Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan era globalisasi yang begitu pesat, membuat seluruh aspek
kehidupan terkena imbasnya. Begitupun kehidupan masyarakat sangat terasa
perubahan akibat pengaruh globalisasi. Semua profesi segera membuat suatu sistem-
sistem baru yang dapat menopang kehidupan masyarakat untuk menghadapi
kedahsyatan serbuan pengaruh globalisasi. Begitupun profesi konselor yang mulai
melibatkat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam melaksanakan proses
pelayanan.

Dalam memperbaiki pelayanannya, konselor mulai menggunakan media-media


yang mampu menunjang kebutuhan para konseli. Seperti kita ketahui bahwa tidak
semua konseli memiliki cukup banyak waktu yang intens untuk melakukan kegiatan
atau proses konseli, sehingga pelayanan Bimbingan dan Konseling berbasis teknologi
informasi sangat diharapkan mampu memfasilitasi para konselor. Jadi, dengan adanya
pelayanan Bimbingan dan Konseling berbasis Teknologi Informasi diharapkan dapat
diakses dimanapun, kapanpun, atau setiap saat. Dengan latar belakang inilah penulis
tertarik untuik mengadakan penelitian tentang Pengembangan media konseling yang
berorientasi telpon genggam dengan memanfaatkan aplikasi Video.

Bimbingan Konseling (BK) adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara
optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kemampuan belajar, dan perencanaan karier, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. Pelayanan BK di
sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan
kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan
pengembangan karier. Pelayanan BK memfasilitasi pengembangan peserta didik,
secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi,

1
bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan
ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi
peserta didik. (Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2006).

Secara khusus terdapat empat bidang layanan BK yang merupakan


bantuan/layanan yang diberikan kepada siswa agar siswa dapat
menemukan/memahami diri pribadinya, mengenal lingkungan, mengembangkan diri,
dan merencanakan masa depannya (Prasetyaningrum, 2008). Empat bidang
bimbingan tersebut adalah bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial,
bidang bimbingan belajar dan bidang bimbingan karier. Bidang bimbingan pribadi,
yang bertujuan membantu siswa untuk mengenal, menemukan dan mengembangkan
pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri,
bertanggung jawab, memiliki konsep diri, menerima dan menghargai keunikan ciri-
ciri dan kemampuan diri, serta sehat jasmani dan rohani. Manakala, bidang
bimbingan sosial yang bertujuan membantu siswa untuk mengenal lingkungan sosial
disekitarnya, etika pergaulan yang dilandasi budi pekerti yang luhur dan
tanggungjawab sosial. Selanjutnya, bidang bimbingan belajar yang bertujuan
membantu siswa untuk mengenal dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik untuk menguasai pengetahuan danketrampilan sesuai dengan program
belajar di SMP untuk menyiapkan, melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih
tinggi. Terakhir, bidang bimbingan karier yang bertujuan untuk membantu siswa
mengenal dan mengembangkan potensi diri melalui penguasaan pengetahuan dan
ketrampilan, memahami lingkungan pendidikan dan sektor pekerjaan sebagai
lingkungan yang efektif, serta mengembangkan nilai-nilai sikap yang positif untuk
mempersiapkan diri berperan serta dalam kehidupan masyarakat.

Konselor harus senantiasa menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pelayanan


bimbingan konseling, tentunya ditunjang oleh kompetensi yang memadai mengenai
teknologi informasi. Teknologi informasi mampu menunjang pelayanan bimbingan
konseling agar lebih efektif. Maka dari itu, konselor harus selalu meningkatkan
kemampuannya dalam menggunakan teknologi yang berkembang saat ini. Konselor

2
akan selalu menjadi idola klien apabila selalu up to date. Karena pada dasarnya
bimbingan adalah long life learning atau belajar sepanjang hayat.

