LATAR BELAKANG
Pere
Laki- Jumla
No RW mpua
laki h
n
Mata
No Jumlah Keterangan
Pencaharian
Pegawai
1. 92
Negeri
Pegawai
2. 6.782
Swasta
3. TNI 43
4. Buruh 2.875
5. Pedagang 2.253
6. Pensiun 583
7. Lain-laim 3.690
Jumlah 15.818
1 PERGURUAN
1.214
. TINGGI
2
SLTA 2.602
.
3
SLTP 5.306
.
4
SD 4.575
.
5
TK 675
.
6
PUTUS SEKOLAH 1.825
.
7
TIDAK SEKOLAH 2.462
.
Jumlah 21.642
1. ISLAM 18.825
2. KRISTEN 1.957
3. KATHOLIK 159
4. HINDU 21
5. BUDHA 43
Jumlah 21.005
1.2 Keluarga Kunjungan Lapangan Warga Galur RT 6/ RW 4
Status Jenis
No Nama Usia Pekerjaan Pendidikan
Keluarga Kelamin
1 Suami Kepala Laki-laki 43 th Ojek Tahu SMP
Ny. Keluarga
Nafisah
Anak Ny.
4 Anak 9 th Pelajar 3 SD
Nafisah
Dapur
Pintu Warung
Lingkungan Pemukiman
Rumah Ny. Nafisah terletak dipemukiman yang padat penduduk. Dibagian
depan dan bagian kanan terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat rumah
tetangga, dan dibagian kiri terdapat rumah tetangga.
Pola Makan
Air yang digunakan untuk memasak makanan menggunakan air PDAM.
Kebiasaan Berobat
Jika sakit awalnya keluarga Ny. Nafisah memilih untuk membeli obat di
warung, tapi jika tak kunjung sembuh maka mereka lebih memilih untuk datang
ke puskesmas terdekat.
Riwayat Penyakit
3 bulan terakhir anggota keluarga Ny. Nafisah sakit pilek secara bergantian
kecuali Ny. Nafisah.
Perilaku dan Aktivitas Sehari-hari
Abang dari Ny. Nafisah adalah seorang perokok. Keluarga Ny. Nafisah
jarang sekali berolahraga. Ny. Nafisah jarang berolahraga dikarenakan sibuk
mengurusi rumah dan menyambi membuka warung didepan rumah. Keluarga Ny.
Nafisah mengerti bahwa membersihkan rumah sekali sehari penting untuk
kebersihan dan kesehatan serta Ny. Nafisah memiliki kebiasaan menabung di
bank.
Faktor Internal Keluarga Ny. Nafisah
No Faktor Internal Permasalahan
3. Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit Keluarga Ny. Nafisah pergi membeli
obat warung terlebih dahulu. Jika tidak sembuh
juga, mereka pergi ke puskesmas.
1.1Aktifitas Suami Ny. Nafisah sehari-hari sebagai
4 Aktivitas sehari-hari ojek tahu
1.2Aktifitas Ny. Nafisah hanya dirumah saja untuk
mengerjakan tugas rumah dan sambilan
membuka warung didepan rumah
1.3Aktifitas Anak Ny. Nafisah bersekolah
Eksternal Keluarga Ny. Nafisah
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah 50m2
2. Ruangan dalam rumah a.Dalam rumah terdapat satu ruang tamu, enam
kamar tidur, satu kamar mandi dan juga dapur yang
dipakai bersama dengan KK yang lain.
b. Dalam kamar tidak ada jendela
3. Ventilasi Terdapat sedikit ventilasi pada rumah.
4. Pencahayaan a Terdapat jendela pada dapur
b Pencahayaan menggunakan lampu
5. MCK Terdapat tempat tersendiri untuk mencuci yang
berada diantara dapur dan kamar mandi. Di kamar
mandi menggunakan kloset duduk.
6. Sumber Air Dalam kesehariannya keluarga Ny. Nafisah memakai
air dari PDAM
9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah
tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Ny.
Nafisah gelap dan padat.
KeluargaTn.Sadikin
DataDasarKeluargaTn.Sadikin
KeluargaTn.Sadikintinggalbersama6anggotakeluargalainnya.Tn.SadikinsebagaiKepala
Keluargaberusia48tahundenganlatarbelakangpendidikanSMP.Ny.Anissa,istridariTn.Sadikin
berusia47tahundenganlatarbelakangpendidikanSMA.Tn.Sadikinbekerjasebagaitukangbecak
pengantartahuyangjamkerjanyamulaipukul01.0006.00pagi.SedangkanNy.Anissa,merupakan
IbuRumahTanggayangsehariharinyabekerjamembantutetanggauntukmencucigosokpakaian.
TnSadikindanNy.Anissamemiliki6oranganak,namunanakpertamamerekameninggalsaat
dilahirkan.
