Anda di halaman 1dari 18

AB I

PENDAHULUAN

Perawatan Kesehatan di rumah bukanlah merupakan sebuah konsep baru dalam


sistem pelayanan kesehatan, khususnya pada praktek keperawatan komunitas. Hal
ini sudah dikembangkan sejak tahun 1859 yang pada saat itu Willian Rathbone of
Liverpool, England dan juga Florence Nightingale melakukan perawatan kesehatan
di rumah dengan memberikan pengobatan kepada klien (masyarakat) yang
mengalami sakit terutama terutama mereka dengan status sosial ekonomi rendah,
kondisi sanitasi, kebersihan diri dan lingkungan, dan gizi buruk sehingga beresiko
tinggi terhadap berbagai jenis penyakit infeksi yang umum ditemukan di
masyarakat (Smith & Maurer, 2000). Kunjungan rumah juga dilakukan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta meminimalkan
resiko penyakit infeksi masyarakat, serta mencegah terjadinya kekambuhan
penyakit, seperti: perawatan nifas pada ibu paska melahirkan, perawatan anak
diare, pemantauan klien dengan Tuberculosis, hipertensi, kardiovaskuler,
penyuluhan kesehatan klien dengan berbagai penyakit, dll (Stanhope & Lancaster,
2001).

Seiring dengan perkembangan IPTEK dan teknologi medis di era globalisasi ini,
berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek keperawatan di
Indonesia kini. Tuntutan masyarakat akan kebutuhan pealayanan kesehatan juga
semakin meningkat dan berubah dari konsep perawatan dan pengobatan di rumah
sakit/klinik menjdai kebutuhan perawatan di rumah, khususnya bagi klien/keluarga
dengan penyakit terminal. Di samping itu perawatan di rumah menjadi alternative
bagi keluarga dengan usila (usia lanjut) yang cenderung mengalami penyakit
dengan kondisi kronik , yang membutuhkan perawatan dan pengobatan jangka
panjang.

Hali ini tentu sangat memberikan keuntungan bagi klien dan keluarganya, bila
mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keamanan klien dan keluarga lebih
intens dan interaksi lebih bebas bila berada di rumah sendiri, dan pembiayaan
terapi perawatan di rumah yang relative lebih murah dibandingkan dengan
perawatan di rumah sakit sehingga di rumah lebih cost effective.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Pelayanan kesehatan rumah adalah komponen dari rentang pelayanan kesehatan


yang komprehensif yang di dalamnya terdapat pelayanan kesehatan untuk indiidu
dan keluarga di tempat tinggal mereka dengan tujuan meningkatkan, memelihara
atau memulihkan kesehatan atau meningkatkan kemandirian, menimalkan akibat
dari ketidakmampuan dan penyakit terminal (Warhola, 1980).

Pelayanan kesehatan rumah merupakan kunjungan rumah dan bagian integral dari
pelayanan keperawatan, yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu,
keluarga, dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang mereka hadapi (Sherwen, 1991).

Menurut ANA (1992) pelayanan kesehatan rumah adalah perpaduan perawat


kesehatan masyarakat dan ketrampilan tekhnis yang terpilih dari perawat spesialis
yang terdiri dari kumpulan perawat komunitas, seperti perawat gerontologi, perawat
psikiatri, perawat ibu dan anak, perawat kesehatan masyarakat, dan perawat
medikal bedah.

Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan


tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerja sama dengan
keluarga dan tim kesehatan lainnya. Pelayanan kesehatan rumah adalah sebuah
spektrum kesehatan yang luas dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada
lingkungan rumah untuk memulihkan ketidak mampuan dan membantu klien
menyembuhkan yang menderita penyakit kronik (NAHC, 1994).

Dari beberapa definisi di atas komponen utama pada pelayanan kesehatan rumah
adala klien, keluarga, pemberi pelayanan kesehatan yang diberikan secara
profesional (multidisiplin), direncanakan, dikoordinasikan bertujuan membantu klien
kembali ketingkat kesehatan optimum dan mandiri yang dilaksanakan di rumah
beradasarkan kontrak dan merupakan kelanjutan dari pelayanan keperawatan pada
tiap tingkat fasilitas pelayanan kesehatan.

