Anda di halaman 1dari 5

Proceeding Seminar Ilmu Pengetahuan Teknik 2013

Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Nasional

Pengembangan Thermal Analysis Material dengan Melakukan Optimasi


Sistem Tungku
1) 2)
Agus Sukarto Wismogroho dan Heri Nugraha
1) Pusat Penelitian Fisika - LIPI
Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten 15314
E-mail : agus046@lipi.go.id
2) Pusat Penelitian Metalurgi LIPI
Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten 15314

Abstract Thermal analysis material, seperti material ketika strukturnya berubah[3],


Differential Thermal Analysis (DTA) yang Thermografimetry Analysis (TGA) sebagai alat
dikembangkan oleh Pusat Penelitian Fisika LIPI, analisa perubahan massa ketika struktur
menggunakan system furnace sebagai perangkat materialnya berubah [4],Dilatometer sebagai alat
parameter kenaikan suhunya. Sebagai alat analisa,
untuk mengukur perubahan dimensi
furnace perlu memiliki karakteristik stabilitas laju
pemanasan yang mendukung system analisa. Untuk material[5]dan lain-lain yang merupakan alat
mempelajari dan melakukan optimasi system furnace, yang digunakan untuk melakukan analisa
pada kegiatan ini beberapa variasi system furnace terhadap panas yang diberikan pada material
dan desain system controlnya dilakukan. Furnace tersebut.
divariasikan menggunakan desain dinding tunggal Selain untuk berbagai analisa yang bersifat
dan ganda. Pada kegiatan ini, system furnace yang presisi tinggi, dikembangkan juga berbagai
dikontrol oleh system PID controller digunakan analisa thermal untuk mengetahui
sebagai pengontrol laju pemanasannya. Untuk karakteristiknya terhadap kemungkinan
mengontrol furnace, sensor furnace diletakkan pada kebakaran, ledakan dan perubahan karakteristik
beberapa posisi pada furnace, yaitu dibagian luar
produk terhadap panas seperti Autogeneous
heater, didalam dinding pertama, dan didalam
dinding kedua, serta pada jarak 1 dan 2 cm dari Ignition Test yang merupakan uji
dinding pertama. Dilakukan juga variasi daya heater. pengapian/pembakaran spontan material karena
Efek dinding menunjukkan bahwa dinding ganda panas lingkungan[6], Self Ignition Test yang
memiliki kemampuan menahan derau panas lebih baik merupakan uji pengapian spontan material karena
daripada dinding tunggal. Peletakan sensor kontrol panas dirinya sendiri [7] dan lain sebagainya
furnace menunjukkan bahwa semakin dekan jarak yang merupakan bagian dari fire testing atau uji
antara sensor furnace dengan heaternya memberikan bakar. Uji tersebut lebih diutamakan pada
respon stabilitas furnace yang semakin baik. keamanan produk dan menjadi standar pada
Pemberian daya pada furnace dengan jumlah yang proses produksi, penggudangan dan
minimal tetapi memenuhi, lebih baik daripada daya
pengirimannya
yang berlebih, karena kelebihan daya dapat
menurunkan stabilitas furnace. Pada furnace dengan Namun demikian, alat-alat tersebut jarang
posisi sensor pengontrol berjarak 2mm dari heater terdapat di Indonesia, karena merupakan produk
menunjukkan performa stabilitas pemanasan yang impor dan mahal pemeliharaannya. Untuk
baik dengan simpangan pemanasan kurang dari mendukung kemandirian riset nasional, telah
0.02C dan menghasilkan analisa data yang baik. dikembangkan beberapa alat instrument termal
analisis lokal seperti DTA [1,2] dan Dilatometer
Kata Kunci: Furnace, PID. Posisi sensor, thermal [5]. Sebagai alat termal material, akurasi system
analysis material. tersebut sangat bergantung dari desain dan
akurasi dari furnace yang digunakan. Berbagai
1. PENDAHULUAN
jenis furnace telah dikembangkan, namun
demikian, furnace yang cocok untuk alat analisa
Analis termal merupakan analisa mengenai
jarang dilaporkan. Pada kegiatan ini, furnace
karakteristik termal dari suatu material. Berbagai
dengan desain dinding tunggal dan ganda, serta
macam analisa termal untuk system produksi dan
beberapa variasinya posisi sensor, daya dan
pengembangan material maju seperti: Differential
ujicobanya dilaporkan.
Thermal Analysis (DTA) sebagai alat analisa
perubahan suhu suatu material ketika strukturnya 2. METODOLOGI
berubah[1,2], Differential Scaning Calorimetry
(DSC) sebagai alat analisa perubahan kalori suatu Untuk mendesain dan mengembangkan furnace

