Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara
yang seutuhnya. Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pembelaan
negara bukan semata-mata tugas TNI, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan
dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan
mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertanankan Negara dengan cara
meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.
Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya kita turut serta dalam bela
negara dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ATHG (ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan) pada NKRI seperti para pahlawan yang rela berkorban demi
menjaga kedaulatan dan keutuhan negara.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang membuat dunia
menjadi tanpa batas, bela negara bukan hanya sekedar tentang NKRI, tetapi juga tentang
peran NKRI dalam menjaga perdamaian dunia. Keinginan untuk berperan aktif dalam
membela negara tercantum pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945. Hal itu sudah
sepatutnya dimaknai sungguh-sungguh oleh seluruh rakyat Indonesia.

2. Rumusan Masalah
1. Apa makna dari bela negara?
2. Bagaimana keikutsertaan warga negara dalam bela negara?
3. Apa saja bentuk bela negara secara fisik dan non fisik?
4. Apa saja ancaman bagi bangsa dan negara Indonesia?
5. Bagaimana peran aktif bangsa Indonesia dalam menjaga perdamaian
dunia?

3. Tujuan
1. Memahami makna dari bela negara.
2. Mengetahui keikutsertaan warga negara dalam membela negara.
3. Mengetahui bentuk bela negara secara fisik dan non fisik.
4. Mengetahui ancaman terhadap bangsa dan negara Indonesia yang
berkaitan dengan keutuhan dan persatuan.

1 | Page
5. Mengetahui peran aktif bangsa Indonesia dalam menjaga perdamaian
dunia.

PEMBAHASAN
1. Makna Bela Negara
2.1.1 Pengertian Bela Negara

Bela negara dapat diartikan sebagai tekad, sikap, dan perilaku warga negara yang
dilakukan secara teratur, menyeluruh dan terpadu serta dijiwai oleh kecintaan kepada
NKRI berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara. Undang-undang yang mendasari tentang kewajiban untuk bela negara
yaitu Pasal 27 ayat (3) UUD 1945, yang menyatakan bahwa semua warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara; dan Pasal 30 ayat (1) UUD 1945,
yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.

Keikutsertaaan warga negara dalam upaya bela negara dapat diselenggarakan


melalui :

1. Pendidikan kewarganegaraan yang dapat diimplementasikan dalam


kehidupan sehari-hari
2. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
3. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia sukarela dan
secara wajib
4. Pengabdian sesuai dengan profesi (UU No.3 tahun 2002)

Bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga Negara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air,
kesadaran berbangsa dan bemegara Indonesia, keyakinan akan kesaktian Pancasila
sebagai ideologi Negara, kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman
baik dari luar maupun dari dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan
kedaulatan Negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdiksi
nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 (Basrie, 1998: 8).

2.1.2 Fungsi dan Tujuan Bela Negara

Bela negara memiliki fungsi untuk mempertahankan negara dari ancaman fisik
maupun nonfisik dari luar maupun dalam negeri.Negara juga dapat dipertahankan dari
ancaman-ancaman yang berarti. Selain itu, bela negara juga bertujuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Apabila kelangsungan hidup
dan negara terjaga, maka kehidupan warga negaranya juga akan terjamin.

2 | Page
2. Keikutsertaan Warga Negara dalam Bela Negara
Upaya dalam pembelaan negara bukan sekadar untuk mempertahankan negara
saja, melainkan juga untuk memajukan bangsa dan negara. Oleh karena itu, maka segala
bentuk peran seta warga negara yang positif demi keutuhan, kemajuan, kejayaan, dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara merupakan wujud pembelaan terhadap negara.

Berdasarkan ketentuan UUD 1945 pasal 27 ayat 3, setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Dalam UUD 1945 pasal 30 ayat 1
menyatakan bahwa, tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara. Dan isi kedua pasal tersebut berarti bahwa kemampuan
serta komitmen atau kesanggupan untuk berpartisipasi dalam usaha pembelaan negara.
Peran serta warga negara dalam usaha pembelaan negara dapat diartikan sebagai
keikutsertaan (partisipasi) warga negara untuk turut berusaha mempertahankan, menjaga
dan memlihara negara agar negara tetap tegak atau berdiri dengan kokoh.