Penyediaan infrastruktur harus ditingkatkan, khususnya di Indonesia masih


banyak tempat-tempat terpencil yang belum terjamah oleh teknologi. Penyediaan
perangkat teknologi informasi adalah hal yang mutlak dalam konseling melalui
teknologi informasi, sehingga pelayanan bimbingan konseling akan berjalan efektif
tanpa batas ruang dan waktu.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan kebutuhan Konseli (masyarakat), maka para Konselor mulai
membuat suatu sistem yang mulai menggunakan Teknologi Informasi sebagai salah
satu media proses Konseling.

1. Bagaimana awal munculnya Teknologi Informasi dalam pelayanan Bimbingan


Konseling?

2. Apa saja macam-macam media yang dapat digunakan dalam pelayanan


Bimbingan Konseling?

3. Seperti apa pelayanannya?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mampu menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang muncul pada masyarakat. Selain itu agar masyarakat lebih
mengetahui bahwa pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat dilakukan dimanapun
dan kapanpun.

1.4 Kegunaan Penelitian

3
Signifikasi teoritis artinya kegunaan bagi keilmuan. (Sutaryono, 2003:14)

1.4.1 Kegunaan Teoritis


Diharapkan informasi yang digali bermanfaat bagi konselor untuk dapat
mengembangkan konsep dalam rangka meningkatkan prestasi menuju masyarakat
yang berakhlak mulia dan menaati norma.
Bagi peneliti lain diharapkan teransang untuk meneliti secara mendalam tentang
masalah yang berhubungan dengan cabang olahraga sepak bola yang berkaitan
dengan tembakan ke arah gawang yang belum terjangkau dalam penelitian ini.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Menurut Sutaryono (2003 : 14) Signifikasi praktis artinya kegunaan bagi
pelaksanaan. Diharapkan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini dapat menjadi
tambahan informasi bagi departemen pendidikan nasional dalam rangka
mengembangkan media konseling dengan teknologiyang sudah tersedia.
1.5 Asumsi Penelitian
Asumsi adalah anggapan dasar tentang suatu masalah atau fakta yang sudah
mengandung kebenaran tanpa memerlukan pembuktian dengan kata lain, masalah
yang diharapkan dalam asumsi tidak perlu di buktikan kebenarannya. Hal ini sesuai
dengan pendapat yang mengatakan bahwa anggapan dasar (postulat) adalah sesuatu
yang diyakini kebenarannya oleh peneliti berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan
penelitiannya (Arikunto, 1982 :15). Ahli lain mengatakan anggapan dasar atau
postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti
(Surakhmad, 1972 : 92).
Dalam penelitian ini penulis mengemukakan asumsi sebagai berikut :

1. Asumsi Teoritis
a. Layanan bimbingan konseling dengan memanfaatkan aplikasi video

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA (TEORITIS)

2.1 Pengertian Telpon genggam

4
Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan
pesan suara (terutama pesan yang berbentuk percakapan). Kebanyakan telepon
beroperasi dengan menggunakan transmisi sinyal listrik dalam jaringan telepon
sehingga memungkinkan pengguna telepon untuk berkomunikasi dengan pengguna
lainnya.Telepon Seluler atau yang sering disebut Hand Phone atau HP merupakan
paduan perpaduan antara Teknologi Telepon dengan Teknologi Radio. Tetapi dalam
perkembangannya Teknologi Komputer juga masuk dengan mulus pada telepon
seluler ini. Sebelum adanya teknologi seluler, setiap orang yang membutuhkan
komunikasi bergerak harus memasang Telepon radio di dalam mobilnya. Untuk
melayani telepon radio ini, setiap kota didirikan sebuah menara sentral, yang cukup
besar agar mampu menjangkau jarak yang cukup jauh, mungkin sekitar 70 km.
Menara sentral ini masih mempunyai saluran yang sangat terbatas. Tidak lebih dari 50
saluran, artinya menara sentral tidak akan mampu melayani lebih dari jumlah saluran
yang dimilikinya pada saat yang bersamaan, yang mana keadaan seperti ini akan
membuat kemampuan untuk melayani telepon radio juga sangat terbatas. Dengan
telepon radio / telepon mobil ini berarti kita juga harus mempunyai pesawat transmisi
yang kuat yang cukup mampu untuk mengirim sinyal pada jarak yang cukup jauh.

Teknologi seluler membagi sebuiah kota menjadi sel-sel kecil dengan luas wilayah
tertentu. Sistem ini memungkinkan frekuensi yang luas digunakan berkali-kali di
seantero kota, sehingga memungkinkan jutaan orang dapat menggunakan telepon sel-
sel yang disebut sebagai Seluler itu secara bersamaan. Setiap sel memiliki sebuah
Base Transmission Station ( BTS ), yang terdiri dari sebuah menara dan sebuah
bangunan berisi perlengkapan pemancaran dan penerimaan sinyal telepon. BTS inilah
yang akan melayani setiap panggilan telepon selular, menerima sinyal, mengolah, dan
kemudian menghubungkan ke nomor yang dituju. Karena dalam satu kota atau
wilayah terdapat banyak BTS, maka ponsel akan dilayani oleh BTS yang ada di

5
sekitar Ponsel kita, terutama yang paling dekat. Pelayanan ini akan berpindah secara
otomatis, manakala telepon kita sedang bergerak dari wilayah layanan BTS yang satu
ke wilayah layanan BTS yang lain.

Prinsip dasar telepon

Ketika gagang telepon diangkat, posisi telepon disebut off hook. Lalu sirkuit terbagi
menjadi dua jalur di mana bagian positifnya akan berfungsi sebagai Tip yang
menunjukkan angka nol sedangkan pada bagian negatif akan berfungsi sebagai Ring
yang menunjukkan angka -48V DC. Kedua jalur ini yang nantinya akan memproses
pesan dari sender untuk sampai ke receiver. Agar dapat menghasilkan suara pada
telepon, sinyal electrik ditransmisikan melalui kabel telepon yang kemudian diubah
menjadi sinyal yang dapat didengar oleh telepon receiver. Untuk teknologi analog,
transmisi sinyal analog yang dikirimkan dari central office (CO) akan diubah menjadi
transmisi digital. Angka-angka sebagai nomer telepon merupakan frekuensi tertentu
yang memiliki satuan Hertz. Hubungan utama yang ada dalam sirkuit akan menjadi
on hook ketika dibuka, lalu akan muncul getaran. Bunyi yang muncul di telepon
penerima menandakan telepon telah siap digunakan.

2.2 Sejarah Perkembangan awal telepon

1. 1871, Natonio Meucci mematenkan penemuannya yang disebut sound


Telegraph. Penemuannya ini memungkinkan adanya komunikasi dalam
bentuk suara antara dua orang dengan menggunakan perantara kabel.

6
2. 1875, perusahaan telekomunikasi The Bell mendapatkan hak paten atas
penemuan Meucci yang disebut transmitters and Receivers for Electric
Telegraphs. Sistem ini menggunakan getaran multiple baja untuk memberikan
jeda pada sirkuit.

3. 1876, perusahaan Bell mematenkan Improvement in Telegraphy. Sistem ini


memberikan metode untuk mentransmisikan suara secara telegraf.

4. 1877, The Charles Williams Shop merupakan tempat dimana telepon pertama
kali dibuat dengan pengawasan Watson, yang selanjutnya menjadi departemen
riset dan pengembangan dari perusahaan telekomunikasi tersebut. Alexander
Graham Bell terus memantau produktivitas perusahaan tersebut sehingga pada
akhir tahun sebanyak tiga ratus telepon dapat digunakan. Perusahaan Bell juga
telah mematenkan telepon electro-magnetic yang menggunakan magnet
permanen, diafragma besi, dan dering panggilan.

