infeksi dapat diketahui
dengan reaksi positif pada tes tuberkulin.
Biasanya hal tersebut terjadi pada masa kanak-kanak dibawah umur 1 tahun. Apabila
gagal melakukan containment kuman, maka kuman TB masuk melalui aliran darah
dan berkembang, maka timbulah peristiwa klinik yang disebut TB milier. Bahkan
kuman bisa dibawa aliran darah ke selaput otak yang disebut meningitis radang
selaput otak yang sering menimbulkan sequele gejala sisa yang permanen.
a. Gejala Sistemik Tuberkulosis
Secara sistemik pada umumnya penderita akan mengalami demam. Demam
berlangsung pada sore dan malam hari, disertai keringat dingin meskipun tanpa
aktifitas, kemudian kadang hilang. Gejala ini akan timbul lagi beberapa bulan
kemudian seperti demam, influenza biasa, dan kemudian seolah-olah sembuh tidak
ada demam.
Gejala lain adalah malaise (perasaan lesu) bersifat berkepanjangan kronis, disertai
rasa tidak fit, tidak enak badan, lemah, lesu, pegal-pegal, nafsu makan berkurang,
badan semakin kurus, pusing, serta mudah lelah. Gejala sistemik ini terdapat baik
pada TB Paru maupun TB yang menyerang organ lain.

b. Gejala Respiratorik Tuberkulosis


Adapun gejala repiratorik atau gejala saluran pernafasan adalah batuk. Batuk bisa
berlangsung secara terus-menerus selama 3 mingggu atau lebih. Hal ini terjadi apabila
sudah melibatkan brochus. Gejala respiratorik lainnya adalah batuk produktif sebagai
upaya untuk membuang ekskresi peradangan berupa dahak atau sputum. Dahak ini
kadang bersifat purulent.
Kadang gejala respiratorik ini ditandai dengan batuk berdarah. Hal ini disebabkan
karena pembuluh darah pecah, akibat luka dalam alveoli yang sudah lanjut. Batuk
darah inilah yang sering membawa penderita berobat ke dokter. Apabila kerusakan
sudah meluas, timbul sesak nafas dan apabila pleura sudah terkena, maka disertai pula
dengan rasa nyeri pada dada.

4. DBD
Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan
oleh virusdengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk
dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis
virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam
berdarah. Virus dengue merupakan virus dari genusFlavivirus, famili Flaviviridae.
Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai
belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembab.
a. Demam berdarah (klasik)
Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung usia
pasien. Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan
munculnya ruam. Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak
adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan
tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel
darah putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit
(trombositopenia) juga seringkali dapat diobservasi pada pasien demam berdarah.
Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan yang meliputi mimisan,
gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria), dan
pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia).
b. Demam berdarah dengue (hemoragik)
Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan gejala
seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu
demam tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti
oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan
pembuluh darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat
munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah
merah juga sering ditemukan pada pasien DBD. Salah satu karakteristik untuk
membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam
berdarah klasik adalah adanya kebocoran plasma darah. Fase kritis DBD adalah
seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis.
Pasien akan terus berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah.
Bila terapi dengan elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien dapat sembuh
dengan cepat setelah mengalami masa kritis. Namun bila tidak, DBD dapat
mengakibatkan kematian
c. Sindrom Syok Dengue
Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, di mana pasien akan
mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam
berdarah klasik dan demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan di luar
pembuluh darah, pendarahan parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat
rendah), biasanya setelah 2-7 hari demam. Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di
bagian perut adalah tanda-tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok. Sindrom
syok terjadi biasanya pada anak-anak (kadangkala terjadi pada orang dewasa) yang
mengalami infeksi dengue untuk kedua kalinya. Hal ini umumnya sangat fatal dan
dapat berakibat pada kematian, terutama pada anak-anak, bila tidak ditangani dengan
tepat dan cepat. Durasi syok itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat meninggal pada
kurun waktu 12-24 jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh dengan cepat bila
usaha terapi untuk mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan tepat. Dalam waktu
2-3 hari, pasien yang telah berhasil melewati masa syok akan sembuh, ditandai
dengan tingkat pengeluaran urin yang sesuai dan kembalinya nafsu makan

5. MALARIA
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernamaPlasmodium. Penyakit
ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh
manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian
menginfeksi sel darah merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan
gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat
terjadi komplikasi yang berujung pada kematian.
Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana
parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor
nyamuk Anopheles. Daerah selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania
merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria tertinggi.

6. KECACINGAN
Penyakit kecacingan adalah penyakit infeksi yang disebabkan masuknya cacing ke
dalam tubuh baik berupa telur, larva secara langsung melalui kulit maupun lewat
makanan dan minuman yang kurang hygienis. Jadi kasus kecacingan sangat erat
kaitannya dengan perilaku hidup sehat. Kasus ini sering terjadi pada anak usia sekolah
yang dikhawatirkan dapat terjadi gangguan dalam proses pertumbuhan maupun proses
belajar karena anak menjadi malas, gangguan konsentrasi dan dikhawatirkan
prestasinya menjadi menurun.

Anda mungkin juga menyukai