2.2. Perkembangan Pelayan Kesehatan Rumah

Bentuk pelayanan kesehatan masyarakat yang populer dan banyak dikenal


masarakat adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Karena berbagai
pertimbangan terpaksa perawatan dilakukan di rumah. Faktor faktor yang
mendorong perkembanagan kesehatan rumah adalah:
o kasus kasus penyakit terminal dianggap tidak efisien lagi jika dirawat di institusi
pelayanan kesehatan, misal klien mengidap penyakit keganasan (kanker) stadium
akhir.

o Keterbatasan masyarakat untuk membiayai kasus penyakit degeneratif yang


memerlukan perawatan relatif lama, misal klien pasca stroke yang mengalami
kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi dalam jangka waktu yang
cukup lama.

o Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, dengan asumsi bahwa
perawatan klien yang lama (> 1 minggu) tinggal di rumah sakit tidak
menguntungkan.

o Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian besar klien
jika dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat
proses penyembuhan.

Pelayanan kesehatan rumah bertujuan:

a. Meningkatkan kemandirian klien dalam pencegahan komplikasi penyakit kronik


membantu mengurangi efek penyakit dan ketidakmampuan akibat penyakit.

b. Biaya kesehatan akan lebih terkendali, kesinambungan pelayanan yang diberikan


akan mencegah terjadinya komplikasi.

c. Mutu pelayanan akan lebih meningkat, peran serta keluarga dalam memberikan
pelayanan akan memberikan kesempatan kepada perawat melakukan suatu
penelitian pada aspek aspek yang membutuhkan pengembangan.

Menurut Suharyati, (2004) program home care mempunyai dampak yang


menguntungkan baik bagi klien dan keluarganya maupun bagi tenaga yang terlibat
dalam pelayanan home care. Bagi klien dan keluarga dapat membantu secara
efisien dalam mengurangi beben biaya rawat inap dirumah sakit yang makin mahal
dan semakin tidak terjangkau, disamping pula meningkat kemandiri keluarga dalam
perawatan klien dirumah. Sedangkan bagi para petugas yang terlibat terutama
dalam pelayanan langsung dirumah klien program ini dapat memberikan variasi
lingkungan kerja dan mampu menambah pengasilan bagi para perawat yang
bekerja dirumah sakit.

Karakteristik home VISIT adalah memprioritaskan preventif dan promotif tanpa


mengabaikan kuratif dan rehabilitative, cara pelayanan tidak terkotak-kotak,
terpadu dan berkesinambungan serta pendekatan pelayanan secara menyeluruh,
sedangkan manfaat yang dapat diambil dari pelayanan home care adalah
terpernuhinya kebutuhan dan tuntutan keperawatan dan kesehatan, biaya
kesehatan akan lebih terkendali, mutu pelayanan akan lebih meningkat dan
keluarga akan lebih terlibat secara aktif.

Strategi penggelolaan home care. Untuk mengelola home care dibutuhkan


komitmen dari berbagai pihak yang terkait baik dari penggelola, rumah sakit
maupun dari para pemberi pelayanan. Karena dalam pelaksanaannyahome care
tidak lepas dari berbagai masalah diantaranya adalah image masyarakat masih
berorientasi pada medis, praktek mandiri belum tersosialisasi.

Menurut Ficks. W.J (1993) ada beberapa kendala atau hambatan dalam mencapai
sukses dalam pengelolaan HVC (Home VISIT Cere) yaitu dilihat dari aspek internal
dan aspek eksternal. Hubungan dari aspek internal terdiri dari product
lifecycle,wage and benefits,administrivia, dan hospital large-scale mind set.
Sedangkan hambatan eksternal menyangkut system pembayaran yang tidak ancer,
meliputi : reimbusment changes, propective payment dan case management yang
tidak hati-hati. Untuk menanggulangi hambatan faktor internal dan eksternal HVC
menurut Lerman and Linne, (1993) diarahkan pada :

a. Menetapkan strategi MIA (Mission, Innovation, and Autonomy) untuk mengatasi


hambatan internal.

M = Mission

Antara agen / unit home cere dan rumah sakit harus saling bersinergi dan
mempunyai kesamaan pandangan dalam hal:

Secara umum jenis pelayanan yang dapat diberikan dalam pelayanan kesehatan
rumah dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan

2. Pelayanan rehabilitasi

3. Pelayanan informasi dan rujukan

4. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik

5. Pendidikan dan latihan

6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan


7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial

Langkah langkah VISIT Care menurut Smith (1995) ada empat aktifitas atau fase
dalam melaksanakan keperawatan dirumah, yaitu:

1. Fase Permulaan

Perawatan merupakan kasus kasus yang perlu ditidak lanjuti dirumah, melelui
seleksi kasus dipuskesmas sesuai dengan prioritas. Kemudian menetapkan jadual
kunjungan, kontrak waktu kunjungan dengan membuat kesepakatan dengan
keluarga tentang waktu kunjungan dan kehadiran anggota keluarga pengambilan
keputusan. Selama fase ini pula perawat dan keluarga berusaha untuk saling
mengenal dan mengetahui bagaimana keluarga menangapi suatu masalah
kesehatan. Selain itu juga perawat menyiapkan perlengkapan lapangan yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan kunjungan seperti mempelajari riwayat penyakit
klien (individu atau anggota keluarga) dari rekan kesehatan anggota keluarga
(family folder) dipuskesmas dan pencatatan lain (unit pelayanan kesehatan) yang
ada kaitannya dengan klien tersebut, membuat catatan singkat tentang masalah
klien dan keluarga tersebut.

2. Fase implementasi

Fase ini perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk menyelesaikan


masalah kesehatan yang dimiliki oleh keluarga. Lakukan intervensi sesuai rencana,
eksplorasi nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap kebutuhannya.
Berikan pendidikan kesehatan sesuai dengan pendidikannya dan sediakan pula
informasi tertulis.

3. Fase terminasi

Perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada pencapaian tujuan


yang telah ditetapkan bersama keluarga. Menyususn rencana tindak lanjut terhadap
masalah kesehatan yang sedang ditangani dan masalah kesehatan yang mungkin
dialami keluarga. Tinggal nama dan alamat perawat serta nomor telpon yang bisa
dihubungan oleh keluarga.

4. Aktivitas post visit

Fase terakhir adalah pendokumentasian, dimana perawat melakukan pencatatan


secara lengkap tentang hasil kunjungan untuk disimpan di pelayanan kesehatan,
tempat perawat bertugas.
Karakteristik pelayanan kesehatan rumah antara lain

a. Pelayanan kesehatan rumah memiliki karakteristik sebagai bentuk pelayanan


kesehatan promotif dan preventif yang menjadi prioritas utama dengan tidak
mengabaikan upaya pengobatan, pencegahan kecacatan yang dilakukan dalam
bentuk kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi.

b. Tatacara pelayanan tidak diselenggarakan secara terpisah pisah, namun


dilkukan secara terpadu (interdisiplin) dalam rangka memenuhi kebutuhan klien.

c. Pendekatan penyelenggaraan pelayanan secara menyeluruh.

Agen adalah pengelola yang bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan


pelayanan kesehatan rumah baik penyediaan tenaga, sarana dan peralatan serta
mekanisme pelayanan sesuai standar yang ditetapkan. Sejak awal berdirinya
pelayanan kesehatan rumah, banyak organisasi yang telah membuat program
pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan klien.

Berdasarkan pada administrasi dan struktur organisasi, agen kesehatan rumah


dibagi dalam lima jenis yaitu:

1. Agen pemerintahan

2. Agen voluntir/sukarela

3. Agen kombinasi

4. Agen rumah sakit

5. Agen proprietary/swasta

BAB III

A. Kebutuhan Pendidikan Untuk Bidang Praktek

Instituti pendidikan keperawatan bertanggung jawab untuk menghasilkan tenaga


perawat yang mahir dan berkompeten. Kompetensi profesional adalah kebutuhan
utama bagi perawat kesehatan rumah yang berasal dari berbagai tingkat
pendidikan dan mempunyai pengalaman praktik yang berbeda. Kedua aspek ini
harus disiapkan dengan baik selama masa pendidikan karena mempunyai
konstribusi dalam ;pelanyanan kesehataan rumah. Kelak perawat harus dididik dan
dilatih untuk memperoleh pengalanman dan mencapai kemamnpuan yang lebih
tertinggi sehingga selain dapat bekerja dengan rekan seprofesi maupun profesi, lain
mampu bekerja sama dengan klien daan anggota masyarakat. Lulusan serjana
keperawatan merupakan tingkat minimum untuk bergabung daalam profesi perawat
kesehatan masyaraka.

B. Lingkup Praktik

Hal penting yang perlu diingat bahwa pelayan kesehatan rumah adalah bagian dari
perawat kesehatan masyarakat, yang menitip beratkan kegiatan promosi
kesehatan. Kegiatan promosi kesehatan adalah komponen dasar dari praktik
kesehatan yang dilakukan pada klien dengan tujuan utama memfasilitas
(mempermuda) klien melakukan perawaan diri sendiri. Menurut Orem (1995)
perawata mandiri adalah aktifitas aktifitas praktik individu yang meliputi
pemeliharaan kesehatan dan kesejatraan klien tampa mengabaikan kecactan
mereka. Contoh, klien dengan pasca strok tidak mampu melakukan kegatan sehari
hari tanpa bantuan. Walupun demekian klien dapat dilatih dan diajarkan me;akukan
kegiatan dengan modifikasi sehingga secra bertahap klien menuju ketahap
pelaksanaan prinsip perawatan diri sendiri secara sempurna.

