Anda di halaman 1dari 12

5

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Komposit (Composite)


Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih
material pembentuknya melalui pencampuran yang tak homogen, dimana sifat
mekanik dari material pembentuknya berbeda-beda [4]. Dikarenakan karakteristik
pembentuknya berbeda-beda, maka akan dihasilkan material baru yaitu komposit
yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material-material
pembentuknya. Komposit dikembangkan karena tidak ditemukannya material
berstruktur homogen yang memiliki semua karakteristik yang diinginkan untuk
penerapan tertentu.

Komposit dibentuk dari dua jenis material yang berbeda yaitu:


1. Penguat (reinforcement / filler), yang mempunyai sifat kurang ductile
tetapi lebih rigid serta lebih kuat.
2. Matriks, umumnya lebih ductile tetapi mempunyai kekuatan dan rigiditas
yang lebih rendah.

Secara umum, sifat-sifat komposit ditentukan oleh:


1. Sifat-sifat filler
2. Rasio filler terhadap plastik dalam komposit.
3. Geometri dan orientasi filler pada komposit.

Jenis - Jenis Komposit Berdasarkan Penguat yang digunakan, yaitu :


1. Komposit serat (Fibrous Composites),
2. Komposit lapis (Laminates Composites), dan
3. Komposit partikel (Particulate Composites).

Fibrous composite, yaitu komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau satu
lapis dan berpenguat fiber. Kayu adalah komposit alam yang terdiri dari serat
hemiselulosa dalam matriks lignin. Fiber yang digunakan untuk menguatkan matriks
dapat pendek, panjang, atau kontinyu.

5
6

Laminated composite, yaitu komposit yang berlapis-lapis, paling sedikit terdiri


dari dua lapis yang digabung menjadi satu, dimana setiap lapisan pembentuk
memiliki karakteristik sifat tersendiri. Terdiri dari berbagai arah serat. Plywood, yang
terdiri dari layer alternatif berupa kayu mengandung lem dengan layer serat kayu
yang tegak lurus layer terdekat.

Particulate composite, yaitu komposit dengan penguat berupa partikel/serbuk


yang tersebar pada semua luasan dan segala arah dari komposit.

(a). (b). (c).

Gambar 2.1. Komposit (a). Serat, (b). Laminer, dan (c). Partikel
Sumber: [5]

2.2 Polymer
Polimer berasal dari kata poly yang berarti banyak dan mer (meros) yang
berarti bagian. Jadi polimer dapat didefinisikan sebagai suatu material yang
molekulnya dibentuk dari beberapa bagian (monomer). Umumnya polimer terbentuk
dari hidrokarbon dimana atom karbon (C) sebagai tulang punggung dalam rantai
ikatan kimianya. Berdasarkan sifatnya polimer dapat dibedakan menjadi tiga jenis
yaitu:

1. Polymer Thermoplastic, merupakan polimer yang dapat dibentuk


kembali (recycleable) melalui proses pemanasan, contoh: PVC
(Polyvinyl Chloride), PE (Polyethylene), PP (Polypropylene).
2. Polymer Thermosetting, merupakan polimer yang tidak dapat dibentuk
kembali dengan proses pemanasan seperti halnya polimer thermoplastik,
contoh: Polyester, PF (Phenolic).
3. Elastomer, merupakan polimer yang dapat kembali ke bentuk asal setelah
tegangan yang diberikan dihilangkan, contoh: karet.
7

2.2.1 Matrik
Matrik dalam teknologi komposit didefinsikan sebagai suatu material yang
berfungsi sebagai pengisi dan pengikat yang mendukung, melindungi dan dapat
mendistribusikan beban dengan baik ke material penguat komposit. Untuk itu matrik
haruslah memiliki sifat yang ideal yaitu tangguh, ulet dan cukup kuat.

Berdasarkan fasa pengisi (matrix), komposit dapat dibedakan menjadi tiga


jenis yaitu :

1. PMC (Polymers Matrix Composite)


Merupakan komposit yang menggunakan material polimer sebagai
matrik. Contohnya : polimer diperkuat serat gelas (GFRP) dan polimer
diperkuat serat karbon (CFRP)
2. CMC (Ceramic Matrix Composites)
CMC merupakan material 2 fasa dengan 1 fasa berfungsi sebagai
reinforcement dan 1 fasa sebagai matriks, dimana matriksnya terbuat dari
keramik. Reinforcement yang umum digunakan pada CMC adalah
oksida, carbide, dan nitrid. Salah satu proses pembuatan dari CMC yaitu
dengan proses DIMOX, yaitu proses pembentukan komposit dengan
reaksi oksidasi leburan logam untuk pertumbuhan matriks keramik
disekeliling daerah filler (penguat).
3. MMC (Metal Matrix Composites) Metal Matrix composites adalah salah
satu jenis komposit yang memiliki matrik logam. Material MMC mulai
dikembangkan sejak tahun 1996. Pada mulanya yang diteliti adalah
Continous Filamen MMC yang digunakan dalam aplikasi aerospace.

2.2.2 Sifat Matrik


Sifat matrik yang ideal adalah tangguh, ulet dan cukup kuat. Matrik berfungsi
untuk mengikat serat, meneruskan beban dan mencegah propagasi perpadatan serat
ke seluruh komposit. Temperatur cair matrik yang rendah membatasi penggunaan
komposit pada temperatur tinggi.
8

2.2.3 Ikatan Antara Matrik Dan Serbuk


Koefisien ekspansi panas matrik dan serbuk harus sama agar ikatan keduanya
baik. Serbuk sebaiknya dilapisi agar ikatan kuat terutama matrik polimer dan
partikel. Ikatan antara lapisan juga harus bagus agar tidak terjadi delamination yaitu
robeknya lapisan pada saat dibebani.

2.3 Material Kayu


Kayu merupakan bagian keras dari jaringan struktur serat alam yang
membentuk batang pohon dalam tumbuh – tumbuhan yang digunakan sebagai
penguat polimer komposit. penguat serat alam dipandang sangat efisien untuk
menggantikan serat buatan atau serat sintetis karena serat alam mempunyai beberapa
kelebihan yaitu mudah di dapat, harganya lebih murah dan ramah lingkungan
dibandingkan serat sintetis [6]. “Serat alami memiliki beberapa keuntungan
dibandingkan dengan serat sintetis, seperti beratnya lebih ringan, dapat diolah secara
alami dan ramah lingkungan, dan serat alami juga merupakan bahan terbaharukan
dan mempunyai kekuatan dan kekakuan yang relatif tinggi dan tidak menyebabkan
iritasi kulit” [7]. Keuntungan-keuntungan lainnya adalah kualitas dapat divariasikan
dan stabilitas panas yang rendah.
Sifat – sifat kayu yang penting sehubungan dengan penggunaannya meliputi
sifat fisik, sifat mekanik dan sifat kimia. Sifat kayu yang erat kaitannya dengan
kekuatan kayu adalah sifat mekaniknya. Kekuatan dan ketahanan terhadap perubahan
bentuk suatu bahan disebut sebagai sifat – sifat mekaniknya [8]. Kekuatan kayu
sangat erat kaitannya dengan berat jenis, semakin besar berat jenis kayu maka
semakin kuat kayu tersebut. Secara umum, semakin besar rasio diameter partikel
maka semakin baik sifatnya [9]. Diameter kecil partikel mengurangi cacat
permukaan yang menyebabkan kerapuhan.
Serbuk kayu merupakan limbah produksi sawmill, dihasilkan dari kayu yang
telah melalui proses penggergajian, selama ini tidak dimanfaatkan dan terabaikan,
serta dianggap tidak memiliki nilai ekonomis.
9

2.3.1 Kayu Kelapa (Cocos nucifera)

Kelapa (Cocos nucifera) merupakan tanaman pinang (Arecacea) berbatang


tunggal yang hanya tumbuh subur di daerah tropis dan subtropis. Ada beberapa yang
harus diperhatikan dalam syarat pertumbuhan pada Kelapa antara lain :
 Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir, berabu
gunung, dan tanah berliat, dengan pH tanah 5,2 hingga 8, mempunyai struktur
remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik.
 Sinar matahari banyak minimal 120 jam/bulan, jika kurang dari itu produksi
buah akan rendah.
 Suhu yang paling cocok adalah 27ºC dengan variasi rata-rata 5-7ºC, suhu
kurang dari 20º C tanaman kurang produktif.
 Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/thn. Kekeringan panjang
menyebabkan produksi berkurang 50%, sedangkan kelembapan tinggi
menyebabkan serangan penyakit jamur.
 Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi
terutama varietas dalam.

Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut,
namun akan mengalami pelambatan pertumbuhan. Kelapa bertumbuh di tanah
berpasir, membutuhkan banyak cahaya matahari, dan curah hujan yang teratur.
Tanaman kelapa umumnya mempunyai akar serabut, buah menggerombol dan
daunnya bertulang sejajar, batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu
tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik),
berkayu. Batang pohon kelapa banyak digunakan untuk bagian atap dari sebuah
bangunan rumah. Batang pohon kelapa tidak boleh terkena air atau lembab karena
akan menyebabkan kerusakan. Untuk mengatasi keterbatasan dari batang pohon
kelapa kebanyakan masyarakat memilih batang kelapa yang sudah tua, kering dan
sebagian masyarakat mengolesinya dengan oli (oli bekas kendaraan atau oli tab).
Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai
daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan. Pohon kelapa
terdapat di kurang lebih 150 spesies kelapa yang tersebar di 80 negara [10].
10

Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua
bagiannya dapat dimanfaatkan orang. Adapun kegunaan dari bagian-bagian pohon
kelapa yaitu :

 Batang Pohon Kelapa


Batang pohon kelapa selain dimanfaatkan sebagai kayu ,bisa pula dijadikan
sebagai (Glugu) bahan bangunan dan beberapa perkakas rumah lainnya.
 Batang Lidi kelapa
Lidi dan daun kelapa bisa dijadikan sapu, tempat tisu dan tas etnik dll.
 Daun kelapa
Daun kelapa bisa digunakan untuk pembungkus ketupat dan bahan kerajinan,
serta untuk atap rumah.
 Tempurung Kelapa
Tempurung kelapa bisa dijadikan berbagai produk ,seperti misalnya : arang
untuk membuat karbon aktif (berguna untuk mengoperasikan kipas), filter air,
briket, asap cair dan lainnya.
 Sabut Kelapa
Produk berbahan sabut kelapa yang disebut coco peat bisa digunakan sebagai
media tanam dan media ternak cacing karena bisa menahan serapan air.
Limbah coco peat berupa serbuk kasar juga bisa digunakan sebagai bahan
bakar Industri pembuatan batu bata dan tahu. Selain untuk coco peat, serabut
kelapa juga bisa digunakan sebagai bahan baku coco fibre yang digunakan
untuk bahan pembuat matras, pengisi jok pesawat, jok mobil, kasur pegas,
sikat, tali , filter, sebagai penahan erosi pada lereng pegunungan ataupun
daerah pantai, untuk peredam suara.
 Daging buah kelapa
Pada bagian daging buah kelapa bisa untuk minyak kelapa, nata de coco,
santan dan juga sebagai bahan minuman dan Iain-lainnya. Produk berupa
minyak kelapa, yang diisukan sebagai minyak jahat atau minyak kampung,
ternyata hanya propaganda pasar barat yang notabene mereka ingin
melindungi pasar minyak kedelainya. Banyak ilmuwan yang menyatakan
11

bahwa minyak kelapa jauh lebih sehat dari minyak manapun, baik untuk
kosmetik maupun konsumsi.
 Air Kelapa
Air kelapa muda sering dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional dan
kecantikan karena mengandung vitamin c, asam nikotinat, asam folat, dll.
air kelapa juga merupakan minuman sumber oksien karena dapat menambah
ion-ion yang hilang pada tubuh saat sedang berkeringat

2.3.2 Pengaruh Suhu Terhadap Kayu


Dalam banyak macam proses, kayu mengalami perlakuan pada suhu tinggi,
misal pengeringan, stabilisasi dimensi, pembuatan pulp, produksi papan partikel dan
papan serat. Proses-proses tersebut membutuhkan suhu yang biasanya tidak lebih
dari 200˚C karena degradasi termal tidak diharapkan. Penyusutan kayu selama
pengeringan berasal dari penyusutan dinding sel. Dimensi dinding sel berkurang
dalam skala yang cukup besar. Boutelje menentukan penyusutan volumetrik dinding
sel dalam kayu awal spruce sebesar 26,5% dan dalam kayu akhir sebesar 29,5% [11].
Penyusutan ini menghasilkan penurunan volume pori dalam kayu awal dan kenaikan
dalam kayu akhir. Dari kenaikan suhu terjadi gaya penyusutan tambahan karena
penyusutan volume naik oleh kehilangan zat akibat peruraian termal.

Gambar 2.2. Pengaruh Suhu Terhadap Kayu


Sumber: [11]

2.3.3 Perhitungan Massa Jenis Serbuk


Metode pengukuran ini menggunakan metode gravitasi komparasi massa
jenis dengan menggunakan neraca pegas sebagai alat ukur. Pengukuran dilakukan
dengan tiga kali pengulangan dengan menggunakan rumus :
12

f= ....................................................................................(2.1)


= ................................................................................................(2.2)

Dimana:
ρf : Massa jenis serbuk (gram/cm3)
mu : Massa benda di udara (gram)
mm :Massa benda dalam minyak tanah (gram)
ρm : Massa jenis minyak tanah (0,83 gram/cm3)

2.3.4 Fraksi Berat Sebuk


Fraksi berat serbuk adalah perbandingan antara berat serbuk dengan berat
komposit.
Volume Cetakan (Vc)
Vc = p x l x t ............................................................................. ..(2.3)

Dimana :
Vc : Volume Cetakan (cm3)
p : Panjang Cetakan (cm)
l : Lebar Cetakan (cm)
t : Tinggi Cetakan (cm)

Fraksi Berat Serbuk ( FW )

FW = x 100% ................................................................. ..(2.4)

Dimana :
FW : Fraksi Berat Serbuk (%)
Wf : Berat Serbuk (gram)
Wp : Berat Plastik (gram)
13

2.4 Perlakuan Borax Boric Acid (BBA) pada Serbuk


Borax atau Sodium Tetraborate Decahydrate (Na2B4O7·10H2O), dan Boric
Acid (H3BO3) terdaftar di Environmental Protection Agency (EPA) sebagai pengawet
kayu dikarenakan sifat-sifat yang dimiliki zat kimia tersebut, boraks borik sangat
beracun bagi rayap, dan jamur pembusuk kayu, namun tidak terlalu beracun bagi
mamalia, dan ikan, sifatnya yang larut dalam air, membantu penyerapan asam boraks
borik ke permukaan kayu, senyawa kimia inorganik boraks borik merupakan fire
retardant yang baik, terutama dikarenakan keefektifannya dalam mengurangi
flammability pada bahan selulosa, perlakuan boraks borik yang relatif murah dan
lebih aman dari pengawet kayu lain pada umumnya, menjadikan boraks borik
sebagai pengawet kayu yang populer dalam industri perkayuan. American Wood
Protection Association Standard P5 membahas mengenai standar aman untuk kadar
Borax Boric Acid yaitu diantara pH 7.9-9.0 [3]. Sesuai rujukan dari “The Chemistry
Of Wood Preservation” dengan mencampurkan per berat dari 65% air, 20% boraks,
dan 15% asam borat akan mendapatkan larutan Borates dengan kadar 15,8% [12].
Dengan mencampurkan Borax dengan Boric Acid akan didapat senyawa
kimia Disodium Octaborate Tetrahydrate (Na2B8O13.4H2O) [13]. Borax, dan Boric
Acid dicampur dengan perbandingan 1,5:1 untuk mendapatkan kelarutan maksimum
borat dalam air [14]. Pembuatan larutan Borates dapat dilakukan menggunakan berat
sebagai perbandingan dengan cara mencampurkan hasil campuran senyawa kimia
Borax Boric Acid dengan air [14]. persentase kadar larutan menggunakan rumus :

( )
( / %) = x 100 ......(2.5)
( )

(a) (b)

Gambar 2.3. (a). Boric Acid, (b). Borax


14

2.5 Uji Ketahanan Api


Dipilihnya uji ketahanan api dalam penelitian ini adalah untuk menguji
perubahan karakteristik ketahanan api dari serbuk kayu kelapa dikarenakan
mudahnya kayu terbakar. Pengujian ketahanan api yang digunakan dalam penelitian
ini didasarkan pada ASTM D 635-03 [15] dari America Society for Testing and
Materials (ASTM).

Gambar 2.4. Alat Uji Ketahanan Api Sesuai ASTM D 635-03

perhitungan laju pembakaran linear (V), dari tanda 25 mm untuk setiap spesimen
dimana bagian depan api mencapai 100 mm tanda dengan menggunakan persamaan:

Laju Pembakaran Linier (V)


= L / t ............................................................................................(2.6)

Dimana:

: Laju Pembakaran Linear (mm/detik)

L : Panjang Terbakar (mm)

t : Waktu Terbakar (detik)

Kehilangan Berat (w)

w = w0 – w1 .............................................................................................. ..(2.7)

Dimana :

w : Kehilangan Berat (gram)

w0 : Berat Awal (gram)

w1 : Berat Akhir (gram


15

Laju Kehilangan Berat

̇ = w / t............................................................................................ (2.8)
Dimana :

̇ : Laju Kehilangan Berat (gram/detik)

w : Kehilangan Berat (gram)

t : Waktu Terbakar (detik)

Presentase Kehilangan Berat

w= 100% ………….………………………………………............(2.9)

Dimana :

w : Kehilangan Berat (gram)


w0 : Berat Awal (gram)
w1 : Berat Akhir (gram )

2.6 Uji Bio-Degradasi


Dipilihnya uji bio-degradasi dalam penelitian ini adalah untuk menguji
perubahan karakteristik bio-degradasi dari serbuk kayu kelapa dikarenakan
mudahnya kayu terurai di alam bebas. Uji bio-degradasi dilakukan dengan mengubur
spesimen uji di dalam medium kompos yang terbuat dari tanah incepticol, dan serbuk
kayu dengan waktu yang telah ditentukan, kemudian timbang berat spesimen uji
dengan menggunakan timbangan digital [16][17][18]. Bio-degradasi ditentukan
dengan mengukur berat yang hilang dari komposit setelah penanaman dalam kompos
dengan rumus :

(%) = × 100 ....................................................................(2.10)

Keterangan :
: Presentase berat yang ter-degradasi dalam pengujian.
: Berat spesimen sebelum pengujian.
: Berat spesimen sesudah pengujian.
16

2.6.1 Tanah Incepticol


Tanah incepticol adalah tanah yang belum matang dengan perkembangan
profil yang lebih lemah dibanding tanah matang dan masih menyerupai sifat bahan
induknya. Tanah incepticol di indonesia banyak digunakan untuk budidaya tanaman
karena sifatnya yang memiliki kandungan unsur hara yang tidak. Sifat fisik tanah
incepticol, dan morfologinya sebagai berikut :

 Memilii solum tanah agak tebal, yaitu 1-2 meter


 Warna tanahnya hitam atau kelabu sampai dengan coklat tua
 Teksturnya debu, lempung berdebu, bahkan lempung
 Struktur tanahnya remah, konsistensinya gembur memiliki pH 5.0 – 7.0
 Memiliki kandungan organik yang cukup tinggi, yaitu antara 10% - 30%
 Memiliki kandungan unsur hara yang sedang sampai tinggi
 Produktivitas tanahnya dari sedang sampai tinggi

2.7 Scanning Electron Microscope (SEM)


Alat yang digunakan untuk menganalisa topografi, morfologi, dan komposisi dari
komposit adalah SEM, alat ini bekerja dengan cara menembakkan electron ke
permukaan sampel yang bereaksi dengan atom pada sampel yang kemudian
membentuk sinyal-sinyal yang memiliki informasi tentang sampel tersebut.

Anda mungkin juga menyukai