1. Contoh upaya bela negara di lingkungan keluarga :

Mengembangkan sikap saling mengasihi, saling menolong, saling menghormati


dan menghargai antar anggota keluarga.
Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
Membentuk keluarga yang sadar hukum
Menjaga kebersihan dan kesehatan keluarga
Saling mengingatkan kepada sesama anggota keluarga apabila ada yang akan
berbuat kejahatan, misalnya : minum minuman keras di rumah dan lain
sebagainya.
Memberikan pengertian kepada anak supaya cinta kepada tanah air dan
mencintai produk-produk dalam negeri
Memberikan pengertian kepada anggota keluarga agar selalu berusaha untuk
selalu menggunakan produk-produk dalam negeri
Menjaga nama baik keluarga dengan perilaku yang terpuji atau mulia
Saling mengingatkan sesama anggota keluarga untuk selalu patuh pada hukum
yang berlaku
Menciptakan keluarga yang sadar dan patuh terhadap hukum/peraturan yang
berlaku

2. Contoh upaya bela negara di lingkungan sekolah

Meningkatkan imtaq dan iptek


Membudayakan GDN (Gerakan Disiplin Nasional) di sekolah meliputi :
budaya tertib, budaya bersih, dan budaya kerja/belajar

3 | Page
Mengembangkan kepedulian sosial di sekolah, misalnya dengan keihklasan
mengumplkan dana sosial, infak, zakat, shodaqoh, untuk membantu warga
sekolah yang membutuhkan.
Kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah
Menjaga nama baik sekolah dengan tidak melakukan perbuatan yang
berdampak negatif bagi sekolah dan sebagainya
Belajar dengan giat terutama pada materi Pendidikan Kewarganegaraan
Belajar dengan giat supaya mendapatan prestasi yang baik
Saling mengingatkan sesama siswa apabila ada yang akan melanggar peraturan
sekolah
Menjadi siswa yang berprestasi dan mengharumkan nama baik sekolah dan
negara.

3. Contoh upaya bela negara di lingkungan masyarakat

Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tolong menolong antar warga negara
masyarakat.
Bersama-sama menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat
Meningkatan kegiatan gotong royong dan semangant persatuan dan kesatuan
Menjaga keamanan lingkungan melalui kegiatan siskamling/ronda
Menciptakan suasana rukun, damai, dan tentram dalam masyarakat
Menghargai adanya perbedaan dan memperkuat persamaan yang ada
Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama, dan
Selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti

4. Contoh upaya bela negara di lingkungan negara

Mematuhi peraturan hukum yang berlaku


Mengamalkan nilai-nila yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi dan
dasar negara
Membayar pajak tepat pada waktunya
Mendukung program GDN, GNOTA, dan wajib belajar 9 tahun
Memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan bangsa
Bersikap selektif terhadap masuknya budaya asing ke Indonesia dan lain
sebagainya.
Selalu kritis terhadap kebijakan pemerintah

3. Bela Negara Secara Fisik dan Non Fisik


Bela negara dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu secara fisik dan nonfisik.
Berikut penjelasan mengenai bela Negara secara fisik dan non fisik.
2.3.1 Bela Negara Secara Fisik

4 | Page
Bela Negara secara fisik, yaitu dengan cara memanggul bedil menghadapi
serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi
ancaman dari luar. Keterlibatan warga Negara sipil dalam upaya pertahanan Negara
merupakan hak dan kewajiban konstitusional setiap warga Negara Indonesia. Bela
Negara seperti itu diatur dalam UU No. 3 Tahun 2002 dan sesuai doktrin sistem
pertahanan keamanan rakyat (Sishankamrata) semesta, dimana pelaksanaannya
dilakukan oleh rakyat terlatih, yang terdiri dari beberapa unsur, seperti resimen
mahasiswa (menwa), perlawanan rakyat (wanra), pertahanan sipil (hansip), mitra
babinsa, dan organisasi kemasyrakatan lainnya
Rakyat terlatih memiliki empat fungsi, yaitu ketertiban umum, pelindung
masyarakat, keamanan rakyat, dan perlawanan rakyat. Tiga fungsi yang disebut
pertama dilakukan pada masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau
darurat sipil, dimana unsur-unsur rakyat terlatih membantu pemerintah daerah
dalam menangani keamanan dan ketertiban masyarakat. Sementara itu, fungsi
perlawanan rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang, dimana rakyat terlatih
merupakan unsur bantuan tempur bagi TNI yang terlibat langsung di medan perang.
2.3.2 Bela Negara secara Nonfisik
Pada masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi saat
ini, justru kesadaran bela Negara ini perlu ditanamkan guna menangkal berbagai
potensi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan baik dari luar maupun dari
dalam. Bela Negara tidak selalu harus berarti memanggul bedil menghadapi
musuh. Ketertiban warga Negara sipil dalam bela Negara secara nonfisik dapat
dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi,
misalnya dengan cara berikut.

1. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti


demokrasi dengan menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan
kehendak;
2. Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus
kepada masyarakat;
3. Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata
(bukan retorika);
4. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia;
5. Pembekalan mental spritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal
pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma
kehidupan bangsa Indonesia dengan lebih bertakwa kepada Tuhan melalui
ibadah sesuai agama/kepercayaan masing-masing.

Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan bela


Negara secara nonfisik ini maka berbagai potensi konflik yang merupakan
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan bagi keamanan Negara dan bangsa
akan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali. Kegiatan bela Negara
secara nonfisik sebagai upaya peningkatan Ketahanan Nasional juga sangat penting

5 | Page
untuk menangkal pengaruh budaya asing di era globalisasi abad ke-21, di mana arus
informasi (atau disinformasi) dan propaganda dari luar akan sulit dibendung akibat
semakin canggihnya teknologi komunikasi.

Untuk itu, diaturlah dalam berbagai peraturan tentang bela Negara, antara lain
sebagai berikut.

1. Pembukaan UUD 1945 Alinea I dan IV.


2. UUD 1945 Pasal 27 Ayat (3), (30) Ayat (1) dan (2).
3. UU No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan
Keamanan Negara RI, (yang kemudian diubah dengan UU. No. I Tahun 1988
yang mengatur tentang diselenggarakannya PPBN).
4. UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahan Negara.
5. UU No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

4. Ancaman Terhadap Bangsa dan Negara


Menurut UU Nomor 2 tahun 1982, hal-hal yang membahayakan mencakup
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan. Sedangkan menurut UU No. 3 tahun 2002
digunakan istilah ancaman. Menurut Undang-Undang nomor 3 tahun 2002 tentang
pertahanan negara, yang dimaksud dengan ancamam adalah setiap usaha dan kegiatan,
baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan negara.[sekretariat negara RI, penjelasan uu
no 23 tahun 2002 tentang pertahanan negara, jakarta hal 9.] Ancaman terhadap
kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional (fisik) berkembang menjadi
multidimensional (fisik dan non fisik), baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari
luar negeri. Ancaman yang bersifat multidimensional tersebut bersumber dari
permasalahan-permasalahan baru dalam ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
maupun pertahanan dan keamanan yang terkait dengan terorisme, imigran gelap, bahaya
narkotika, pencurian kekayaan alam, bajak laut, dan perusakan lingkungan.
Ancaman dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu ancaman militer dan ancaman non
militer. Ancaman militer, antara lain:
a. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata negara lain terhadap kedaulatan
negara, keutuhan wilayah dan keselamatan suatu bangsa.
b. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain.
c. Spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia
militer.
d. Sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan obyek vital nasional yang
membahayakan keselamatan bangsa.
e. Pemberontakan bersenjata.
f. Perang saudara.