Pada dasarnya perawatan diri sendiri adalah suatu tindakan yang dipilih leh
konsumen dan klien terhadap diri mereka sendiriuntuk memelihara kehdupan
kesehatan kesejatraan mereka (Goeppengor, 1992). Tujuan utama untuk membantu
mencega terjadinya penyakit dan untuk menngkatkan kesejatraan klien pada area
kesehatan rumah. Klien yang menentukan dan mengontrolpelayanan yang
diberiakan kepadanya dan rencana pelayanan yang akan diberikan harus ditetapkan
bersama sama. Perawat hanya bertindak sebagai pasilitator untuk
mengembangkaan prilaku kesehatan positif kepada individu yang mengidap
penyakit tertentu, setelah kembali ke rumah sakit / instansi kesehatan lain.

Aplikasi proses keperawatan difokuskan pada kepada kebutuhan klien individu dan
pemberi perawatan mereka. Menurut American Nurses Credentialing center,
kerangka kerja praktik kesehatandi rumaha adalah manajemen perawatan, yang
mencakup: penggunaan proses keperawatan untuk mengkaji, mendiagnosis,
merencanakan, dan mengevaluasi perawatan; pelaksanaan intervensi keperawatan,
termasuk penyuluhan; koordinasi dan penggunaan rujukan dan sumber; pemberian
dan pemantauan semua tingkat perawatan semua teknis; kolaborasi dengan disiplin
lain dan pemberi perawatan lai; identifikasi masalah klinis dan penggunaan
pengetahuan penelitian; sepervisi personel tambahan; dan advokasi hak klien untuk
determinasi diri.
Perbedaan antara keperawatan kesehatan di rumah berbeda dengan peran perawat
di perawatan akut. Stackhouse (1998) mengidentifikasi beberapa pertimbangan
utama pada keperawatan kesehatan rumah:

Perawat bekerja dalam lingkungan klien. Perawat adalah tamu di rumah klien. Di
rumah sakit, sering kali ada perasaan bahwa perawat dan dokter adalah pemilik
rumah sakit dan klien adalah tamu.

Kebuuhan akan komunikasi yang jelas dan lengkap penting karena anggota tim
kesehatan lain biasanya tidak hadir bersama perawat.

Pengetahuan mengenai sistem reimbursement sangatlah pentng. Klien harus


mengetahui layanan apa yang tersedia karena sebagian besar orang tidak
membayar langsung atas layanan.

Perawat kesehatan rumah bekerja sendiri. Perawat di ruah sakit dikelilingi oleh
rekan kerja yang lain, sedangkan perawat kesehatan rumah hanya memiliki telepon.

Perawat di rumah sakit memiliki berbagai suplai dan peralatan. Perawat


kesehatan rumah sering kali harus membuat atau mengadaptsi peralatan untk
disesuaikan dengan rumah.

Pengetahuan mengenai sumer komunitas itu penting. Sumber komunitas sering


kali dapat menimbulkan banyak perbaikan pada kualitas hidup klien. Perawat
kesehatan di rumah sebaiknya memiliki berkas sumber untuk dibagikan ke klien dan
keluarga klien.

C. Hubungan Perawat Klien Dengan Keluarga

Perawat perawat yang berkunjung ke rumah memiliki perhatian terhadap seluruh


masalah kesehatan yang teridentifikasi dari keluarga tertentu atau sekelompok
keluarga. Perawat tersebut memiliki kemapuan klinik yang general dan dapat
bekerja dengan klien dari seluruh kelompok usia.

Prinsip hubungan perawat klien dengan keluarga :

1. Focus intervensi perawat adalah keluarga


2. Intervensi yang diberikan dapat berfokus pada seluruh kebutuhan kesehatan dan
meliputi tiga level pencegahan.

3. Keluarga tetap memiliki otonomi untuk mengambil keputusan terhadap


kesehatan.

4. Perawat adalah tamu di rumah keluarga

Fase hubungan perawat-klien dengan keluarga

1. Fase premisiasi atau persiapan

Pada fase pertama, perawat mendapat data tentang keluarga yang akan di kunjungi
dari puskesmas atau ibu kader,perawat perlu membuat laporan pendahuluan untuk
kunjungan yang dilakukan. Baik perawat yang sudah berpengalaman fase ini di
perpendek jangka waktunya. Sangat penting untuk dilakukan fase ini adalah
kontrak waktu kunjungan dengan keluarga.

2. Fase inisiasi atau perkenalan

Fase ini mungkin memerlukan berapa kali kunjungan Selama fase ini, perawat dan
keluarga berusaha untuk saling mengenal dan bagaimana keluarga menanggapi
suatu masalah kesehatan.

3. Fase implementasi

Pada fase ini, kerja perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dimiliki keluarga bersama-sama dengan
keluarga. Lakukan intervensi sesuai perencanaan. Eksplorasi nilai-nilai keluarga dan
persepsi keluarga terhadap kebutuhannya. Berikan pendidikan kesehatan sesuai
dengan tingkat pendidikan dan sediakan pula informasi tertulis.

4. Fase terminasi

Difase ini, perawat membuat kesimpulan hasi kunjungan berdasarkan pada


pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama keluarga. Menyusun rencana tindak
lanjut terhada masalah kesehatan yang sedang ditangani dan masalah kesehatan
yang mungkin dialami keluarga penting dilakukan fase terminasi. Tinggalkan nama
dan nomor telpon.

5. Fase paska kunjungan


Fase terakhir ini sering terabaikan. Difase ini hendaknya membuat dokumentasi
lengkap tentang hasil kunjunagan untuk di simpan di pelayanan kesehatan, tempat
perawat bertugas.

D. Peran Dan Fungsi Perawat Kesehatan Rumah

Perawat pelayanan kesehatan, terlibat dalam perawtan langsung dan perawatan


tidak langsung. Dalam melaksakan tugasnya, perawat pelayanan kesehatan rumah
menjalankan beberapa macam perAN.

v Perawatan Langsung

Perawatan yang diberikan mengacu pada aspek fisik yang nyata yang diperoleh
melalui intraksi perawat klien. Kegiatan pelayanan secara langsung yang
diberiakan pada klien meliputi pengkajian fisik klien, mengganti balutan luka,
memberikan injeksi, memasang kateter dan atau memberi injeksi ntravena. Selain
itu perawat memberiakn pendidikan kesehatan pada klien dan anggota kluarga
yang memberikan pelayanan kesehatan ( Caregiver), tentang cara cara melakukan
prosedur tertentu.

Perawat dapat membantu klien dan keluatga mengembangkan sikap yang positif.
Kemampuan dan kecakapan tehnis harus diperhatikan oleh perawat pelayanan
kesehatan rumah sehinga dapat menerima pembayaran jasa yang telah diberikan
oleh pihak ke III. Untuk menentukan tindakan apa saja yang telah dilakukakan leh
perawat maka berikut ini terdapat beberapa hal yang harus dicatat secara ade kuat
yaitu :

Apakah pelayan kompleks, diberiakan oleh perawat yang terekistrasi (RN)

Apakah yang dapat dilakukan perawat yang terampil sesuai dengan kondisi klien

Dapatkan pelayanan yang diberikan dilakukan oleh seseorang yang bukan


petugas kesehatan

Apakah instruksi yang diberikan dalam merawat klien melipuyi pengetahuan,


instruksi (perawatan) dilakukan oeh seorang perawat RN
Guna menjawab pertayaan tersebut, perawat pelayanan kesehatan rumah harus
memiliki dasar pengetahuan yang cukup untuk mengetahui dan menafsirkan /
menginterprestasikan kata keterampilan. Klien dan keluarga mempunyai penafsiran
terhadap pelayan yang diberikan data subyektif atau obyektif. Beberapa contoh dari
pelayanan kesehatan berikut ini, akan membantuk petugas keperawatan untuk
menyakinkan mereka tentang objektifitas pelayanan yang diberikan.

v Obsevasi dan evaluasi keadaan fisik dan emosional.

v Meyediakan perawatan langsng seperti aturan dalam keperawatan, latihan


rehabilitasi, pemasangan kateter, irigasi kolostomi dan petawatan luka

v Membantu klien dan keluarga megembangkan prilaku positif dalam kesehatan

v Membantu klien dan keluarga untuk memberikan pengobatan jika diperlukan

v Ajarkan klien dan keluarga untuk menjalakan diet yang dianjurkan dokter,
mempertimbangkan masalah budaya, keungan dan hal yang terksit dengan privasi.

v Lapotkan kedokter jika muncul tanda dan gejala yang berhubungan dengan status
kesehatan klien dan kelanjutan pengobatan yang sedang dijalani

v Membantu klien dan keluarga untuk mengidentifikasi sumber daya yang akan
membantu klien mencapa fungsi kesehatan optimal.

o Perawatan Tidak Langsung

Perawatan tidak langsung dilakukan ketika klien tidak mempunyai kontak langsung
dengan perawat. Perawatan cenderung pada perawatan tidak langsung lebih kearah
kegiatan konsultasi. Perawat pelayanan kesehatan rumah dihubungi oleh perawat
rumah sakit untuk melanjutkan kegiatan kegiatan yang telah dilakukan klien dan
keluarga misalnya dalam hal merawat ostomi.

Perawat pelayanan kesehatan rumah berfungsi sebagai tenaga konsultan, nasehat


yang diberikan tentang bagaimana cara mengatur klien dengan masalah tertentu
melalui kerja sama dengan anggota lain dalam tim. Pertemuan tim secara berkala
yang memberikan perawatan tidak langsung dipelayanan kesehatan rumah
dilakukan secara teratur. Ini merupahkan waktu yang ideal untuk meni ngkatkan
koordinasi dan kesinambungan pelayanan perawatan klien dan menggunakan
sumber daya secara optimal.
Pengawasan terhadap asisten atau pembantu perawatan kesehatan rumah
dilakukan secara tidak langsung, melalui evaluasi yang dilakukan terhadap klien,
dilakukan dua minggu sekali. Banyak tindakan keperawatan yang dilakukan di
rumah, mungkin tidak secara langsung kelihatan oleh klien, tetapi dapat dinilai
melalui kualitas pelayanan kesehatan rumah.

E. Standar Praktik Pelayanan Kesehatan Rumah

Standar praktik merupakan salasatu prangkat yang diperlukan oleh setiap tenaga
profesinal. Standar praktik keperawatan mengidentifikasi harapan minimal bagi
para perawat profesional dalam memberikan asuhan keperawataan yang aman
efektif dan etis. Standar praktik pelayanan kesehatan rumah yang dikembangkan
oleh Amerikan Nurse Association(1986) yang memperlihatkan hubungan proses
keperawatan dengan standar praktik .

Standar I (Organisasi)

Seluruh pelayanan rumah direncanakan, diorganisir langsung oleh perawat


profesional tingkat master yanag telah dipersiapkan untuk memberi pelayanan
kesehatan rumah dan mempunyai pengalaman baik secara organisasi maupun
diorganisasi kesehatan komunitas. Pimpinan dan perawat pelaksana bekerja
bersama-sama, untuk membuat rencana dan program yang sesuai dengan
kebutuhan dengan pelayanan komunitas.

Perawat administrator (pengelola) membuat misi,filosofi,dan tujuan agen yang akan


memutuskan jenis pelayana yang dibutuhkan klien adan keluarganya di lingkungan
mereka. Anggaran kebijakan perorangan dan metoda evaluasi terhadap program
dan personal ditetapkan. Penetapan cara memantau program kendali mutu untuk
memperbaiki dan meningkat pelayanan yang diberikan.

Standar II-IV (Teori)

Pengumpulan data dan diagnosis kerangka kerja bermanfaat untuk pengkajian


,intervensi,dan evaluasi berdasarkan pada konsep teori dari keperawatan,kesehatan
masyaraka,fisik,sosial dan ilmu prilaku. Perawatan pelayanan kesehatan rumah
bertanggung jawab untuk mengkaji klien dan kluarga pada sat kunjungan rumah
pertama kali dan kunjungan teratur brikutnya. Informasi ynga diprileh dari klien dan
keluarga di tetapkan menjadi data dasar yang terdiri dari data objektif dan subjektif.
Sebagai contoh:

v Data subjektif : meliputi informasi klien,keluarga,dokter dan perawat dalam


bentuk komuniksai verbal.informasi diperoleh melalui pertanyaan langsung untuk
me\lengkapi data dasar guna mendirikan diagnosis keperawatan yang akurat
meliputi:

1. Diagnosis

2. Status kesehatan

3. Riwayat keluarga

4. Tinjauan terhadap riwayat kesehatan dan penyakit yang terkait dengan


sistenkardiopaskuler, paru -
paru,muskuloskeletal,gastrointestinal,genitourinaria,endokrin,neurologi dan
integumen

5. Kondisi sosial ekonomi,meliputi: sumber pengahasilan,besarnya


penghasilan,agama,sistem pendukung,keamanan lingkungan dan ketergantungan
terhadap pekerjaan.