AnakkeduaTnSadikinbernamaTn.Adeberusia26tahundenganlatarbelakangpendidikan
terakhir SMA sudah menikah, Anak ketiga bernama Ny Tri Apriliani berusia 23 tahun dengan
pendidikanterakhirSMAdansudahmenikahdengansuaminya.Anna,anakkeempatTnSadikin
berusia16tahundansedangdudukbangkukelas2SMA.AnakkelimaTnSadikinbernamaDeni
sekarangberusia15tahundenganlatarbelakangpendidikanSMP.Nabila,anakterakhirberusia12
tahun,yangmasihbersekolahdikelas6SD.
Tabel1.TabelKeluargaTn.Sadikin
BangunanTempatTinggal
KeluargaTn.SadikintinggaldiRT06/RW04seumurhidupnya,Ny.Anissamengakubahwa
rumah tersebut merupakan rumah peninggalan dari orang tuanya. Pemukiman tempat tinggal Tn.
Sadikin merupakan pemukiman yang padat, dengan luas tanah sekitar 15m 2 dan luas bangunan
berukuran3x5m2 .Bangunantempattinggalbertingkatdua,denganlantaikeramik.Ataprumah
menggunakangentengdaritanahliat.Lantai1rumahTn.Sadikinterdiridarisebuahruangtamu
beralaskansemen,yangterdapatTVdankulkas.Dapurdantoiletjugaterdapatdilantai1dengan
Statu
Jenis U
Nam s Pendid Pekerj
Kela si
a Kelu ikan aan
min a
arga
Kepal
Tn. Penari
a 4
Sadi L SMP k
Kelua 8
kin Becak
rga
Ibu
Ny. Ruma
4
Anis Istri P SMA h
7
sa Tangg
a
Anak 2
Ade L SMA
ke2 6
Tri
Anak 2
April P SMA
ke3 3
iani
Ana Anak 1
P SMA
S. ke4 6
Deni Anak 1
L SMP
S. ke5 5
Nabi
Anak 1
laA. P SD
ke6 2
P.
dipisahkandengansekat.Dilantai2rumahTn.Sadikinterdapat2kamartidur.KeluargaTn.Sadikin
memilikikebiasaanmembuangsampahditempatsampahdidepanrumahyangnantinyaakandi
angkutolehpetugas.DilingkungansekitarrumahkeluargaTn.Sadikinkurangterawatdansedikit
kotor.
WC Dapur
Kamar
Tidur1
Lantai 1
Lantai2
RuangKeluarga Kamar
Tidur2
Gambar1.DenahRumahTn.Sadikin
LingkunganPemukiman
Rumah Tn. Sadikin terletakn di pemukiman yang padat penduduk. Dibagian depan dan
bagiankananterdapatjalanstepak.Bagianbelakangdankiriterdapatrumahtetangga.Sebelahkanan
rumahTn.SadikinterdapatWCumum.
PolaMakan
Keluarga Tn. Sadikin memiliki kebiasaan makan dua kali sehari, yaitu makan siang dan
makan malam. Terkadang Ny. Anissa memasak makanan di dapur atau membeli makanan dari warteg
terdekat dari rumahnya. Konsumsi sayur, dan buah jarang.. Air yang digunakan untuk memasak
makanan menggunakan air galon isi ulang peralatan makan yang digunakan sebagian terbuat dari kaca
dan sebagian lagi terbuat dari plastik.
RiwayatObstetridanPolaAsuhIbudanAnak
Anak Tn. Sadikin di rumah sakit dengan bantuan bidan. Anak pertama lahir lalu meninggal.
Anak kedua lahir secara normal dengan berat 3200 gra,m. Anak ketiga lahir dengan berat badan 4000
gram, Anak keempat lahir dengan berat 3200 gram, anak kelima 3000 gram, dan anak terakhir lahir
dengan berat badan 3000 gram. Anak-anaknya mendapat ASI eklsusif selama 1 tahun. Lalu setelah itu
dilanjutkan dengan susu formula. Anaknya sudah mendapatkan semua imunisasi dasar.
Kebiasaan Berobat
Jika ada anggota keluarga sakit, Keluarga Tn. Sadikin lebih memilih untuk datang langsung
ke Puskesmas dengan memanfaatkan fasilitas BPJS.
Riwayat Penyakit
Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Salimin adalah batuk. Istri Tn. Sadikin,
Ny. Anissa mengidap penyakit Diabetes Mellitus, dan kaki nya pernah di operasi karena tertusuk
beling.
N
Kriteria Permasalahan
o
KeluargaTn.Sadikin
MasalahNonMedis
Status Jenis
No Nama Usia Pekerjaan Pendidikan
Keluarga Kelamin
Pint
u
Ruan
g
tamu
Dap
ur Tangg
a
W
Pint C
u
Lingkungan Pemukiman
Rumah Ibu Mujiem terletak dipemukiman yang padat penduduk. Dibagian
depan dan bagian kiri sekitar rumah terdapat jalan setapak, bagian belakang dan
kanan terdapat rumah tetangga.