5. 1878, papan pengganti secara manual ditemukan sehingga memungkinkan


banyak telepon terhubung melalui sebuah saluran pertukaran. dibawah
kepemimpinan Theodore N. Vail, perusahaan Bell mempunyai 10.000 telepon
yang dapat digunakan.

6. 1880, sirkuit metalic pertama dipasang. Sirkuit ini merupakan perbaharuan


dari sirkuit one-wire menjadi two-wire. Perbaharuan ini membantu
mengurangi gangguan yang seringkali dirasakan dengan penggunaan jalur
one-wire.

7. 1891, telepon dengan nomor dial pertama kali digunakan. Telepon akan
bekerja secara otomatis menghubungkan penelepon ke operator dengan cara
menekan nomor dial berdasarkan instruksi.1915, telepon dengan sistem
wireless pertama kali digunakan. Sistem ini memudahkan pengguna telepon
untuk saling berhubungan lintas negara.

Kemudahan pengaksesan dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling


mengikuti tatanan kehidupan masyarakat global diharapkan mampu untuk memenuhi
kebutuhan para konseli yang menuntut pemberian layanan bimbingan dan konseling
yang cepat, luas, dan mudah diakses oleh konseli. Telepon merupakan
alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan suara (terutama pesan
yang berbentuk percakapan). Kebanyakan telepon beroperasi dengan menggunakan

7
transmisi sinyal listrik dalam jaringan telepon sehingga memungkinkan pengguna
telepon untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya.
Konseling melalui telepon biasanya disebut konseling telepon. Di bawah ini
akan dikemukakan etika dalam penggunaan teknologi telepon dalam layanan
konseling.
Etika pelayanan konseling menggunakan telepon:
a. Gunakan bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi klien
b. Gunakan suara yang lembut, volume yang rendah dan intonasi yang bersahabat
c. Dengarkan pembicaraan sampai selesai, jangan menyela kata-kata klien apalagi pada
tahap awal pembicaraan.
d. Mengembangkan perasaan senang dan berfikir positif tentang siapapun yang
menelepon
e. Catat hal-hal yang perlu memperoleh perhatian
f. Memfokuskan pembicaraan guna menefektifkan penggunaan media komunikasi
g. Selalu mengakhiri pembicaraan dengan kesiapan untuk melakukan hubungan
komunikasi selanjutnya

c. E-mail
Kata e-mail merupakan singkatan dari Electronic Mail, yang berarti surat
elektronik. Email merupakan sistem yang memungkinkan pesan berbasis teks untuk
dikirm dan diterima secara elektronik melalui beberapa computer atau telepon seluler.
Lebih spesifik lagi, e-mail diartikan sebagai cara pengiriman data, file teks, foto
digital, atau file-file audio dan video dari satu computer ke computer lainnya, dalam
suatu jaringan komputer (internet).
E-mail merupakan cara paling baru dibandingkan dengan cara-cara yang lain
untuk berkomunikasi secara cepat dan efektif melalui internet. Hal ini tidak
bermaksud untuk menggantikan konseling tatap muka ( face to face ), tetapi dapat
menjadi salah satu cara dalam membantu konseli untuk memecahkan masalahnya
meskipun dalam keadaan jauh dalam hal tanpa bertemu langsung dengan konselor.

8
Email counseling merupakan satu cara untuk berkomunikasi antara konseli
dengan konselor yang didalamnya dibahas mengenai masalah-masalah yang dihadapi
koseli, misalnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian
dan kehidupan konseli melalui surat atau tulisan pada internet. Selain e-mail juga
bisa dalam bentuk chatting dimana konselor secara langsung berkomunikasi dengan
klien pada waktu yang sama melalui internet.
a. Kelebihan E-mail
Pengiriman e-mail tidak memerlukan amplop dan perangko serta pembuatannya tidak
memerlukan pulpen, kertas, maupun tinta printer seperti halnya surat konvensional.
Proses berkirim e-mail pun dapat dilakukan dengan cepat ke seluruh dunia sehingga
dapat menghemat uang dan waktu dalam berkirim surat. Selain itu, pengiriman e-mail
dapat dilakukan dengan mudah setiap saat dan di mana pun kita berada.
b. Kelemahan E-mail
Selain mempunyai beberapa kelebihan disbanding surat konvensional, email
mempunyai beberapa kelemahan, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Memungkinkan terjadinya pemalsuan identitas. Hal ini karena kemudahan proses
pembuatan alamat email dapat membuat orang yang tidak bertanggung jawab
memanfaatkan keadaan ini dengan membuat email beridentitas palsu untuk keperluan
yang bersifat negatif.
- Memungkinkan proses penyadapan informinnya.

d. Videoconverence
Sebelum membahas lebih dalam mengenai videoconverence, lebih baik
memahami pengertian dari video dan pengertian converence. Video adalah suatu
perangkat yang berfungsi sebagai penerima gambar dan suara, sedangkan pengertian
dari converence adalah diskusi antar pengguna teknologi informasi, baik melalui teks
maupun perangkat multimedia. Jadi videoconverence adalah penggunaan komputer
jaringan yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan interaksi berupa
gambar dan suara. Konferensi atau pertemuan melalui video. Pertemuan ini dibantu
oleh berbagai macam media jaringan seperti telpon ataupun media lainnya yang

9
digunakan untuk transfer data video. Kemudian televisi dihubungkan dengan saluran
tadi yang membawa data informasi video dan suara. Videoconverence memakai
telekomunikasi untuk menyatukan beberapa orang di beberapa lokasi yang secara
fisik terpisah, untuk suatu pertemuan. Masing-masing lokasi dalam sebuah sistem
videoconverence membutuhkan sebuah ruang yang diperlengkapi dengan sarana
untuk mengirimkan dan menerima video, umumnya melalui satelit. Videoconverence
ini akan membantu proses pelayanan konseling bagi konselor dan konseli yang
berada di daerah yang berbeda. Dengan adanya videoconverence ini konselor lebih
mudah berkomunikasi dan melakukan pelayanan tatap muka dengan konseli melalui
video dengan bantuan internet. Disamping kelebihan tersebut, videoconverence
memiliki beberapa kelemahan, diantaranya sebagi berikut.
a. Harga masih terbilang mahal untuk dimiliki sehingga hanya perusahaan atau
organisasi tertentu yang mempunyai cukup dana dan sangat membutuhkan yang
memiliki video converence.
b. Alat-alat untuk video converence sulit didapat dan proses penginstalan harus ekstra
hati-hati agar tidak salah.

Short Message Service

Message Service (SMS) adalah kemampuan untuk mengirim dan menerima pesan
dalam bentuk teks dari dan kepada mobile phone. Teks yang dikirim dapat terdiri dari
kata-kata atau nomor atau kombinasi alphanumeric. Layanan SMS merupakan jenis
layanan yang bersifat no-real time karena sebuah pesan singkat yang dikirim ke suatu
tujuan, bila tujuan tidak aktif maka akan ditunda pengiriman ke tujuan hingga tujuan
aktif kembali.

Keuntungan Menggunakan SMS

10
Pemanfaatan tekhnologi Informasi dengan SMS menjadi pilihan banyak masyarakat
dan penyedia layanan kesehatan, karena memiliki banyak keuntungan secra umum
diantaranya:

Hanya membutuhkan mobile phone tanpa perangkat pendukung lainnya,

Pengiriman pesan relatif cepat

Biaya pengiriman SMS relatif murah

Kenyamanan,

Pesan dapat tersimpan dalam mobile phone sampai pengguna memiliki waktu untuk
membaca.

Jika mobile phone penerima pesan dalam keadaan mati, maka segera setelah mobile
phone hidup, pesan yang telah dikirim akan diterima.

11

Anda mungkin juga menyukai