6. Pola hidup sehari-hari yang mencakup diet,pola makan,eliminasi,istirahat dan


tidur,latihan,aktivitas,rekreasi dan kebersihan.

v Data objektif: diperoleh dari tijaun seluruh sistem tubuh melalui pengkajian
/pemeriksaan fisik secara terampil dari kepala hingga kaki.dari data lain yang
tercatan pada format diklinik pelayanan rumah,diidentifikasi dan dikembangkan
menjadi diagnosis keperawatan.

Pada tahap pengkajian parawt pelayanan kesehatan rumah menentukan profesi lain
yangg dibutuhkan klien seperti ahli terapi okupasi,ahli terapi wicara,pekerja
sosial,dibidangkesehatan.ahli gizi keluargaharus dilibatkan dalam secaraa
keseluruhan dalam proses keperawatan.

Standar V (Perencanaan)

Rencana keperawatan dikembangkan menjadi tujuan jangka pendek dan jangka


panjang. Tujuan berfokus pada unsure-unsur promosi dan pemeliharaan kesehatan,
pemulihan dan pencegahan terjadinya komplikasi.
Standar VI (pelaksanaan / intervensi)

Implementasi rencana dilakukan dalam tiga fase : sebelum, selama dan sesudah
kunjungan rumah., bertanggung pada keperluan perawat pelayanan kesehatan
rumah bertanggung jawab membantu klien kembali ketingkat fungsi optimal dan
kesehatannya dan menjamin klien dan keluarga terlibat. Dan partisipasi dalam
pelayanan kesehatan rumah, penyuluhan, pengawasan terhadap obat-obat dan diet
dan evaluasi terhadap Pengaturan klien dengan diabetes.

Standar VII (evaluasi)

Secara bersama-sama klien , keluarga dan perawat pelayanan kesehatan rumah


melakukan penilaian terhadap status klien dan kemajuan yang dicapai sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Karena pada kunjungan rumah yang pertama
perawat telah menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang tujuan jangka pendek
dan tujuan jangka panjang yang harus dicapai.

Standar VIII ( keperawatan Berkelanjutan)

Perawat bertanggung jawab untuk menyediakan system keperawatan yang


menyediakansuatu transisi secara bertahap bag kliendan keluarga, dari rumah sakit
kerumah.hal ini dilakukan melalui koordinasi dengan sumber daya lainyang ada
dimasyarakat sesuai dengan kebutuhan klien.

Standar IX (kerja sama antar di-siplin)

Kerja sama antara disiplin pada area pelayanan kesehatan rumah cukup penting
karena banyak anggota yang terlihat dalam tim pelayanan kesehatan rumah.agar
kerja tim antar disiplin ini sukses maka mereka harus bersama-sama
merencanakan, menerapkan dan melakukan evaluasi terhadap pelayanan yang
diberikan.

Standar X (pengembangan Profesional)

Perawatan kesehatan masyarakat selalu aktif berusaha (mengambil bagian) dalam


menjamin pelayanan yang berkualitas melalui evaluasi terhadap kelompok, evaluasi
diri sendiri yang merupakan bagian dari tim keehatan.

Perawat pelayanan kesehatan dirumah diberi kesempatan untuk meningkatkan


pendidikan formal maupun kegiatan ilniah lainnya. Pengembangan professional
adalah suatu area pentiing karena pelayanan kesehatan rumah sedang berkembang
dengan pesat dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam masalah
sosisl dan ebutuhan peleyanan kesehatan dirumah.

Standar XI (Riset)

Perawat pelayana kesehatanrumah berpartisifasi daalam berbagai kesempatan


dalam melakukan riset,walau belum pernah mempunyai pengalaman riset
keperawatan terutama dalam riset keperawatan komunitas.namun jika sumberdaya
dan faktor pendukung dalam penelitian tersebut memadai ,perawat kesehatan
rumah dapat dilibatkan.

Standar XII (Etika)

Kode etik yang disun oleh American Nurses Assosiasion bagi perawat guna
membuat pertimbangaan etis dalam haal bertindak sebagai advokat
kilen,melakukan promosi kesehatan,memberikan informed consent dan melakukan
kontrak pertama untuk melihat sumberdaya yang ada dimasyarakat.dilema dan
komflik diselesaikan melalui suatu mekanisme yang di rancang dan disepakati. Untu
kmencapai tujuan tersebut perawat bertanggung jawab untuk membina hubungan
saling percaya dengan keluarga dalam meyakinkan bahwa rumah adalah tempat
yang sesuai untuk pemberian pelayanan kesehatan.

F . Mekanisme Perizinan

Perizinan yang menyangkut operasional pengelolaan pelayanan kesehatan rumah


dan praktik yang dilaksanakan oleh tenaga profesional dan non profesional diatur
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, baik oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.

Persyaratan perizinan

1. Berbadan hukum yang ditetapkan dal di badan kesehatan akte notaris tentang
yayasan di badan kesehatan.

2. Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumah kepada Dinas


Kesehatan Kota setempat dengan melampirkan:

a. Rekomendasi dari organisasi profesi

b. Izin lokasi bangunan

c. Izin lingkungan
d. Izin usaha

e. Persyaratan tata ruangan bangunan melipti ruang direktur, ruang manajemen


pelayanan, gudang sarana dan peralatan, sarana komunikasi, dan sarana
transportasi

f. Izin persyaratan tenaga meliputi izin praktik profesional dan sertifikasi pelayanan
kesehatan rumah.

G. Pembayaran Dan Pola Tarif

Kebijaksanaan tarif dalam pelayanan kesehatan rumah mengacu pada prinsip


prinsip yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan sebagai berikut:

a. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

b. Tarif pelayanan kesehatan rumah harus memperhatikan kemampuan keuangan


dan keadaan sosial ekonomi masyarakat.

c. Penerapan tarif pelayanan kesehatan rumah meskipun dimungkinkan untuk


mencari laba, namun harus secara seimbang mempertimbangkan kepentingan
masyarakat berpenghasilan rendah.

d. Tarif pelayanan kesehatan rumah untuk golongan masyarakat yag


pembayarannya dijamin oleh pihak penjamin, ditetapkan atas dasar saling
membantu melalui suatu ikatan tertulis.

e. Tarif pelayanan kesehatan rumah harus mencakup seluruh unsur pelayanan


secara proporsioanal.

f. Berdasarkan tarif ditetapkan setiap tahun selambat lambatnya satu bulan


sebelum tahun kalender dimulai (1 Desember).

Jenis pelayanan yang dikenakan tarif dalam pelayanan kesehatan rumah selain
memperhatikan kebijakan yang telah disebutkan, penetapan tarif ditetapkan
berdasarkan pertimbangan antara lain kategori tindakan dari yang sederhana
sampai dengan yang kompleks/canggih. Selain itu pertimbangan klasifikasi
pelayanan dari yang biasa atau sederhana sampai dengan yang dapat
dikategorikan mewah. Semua itu dapat dijadikan pertimbangan dalam
memperhitungkan tarif yang layak
H . Pemantauan Dan Evaluasi

Secara teratur, pengelola akan melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi


terhadap pengelolaan administrasi maupun pelayanan terhadap klien. Untuk
pelayanan terhadap klien, setelah kesepakatan antara pengelola ( melalui manajer)
dan klien beserta keluarganya, maka manajer akan melakukan kegiatan
pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pelaksana pelayanan.

Pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan dengan mengkaji informasi yang


diperoleh dari klien (melalui telepon atau kunjungan rumah) maupun memantau
kepatuhan pelaksana pelayanan terhadap standar yang ditetapkan dengan
menggunakan berbagai instrumen pemantauan.

PENUTUP

Seiring dengan perkembangan IPTEK dan teknologi medis di era globalisasi ini,
berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek keperawatan di
Indonesia kini. Tuntutan masyarakat akan kebutuhan pealayanan kesehatan juga
semakin meningkat dan berubah dari konsep perawatan dan pengobatan di rumah
sakit/klinik menjdai kebutuhan perawatan di rumah, khususnya bagi klien/keluarga
dengan penyakit terminal. Di samping itu perawatan di rumah menjadi alternative
bagi keluarga dengan usila (usia lanjut) yang cenderung mengalami penyakit
dengan kondisi kronik , yang membutuhkan perawatan dan pengobatan jangka
panjang.

jadi perawatan home visit sangat penting bagi klien dan juga bisa meningkatkan
perawatan kesehatan di lingkungan masyarakat, bagi di daerah perkotaan maupun
di daerah pe desaan..
DAFTAR PUSTAKA

Koenig Kathleen Blais dkk, 2006, Pratik Keperawatan Profesional, Edisi 4, EGC,
Jakarta

Effendy Nasrul, 1998, dasar Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat,Edisi 2,


EGC, Jakarta

Zang, S.M & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual Perawatan di
rumah (Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I. Jakarta: EGC

Setyowati Sri dkk, 2008, Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Aplikas kasus,
Edisi Revisi, Mitra Cendikiaa, jogyakarta

Sumijatu dkk, 2005, Konsep Dasar Keperawatn Komunitas, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai