Penyusun:
Kelompok AK-01, AK-05, AK-13, AK-14, BK-01, BK-07, BK-09, BK-14, CK-04, CK-10,
CK-12, CK-13, DK-05, DK-07, DK-08, DK-13
Evaluator: Mufarrihah
Anggota tim penyusun
AK-01 AK-05 AK-13 AK-14
Lutfa Qurrota A. Ach. Naufal M. A. Muh. Hisyam Lina Dwi S.
Sakinah Rachmad Lusia Nailul Fithriyah Istna Nur 'Ainul Y.
Chrysella R. Farah Najla Desyta Ajeng T. S. Azan Takwiman
Fitria
Catatan:
Pulvis adspersorius merupakan sediaan serbuk dengan rute pemakaian topikal,
biasanya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk
memudahkan penggunaan pada kulit.
Pulvis dentrificius merupakan sediaan serbuk yang digunakan pada gigi.
Pulvis sternutatorius merupakan sediaan serbuk dengan rute pemakaian nasal.
Serbuk tak terbagi untuk pemakaian oral saat ini jarang ditemui. Serbuk antasida
dan serbuk effervescent yang dulu merupakan serbuk tak terbagi saat ini sering
dijumpai dalam bentuk sachet sebagai dosis tunggal.
Persyaratan
Bahan obat:
padat (serbuk, kapsul, tablet)
setengah padat (adeps lanae, ekstrak kental)
cair (tingtur, ekstrak cair)
Bahan pembantu/tambahan:
Bahan pengisi
Corrigens (saporis, odoris, coloris)
Pelincir
Pelekat
Prinsip Compounding
Wadah
Bentuk sediaan serbuk disimpan dalam wadah tertutup baik serta
dijauhkan dari sengatan sinar matahari secara langsung
Jika perlu, ditambahkan bahan pengering atau disimpan pada suhu
ruang terkendali
Etiket dan label
Etiket putih/biru, disesuaikan rute pemakaian obat
Ukuran etiket menyesuaikan ukuran wadah
Prinsip Counselling
Cara penggunaan
Disesuaikan dengan rute pemakaian: oral, topikal
Disesuaikan dengan bahan aktif obat, seperti tujuan penggunaan
obat, aturan pakai.
Cara penyimpanan
Simpan di tempat yang kering dan terlindung dari sinar matahari
langsung.
Cara pemusnahan
Dikeluarkan dari kemasan, dihancurkan, dilarutkan atau dibakar
sebelum dibuang.
Daftar Pustaka
Aulton ME (2002), Pharmaceutics: the science of dosage form design 2nd ed,
Edinburg: Churchill Livingstone.
Departemen Kesehatan RI (2014), Farmakope Indonesia edisi V, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Jones D (2008), Pharmaceutics – dosage form design, London:
Pharmaceutical Press.
King RE (1984), Dispensing of medication 9th ed, Easton Pennsylvania: Mack
Publishing Company.
Marriott JF et al (2010), Pharmaceutical compounding and dispensing 2nd ed,
London: Pharmaceutical Press.
Thompson JE (2004), A practical guide to contemporary pharmacy practice
2nd ed, Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
KAPSUL
Definisi
CATATAN:
Setiap serbuk bahan obat atau bahan tambahan memiliki berat jenis berbeda, sehingga
bobot bahan yang dibutuhkan untuk mengisi volume cangkang kapsul belum tentu
sama.
Misal: cangkang kapsul no. 5, jika:
Diisi asetaminofen, membutuhkan bobot 130 mg
Diisi asetosal, membutuhkan bobot 65 mg
Persyaratan
Keseragaman sediaan:
Keseragaman bobot, jika bahan obat minimal 50mg atau tidak
kurang dari 50% bobot sediaan
Keseragaman kandungan bahan obat
Waktu hancur (disintegration test)
Waktu disolusi (dissolution test) untuk kapsul cangkang keras
Bahan obat memiliki rasa dan bau tidak enak tetapi dikehendaki
pemberian oral
Untuk bahan obat sulit dikempa menjadi bentuk tablet
Melindungi bahan obat yang kurang/tidak stabil karena pengaruh udara
dan cahaya
Dikehendaki obat dengan kombinasi bahan aktif tetapi bahan-bahan
penyusun tidak dapat bercampur secara fisik dan kimia (inkompatibilitas)
Dikehendaki obat tunggal dengan kombinasi bahan aktif dan/atau dosis
yang sesuai dengan kebutuhan pasien (khusus untuk kapsul cangkang
keras yang disiapkan secara extemporaneous)
Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan Kerugian
Pemberian dosis yang tetap dan akurat Tidak sesuai untuk bahan obat yang:
Menutupi rasa dan bau bahan obat tidak - Mudah menguap
enak - Sangat mudah larut yang
Melindungi bahan obat yang rusak karena membentuk larutan pekat
udara/cahaya - Bersifat higroskopis, deliquescent,
Lebih stabil dibandingkan sediaan cair eflorescent
Lebih praktis dan mudah penggunaan - Bereaksi dengan cangkang kapsul
dibandingkan bentuk serbuk (misal: kadar fenol tinggi, kadar
Lebih cepat diserap dibandingkan bentuk etanol <90%)
tablet, pil Tidak sesuai untuk pasien yang
Lebih praktis dan mudah pembuatannya kesulitan menelan (misal: bayi, balita,
dibandingkan bentuk tablet (tidak lansia)
membutuhkan berbagai bahan tambahan Tidak bisa dibagi
dan teknologi seperti pada penyiapan tablet) Harus hati-hati dalam penyimpanan
sehingga cocok untuk penyiapan secara (suhu lembab menyebabkan kapsul
extemporaneous menjadi lunak, suhu kering
Dapat digunakan untuk obat lepas lambat menyebabkan kapsul menjadi rapuh)
atau lepas tunda
Formula Umum
ISI KAPSUL
Bahan obat: padat (serbuk, granul, kapsul, tablet), setengah padat,
cair
Bahan pembantu:
Bahan pengisi (jika perlu)
Bahan pengikat, penghancur, pelicin, pelincir (jika disiapkan
menggunakan mesin, lihat penjelasan tablet)
CANGKANG KAPSUL
Gelatin keras (hardgels): gelatin + aqua
Gelatin lunak (softgels): gelatin + plasticizer + aqua
Prinsip Compounding
PERHATIAN
Meskipun telah dilakukan perhitungan penentuan ukuran
cangkang kapsul, cangkang yang digunakan perlu disesuaikan
dengan kondisi pasien. Jika perlu, pilih ukuran cangkang kapsul
yang lebih kecil daripada ukuran yang diperoleh dari tabel
atau perhitungan, dengan konsekuensi perlu menyesuaikan
aturan pemakaian obat.
Prinsip Compounding
4. Pengisian kapsul
a) Cangkang keras berisi bahan padat (serbuk)
Tanpa alat:
Blocking and dividing: lihat pembahasan pada topik SERBUK, lalu
masing-masing bagian serbuk diisikan ke dalam cangkang kapsul
menggunakan spatel/sudip
Punching: memasukkan serbuk ke bagian induk kapsul sampai ± ⅔
volume, lalu dibalik dan ditekan-tekan pada sisa serbuk sampai seluruh
serbuk masuk ke induk kapsul (lihat video di AULA2)
Prinsip Compounding
4. Pengisian kapsul
a) Cangkang keras berisi bahan padat (serbuk)
Dengan alat:
Induk kapsul diletakkan berjajar dengan alat, kemudian menuangkan
campuran bahan obat ke permukaan alat dan meratakan campuran
tersebut dengan spatel atau sudip sampai seluruh serbuk masuk ke
dalam induk kapsul, lalu tutup kapsul (cara pengisian kapsul di industri
pada umumnya)
Prinsip Compounding
4. Pengisian kapsul
b) Cangkang keras berisi bahan cair
i. Induk kapsul kosong ditara dengan cara meletakkan induk kapsul
tersebut di atas kotak karton yang telah dilubangi tengahnya
sebagai pijakan di atas timbangan
ii. Meneteskan campuran bahan obat cair ke satu induk kapsul sambil
dihitung jumlah tetesan sampai bobot yang diminta (misal n tetes)
iii. Pengisian kapsul selanjutnya dilakukan langsung dengan
meneteskan sejumlah n tetes
iv. Kapsul ditutup (sambil diputar-putar) dengan terlebih dahulu
mengoleskan sedikit mucilago gom arab di bagian atas induk
kapsul
Prinsip Compounding
4. Pengisian kapsul
c) Cangkang lunak
Tidak dapat dilakukan secara extemporaneous karena membutuhkan
alat untuk mengontrol tiga parameter, meliputi:
i. Suhu, diperlukan untuk pembentukan kapsul
ii. Waktu, diperlukan untuk pengendalian aliran jumlah bahan yang
mengisi kapsul
iii. Tekanan, diperlukan untuk pengaturan bentuk kapsul
Prinsip Compounding
4. Pengisian kapsul
Untuk bahan obat dengan sifat khusus:
Higroskopis & deliquescent disekat dengan MgO atau MgCO3
Campuran eutektik masing-masing bahan disekat
Larutan pekat dibuat massa pil
Kadar etanol <90% dibuat massa pil
Kadar fenol tinggi dibuat massa pil atau diencerkan dengan minyak
lemak sampai kadarnya <40%
Tidak tercampurkan masing-masing bahan disekat/dibuat massa
pil/dibuat kapsul dalam kapsul
Prinsip Compounding
5. Pembersihan kapsul
Tujuan:
Memperindah penampilan
Menghilangkan sisa bahan obat yang menempel pada cangkang
kapsul untuk mencegah rasa/bau bahan yang tidak enak atau
mencegah rusaknya cangkang kapsul
Cara:
Dengan kain kasa atau tissue kering
Dengan kain kasa atau tissue yang dibasahi alkohol
Dengan NaCl granuler kapsul
Prinsip Dispensing
Wadah/kemasan
Menyesuaikan sifat fisiko-kimia bahan penyusun, umumnya: kering,
tertutup rapat, tidak tembus cahaya dan dapat melindungi kapsul dari
kelembaban dan debu
Jika perlu, ditambahkan bahan pengering atau disimpan pada suhu
ruang terkendali
Etiket
Etiket putih/biru, disesuaikan rute pemakaian obat
Ukuran etiket menyesuaikan ukuran wadah/kemasan
Label
Menyesuaikan kerja/sifat bahan obat pengisi kapsul
Prinsip Counselling
Cara penggunaan
Disesuaikan dengan rute pemakaian: oral, topikal, rektal, vaginal,
inhalasi
Oral, kapsul langsung ditelan
Oral, ujung kapsul dipotong (khusus kapsul cangkang lunak)
untuk diteteskan cairan pengisinya pada rongga mulut, misal:
kapsul vitamin A
Topikal, ujung kapsul dipotong (khusus kapsul cangkang lunak)
untuk dioleskan cairan pengisinya pada permukaan kulit
Rektal, seperti penggunaan SUPOSITORIA
Prinsip Counselling
Cara penggunaan (lanjutan)
Vaginal, seperti penggunaan OVULA
Inhalasi, ujung kapsul dipotong (khusus kapsul cangkang
lunak) untuk diteteskan pada saputangan ATAU diteteskan
pada air hangat, lalu dihirup
Inhalasi, menggunakan alat khusus misalnya rotahaler(akan
dipelajari lebih lanjut pada topik sediaan inhalasi)
Perlu diperhatikan apakah kapsul ditujukan untuk lepas lambat
atau lepas tunda. Jika demikian maka kapsul ditelan utuh.
Prinsip Counselling
Cara penyimpanan
Dipertahankan pada kelembaban sedang
Cara pemusnahan
Dikeluarkan dari wadah/kemasan, lalu dibakar, dilarutkan atau
dihancurkan sebelum dibuang.
Daftar Pustaka
Aulton ME (2002), Pharmaceutics: the science of dosage form design 2nd ed,
Edinburg: Churchill Livingstone.
Kementerian Kesehatan RI (2014), Farmakope Indonesia edisi V, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Jones D (2008), Pharmaceutics – dosage form design, London:
Pharmaceutical Press.
King RE (1984), Dispensing of medication 9th ed, Easton Pennsylvania: Mack
Publishing Company.
Marriott JF et al (2010), Pharmaceutical compounding and dispensing 2nd ed,
London: Pharmaceutical Press.
Thompson JE (2004), A practical guide to contemporary pharmacy practice
2nd ed, Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.