Anda di halaman 1dari 3

Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang

tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan


lokal biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke
generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal ada di dalam
cerita rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan rakyat. Kearifan lokal
sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal
tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan
diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan
alam suatu tempat.wikipesia

Lubuk Larangan, Warisan Budaya untuk Alam

Tantia SheciliaSabtu, 03 Desember 2016 16:43 WIB


0 Komentar
8sebaran
Ikan di Lubuk Larangan Desa Batu Sanggan. Sumber :

Rimanews.com

Suaka Margasatwa Rimbang Baling merupakan kawasan hutan perbukitan yang


menyimpan sejuta pesona membentang di Kabupaten Kuantan Singingi dan
Kampar, Provinsi Riau. Di sana terdapat Sungai Subayang yang merupakan salah
satu jalur transportasi bagi masyarakat yang berada di desa-desa yang terletak di
pinggiran sungai Subayang. Selain mengaliri 13 desa, sungai ini juga berfungsi
sebagai sumber kehidupan masyarakat dan sebagai habitat flora serta fauna.

Sungai Subayang menawarkan keindahan yang luar biasa. Jernihnya air yang
meruak di sela-sela bebatuan, menambah daftar serpihan surga di bumi pertiwi.
Hutan, Sungai dan budaya serta adat istiadat masyarakat yang menghuni
tepiannya adalah peninggalan nenek moyang yang mengagumkan untuk dilihat
dan dipelajari secara dekat.

Ketergantungan masyarakat Subayang akan sungai Subayang membuat


masyarakat senantiasa menjaga dan melestarikan sungai ini, salah satunya
membentuk Lubuk Larangan. Lubuk larangan merupakan suatu kawasan di
sepanjang sungai yang telah disepakati bersama sebagai kawasan terlarang untuk
mengambil ikan baik dengan cara apapun apalagi dengan cara yang dapat merusak
lingkungan sungai. Kesepakatan ini tertuang dalam aturan adat dan hukum adat
yang berlaku untuk komunitas adat Rantau Kampar Kiri.

Kawasan ini memiliki kedalaman 3-4 meter yang merupakan tempat hidup dan
berkembangbiaknya ikan-ikan besar (dalam bahasa lokal disebut bangkagh atau
sarang ikan) seperti Ikan Tapa, Geso, Belida dan lainnya. masyarakat juga
meyakini siapapun yang mengambil ikan di wilayah ini atau melanggar aturan
yang ada, akan mendapatkan bencana. Kawasan yang menjadi lubuk larangan
ditandai dengan tali yang melintang di atas Sungai. Ikan-ikan didalamnya juga
unik, mereka bisa mengetahui batas lubuk larangan dan tidak akan keluar dari
batas itu. Jika melewati batas, ikan-ikan itu boleh diambil oleh siapapun.

Wikipedia Lubuk larangan adalah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang


dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk pengelolaan tangkapan ikan di Daerah
Aliran Sungai (DAS) tersebut secara teratur menurut hukum yang
dimusyawarahkan masyarakat sekitar, baik itu batas-batas lubuk larangannya,
pelanggaran atas aturan serta masa pembukaan atau masa penangkapan ikannya
untuk umum. Lubuk larangan ini dibuka secara periodik, biasany pada masa-masa
Idul Fitri atau Lebaran.

Lubuk larangan tersebut biasanya diberi nama menurut nama desa yang dilalui
sungai tersebut, misalnya: Lubuk Larangan Singengu, yaitu Lubuk Larangan yang
terletak di Desa Singengu. Adapun lubuk larangan lain adalah: Lubuk Larangan
Lumban Pasir, Lubuk Larangan Huta Baringin, Lubuk Larangan Tamiang, Lubuk
Larangan Huta Pungkut dan lain-lain.

Kearifan Lokal atau dalam bahasa asing disebut Local Wisdom merupakan nilai-nilai
yang dianut oleh sekelompok masyarakat tertentu, bersifat bijaksana dan arif serta
menjadi tradisi turun-temurun.

Tradisi Lubuk Larangan adalah satu contoh kearifan lokal masyarakat Mandailing Natal
yang pantas untuk kita tiru. Secara tersirat, tradisi ini mengajarkan kita bagaimana
caranya untuk menjaga eksistensi dan kelestarian lingkungan alam.

Dengan panjang 1 km, Lubuk Larangan adalah sebagian kecil area dari Sungai Batang
Gadis. Disebut Lubuk Larangan karena sepanjang area tersebut masyarakat tidak
diperbolehkan untuk menangkap ikan kecuali pada bulan-bulan tertentu sesuai dengan
kesepakatan penduduk desa, biasanya diadakan pada bulan-bulan suci ramadhan.
Apabila warga kedapatan mengambil ikan maka para pengurus desa akan memberi
sangsi. Upaya masyarakat untuk menjaga ekosistem menjadi wacana penting yang
membuat perhelatan Lubuk Larangan diadakan hanya satu kali dalam setahun.

Meski hanya diadakan satu kali dalam setahun, Lubuk Larangan menjadi atraksi menarik.
Dengan hanya membayar uang pendaftaran maka setiap warga berhak menangkap ikan
semampu mereka baik menggunakan jaring atau boleh juga menggunakan alat pancing.
Namun peraturan ini tidak tetap, di lain perhelatan acara, pernah juga menggunakan
sistem berbeda dimana ikan yang ditangkap oleh masyarakat akan ditimbang dan diberi
harga. Uang hasil pendapatan ini akan dipergunakan untuk kepengurusan desa.

Anda mungkin juga menyukai