Visite
Visite
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan IPTEK dan teknologi medis di era globalisasi ini,
berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek keperawatan di
Indonesia kini. Tuntutan masyarakat akan kebutuhan pealayanan kesehatan juga
semakin meningkat dan berubah dari konsep perawatan dan pengobatan di rumah
sakit/klinik menjdai kebutuhan perawatan di rumah, khususnya bagi klien/keluarga
dengan penyakit terminal. Di samping itu perawatan di rumah menjadi alternative
bagi keluarga dengan usila (usia lanjut) yang cenderung mengalami penyakit
dengan kondisi kronik , yang membutuhkan perawatan dan pengobatan jangka
panjang.
Hali ini tentu sangat memberikan keuntungan bagi klien dan keluarganya, bila
mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keamanan klien dan keluarga lebih
intens dan interaksi lebih bebas bila berada di rumah sendiri, dan pembiayaan
terapi perawatan di rumah yang relative lebih murah dibandingkan dengan
perawatan di rumah sakit sehingga di rumah lebih cost effective.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pelayanan kesehatan rumah merupakan kunjungan rumah dan bagian integral dari
pelayanan keperawatan, yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu,
keluarga, dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang mereka hadapi (Sherwen, 1991).
Dari beberapa definisi di atas komponen utama pada pelayanan kesehatan rumah
adala klien, keluarga, pemberi pelayanan kesehatan yang diberikan secara
profesional (multidisiplin), direncanakan, dikoordinasikan bertujuan membantu klien
kembali ketingkat kesehatan optimum dan mandiri yang dilaksanakan di rumah
beradasarkan kontrak dan merupakan kelanjutan dari pelayanan keperawatan pada
tiap tingkat fasilitas pelayanan kesehatan.
o Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, dengan asumsi bahwa
perawatan klien yang lama (> 1 minggu) tinggal di rumah sakit tidak
menguntungkan.
o Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian besar klien
jika dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat
proses penyembuhan.
c. Mutu pelayanan akan lebih meningkat, peran serta keluarga dalam memberikan
pelayanan akan memberikan kesempatan kepada perawat melakukan suatu
penelitian pada aspek aspek yang membutuhkan pengembangan.
Menurut Ficks. W.J (1993) ada beberapa kendala atau hambatan dalam mencapai
sukses dalam pengelolaan HVC (Home VISIT Cere) yaitu dilihat dari aspek internal
dan aspek eksternal. Hubungan dari aspek internal terdiri dari product
lifecycle,wage and benefits,administrivia, dan hospital large-scale mind set.
Sedangkan hambatan eksternal menyangkut system pembayaran yang tidak ancer,
meliputi : reimbusment changes, propective payment dan case management yang
tidak hati-hati. Untuk menanggulangi hambatan faktor internal dan eksternal HVC
menurut Lerman and Linne, (1993) diarahkan pada :
M = Mission
Antara agen / unit home cere dan rumah sakit harus saling bersinergi dan
mempunyai kesamaan pandangan dalam hal:
Secara umum jenis pelayanan yang dapat diberikan dalam pelayanan kesehatan
rumah dapat dikelompokkan sebagai berikut.
2. Pelayanan rehabilitasi
Langkah langkah VISIT Care menurut Smith (1995) ada empat aktifitas atau fase
dalam melaksanakan keperawatan dirumah, yaitu:
1. Fase Permulaan
Perawatan merupakan kasus kasus yang perlu ditidak lanjuti dirumah, melelui
seleksi kasus dipuskesmas sesuai dengan prioritas. Kemudian menetapkan jadual
kunjungan, kontrak waktu kunjungan dengan membuat kesepakatan dengan
keluarga tentang waktu kunjungan dan kehadiran anggota keluarga pengambilan
keputusan. Selama fase ini pula perawat dan keluarga berusaha untuk saling
mengenal dan mengetahui bagaimana keluarga menangapi suatu masalah
kesehatan. Selain itu juga perawat menyiapkan perlengkapan lapangan yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan kunjungan seperti mempelajari riwayat penyakit
klien (individu atau anggota keluarga) dari rekan kesehatan anggota keluarga
(family folder) dipuskesmas dan pencatatan lain (unit pelayanan kesehatan) yang
ada kaitannya dengan klien tersebut, membuat catatan singkat tentang masalah
klien dan keluarga tersebut.
2. Fase implementasi
3. Fase terminasi
1. Agen pemerintahan
2. Agen voluntir/sukarela
3. Agen kombinasi
5. Agen proprietary/swasta
BAB III
B. Lingkup Praktik
Hal penting yang perlu diingat bahwa pelayan kesehatan rumah adalah bagian dari
perawat kesehatan masyarakat, yang menitip beratkan kegiatan promosi
kesehatan. Kegiatan promosi kesehatan adalah komponen dasar dari praktik
kesehatan yang dilakukan pada klien dengan tujuan utama memfasilitas
(mempermuda) klien melakukan perawaan diri sendiri. Menurut Orem (1995)
perawata mandiri adalah aktifitas aktifitas praktik individu yang meliputi
pemeliharaan kesehatan dan kesejatraan klien tampa mengabaikan kecactan
mereka. Contoh, klien dengan pasca strok tidak mampu melakukan kegatan sehari
hari tanpa bantuan. Walupun demekian klien dapat dilatih dan diajarkan me;akukan
kegiatan dengan modifikasi sehingga secra bertahap klien menuju ketahap
pelaksanaan prinsip perawatan diri sendiri secara sempurna.
Pada dasarnya perawatan diri sendiri adalah suatu tindakan yang dipilih leh
konsumen dan klien terhadap diri mereka sendiriuntuk memelihara kehdupan
kesehatan kesejatraan mereka (Goeppengor, 1992). Tujuan utama untuk membantu
mencega terjadinya penyakit dan untuk menngkatkan kesejatraan klien pada area
kesehatan rumah. Klien yang menentukan dan mengontrolpelayanan yang
diberiakan kepadanya dan rencana pelayanan yang akan diberikan harus ditetapkan
bersama sama. Perawat hanya bertindak sebagai pasilitator untuk
mengembangkaan prilaku kesehatan positif kepada individu yang mengidap
penyakit tertentu, setelah kembali ke rumah sakit / instansi kesehatan lain.
Aplikasi proses keperawatan difokuskan pada kepada kebutuhan klien individu dan
pemberi perawatan mereka. Menurut American Nurses Credentialing center,
kerangka kerja praktik kesehatandi rumaha adalah manajemen perawatan, yang
mencakup: penggunaan proses keperawatan untuk mengkaji, mendiagnosis,
merencanakan, dan mengevaluasi perawatan; pelaksanaan intervensi keperawatan,
termasuk penyuluhan; koordinasi dan penggunaan rujukan dan sumber; pemberian
dan pemantauan semua tingkat perawatan semua teknis; kolaborasi dengan disiplin
lain dan pemberi perawatan lai; identifikasi masalah klinis dan penggunaan
pengetahuan penelitian; sepervisi personel tambahan; dan advokasi hak klien untuk
determinasi diri.
Perbedaan antara keperawatan kesehatan di rumah berbeda dengan peran perawat
di perawatan akut. Stackhouse (1998) mengidentifikasi beberapa pertimbangan
utama pada keperawatan kesehatan rumah:
Perawat bekerja dalam lingkungan klien. Perawat adalah tamu di rumah klien. Di
rumah sakit, sering kali ada perasaan bahwa perawat dan dokter adalah pemilik
rumah sakit dan klien adalah tamu.
Kebuuhan akan komunikasi yang jelas dan lengkap penting karena anggota tim
kesehatan lain biasanya tidak hadir bersama perawat.
Perawat kesehatan rumah bekerja sendiri. Perawat di ruah sakit dikelilingi oleh
rekan kerja yang lain, sedangkan perawat kesehatan rumah hanya memiliki telepon.
Pada fase pertama, perawat mendapat data tentang keluarga yang akan di kunjungi
dari puskesmas atau ibu kader,perawat perlu membuat laporan pendahuluan untuk
kunjungan yang dilakukan. Baik perawat yang sudah berpengalaman fase ini di
perpendek jangka waktunya. Sangat penting untuk dilakukan fase ini adalah
kontrak waktu kunjungan dengan keluarga.
Fase ini mungkin memerlukan berapa kali kunjungan Selama fase ini, perawat dan
keluarga berusaha untuk saling mengenal dan bagaimana keluarga menanggapi
suatu masalah kesehatan.
3. Fase implementasi
Pada fase ini, kerja perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dimiliki keluarga bersama-sama dengan
keluarga. Lakukan intervensi sesuai perencanaan. Eksplorasi nilai-nilai keluarga dan
persepsi keluarga terhadap kebutuhannya. Berikan pendidikan kesehatan sesuai
dengan tingkat pendidikan dan sediakan pula informasi tertulis.
4. Fase terminasi
v Perawatan Langsung
Perawatan yang diberikan mengacu pada aspek fisik yang nyata yang diperoleh
melalui intraksi perawat klien. Kegiatan pelayanan secara langsung yang
diberiakan pada klien meliputi pengkajian fisik klien, mengganti balutan luka,
memberikan injeksi, memasang kateter dan atau memberi injeksi ntravena. Selain
itu perawat memberiakn pendidikan kesehatan pada klien dan anggota kluarga
yang memberikan pelayanan kesehatan ( Caregiver), tentang cara cara melakukan
prosedur tertentu.
Perawat dapat membantu klien dan keluatga mengembangkan sikap yang positif.
Kemampuan dan kecakapan tehnis harus diperhatikan oleh perawat pelayanan
kesehatan rumah sehinga dapat menerima pembayaran jasa yang telah diberikan
oleh pihak ke III. Untuk menentukan tindakan apa saja yang telah dilakukakan leh
perawat maka berikut ini terdapat beberapa hal yang harus dicatat secara ade kuat
yaitu :
Apakah yang dapat dilakukan perawat yang terampil sesuai dengan kondisi klien
v Ajarkan klien dan keluarga untuk menjalakan diet yang dianjurkan dokter,
mempertimbangkan masalah budaya, keungan dan hal yang terksit dengan privasi.
v Lapotkan kedokter jika muncul tanda dan gejala yang berhubungan dengan status
kesehatan klien dan kelanjutan pengobatan yang sedang dijalani
v Membantu klien dan keluarga untuk mengidentifikasi sumber daya yang akan
membantu klien mencapa fungsi kesehatan optimal.
Perawatan tidak langsung dilakukan ketika klien tidak mempunyai kontak langsung
dengan perawat. Perawatan cenderung pada perawatan tidak langsung lebih kearah
kegiatan konsultasi. Perawat pelayanan kesehatan rumah dihubungi oleh perawat
rumah sakit untuk melanjutkan kegiatan kegiatan yang telah dilakukan klien dan
keluarga misalnya dalam hal merawat ostomi.
Standar praktik merupakan salasatu prangkat yang diperlukan oleh setiap tenaga
profesinal. Standar praktik keperawatan mengidentifikasi harapan minimal bagi
para perawat profesional dalam memberikan asuhan keperawataan yang aman
efektif dan etis. Standar praktik pelayanan kesehatan rumah yang dikembangkan
oleh Amerikan Nurse Association(1986) yang memperlihatkan hubungan proses
keperawatan dengan standar praktik .
Standar I (Organisasi)
1. Diagnosis
2. Status kesehatan
3. Riwayat keluarga
v Data objektif: diperoleh dari tijaun seluruh sistem tubuh melalui pengkajian
/pemeriksaan fisik secara terampil dari kepala hingga kaki.dari data lain yang
tercatan pada format diklinik pelayanan rumah,diidentifikasi dan dikembangkan
menjadi diagnosis keperawatan.
Pada tahap pengkajian parawt pelayanan kesehatan rumah menentukan profesi lain
yangg dibutuhkan klien seperti ahli terapi okupasi,ahli terapi wicara,pekerja
sosial,dibidangkesehatan.ahli gizi keluargaharus dilibatkan dalam secaraa
keseluruhan dalam proses keperawatan.
Standar V (Perencanaan)
Implementasi rencana dilakukan dalam tiga fase : sebelum, selama dan sesudah
kunjungan rumah., bertanggung pada keperluan perawat pelayanan kesehatan
rumah bertanggung jawab membantu klien kembali ketingkat fungsi optimal dan
kesehatannya dan menjamin klien dan keluarga terlibat. Dan partisipasi dalam
pelayanan kesehatan rumah, penyuluhan, pengawasan terhadap obat-obat dan diet
dan evaluasi terhadap Pengaturan klien dengan diabetes.
Kerja sama antara disiplin pada area pelayanan kesehatan rumah cukup penting
karena banyak anggota yang terlihat dalam tim pelayanan kesehatan rumah.agar
kerja tim antar disiplin ini sukses maka mereka harus bersama-sama
merencanakan, menerapkan dan melakukan evaluasi terhadap pelayanan yang
diberikan.
Standar XI (Riset)
Kode etik yang disun oleh American Nurses Assosiasion bagi perawat guna
membuat pertimbangaan etis dalam haal bertindak sebagai advokat
kilen,melakukan promosi kesehatan,memberikan informed consent dan melakukan
kontrak pertama untuk melihat sumberdaya yang ada dimasyarakat.dilema dan
komflik diselesaikan melalui suatu mekanisme yang di rancang dan disepakati. Untu
kmencapai tujuan tersebut perawat bertanggung jawab untuk membina hubungan
saling percaya dengan keluarga dalam meyakinkan bahwa rumah adalah tempat
yang sesuai untuk pemberian pelayanan kesehatan.
F . Mekanisme Perizinan
Persyaratan perizinan
1. Berbadan hukum yang ditetapkan dal di badan kesehatan akte notaris tentang
yayasan di badan kesehatan.
c. Izin lingkungan
d. Izin usaha
f. Izin persyaratan tenaga meliputi izin praktik profesional dan sertifikasi pelayanan
kesehatan rumah.
Jenis pelayanan yang dikenakan tarif dalam pelayanan kesehatan rumah selain
memperhatikan kebijakan yang telah disebutkan, penetapan tarif ditetapkan
berdasarkan pertimbangan antara lain kategori tindakan dari yang sederhana
sampai dengan yang kompleks/canggih. Selain itu pertimbangan klasifikasi
pelayanan dari yang biasa atau sederhana sampai dengan yang dapat
dikategorikan mewah. Semua itu dapat dijadikan pertimbangan dalam
memperhitungkan tarif yang layak
H . Pemantauan Dan Evaluasi
PENUTUP
Seiring dengan perkembangan IPTEK dan teknologi medis di era globalisasi ini,
berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek keperawatan di
Indonesia kini. Tuntutan masyarakat akan kebutuhan pealayanan kesehatan juga
semakin meningkat dan berubah dari konsep perawatan dan pengobatan di rumah
sakit/klinik menjdai kebutuhan perawatan di rumah, khususnya bagi klien/keluarga
dengan penyakit terminal. Di samping itu perawatan di rumah menjadi alternative
bagi keluarga dengan usila (usia lanjut) yang cenderung mengalami penyakit
dengan kondisi kronik , yang membutuhkan perawatan dan pengobatan jangka
panjang.
jadi perawatan home visit sangat penting bagi klien dan juga bisa meningkatkan
perawatan kesehatan di lingkungan masyarakat, bagi di daerah perkotaan maupun
di daerah pe desaan..
DAFTAR PUSTAKA
Koenig Kathleen Blais dkk, 2006, Pratik Keperawatan Profesional, Edisi 4, EGC,
Jakarta
Zang, S.M & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual Perawatan di
rumah (Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I. Jakarta: EGC
Setyowati Sri dkk, 2008, Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Aplikas kasus,
Edisi Revisi, Mitra Cendikiaa, jogyakarta