Pola Makan
Keluarga Ibu Mujiem memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ibu
Mujiem lebih sering memasak sendiri dibandingkan dengan membeli makanan
diluar. Untuk sumber air minum didapatkan dari memasak air PDAM.
Kebiasaan Berobat
Jika ada anggota keluarga sakit, Ibu Mujiem lebih memilih untuk membeli
obat warung. Seluruh anggota keluarga Ibu Mujiem telah terdaftar BPJS.
Riwayat Penyakit
Penyakit yang sering diderita Ibu Mujiem adalah sakit kepala.
4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, Ibu Mujiem lebih memilih untuk
membeli obat warung.
No Kriteria Permasalahan
Keluarga Ibu Khadijah tinggal di RT/RW 06/04, Kelurahan Galur, Kecamatan Johar
Baru, Kotamadya Jakarta Pusat. Di rumah ini, Ibu Khadijah tinggal dengan suami yang
bernama Tn. Solenaib dan tiga orang cucu. Ibu Khadijah saat ini berusia 60 tahun dan
sehari-harinya tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga dengan latar belakang
pendidikan terakhir SD. Pendapatan keluarga Ibu Khadijah dirasakan cukup dan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti membeli air, makanan,
pengobatan, menabung, dan lain-lain. Ibu Khadijah memiliki dua orang anak, anak
pertama bernama Abdul Rohim yang memiliki tiga orang anak yang bernama Arisma,
Nadya, dan Nurul serta anak kedua yang tidak disebutkan namanya.
Tn
Kepal
.
a Laki
So
Kelua -laki
len
rga
aib
6
Ib
0
u Pere
ta
Kh Istri mpu SD IRT
h
adi an
u
jah
n
Ab
du
l Anak Laki
Ro ke-1 -laki
hi
m
Anak
- -
ke-2
Dap
ur
Toilet
Pola Makan
Keluarga ibu Khadijah memiliki kebiasaan makan dua kali sehari dengan
nasi dan lauk seperti telur ceplok. Makanan dimasak sampai matang dengan
menggunakan kompor gas 3 kg. Air yang digunakan untuk memasak makanan
menggunakan air PAM. Keluarga ibu Khadijah membiasakan mencuci tangan
dengan sabun sebelum dan sesudah makan.
Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Ibu Khadijah berada di lingkungan perumahan padat
penduduk sehingga rumahnya tidak terdapat sisa lahan sebagai halaman.
Disamping kiri rumah langsung berbatasan dengan rumah tetangga dan
disamping kanan langsung berbatasan dengan tembok. Rumah keluarga ibu
Khadijah tidak memiliki halaman, teras rumah dan terdapat saluran air di tempat
mandi untuk aliran limbah cair rumah tangga yang akan mengalir ke selokan.
Keluarga Ibu Khadijah terbiasa membuang sampah sendiri ditempat sampah yang
nanti diambil oleh petugas kebersihan.
Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, keluarga ibu Khadijah belum pernah mengalami
sakit yang serius. Ibu Khadijah mengalami reumatik yang makin diperparah
karena beliau terjatuh dikamar mandi. Menurut penuturannya, mereka biasanya
akan pergi berobat ke dokter jika sakit. Keluarga ibu Khadijah memiliki kartu
asuransi yang digunakan untuk kesehatan.
No Kriteria Permasalahan
No
Kriteria Permasalahan
.
3. Ventilasi
Hanya memiliki satu ventilasi
Area Masalah
Non Medis
Medis
Pintu masuk
T
V
KOMPO
RUANGAN 1 RUANGAN
2
ruangan 3
Tangg
lantai 1 lantai 2
a
Pola Makan
Keluarga Ny. Kaswina memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari dengan
nasi dan lauk seadanya. Semua makanan dimasak sampai matang dengan
menggunakan kompor gas 3 kg. Air yang digunakan untuk memasak makanan
menggunakan air galon yang dibeli seharga Rp.2000.
Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Ny. Kaswina berada di lingkungan perumahan padat
penduduk sehingga rumahnya tidak terdapat sisa lahan sebagai halaman.
Disamping kanan dan kiri serta belakang rumah langsung berbatasan dengan
rumah tetangga. Rumah Ny. Kaswina tidak memiliki halaman, tidak memiliki
teras rumah. Saluran air di tempat mandi untuk aliran limbah cair rumah tangga
yang berada di lantai atas akan mengalir melalui sebuah paralon menuju depan
rumah. Di lingkungan tempat tinggal Ny. Kaswina terdapat petugas kebersihan
yang akan mengambil sampah yang sebelumnya sudah dikumpulkan warga
didepan rumah masing-masing menggunakan kantong plastik. Namun keluarga
Ny. Kaswina lebih memilih mengumpulkan sampah dikantong plastik lalu
menyetorkan sampahnya ke TPS yang ada di pasar.
Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, keluarga Ny. Kaswina belum pernah mengalami
sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami anggota keluarganya
antara lain pusing, pilek, batuk, sakit maag, radang tenggorokan dan rasa ngilu di
kaki. Menurut penuturan Ny. Kaswina, mereka biasanya akan membeli obat di
warung. Meraka beranggapan dengan obat-obatan dari warung dapat
menghilangkan keluhan. Apabila rasa sakit yang dialami tidak berkurang,
keluarga Tn. Sudaryo akan datang ke Puskesmas.
Area Masalah
Non Medis
4
Kep
4
Tn. ala
Laki- ta Buruh
Sodik Kel SMP
laki h bangunan
in uarg
u
a
n
4
2
Ny. Pere Ibu
ta
Nurai Istri mpu SMP rumah
h
ni an tangga
u
n
2
3
Ana
An. Laki- ta Karyawa
k SMP
diki laki h n
ke-1
u
n
1
8
Ana
An. Laki- ta Karyawa
k SMP
Echa laki h n
ke-2
u
n
7
An. Ana Pere ta
Mary k mpu h SD -
am ke-3 an u
n
tangg
Kam Kamar
a jendel
ar dapur tidur
man a
di
Kamar
jendel
tidur
a
Kama
Kama
jendel r
r
a tidur
Ruang tidur
tamu
jendel
a
Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Sudaryo berada di lingkungan perumahan padat
penduduk sehingga rumahnya tidak terdapat sisa lahan sebagai halaman.
Disamping kanan kiri dan belakang rumah langsung berbatasan dengan
rumah tetangga. Tn. Sudaryo tidak memiliki halaman di. untuk membuang
limbah cucian keluarga ini membuangnya di aliran got belakang rumah.
Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, keluarga Tn. Sodikin belum pernah
mengalami sakit yang serius. Gangguan kesehatan yang sering dialami
anggota keluarganya antara lain pusing, pilek,dan batuk. Menurut
penuturan ibu Nuraini, mereka biasanya membawa anggota keluarga yang
sakit ke fasilitas kesehatan . Meraka beranggapan akan lebih murah karena
Seluruh keluarga Tn. Sodikin memiliki kartu BPJS.
Masalah medis :
Status Jenis
No Nama Usia Pekerjaan Pendidikan Penghasilan
Keluarga Kelamin
1 Tn. Zulfa Kepala Laki-laki 43 th Kurir - -
Keluarga
2 Ny. Janah Istri Perempuan 32 th Ibu rumah SMP -
tangga
3 An Adam Anak Laki-laki 16 th Pelajar SMK -
4 An Ray Anak Laki-laki 8 th Pelajar SD -
Lingkungan Pemukiman
Rumah Ny. Janah terletak dipemukiman yang padat penduduk. Dibagian depan
dan bagian kanan terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat rumah tetangga, dan
dibagian kiri terdapat rumah tetangga.
Pola Makan
Keluarga Ny. Janah memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Ny. Janah
memasak makanan rumahnya. Contoh menu yang biasa Konsumsi ayam, daging, sayur,
dan buah. Menurut penuturan Ny. Janah keluarga sering mengkonsumsi buah dan sayur
sayuran tetapi anak mereka tidak suka mengkonsumsi ikan. Keluarga Ny. Janah minum
dengan memasak menggunakan air yang dibelinya dari isi ulang galon. Air yang
digunakan untuk memasak makanan menggunakan air galon isi ulang peralatan makan
yang digunakan sebagian terbuat dari kaca dan sebagian lagi terbuat dari plastik.
Kebiasaan Berobat
Jika ada anggota keluarga sakit, Ny. Janah lebih memilih untuk datang langsung ke
praktek dokter umum.
Riwayat Penyakit
Menurut penuturan Ny. Janah keluarga jarang terserang penyakit. Hanya saja An.
Adam anak pertama yang sering demam karena daya tahan tubuh yang kurang baik.
Menurut Ny. Janah itu akibat dari imunisasi yang tidak lengkap saat balita.
4 Pola Pencarian Pengobatan Apabila sakit, mereka pergi ke klinik dokter umum.
No Kriteria Permasalahan
1. Luas Bangunan Luas rumah 2m x 3m
2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah satu ruang untuk keperluan keluarga,
satu kamar tidur, menggunakan kamar mandi dan
toilet umum.
3. Ventilasi Terdapat sedikit ventilasi pada rumah.
5. MCK Keluarga Ny. Janah menggunakan kamar mandi dan
toilet umum.
6. Sumber Air Dalam kesehariannya keluarga Ny. Janah
menggunakan air ledeng atau PDAM di kamar
mandi umum.
7. Saluran pembuangan Air limbah rumah tangga mengukuti pembuangan
limbah limbah kamar mandi umum.
8. Tempat pembuangan Sampah rumah tangga dibuang pada pembuangan
sampah sampah terdekat.
9. Lingkungan sekitar rumah Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah
tetangga. Di lingkungan sekitar rumah keluarga Ny.
Janah kurang terawat terawat.
Masalah Non Medis
Masalah Medis
1.Anak petama Ny.Janah yang tidak mendapatkan imunisasi yang lengkap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1 Tinjauan Pustaka
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2011), merumuskan
bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini
disebut teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respon.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua :
1 Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung
atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2 Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek,
yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
3 Domain Perilaku
Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1967,
teori ini lebih memperhatikan hubungan antara kepercayaan yang berhubungan dengan
perilaku & norma, sikap, tujuan, dan perilaku. Pada tahun 1967, TRA mengalami
perkembangan (oleh Fishbein) yaitu sebuah usaha untuk mengerti/ memahami hubungan
antara sikap dan perilaku. Banyak studi sebelumnya dari hubungan ini yang menemukan
secara relative korespondensi yang rendah di antara sikap - sikap dan perilaku, serta
beberapa teori yang bertujuan menghapuskan sikap sebagai sebuah factor yang
mendasari perilaku.
Theory of Reasoned Action mengambil sebuah rangkaian sebab musabab yang
menghubungkan kepercayaan yang berhubungan dengan perilaku dan keyakinan norma
untuk tujuan yang berhubungan dengan perilaku dan tingkah laku, melalui sikap dan
norma subjektif. Ukuran dari komponen model dan hubungan sebab musabab di antara
komponen yang ditentukan dengan jelas. Semua tipe ukuran menggunakan 5 atau 7 titik
skala.
Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan
pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari :
1 Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak
mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap
masalah yang dihadapi.
2 Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga
komponen pokok :
a Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek
b Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :
a Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (obyek).
b Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah
suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
merupakan sikap yang paling tinggi.
2. Kualitas Udara
Kualitas udara di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas beradun dan
memenuhi syarat baik mutu lingkungan sebagai berikut:
a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi
b. Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3
c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm
d. Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari
6. Vektor Penyakit
a. Indeks lalat harus memenuhi syarat
b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%
7. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga
berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut (PPM
& PL, 2002) :
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang
gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar
matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan
jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.
Rumah yang sehat harus dapat mencegah dan mengurangi resiko kecelakaan seperti
terjatuh, keracunan dan kebakaran (APHA). Beberapa aspek yang harus diperhatikan
dalam kaitan dengan hal tersebut antara lain :
1. Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
2. Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api
3. Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun dan gas
4. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan kecelakaan
mekanis dapat terhindari.
c. Perilaku
Untuk perilaku tetap dikenakan nilai maksimum karena perilaku sangat berperan
untuk mencapai rumah sehat.
2. Pemberian Nilai
a. Komponen rumah
1) Langit-langit
0 = Tidak ada
1 = Ada, kotor dan rawan kecelakaan
2 = Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan
2) Dinding
1 = Bukan tembok ( terbuat dari anyaman bambu atau ilalang )
2 = Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu yang tidak kedap air
3 = Permanen ( tembok, pasangan batu bata atau batu yang diplester), papan kedap
air.
3) Lantai
0 = Tanah
1 = Papan/anyaman bambu yang dekat dengan tanah/plesteran yang retak/ berdebu
2 = Diplester/ubin/keramik/papan/rumah panggung
4) Jendela kamar tidur
0 = Tidak ada
1 = Ada
5) Jendela ruang keluarga
0 = Tidak ada
1 = Ada
6) Ventilasi
0 = Tidak ada
1 = Ada, tetapi luasnya < 10% luas lantai
2 = Ada, luas ventilasi 10% luas lantai
7) Sarana pembuangan asap dapur
0 = Tidak ada
1 = Ada, luas tabung ventilasi/asap dapur 10% dari luas lantai dapur
2 = Ada, dengan lubang ventilasi 10% luas lantai dapur ( asap keluar dengan
sempurna atau ada exhaust fan atau ada peralatan lain yang sejenis )
8) Pencahayaan
0 = Tidak terang, tidak bisa dipergunakan untuk membaca
1 = Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca normal
2 = Terang dan tidak silau sehingga dapa dipergunakan untuk membaca dengan
normal
b. Sarana Sanitasi
1) Sarana Air Bersih ( SGL/SPT/PP/KU )
0 = Tidak ada
1 = Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan
2 = Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan
3 = Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan
4 = Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan
c. Perilaku Penghuni
1) Membuka jendela kamar tidur
0 = Tidak pernah dibuka
1 = Kadang-kadang
2 = Setiap hari dibuka
2. Dinding
Adapun syarat-syarat untuk dinding antara lain :
a. Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri, beban tekanan angin
dan bila sebagai dinding pemikul harus pula dapat memikul beban diatasnya,
b. Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat air sekurang-
kurangnya 15 cm dibawah permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai bangunan,
agar air tanah tidak dapat meresap naik keatas, sehingga dinding tembok terhindar
dari basah dan lembab dan tampak bersih tidak berlumut, dan
c. Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang dari 1 m dapat
diberi susunan batu tersusun tegak di atas batu, batu tersusun tegak di atas lubang
harus di pasang balok lantai dari beton bertulang atau kayu awet.
Untuk memperkuat berdirinya tembok bata digunakan rangka pengkaku yang
terdiri dari plester-plester atau balok beton bertulang setiap luas 12 meter.
3. Lantai
Lantai harus cukup kuat untuk menahan beban diatasnya. Bahan untuk lantai biasanya
digunakan ubin, kayu plesteran, atau bambu dengan syarat-syarat tidak licin, stabil
tidak lentur waktu diinjak, tidak mudah aus, permukaan lantai harus rata dan mudah
dibersihkan. Macam-macam lantai :
a. Lantai tanah stabilitas.
Lantai tanah stabilitas terdiri dari tanah, pasir, semen, dan kapur. Contoh : tanah
tercampur kapur dan semen. Untuk mencegah masuknya air kedalam rumah
sebaiknya lantai dinaikkan 20 cm dari permukaan tanah
b. Lantai papan
Pada umumnya lantai papan dipakai di daerah basah/rawa. Yang perlu diperhatikan
dalam pemasangan lantai adalah :
1) Sekurang-kurangnya 60 cm di atas tanah dan ruang bawah tanah harus ada aliran
tanah yang baik.
2) Lantai harus disusun dengan rapid an rapat satu sama lain, sehingga tidak ada
lubang-lubang ataupun lekukan dimana debu bisa bertepuk. Lebih baik jika lantai
seperti ini dilapisi dengan perlak atau kampal plastik ini juga berfungsi sebagai
penahan kelembaban yang naik dari di kolong rumah.
3) Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang tahan air dan rayap serta
untuk konstruksi di atasnya agar lantai kayu yang telah dikeringkan dan diawetkan.
c. Lantai ubin
Lantai ubin adalah lantai yang terbanyak digunakan pada bangunan perumahan karena
lantai ubin murah/tahan lama, dapat mudah dibersihkan dan tidak dapat mudah
dirusak rayap.
5. Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar kedalam suatu ruangan dan
pengeluaran udara kotoran suatu ruangan tertutup baik alamiah maupun secara
buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang
dapat merugikan kesehatan manusia pada suatu ruangan kediaman yang tertutup atau
kurang ventilasi.
Pengaruh-pengaruh buruk itu adalah ( Sanropie, 1989 ) :
a. Berkurangnya kadar oksigen diudara dalam ruangan kediaman,
b. Bertambahnya kadar asam karbon ( CO2 ) dari pernafasan manusia,
c. Bau pengap yang dikeluarkan oleh kulit, pakaian dan mulut manusia
d. Suhu udara dalam ruang ketajaman naik karena panas yang dikeluarkan oleh
badan manusia dan
e. Kelembaban udara dalam ruang kediaman bertambah karena penguapan air dan
kulit pernafasan manusia.
Dengan adanya ventilasi silang ( cross ventilation ) akan terjamin adanya gerak udara
yang lancar dalam ruang kediaman. Caranya ialah dengan memasukkan kedalam
ruangan udara yang bersih dan segar melalui jendela atau lubang angin di dinding,
sedangkan udara kotor dikeluarkan melalui jendela/lubang angin di dinding yang
berhadapan. Tetapi gerak udara ini harus dijaga jangan sampai terlalu besar dan keras
karena gerak angina atau udara angin yang berlebihan meniup badan seseorang, akan
mengakibatkan penurunan suhu badan secara mendadak dan menyebabkan jaringan
selaput lendir kan berkurang sehingga mengurangi daya tahan pada jaringan dan
memberikan kesempatan kepada bakteri-bakteri penyakit berkembang biak, dan
selanjutnya menyebabkan gangguan kesehatan, yang antara lain : masuk angin, pilek
atau kompilasi radang saluran pernafasan. Gejala ini terutama terjadi pada orang yang
peka terhadap udara dingin. Untuk menghindari akibat buruk ini, maka jendela atau
lubang ventilasi jangan terlalu besar/banyak, tetapi jangan pula terlalu sedikit.
Jika ventilasi alamiah untuk pertukaran udara dalam ruangan kurang memenuhi
syarat, sehingga udara dalam ruangankyrang memenuhi syarat, sehingga udara dalam
ruangan akan berbau pengap, maka diperlukan suatu sistem pembaharuan mekanis.
Untuk memperbaiki keadaan ruang dalam ruangan, system mekanis ini harus bekerja
terus menerus selama ruangan yang dimaksud digunakan. Alat mekanis yang biasa
digunakan/dipakai untuk sistem pembaharuan udara mekanis adalah kipas angin
( ventilating, fan atau exhauster ), atau air conditioning.
7. Pencahayaan
Sanropie ( 1989 ) menyatakan bahwa cahaya yang cukup kuat untuk penerangan di
dalam rumah merupakan kebutuhan manusia. Penerangan ini dapat diperoleh dengan
pengaturan cahay buatan dan cahaya alam.
a. Pencahayaan alamiah
Pencahayaan alamiah diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruanagn
melalui jendela celah-celah atau bagian ruangan yang terbuka. Sinar sebaiknya tidak
terhalang oleh bangunan, pohon-pohon maupun tembok pagar yang tinggi. Kebutuhan
standar cahaya lami yang memenuhi syarat kesehatan untuk kamar keluarga dan
kamar tidur menurut WHO 60-120 Lux. Suatu cara untuk menilai baik tau tidaknya
penerangan alam yang terdapat dalam rumah, adalah sebagai berikut :
1) baik, bila jelas membaca koran dengan huruf kecil;
2) cukup, bila samar-samar bila membac huruf kecil ;
3) kurang, bila hanya huruf besar yang terbaca dan
4) buruk, bila sukar membaca huruf besar.
Pemenuhan kebutuhan cahaya untuk penerangan alamiah sangat ditentukan oleh letak
dan lebar jendela.
b. Pencahayaan buatan
Untuk penerangan pada rumah tinggal dapat diatur dengan memilih sistem
penerangan dengan suatu pertimbangan hendaknya penerangan tersebut dapat
menumbuhkan suasana rumah yang lebih menyenangkan. Lampu Flouresen ( neon )
sebagai sumber cahaya dapat memenuhi kebutuhan penerangan karena pada kuat
penerangan yang relative rendah mampu menghasilkan cahaya yang bila
dibandingkan dengan penggunaan lampu pijar. Bila ingin menggunakan lampu pijar
sebaiknya dipilih yang warna putih dengan dikombinasikan beberapa lampu neon.
Untuk penerangan malam hari dala ruangan terutama untuk ruang baca dan ruang
kerja, penerangan minimum adalah 150 Lux sama dengan 10 watt lampu TL, atau 40
watt dengan lampu pijar.
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat dapat
menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan. Diare merupakan
penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat mengakibatkan
produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak sekolah, disamping itu
masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti DBD, malaria, pes, dan filariasis
.
1. Sarana Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum
adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maks 500 mg/l)
c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
2. DIARE
Diare adalah penyakit yang menyerang saluran pencernaan yang gejala klinisnya
buang air besar lembek atau cair dengan frekuensi lebih dari biasanya (diare klinis)
dan kadang ada yang disertai darah sebagai bercak coklat atau merah (diare berdarah)
dan paling sering disebabkan oleh bakteri E. Coli. Penyebab tidak langsungnya adalah
hygiene peseorangan yang kurang terjaga, seperti makan tidak cuci tangan,
menggunakan air sungai untuk berbagai keperluan dan lain-lain.
3. TBC
Penyakit TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium
tuberculocis, yang masih keluarga besar genus Mycrobacterium. Dari anggota
keluarga Mycrobacteriumyang diperkirakan lebih dari 30, hanya 3 yang dikenal
bermasalah dengan kesehatan masyarakat.
Mereka adalah Mycrobacterium tuberculocis, M.bovisyang terdapat pada susu sapi
yang tidak dimasak, dan M.leprae yang menyebabkan penyakit kusta.
Mycrobacterium tuberculocis berbentuk batang, berukuran panjang 1-4 mikron dan
tebal 0,3-0,6 mikron, tahan terhadap pewarnaan yang asam sehingga disebut dengan
Bakteri Tahan Asam (BTA). Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak dan lipid
yang membuat lebih tahan asam. Bisa hidup bertahun-tahun. Sifat lain adalah bersifat
aerob, lebih menyukai jaringan kaya oksigen terutama pada bagianapical posterior.
Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi ada juga yang menyerang organ
lain dalam tubuh. Secara khas kuman membentuk granuloma dalam paru dan
menimbulkan kerusakan jaringan (nerkosis).
Penularan TB dikenal melalui udara, terutama pada udara tertutup seperti udara dalam
rumah yang pengap dan lembab, udara dalam pesawat terbang, gedung pertemuan,
dan kereta api berpendingin. Prosesnya tentu tidak secara langsung, menghirup udara
bercampur bakteri TB lalu terinfeksi, lalu menderita TB, tidak demikian. Masih
banyak variabel yang berperan dalam timbulnya kejadian TB pada seseorang, meski
orang tersebut menghirup udara yang mengandung kuman.
Sumber penularan adalah penderita TB dengan BTA (+). Apabila penderita TB batuk,
berbicara atau bersin, maka ribuan bakteri TB akan berhamburan bersama droplet
nafas penderita yang bersangkutan, khususnya pada penderita TB aktif dan luka
terbuka pada parunya.
Daya penularan dari seseorang ke orang lain ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan serta patogenesitas kuman yang bersangkutan, serta lamanya seseorang
menghirup udara yang mengandung kuman tersebut. Kuman TB sangat sensitif
terhadap cahaya ultra violet. Cahaya matahari sangat berperan dalam membunuh
kuman di lingkungan. Oleh sebab itu, ventilasi rumah sangat penting dalam
manajemen TB berbasis keluarga atau lingkungan.
Basil TB yang masuk ke dalam paru melalui bronkhus secara langsung dan pada
manusia yang pertama kali kemasukan disebut primary infection. Infeksi pertama
(primer) terjadi ketika seseorang pertama kali kemasukan basil atau kuman TB
umumnya tidak terlihat gejalanya. Dan sebagian besar orang, berhasil menahan
serangan kuman tersebut dengan cara melakukan isolasi dengan cara
dimakanmacrophages, dan dikumpulkan pada kelenjar regional disekitar hilus paru.
Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara membelah diri
di paru yang menyebabkan peradangan di dalam paru. Oleh sebab itu, kemudian
disebut sebagai kompleks primer. Pada saat terjadi infeksi, kuman masuk hingga
pembentukan kompleks primer sekitar 4-6 minggu. Adanya infeksi dapat diketahui
dengan reaksi positif pada tes tuberkulin.
Biasanya hal tersebut terjadi pada masa kanak-kanak dibawah umur 1 tahun. Apabila
gagal melakukan containment kuman, maka kuman TB masuk melalui aliran darah
dan berkembang, maka timbulah peristiwa klinik yang disebut TB milier. Bahkan
kuman bisa dibawa aliran darah ke selaput otak yang disebut meningitis radang
selaput otak yang sering menimbulkan sequele gejala sisa yang permanen.
a. Gejala Sistemik Tuberkulosis
Secara sistemik pada umumnya penderita akan mengalami demam. Demam
berlangsung pada sore dan malam hari, disertai keringat dingin meskipun tanpa
aktifitas, kemudian kadang hilang. Gejala ini akan timbul lagi beberapa bulan
kemudian seperti demam, influenza biasa, dan kemudian seolah-olah sembuh tidak
ada demam.
Gejala lain adalah malaise (perasaan lesu) bersifat berkepanjangan kronis, disertai
rasa tidak fit, tidak enak badan, lemah, lesu, pegal-pegal, nafsu makan berkurang,
badan semakin kurus, pusing, serta mudah lelah. Gejala sistemik ini terdapat baik
pada TB Paru maupun TB yang menyerang organ lain.
4. DBD
Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan
oleh virusdengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk
dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis
virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam
berdarah. Virus dengue merupakan virus dari genusFlavivirus, famili Flaviviridae.
Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai
belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembab.
a. Demam berdarah (klasik)
Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung usia
pasien. Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan
munculnya ruam. Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak
adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan
tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel
darah putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit
(trombositopenia) juga seringkali dapat diobservasi pada pasien demam berdarah.
Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan yang meliputi mimisan,
gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria), dan
pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia).
b. Demam berdarah dengue (hemoragik)
Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan gejala
seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu
demam tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti
oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan
pembuluh darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat
munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah
merah juga sering ditemukan pada pasien DBD. Salah satu karakteristik untuk
membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam
berdarah klasik adalah adanya kebocoran plasma darah. Fase kritis DBD adalah
seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis.
Pasien akan terus berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah.
Bila terapi dengan elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien dapat sembuh
dengan cepat setelah mengalami masa kritis. Namun bila tidak, DBD dapat
mengakibatkan kematian
c. Sindrom Syok Dengue
Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, di mana pasien akan
mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam
berdarah klasik dan demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan di luar
pembuluh darah, pendarahan parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat
rendah), biasanya setelah 2-7 hari demam. Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di
bagian perut adalah tanda-tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok. Sindrom
syok terjadi biasanya pada anak-anak (kadangkala terjadi pada orang dewasa) yang
mengalami infeksi dengue untuk kedua kalinya. Hal ini umumnya sangat fatal dan
dapat berakibat pada kematian, terutama pada anak-anak, bila tidak ditangani dengan
tepat dan cepat. Durasi syok itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat meninggal pada
kurun waktu 12-24 jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh dengan cepat bila
usaha terapi untuk mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan tepat. Dalam waktu
2-3 hari, pasien yang telah berhasil melewati masa syok akan sembuh, ditandai
dengan tingkat pengeluaran urin yang sesuai dan kembalinya nafsu makan
5. MALARIA
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernamaPlasmodium. Penyakit
ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh
manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian
menginfeksi sel darah merah. Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan
gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat
terjadi komplikasi yang berujung pada kematian.
Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana
parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor
nyamuk Anopheles. Daerah selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania
merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria tertinggi.
6. KECACINGAN
Penyakit kecacingan adalah penyakit infeksi yang disebabkan masuknya cacing ke
dalam tubuh baik berupa telur, larva secara langsung melalui kulit maupun lewat
makanan dan minuman yang kurang hygienis. Jadi kasus kecacingan sangat erat
kaitannya dengan perilaku hidup sehat. Kasus ini sering terjadi pada anak usia sekolah
yang dikhawatirkan dapat terjadi gangguan dalam proses pertumbuhan maupun proses
belajar karena anak menjadi malas, gangguan konsentrasi dan dikhawatirkan
prestasinya menjadi menurun.