4 Syok - Hipovolemik PDF
4 Syok - Hipovolemik PDF
SYOK HIPOVOLEMIK
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat
KELAS 3 B
YOGYAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan
sebagai berikut: Bagaimana manajamen klinis terhadap syok hipovolemik?
C. Tujuan
Makalah ini disusun agar mahasiswa dapat:
1. Mengetahui manajemen klinis dari syok hipovolemik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Syok hipovolemik didefinisikan sebagai penurunan perfusi dan
oksigenasi jaringan disertai kolaps sirkulasi yang disebabkan oleh
hilangnya volume intravaskular akut akibat berbagai keadaan bedah atau
medis (Greenberg, 2005).
Syok hipovolemik adalah jenis yang paling umum syok yang
dialami pada pasien yang menderita luka trauma. Hal ini terjadi sebagai
akibat dari "kegagalan volume" ketika tubuh mengalami tiba-tiba
kehilangan dan besar volume sirkulasi (volume cairan dalam ruang
intravaskular). Penurunan volume sirkulasi berkurang perfusi jaringan
yang mencegah kebutuhan metabolisme jaringan dan sel-sel dari yang
bertemu dan akhirnya sel-sel mati. Seperti kematian sel berlangsung,
kematian jaringan terjadi dan akhirnya akan menyebabkan kematian
organisme (atau pasien) jika hipovolemia tidak diperbaiki.
Ada dua jenis yang berbeda dari hipovolemia, hipovolemia mutlak
dan hipovolemia relatif. Hipovolemia mutlak terjadi dari kerugian
langsung dari seluruh darah atau cairan tubuh, seperti yang biasa terjadi
dengan cedera traumatis seperti beberapa luka tembakan senjata, luka
tusukan ke arteri atau perut, dan berdarah GI. Sebaliknya, hipovolemia
relatif terjadi dari pergeseran cairan dalam tubuh. Dalam kasus
hipovolemia relatif cairan/darah telah bergerak keluar dari ruang
intravaskular dan mulai pooling di tempat lain. Hipovolemia relatif dapat
terjadi pada pasien dengan ascites, anasarca, dan peritonitis.
3. Resusitasi cairan
Jika resusitasi cairan diindikasikan, apa jenis cairan harus
diberikan bertujuan untuk mengganti volume darah yang hilang dan
mengembalikan perfusi organ (Kelley, 2005). Tahap awal terapi
dilakukan dengan memberikan bolus secepatnya. Dosis umumnya 1-2
liter untuk dewasa. Jika setelah pemberian cairan tidak terjadi perbaikan
tanda-tanda hemodinamik, maka dapat dipersiapkan untuk memberi
tranfusi darah (Harisman, 2013).
Tujuan utama tranfusi darah adalah untuk mengembalikan
kapasitas angkut oksigen di dalam intravaskuler (American College Of
Surgeons Committe On Trauma, 2008). Untuk melakukan tranfusi,
harus didasari dengan jumlah kehilangan perdarahan, kemampuan
kompensasi pasien, dan ketersediaan darah. Jika pasien sampai di IGD
dengan derajat syok berat dan golongan darah spesifik tidak tersedia
maka dapat diberikan tranfusi darah dengan golongan darah O.
Golongan darah spesifik biasanya dapat tersedia dalam waktu 10-15
menit (Kelley, 2005).
Evaluasi harus dilakukan untuk melihat perbaikan pasien
hipovolemik. Jumlah produksi urin merupakan indikator yang cukup
sensitif dari perfusi ginjal karena menandakan aliran darah ke ginjal
yang adekuat. Jumlah produksi urin yang normal sekitar 0,5 ml/kg
BB/jam pada orang dewasa (American College Of Surgeons Committe
On Trauma, 2008). Defisit basa dapat digunakan untuk evaluasi
resusitasi, prediksi morbiditas serta mortalitas pada pasien syok
hipovolemik (Privette dan Dicker, 2013).
A. Kesimpulan
Syok hipovolemik adalah jenis yang paling umum syok yang dialami
pada pasien yang menderita luka trauma. Hal ini terjadi sebagai akibat dari
"kegagalan volume" ketika tubuh mengalami tiba-tiba kehilangan dan besar
volume sirkulasi (volume cairan dalam ruang intravaskular). Penurunan
volume sirkulasi berkurang perfusi jaringan yang mencegah kebutuhan
metabolisme jaringan dan sel-sel dari yang bertemu dan akhirnya sel-sel mati.
Seperti kematian sel berlangsung, kematian jaringan terjadi dan akhirnya
akan menyebabkan kematian organisme (atau pasien) jika hipovolemia tidak
diperbaiki.
Peran perawat dalam penanganan managemen syok hipovolemik sangat
diperlukan yaitu perawat harus mampu mengenali gejala pada syok
hipovolemik, mengetahui bagaimana manegemen syok hipovolemik agar
tidak menimbulkan resiko lebih lanjut.
B. Saran
1. Perawat harus melalukan tindakan keperawatan dengan baik pada pasien
penderita syok hipovolemik sehingga kesembuhan pasien dapat tercapai.
2. Perawat maupun calon perawat harus memahami konsep dasar dari syok
hipovelemik dan ruang lingkupnya sehingga dalam proses memberikan
asuhan keperawatan pada pasien penderita syok hipovelemik dapat
terlaksana dengan baik.