81
Proceeding Seminar Ilmu Pengetahuan Teknik 2013
Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Nasional

yang digunakan sebagai alat analisa, telah dilakukan kualitas dari hasil data yang diperoleh. Efek
beberapa variasi desain furnace. Furnace untuk alat penggunaannya dipelajari lebih lanjut.
analisa memerlukan system pemanasan yang stabil
dan tahan terhadap derau dari luar. Untuk mendesain
system tersebut, telah dilakukan desain system furnace
dinding tunggal (single wall) dan dinding ganda
(double wall). Desain dari furnace tersebut
ditunjukkan pada Gambar 1. Untuk mengontrol
furnace, digunakan system PID buatan Autonic dan
Omron, dimana diperlukan sensor suhu untuk
mengotrol perubahan suhunya. Untuk mengetahui
system yang optimal pada kontrol furnace,
divariasikan beberapa peletakan sensor untuk
mengontrol furnace. Untuk furnace dinding tunggal,
diletakkan sensor pada luar heater, bagian dalam
heater yang berjarak 1 cm dan 2 cm. Untuk furnace
dinding ganda, diletakkan sensor di luar heater, di
bagian dalam heater di antara dinding pertama dan
dinding kedua, dan didalam dinding ke dua. Untuk
mengetahui karakteristik perubahan panasnya, suhu
sekitar sensor tersebut diukur dan dilakukan analisa.
Untuk mempelajari efek besar daya yang Gambar 1: Disain furnace dinding tunggal (atas) dan dinding
digunakan tungku pada system furnace, dilakukan ganda (bawah). Variasi peletakan sensor ditunjukkan dengan
variasi desain heater dengan kekuatan 500, 1000 dan tanda (X) dan sensor pengukur atau perekamnya ditunjukkan
2000 Watt. Semua eksperimen dilakukan dengan laju dengan tanda ().
pemanasan 10C/menit.
Hasil analisa diaplikasikan pada pengembangan Efek Posisi Sensor Pada Stabilitas Laju Pemanasan
furnace dengan posisi sensor berjarak 2-3 mm dari Furnace
heater. Sensor ditanam didalam dinding alumina yang Berbagai variasi posisi sensor didalam furnace
merupakan dinding pertama, tempat heater di pasang. untuk mengontrol laju pemanasan dipelajari. Gambar
Sensor yang digunakan adalah sensor termosouple tipe 2 menunjukkan hasil perubahan suhu yang terjadi
S. Variasi kontrol menggunakan dinding tunggal dan didekat sensor pengontrol furnace, ketika sensor
ganda dilakukan. Untuk mempelajari efeknya terhadap diletakkan pada furnace dinding tunggal dan Gambar
data sampel, diujicobakan juga pengukuran titik leleh 3 pada furnace dinding ganda. Keduanya
dari Sn (timah). menggunakan daya 500 Watt.
Pada furnace menggunakan dinding tunggal
3. HASIL DAN PEMBAHASAN maupun danda, pemanasan dapat berjalan dengan
baik, tanpa kegagalan. Pemanasan furnace dapat
Desain Furnace Single dan Double Wall berlangsung sampai suhu berkisar 1000C.
Hasil desain furnace ditunjukkan pada Gambar 1. Pada awal pemanasan, terlihat adanya over
Desain furnace ditujukan pada peningkatan system shooting temperature yang berulang untuk furnace
ketahanan terhadap derau yang terjadi pada proses dinding tunggal untuk semua posisi sensor. Over
pemanasan. Pemanas yang digunakan adalah tipe heat shooting paling banyak terjadi ketika posisi sensor
resistan yang tebuat dari jenis kanthal dengan ketahan berada didalam furnace dengan jarak 1 dan 2 cm dari
pemanasan mencapai 1200C. Sistem pengontrolan dinding. Sedangkan pada dinding ganda, overshooting
panas didesain untuk menggunakan PID controller hanya terjadi pada sensor yang berada di dalam
buatan Autonic dan Omron. dinding kedua.
Untuk menjaga furnace tetap stabil dan terbebas Linieritas pemanasan ditunjukkan pada sejauh
dari kondisi luar, diletakkan heat sealer yang mana suhu yang terukur sejalan dengan kontrol yang
menyekat kebocoran panas keluar melalui samping diberikan. Furnace dinding tunggal menunjukkan
dan atas. Untuk mengurangi derau panas secara profil peningkatan panas yang bergelombang atau
langsung dari heater, dinding dipilih menggunakan kurang stabil, setelah overshooting besar di awal.
Alumina pejal dengan ketebalan antara 3-5 mm pada Sedangkan pada dinding ganda, profil peningkatan
dinding pertama dan ketebaran 2-3 mm pada dinding panas menjukkan linieritas yang baik. Hal ini
kedua. Dinding diletakkan berjajar mengelilingi menunjukkan bahwa tungku dengan dinding ganda
dudukan sampel. Untuk menjada pelepasan panas dari memiliki stabilitas pemanasan yang lebih baik.
atas atas dan bawah, diberikan penyekat kebocoran Apabila dihubungkan dengan jarak antara heater
panas dari kedua posisi tersebut. dengan sensor, dapat diketahuibahwa pada pada
Desain dinding ganda diharapkan dapat meredam dinding tunggal, posisi sensor pada dinsing tunggal 1
derau panas yang terjadi sehingga dapat meningkatkan dan 2 cm relatif jauh, dan pada dinding ganda, posisi
82
Proceeding Seminar Ilmu Pengetahuan Teknik 2013
Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Nasional

sensor didalam dinding kedua juga demikian. Hal ini


menunjukkan adanya korelasi munculnya
overshooting yang terjadi karena efek dari jarak.

Gambar 4: Efek daya furnce untuk dinding tunggal. a. sensor


kontrol luar, b sensor kontrol dalam 1 cm, c sensor konrtrol
dalam 2 cm, 1. 500W, 2. 1000W, 3. 2000W.
Gambar 2: Furnace dinding tunggal dengan variasi posisi
sensor untuk pengontrol furnace. Furnace menggunakan
Pada furnace dinding tunggal, secara umum dapat
daya 500W dengan laju pemanasan 10C/min. diketahui bahwa overshoot pemanasan semakin
intensif dengan peningkatan besar daya yang
Kondisi stabilitas pemanasan yang rendah juga diberikan. Demikian juga dengan furnace dinding
dapat terjadi karena kualitas penahanan panas dari ganda, peningkatan daya yang diberikan menunjukkan
heater, dimana dinding ganda dapat memberikan hal yang serupa. Hal ini menunjukkan bahwa
penahanan panas yang lebih baik daripada dinding pemberian daya yang berlebihan berpengaruh pada
tunggal, sehingga stabilitas peningkatan panasnya penurunan stabilitas furnace. Daya yang minimal
lebih tinggi. namun mencukupi merupakan pilihan yang baik.

Gambar 5: Efek daya furnce untuk dinding ganda. a. sensor


kontrol luar, b sensor konrtrol dalam dinding kedua, c sensor
Gambar 3: Furnace dinding ganda dengan variasi posisi kontrol dalam diantara dinding, 1. 500W, 2. 1000W, 3.
sensor untuk pengontrol furnace. Furnace menggunakan 2000W.
daya 500W dengan laju pemanasan 10C/min.
Uji Implementasi Desain Sensor Berjarak 2mm
Efek Daya Furnace dari Heater
Furnace didesain agar dapat mencapai suhu Hasil analisa sebelumnya menunjukkan bahwa
maksimal dari yang ditargetkan, serta memiliki peletakan sensor untuk kontrol furnace yang lebih
ketahanan terhadap derau ketika pemanasan. Pada dekat dengan heater menunjukkan hasil yang baik.
variasi ini digunakan pemanasan dengan desain 500, Untuk melakukan uji optimasi, sensor diletakkan
1000 dan 2000W. Gambar 4 menunjukkan efek variasi dalam jarak yang sangat dekat dengan heater, yang
daya untuk furnace dinding tunggal. Gambar 5 ditaman di dalam dinding alumina. Jarak yang
menunjukkan efek variasi daya untuk furnace dinding didesain sebesar 2mm. Sensor tersebut diujikan pada
ganda. Suhu yang diperleh furnace dapat mencapai furnace dinding tunggal dan ganda.
diatas 800C. Gambar 6 menunjukkan profil peningkatan suhu

83
Proceeding Seminar Ilmu Pengetahuan Teknik 2013
Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Nasional

dari kedua furnace. Dapat diketahui bahwa dinding ganda, efek derau dapat dikurangi, bahkan
peningkatan panas yang diperoleh tidak menunjukkan hilang, sehingga tidak mengganggu temperature yang
adanya overshoot. Distribusi furnace pada dinding diukur pada pusat furnace. Hal ini menunjukkan
tunggal lebih sempit dibandingkan pada dinding bahwa penggunaan dinding ganda cukup efektif
ganda, dimana selisih temperature antara dinding menghalau derau yang muncul, meskipun sangat kecil.
dengan pusat furnace kurang dari 50C, sedangkan Untuk menguji hasil desain tungku tersebut,
pada dinding ganda mencapai lebih dari 75C. apakah dapat digunakan untuk pengukuran sampel,
telah dilakukan juga pengukuran menggunakan
sampel Sn (timah), dengan sampel referensi
Al2O3corondum. Hasil analisa ditunjukkan pada
Gambar 8. Kedua jenis furnace menunjukkan hasil
pengukuran perubahan suhu yang baik. Hasil analis
titik leleh Sn juga dapat diperoleh dengan jelas,
dengan linieritas base line yang sangat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa selama tidak ada derau yang
terjadi, kedua jenis furnace dengan desain posisi
sensor pengontrol furnace dekat dengan heater
memberikan respon hasil yang baik. Namun demikian,
ketika banyak terdapat derau, efek derau akan mudah
mempengaruhi hasil analisa ketika menggunakan
furnace dindin tunggal.

Gambar 6: Profil temperatur furnace dengan sensor berjarak


2mm. Temperatur diukur pada posisi dibawah dinding
pertama dan di pusat furnace.

Perubahan pemanasan untuk sensor didalam


dinding tunggal dan dipusat furnace dianalisa dengan
menghitung perubahan suhu yang terjadi untuk setiap
satuan waktu. Hasil analis ditunjukkan pada Gambar
7. Hasil analisa menunjukkan bahwa baik dinding
tunggal maupun ganda, ketika sensor kontrol furnace
dipasangkan sedekat mungkin dengan heater, dapat
diperoleh profil pemanasan dengan pergerakan panas
yang baik dimana simpangannya mencapai kurang
dari 0.02C, dan temperature pada pusatnya mencapai
kurang dari 0.01C. Gambar 8: Uji pengukuran titik leleh dari Sn menggunakan
furnace dengan sensor kontrol furnace diletakkan 2mm dari
heater.

4. KESIMPULAN

Pada penelitian ini dikembangkan desain dan


prototipe furnace untuk analisa thermal material.
Furnace yang dikembangkan berupa furnace dengan
dinding tunggal dan ganda. Senosr kontrol furnace
divariasikan letaknya untuk dapat mengetahui efeknya
terhadap performa furnace. Efek dinding
menunjukkan bahwa dinding ganda memiliki
kemampuan menahan derau panas lebih baik daripada
dinding tunggal. Peletakan sensor kontrol furnace
menunjukkan bahwa semakin dekan jarak antara
Gambar 7: Perubahan pemanasan ketika furnace sensor furnace dengan heaternya memberikan respon
dipanaskan untuk masing-masing sensor pembaca suhu yang stabilitas furnace yang semakin baik. Pemberian daya
digunakan. pada furnace dengan jumlah yang minimal tetapi
memenuhi, lebih baik daripada daya yang berlebih,
Ketika derau diberikan pada system, dapat karena kelebihan daya dapat menurunkan stabilitas
diketahui bahwa pada furnace dinding tunggal, efek furnace. Pada furnace dengan posisi sensor pengontrol
derau langsung berpengaruh pada suhu dipusat berjarak 2mm dari heater menunjukkan performa
furnace, dimana sampel diletakkan. Sedankgan pada stabilitas pemanasan yang baik dengan simpangan
84
Proceeding Seminar Ilmu Pengetahuan Teknik 2013
Teknologi Untuk Mendukung Pembangunan Nasional

pemanasan kurang dari 0.02C dan menghasilkan 2012, pp. 410-418.


analisa data yang baik. [3] M. J. O'Neill, "The Analysis of a
Temperature-Controlled Scanning
Calorimeter", Analysis Chemistry, 1964, 36
UCAPAN TERIMA KASIH
(7), pp 12381245.
Ucapan terimakasih kepada saudara Dian [4] Coats, A. W.; Redfern, J. P.,
Permana yang telah membantu dalam proses "Thermogravimetric Analysis: A Review".
eksperimen dan pengambilan data pada kegiatan ini. Analyst 88,(1963), pp. 906924.
Ucapan terimakasih kepada program DIPA Pusat [5] Agus Sukarto Wismogroho, "Pengembangan
Penelitian Fisika dan Program Kompetitif sub Dilatometer Indonesia, Kalibrasi dan
program Material Maju dan Nanoteknologi Pusat Aplikasinya pada Analisa Material",
Penelitian Metalurgi yang telah memberikan sebagian TELAAH, vol. 31, 2013, pp.59-66.
dana untuk kegiatan ini. [6] ASTM G72/G72M-09.
[7] ASTM D3523-92.
DAFTAR REFERENSI
Tanya Jawab:
[1]Agus Sukarto Wismogroho, Wahyu Bambang Pertanyaan : Apakah ada hubungan dengan radiasi
Widayatno, "Pengembangan Alat Differential panas? (Suprapto)
Thermal Analysis Untuk Analisa Termal Jawaban
Material Ca(OH)2", Prosiding Pertemuan Pada dinding tunggal, radiasi panas langsung
Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY,14 April mengenai sampel, sehingga secara langsung
2012, Pp.40-43. mempengaruhi data di sampel, sedangkan pada
dinding ganda, radiasi panas pada dinding
[2]Agus Sukarto Wismogroho, "Studi Awal
pertama terserap sebelum masuk ke bagian
Kalibrasi Differential Thermal Analysis sampel, sehingga radiasi panas dapat difilter lebih
(DTA) Pusat Penelitian Fisika LIPI dahulu
Menggunakan Material Standar Sn, Zn Dan
Al Pada Sensor Tipe K, Prosiding Simposium
Fisika Nasional XXV HFI, 19-20 Oktober

85

Anda mungkin juga menyukai