6 | Page
g. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional.
Ancaman non militer dapat berupa: peredaran narkotika dan obat-obatan
terlarang, film-film porno atau kegiatan-kegiatan budaya asing yang mempengaruhi
budaya Indonesia. Ancaman bangsa Indonesia masa depan menurut buku Putih yang
disusun oleh Departemen Pertahanan antara lain:
a. Terorisme internasional yang mempunyai jaringan lintas negara dan timbul di dalam
negeri.
b. Gerakan separatis yang berusaha memisahkan diri dari NKRI.
c. Aksi radikalisme yang berlatar belakang primordial etnis.
d. Konflik komunal, kendatipun bersumber pada masalah ekonomi, namun dapat
berkembang menjadi konflik antar suku.
e. Kejahatan lintas negara seperti penyelundupan barang, senjata, narkoba, dan lain-lain.
f. Kegiatan imigrasi gelap yang menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan.
g. Gangguan keamanan laut seperti pembajakan/ perompakan, penangkapan ikan secara
ilegal.
h. Gangguan keamanan udara seperti pembajakan udara dan pelanggaran wilayah udara.
i. Perusakan lingkungan seperti pembakaran hutan, pembuangan limbah, dan lain-lain.
j. Bencana alam dan dampaknya terhadap keselamatan bangsa.
Ancaman non militer dapat dibedakan lagi menjadi ancaman berdasarkan
Ideologi, politik, teknologi Informasi.
A. Ancaman non militer berdasarkan Ideologi, bentuk baru dari ancaman ini adalah
metamorfosis dari penganut paham komunis yang telah melebur ke dalam elemen
masyarakat dan sewaktu waktu dapat mengancam bangsa Indonesia.
B. Ancaman berdimensi politik dapat bersumber dari dalam maupun luar negeri.
Dari luar negeri, ancaman berdimensi politik dapat dilakukan suatu negara dengan
penekanan politik terhadap Indonesia.intimidasi, provokasi atau blokade politik
merupakan bentuk ancaman militer yang sering digunakan pihak lain untuk
menekan negara lain. Sedangkan ancaman berdimensi politik yang bersumber dari
dalam negeri dapat berupa penggunaan kekuatan berupa mobilisasi massa untuk
menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan
politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah. Ancaman politik dari dalam
negeri dapat juga berupa ancaman separatisme. Separatisme dapat menempuh
pola perjuangan politik(tidak bersenjata) dan perjuangan bersenjata. Perjuangan
separatisme tanpa senjata sering dilakukan untuk menarik simpati masyarakat
Internasional. Oleh karena itu separatisme sulit dihadapi dengan menggunakan
instrumen militer.

7 | Page
C. Ancaman berdasarkan teknologi Informasi termasuk lambatanya perkembangan
kemajuan iptek sehingga menyebabkan ketergantungan teknologi terhadap negara
maju semakin tinggi. Kondisi tersebut tidak hanya menyebabkan Indonesia
menjadi pasar produknegara lain, tetapi lebih dari itu seulit bagi Indonesia untuk
mengendalikan ancaman erpotensi teknologi yang dilakukan pihak tertentu untuk
melemahkan indonesia. Tidak hanya itu, tetapi juga mindset dan pola sikap
masyarakat dalam negeri dalam menghargai karya-karya teknologi anak bangsa.
Dalam menghadapi ancaman terhadap bangsa dan negara, warga negara dapat
melakukan tindakan-tindakan yang berbentuk fisik maupun non fisik. Adapun tindakan-
tindakan yang dapat dilakukan oleh warga negara Indonesia dalam menghadapi ancaman
terhadap bangsa dan negara antara lain:
A. Mengembangkan budaya sadar hukum di semua lapisan masyarakat guna
terciptanya kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap hukum.
B. Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil.
C. Mengembangkan sistem politik nasional yang berkedaulatan rakyat, demokrasi,
dan terbuka.
D. Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi
kepada kepentingan nasional.
E. Pemimpin negara menjalankan roda pemerintahan secara efektif dan efisien.
F. Memperkuat alat-alat pertahanan dan keamanan negara.
G. Membersihkan penyelenggaraan negara dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
H. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling
mendukung dengan pendekatan paradigma yang sehat.

5. Indonesia dan perdamaian dunia


Perdamaian dipahami dalam dua pengertian.Pertama, perdamaian adalah kondisi
tidak adanya atau berkurangnya segala jenis kekerasan.Kedua, perdamaian adalah
transformasi konflik kreatif non-kekerasan. Dari dua definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa perdamaian adalah apa yang kita miliki ketika transformasi konflik yang kreatif
berlangsung secara tanpa kekerasan. Perdamaian selain merupakan sebuah keadaan, juga
merupakan suatu proses kreatif tanpa kekerasan yang dialami dalam transformasi (fase
perkembangan) suatu konflik. Umumnya pemahaman tentang kekerasan hanya merujuk
pada tindakan yang dilakukan secara fisik dan mempunyai akibat secara
langsung.Batasan seperti ini terlalu minimalistis karena rujukannya berfokus pada
peniadaan atau perusakan fisik semata.
Kendatipun demikian, pengertian perdamaian tidak berhenti disitu.Perdamaian
bukan sekedar soal ketiadaan kekerasan atau pun situasi yang anti kekerasan.Lebih jauh
dari itu perdamaian seharusnya mengandung pengertian keadilan dan kemajuan.
Perdamaian dunia tidak akan dicapai bila tingkat penyebaran penyakit, ketidakadilan,
kemiskinan dan keadaan putus harapan tidak diminimalisir. Perdamaian bukan soal
penggunaan metode kreatif non-kekerasan terhadap setiap bentuk kekerasan, tapi

8 | Page
semestinya dapat menciptakan sebuah situasi yang seimbang dan harmoni, yang tidak
berat sebelah bagi pihak yang kuat tetapi sama-sama sederajat dan seimbang bagi semua
pihak.Jadi perdamaian dunia merupakan tiadanya kekerasan, kesenjangan, terjadinya
konflik antar negara di seluruh dunia.
Untuk mewujudkan perdamaian kita harus mengetahui budaya tiap-tiap
masyarakat ataupun sebuah negara.Jika tidak, percuma saja segala upaya kita.Dengan
mengetahui budaya tiap-tiap masyarakat atau sebuah negara maka kita bisa memahami
karakteristik dari masyarakat atau negara tersebut.Atas dasar budaya dan karakteristik
masyarakat atau suatu negara, kita bisa mengambil langkah-langkah yang tepat dan
efektif dalam mewujudkan perdamaian disana. Pendekatan budaya ini merupakan cara
yang paling efektif dalam mewujudkan perdamaian di masyarakat Indonesia serta dunia.
Dalam hal ini pendekatan sosial dan ekonomi yang dimaksudkan terkait masalah
kesejahteraan dan faktor-faktor sosial di masyarakat yang turut berpengaruh terhadap
upaya perwujudan perdamaian dunia.Ketika masyarakatnya kurang sejahtera tentu saja
lebih rawan konflik dan kekerasan didalamnya. Masyarakat atau Negara yang kurang
sejahtera biasanya akan tidak peduli atas isu dan seruan perdamaian. Jangankan
memikirkan perdamaian dunia, buat makan untuk hidup sehari-hari saja sangat susah,
begitu fikir mereka yang kurang sejahtera.Maka untuk mendukung upaya perwujudan
perdamaian dunia yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah meningkatkan pemerataan
kesejahteraan seluruh masyarakat dan Negara di dunia ini.
Melalui pendekatan budaya dan sosial ekonomi saja belum cukup efektif untuk
mewujudkan perdamaian dunia.Perlu adanya campur tangan politik, dalam artian ada
agenda politik yang menekankan dan menyerukan terwujudnya perdamaian
dunia.Terlebih lagi bagi negara-negara maju dan adidaya yang memiliki power atau
pengaruh di mata dunia.Negara-negara maju pada saat-saat tertentu harus berani
menggunakan power-nya untuk melakukan sedikit penekanan pada negara-negara yang
saling berkonflik agar bersedia berdamai kembali.Bukan justru membuat situasi semakin
panas, dengan niatan agar persenjataan mereka terus dibeli.
Pada hakikatnya seluruh umat beragama di dunia ini pasti menginginkan adanya
perdamaian.Sebab tidak ada agama yang mengajarkan kejahatan, kekerasan ataupun
peperangan.Semua Negara mengajarkan kebaikan, yang diantaranaya kepedulian dan
perdamaian.Maka dari itu setiap kita yang mengaku beragama dan ber-Tuhan tentu harus
memiliki kepedulian dalam turut serta mewujudkan perdamaian dimasyarakat maupun
dikancah dunia.Para tokoh agama yang dianggap memiliki karisma dan pengaruh besar
dimasyarakat harus ikut serta aktif menyerukan perdamaian.
Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa salah satu tujuan nasional yang ingin
dicapai Negara Republik Indonesia sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, alinea keempat, yaitu ...Ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial....Hal ini menunjukkan Indonesia menekankan pentingnya
partisipasi aktif bangsa dalam tata pergaulan dunia internasional.

9 | Page
Dalam tata pergaulan internasional, perjuangan bangsa dilaksanakan atas dasar
semboyan percaya akan diri sendiri dan berjuang atas kesanggupan sendiri.Dengan
semboyan ini Bangsa Indonesia mampu menjalin hubungan dengan negara-negara lain di
dunia secara baik.Berdasarkan hal tersebut dan dalam rangka menciptakan perdamaian
dunia yang abadi, adil, dan sejahtera Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan politik
luar negeri yang bebas dan aktif.

Bebas, artinya bebas menentukan sikap dan pandangan terhadap masalah-masalah


internasional dan terlepas dari ikatan kekuatan-kekuatan raksasa dunia yang secara
ideologis bertentangan (Timur dengan faham Komunisnya dan Barat dengan faham
Liberalnya).

Aktif, artinya dalam politik luar negeri senantiasa aktif memperjuangkan terbinanya
perdamaian dunia. Aktif memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan. Aktif
memperjuangkan ketertiban dunia. Aktif ikut serta menciptakan keadilan social dunia.
Perwujudan politik Indonesia yang bebas dan aktif, dapat kita lihat pada contoh
berikut ini :
1. Penyelenggaraan Konferensi Asia - Afrika Tahun 1955, yang melahirkan
semangat dan solidaritas negara-negara Asia-Afrika yang kemudian
melahirkan Deklarasi Bandung.

2. Keaktifan Indonesia sebagai salah satu negara pendiri Gerakan Non-


Blok Tahun 1961 yang berusaha membantu dunia internasional untuk
meredakan ketegangan perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur.

3. Indonesia aktif dalam merintis dan mengembangkan organisasi di


kawasan
4. Asia Tenggara (ASEAN).

5. Ikut aktif membantu penyelesaian konflik di Kamboja, perang saudara di


Bosnia, pertikaian dan konflik antara pemerintah Filipina dan Bangsa Moro.

Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif diabdikan kepada kepentingan
nasional, terutama untuk kepentingan stabilitas dankelancaran pembangunan disegala
bidang. Dengan demikian, politik luar negeri Indonesia, antara lain bertujuan sebagai
berikut.
1. Membentuk satu negara Republik Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan
negara kebangsaan yang demokratis dengan wilayah kekuasaan dari Sabang sampai
Marauke.
2. Membentuk satu masyarakat yang adil dan makmur material dan spiritual dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Membentuk satu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua negara
di dunia, terutama sekali dengan negara-negara Afrika dan Asia.

10 | P a g e
Dalam rangka membangun partisipasi aktif dalam perdamaian dunia, beberapa hal
dapat dilakukan Bangsa Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut.
Menjalankan politik damai dan bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling
menghargai dengan tidak mencampuri urusan negara lain.
Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif serta berorientasi
pada kepentingan nasional, menitik beratkan pada solidaritas antar negara
berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa, menolak penjajahan, dan
meningkatkan kemandirian bangsa, serta memiliki kerja sama internasional bagi
kesejahteraan rakyat.
Bangsa Indonesia memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan organisasi
internasional untuk menjamin perdamaian yang kekal dan abadi.
Meningkatkan kerjasama dalam segala bidang dengan negara tetangga yang
berbatasan langsung dan kerja sama kawasan ASEAN untuk memelihara stabilitas,
melaksanakan pembangunan, dan meningkatkan kesejahteraan.
Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi
perdagangan bebas, terutama dalam menyongsong pemberlakuanAFTA, APEC,
danWTO.
Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu melakukan
diplomasi proaktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia di
dunia internasional, memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap warga negara,
serta kepentingan Indonesia, dan memanfaatkan setiap peluang positif bagi
kepentingan nasional.
Meningkatkan kualitas diplomasi baik regional maupun internasional dalam rangka
stabilitas, kerja sama, dan pembangunan kawasan.

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini kita dapat menyadari betapa
pentingnya keikutsertaan warga negara dalam bela negara. Maka kita harus berperan dalam
hal bela negara secara fisik maupun non fisik demi keamanan bangsa dan negara.

11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Suryokusumo, Suryanto. 2016. KONSEP SISTEM PERTAHANAN NONMILITER: Suatu Sistem


Pertahanan Komplemen Sistem Pertahanan Militer dalam Pertahanan Rakyat
Semesta.Yogyakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia

http://www.academia.edu/22022483/PERAN_INDONESIA_DALAM_UPAYA_MENCIPTAKA
N_PERDAMAIAN_DUNIA diakses tanggal 12 Maret 2017

http://simpulanilmu.blogspot.co.id/2016/09/pengertian-bela-negara-secara-fisik-dan.html diakses
pada tanggal 14 Maret 2017

http://kr33z.xtgem.com/pengertian%20bela%20negara

http://www.kitapunya.net/2015/06/pengertian-dasar-hukum-dan-prinsip-bela-negara.html

https://akhinanaufal.wordpress.com/2016/07/15/manfaat-bela-negara/

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai