Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

DEFINISI SERI REAKSI BOWEN,


MINERAL SILIKAT DAN NON SILIKAT

Disusun Oleh :

Fredy

410014189

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL


(STTNAS)YOGYAKARTA

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

PROGRAM STUDI S1

2014
ii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya kita masih bisa berada di bumi kita tercinta ini.Dan juga atas
selesainya makalah saya ini yang berjudul SERI REAKSI BOWEN, sehingga kita
bisa membaca dan bisa menilai dari setiap tulisan makalah saya ini.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan kepada bapak dosen dan juga
teman-teman semua ,saya mohon kritikan dan saran agar makalah saya ini dapat
menjadi lebih baik lagi. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta,7 Oktober 2014

penyusun

fredy
iii

DAFTAR ISI
JUDUL..i

KATA PENGANTAR.ii

DAFTAR ISIiii

BAB I . PENDAHULUAN.1

1.1. Latar Belakang.


.....1
1.2. Rumusan
masalah..2
1.3. Tujuan
makalah.2
1.4. Manfaat
makalah...2
BAB II. PEMBAHASAN...3
2.1.Definisi seri reaksi bowen.3
2.2.Definisi mineral 11
2.2.1. Mineral silikat11
2.2.2 .Mineral non silikat.18
BAB III.PENUTUP.24
3.1. Kesimpulan....24
DAFTAR PUSTAKA..26
1

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang


mempelajari segala sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang pernah ada.
Merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan
yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun
diatas permukaan bumi,kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah
perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang. Ilmu ini
mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudra,
cekungan dan rangkaian pegunungan.

Untuk mempelajari semua tentang Bumi dimulai dari pembentuk bumi


yang paling dasar yaitu mineral. Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar
kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar
sungai. Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis
karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk
ditambang seperti emas dan perak.

Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam


keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya.
Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang
rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai
kristal. Dengan demikian, kristal secara umum dapat di-definisikan sebagai
bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi
2

yang teratur. Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan


dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi.

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan dari makalah ini adalah :

Apa yang dimaksud dengan seri reaksi bowen?


Dimanakah seri reaksi bowen terjadi?
Apa yang dimaksud dengan mineral silikat dan non silikat?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah :

Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang seri reaksi bowen.


Agar mahasisiwa dapat mengetahui dimana dan kapan seri reaksi bowen
terjadi.
Agar mahasisiwa mampu mengetahui mineral silikat dan non silikat serta
perbedaannya.

1.4 Manfaat

Manfaat dari makalah ini adalah :

Supaya mahasiswa dapat mengetahui terbentuknya batuan penyusuun


bumi.
Supaya mahasiswa gambaran tentang dimana dan kapan reaksi bowen.
Supaya menjadi pembelajaran bagi mahasiswa
3

BAB II

PEMBAHASAN

1.2 Definisi seri reaksi bowen

Seri Reaksi Bowen (Bowen Reaction Series) menggambarkan proses


pembentukan mineral pada saat pendinginan magma dimana ketika magma
mendingin, magma tersebut mengalami reaksi yang spesifik. Dan dalam hal ini
suhu merupakan faktor utama dalam pembentukan mineral.

Tahun 1929-1930, dalam penelitiannya Norman L. Bowen menemukan bahwa


mineral-mineral terbentuk dan terpisah dari batuan lelehnya (magma) dan
mengkristal sebagai magma mendingin (kristalisasi fraksional). Suhu magma dan
laju pendinginan menentukan ciri dan sifat mineral yang terbentuk (tekstur, dll).
Dan laju pendinginan yang lambat memungkinkan mineral yang lebih besar dapat
terbentuk.
4

Dalam skema tersebut reaksi digambarkan dengan Y, dimana lengan bagian atas
mewakili dua jalur/deret pembentukan yang berbeda. Lengan kanan atas
merupakan deret reaksi yang berkelanjutan (continuous), sedangkan lengan kiri
atas adalah deret reaksi yang terputus-putus/tak berkelanjutan (discontinuous).

1. Deret Continuous

Deret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase. Dimulai dengan feldspar


yang kaya akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO) dan berlanjut reaksi dengan
peningkatan bertahap dalam pembentukan natrium yang mengandung feldspar
(CaNa-feldspar, CaNaAlSiO) sampai titik kesetimbangan tercapai pada suhu
sekitar 9000C. Saat magma mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar
didominasi oleh pembentukan natrium feldspar (Na-Feldspar, NaAlSiO) hingga
suhu sekitar 6000C feldspar dengan hamper 100% natrium terbentuk.

2. Deret Discontinuous

Pada deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate dimana satu
mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu dengan
melakukan reaksi dengan sisa larutan magma. Diawali dengan pembentukan
mineral Olivine yang merupakan satu-satunya mineral yang stabil pada atau di
bawah 18000C. Ketika temperatur berkurang dan Pyroxene menjadi stabil
(terbentuk). Sekitar 11000C, mineral yang mengandung kalsium (CaFeMgSiO)
terbentuk dan pada kisaran suhu 9000C Amphibole terbentuk. Sampai pada suhu
magma mendingin di 6000C Biotit mulai terbentuk.

Bila proses pendinginan yang berlangsung terlalu cepat, mineral yang telah ada
tidak dapat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma yang menyebabkan mineral
yang terbentuk memiliki rim (selubung). Rim tersusun atas mineral yang telah
terbentuk sebelumnya, misal Olivin dengan rim Pyroxene.
5

Deret ini berakhir dengan mengkristalnya Biotite dimana semua besi dan
magnesium telah selesai dipergunakan dalam pembentukan mineral.

3. Apabila kedua jalur reaksi tersebut berakhir dan seluruh besi, magnesium,
kalsium dan sodium habis, secara ideal yang tersisa hanya potassium, aluminium
dan silica. Semua unsur sisa tersebut akan bergabung membentuk Othoclase
Potassium Feldspar. Dan akan terbentuk mika muscovite apabila tekanan air
cukup tinggi. Sisanya, larutan magma yang sebagian besar mengandung silica dan
oksigen akan membentuk Quartz (kuarsa).

Dalam kristalisasi mineral-mineral ini tidak termasuk dalam deret reaksi karena
proses pembentukannya yang saling terpisah dan

Mineral pembentuk batuan adalah mineral-mineral yang menyusun suatu batuan


dengan kata lain batuan yang terdiri dari berbagai macam mineral. Ada juga
terdapat batuan yang hanya terdiri dari satu mineral saja, seperti Dunit yang hanya
terdiri dari satu mineral yaitu Olivine.
Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung semuanya
membeku, tetapi mengalami penurunan temperatur secara perlahan bahkan
mungkin cepat. Penurunan temperature ini disertai mulainya pembentukan dan
pengendapan mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan temperaturnya.
Pembentukan mineral dalam magma karena penurunan temperatur telah disusun
oleh Bowen (seri reaksi Bowen).
6

Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali terbentuk dalam
temperatur sangat tinggi adalah Olivin. Akan tetapi jika magma tersebut jenuh
oleh SiO2 maka Piroksenlah yang terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksen
merupakan pasangan Ingcongruent melting dimana setelah pembentukan Olivin
akan bereaksi dengan larutan sisa membentuk Piroksen. Temperatur menurun
terus dan pembentukan mineral berjalan sesuai dengan temperaturnya. Mineral
yang terakhir terbentuk adalah Biotit.

Mineral sebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas (mineral


felsik). Anorthit adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu yang tinggi
dan banyak terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro atau Basalt. Andesin
terbentuk pada suhu menengah dan terdapat pada batuan beku Diorit atau Andesit.
Sedangkan mineral yang terbentuk pada suhu rendah adalah Albit,
7
mineral ini tersebar pada batuan asam seperti Granit dan Riolit. Reaksi
berubahnya komposisi Plagioklas ini merupakan deret Solid Solution yang
merupakan reaksi kontinyu, artinya kristalisasi Plagioklas Ca (Anortit) sampai
Plagioklas Na (Albit) akan berjalan terus jika reaksi setimbang.

Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium Feldspar
(Orthoklas), ke Muscovit dan terakhir Kwarsa, maka mineral kwarsa merupakan
mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral mafik atau mineral felsik.

Sehingga dengan memperhatikan reaksi Bowen, kita memperoleh berbagai


kemungkinan himpunan mineral utama didalam batuan beku diantaranya:
1. Kelompok batuan Ultrabasa dan Basa, mineralnya antara lain:

Olivin

Olivin Plagioklas

Piroksen

Olivine Piroksen

Olivin Plagioklas - Piroksen

Piroksen - Plagioklas

2. Kelompok batuan Intermediet, mineralnya antara lain:

Piroksen Horblende - Plagioklas

Hornblende Plagioklas

Hornblende Plagioklas Biotit Kwarsa


3. Kelompok batuan Asam, mineralnya antara lain:

Hornblende Plagioklas Biotit Orthoklas

Hornblende Plagioklas Biotit Muscovit

Muscovit Biotit Orthoklas

8
Mineral utama sebagai penyusun utama pembentuk batuan antara lain:

a. Kwarsa (Quartz)
Mineral ini mempunyai susunan kimia dengan rumus SiO2 dan terhitung
mineral yang banyak sekali tersebar, warna asli tidak berwarna putih, tetapi
karena adanya pengotoran dari unsur lain sehingga berwarna lain, bentuk kristal
prismatic hexagonal, tidak mempunyai belahan, pecahannya: conchoidal,
kekerasan: 7 (skala mohs). Ciri yang khas dari mineral ini, terdapat garis-garis
mendatar pada sisi bidang kristalnya. Mempunyai warna tersendiri, sering
berwarna jernih atau putih suram. Pengisian dari berbagai zat didalamnya,
memberikan warna yang berbeda-beda, ada yang berwarna kekuning-kuningan,
ungu (amnetis), coklat dan lain-lain. Biasanya tidak mempunyai bentuk yang baik,
karena merupakan mineral yang menghablur terakhir dari magma, sehingga
terpaksa harus mengisi celah-celah dan rongga-rongga sisi yang terdapat diantara
kristal-kristal dari mineral yang telah terbentuk lebih dahulu.

b. Feldspar

Merupakan golongan mineral yang paling umum dijumpai di dalam kulit bumi
sebagai Silikat dari Alumina dengan Kalium, Natrium, dan Kapur. Sistim
Monoklin/Triklin terlihat belahan dalam 2 arah. Kekerasan 6 Felspar dibagi atas 2
golongan, yaitu:
1. Potash Felspar (K Al Si3O8)
Terdiri dari mineral ortoklas, mikrolin dan sanidin adularis. Warnanya putih, pucat
atau merah daging, abu-abu. Kilat seperti kaca (petreous). Bidang belahan baik,
tidak ada striasi (garis-garis paralel yang lembut). Ortoklas (KALSiO2), sebagai
sumber utama unsur K (Kalium) dalam tanah, umumnya berwarna abu-abu,
kemerahan, belahan dua arah, kekerasan 6, bersifat asam.

9
2. Plagioklas Feldspar (Na, Ca)Al Si3O8
Warna putih atau abu-abu berwarna lain, kilap pitreus. Bidang belahan baik kedua
arah ada sitriasi. Mudah dibedakan dari Ortoklas karena adanya kembaran yang
dapat dilihat dibawah
loupe, lebih-lebih di bawah mikroskop. Sering berbentuk zona dan berubah
menjadi Serisit, Kaolinit atau Epidot.

Plagioklas felspar terdiri atas 6 macam mineral, yaitu:

a. Albit
b. Oligoklas
c. Andesin
d. Bitownit
e. Labradorit
f. Anorthit
Makin ke bawah makin berkurang mengandung Na dan makin bertambah akan
mengandung Ca. Albit, Andesin disebut Plagioklas asam atau Na Plagioklas.
Anortit, Bitonit disebut Plagioklas basa atau Calcic Plagioklas. Plagioklas (Na,
Ca) AlSi3O8 kenampakannya menyerupai Ortoklas, hanya warnya biasa putih
abu-abu dan secara optic Plagioklas mempunyai kembaran. Plagioklas terdiri dari
mineral-mineral Albit, Oligoklas, Andesine, Bitonit, Labradorit dan Anortit.
c. Feldspatoid
Merupakan mineral pengganti Feldspar, karena terbentuk bila dalam suatu batuan
tidak cukup terdapat SiO2. Dalam batuan yang mengandung SiO2 bebas, mineral
ini tidak terbentuk, karena yang terbentuk adalah Felspar. Feldspatoid ini terdiri
atas beberapa mineral, antara lain: Leucit (K Al Si2O) sebagai pengganti
orthoklas. Warnanya putih agak jernih dan bentuknya aquant/bulat. Nephelin (Na
Al Si2O6) sebagai pengganti Plagioklas (Albit). Warna abu-abu. Bentuk berisi 6
atau bulat. Sodalit warnanya putih, abu-abu atau kebiruan.

10
d. Mika (Glimmer)
Ada tiga macam, yaitu muscovit, biotit, dan phlogopit.
1). Muscovit, disebut juga mika putih. Rumus kimianya K Al (OH)2 (Al Si3
O10). Mudah dikenal, karena sifatnya yang mudah dibelah-belah dalam helaian-
helaian yang sangat tipis, transparan dan fleksibel, tidak berwarna, abu-abu,
kehijauan atau coklat muda, kilap vitreum, kekerasan 2-3.

2). Biotit disebut juga Mika hitam, dengan rumus kimia K2 (Mg, Fe)2 (OH)2
AlSi3 O8. Mudah terbelah dalam satu arah dan biasanya berbentuk segi enam,
tidak transparan, fleksibel. Warna: hitam hingga coklat tua, kilap vitrous,
kekerasan 2,5 - 3.

3). Phlogopit disebut juga mika coklat. Tidak banyak dijumpai.

e. Amfibol

Terutama terdiri dari mineral Hornblende. Susunan Kimianya


Ca2(MgFeA1)3(OH)2(SiA14O11)2. Berbentuk prismatik, biasanya berisi
kelipatan tiga, agak panjang dengan belahan dua arah menyudut kira-kira 900.
Merupakan kumpulan mineral-mineral yang berbentuk prisma pendek berisi
delapan. Warna : coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 6. yang terpenting dari
golongan ini adalah Hornblende.

f. Piroksen

Terutama terdiri dari mineral Augit. Berbentuk prismatik pendek berisi kelipatan 4
dengan belahan 2 arah menyudut. Merupakan kumpulan dari mineral-mineral
11
yang berbentuk prisma pendek bersisi delapan. Striasi bersudut kira-kira 900.
Pyroxen adalah senyawa yang kompleks dari Calsium, Magnesium, Ferum, dan
Silikat. Warna coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 8. Mineral golongan ini
antara lain : Enstatit, Hypersten, Diopsid, dan yang paling banyak terdapat ialah
Augit dengan rumus kimia Ca (MgFe) (SiO3)2 (AlFe)2 O3.

g. Olivin
Biasanya berwarna hijau terdiri dari (FeMg)2SiO4. Pada umumnya terdapat
dalam batu Basalt dan Gabro. Olivin membentuk kristal yang ideal, karena
terbentuk pertama-tama dari magma. Warna hijau atau kuning kecoklatan.
Biasanya berbutir halus dan granular. Pecahan concoidal (seperti kerang).
Kekerasan 6,5 - 7.

h. Kalsit
Mineral ini berwarna putih, sering ada pengotoran, mempunyai belahan 3 arah
berbentuk Rombuder, susunan kimianya CaCO3.

i. Grafit
Mineral ini unsurnya Karbon (C) berwarna hitam, lunak, umumnya pada batuan
ubahan.
2.2 Definisi Mineral
Dalam mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan
kepastian untuk menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena memang
belum didapatkan kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada
umumnya dikenal dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum
tahun 1977 dan defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977.

Menurut defenisi klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik yang
terbentuk secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan
rumus kimia yang tetap. Dan menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat
yang terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen,

12
memiliki sifat-sifat fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang
mempunyai bentuk geometris tertentu.

Hal yang membedakan kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik,
yang termasuk mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Dan pada defenisi
kompilasi, mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas karena mencakup
semua zat yang ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian
tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang
terbentuk karena penguraian atau perubahan sia-sisa tumbuhan dan hewan secara
alamiah juga digolongkan kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan
tanah diatome. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam-garam
sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang
diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).

Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral.


Mulai dari pembagian atau penggolongan mineral, pengenalan sifat-sifat mineral,
pendeskripsian mineral dan semua hal yang berkaitan dengan mineral.

Untuk mempelajari tentang mineral, tentu harus terlebih dahulu


mengetahui sifat-sifat yang ada pada mineral tersebut. Adabeberapa sifat mineral,
yaitu sifat fisik secara teoritis dan sifat fisik secara determinasi (laboratorium).
Sifat fisik secara teori hanya bisa menggambarkan sebagian dari sifat-sifat mineral
dan tidak dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan atau membedakan
mineral-mineral yang ada, karena hanya terdapat pada sebagian mineral saja.
Adapaun sifat-sifat mineral secara teori tersebut adalah :Lebih dari 2000 mineral
telah diketahui sampai sekarang ini, dan usaha-usaha untuk mendapatkan mineral-
mineral baru jenis terus dilakukan. Dari jumlah tersebut hanya beberapa yang
umum atau sering dijumpai. Mineral-mineral yang dominan sebagai pembentuk
batuan penyusun kerak bumi disebut mineral pembentuk batuan (Rock Forming
Minerals). Selain itu hanya sekitar 8 unsur yang dominan menyusun mineral-

13
mineral tersebut. Dua unsur yang paling dominan adalah pksigen dan
silikon yang bergabung untuk menyusun kelompok mineral yang sangat umum
yaitu mineral

silikat. Setiap mineral silikat disusun oleh oksigen dan silikon, kecuali kuarsa.
Dalam pengklasifikasian umum, mineral dibagi atas dua pembagian umum, yaitu
mineral silikat, dan mineral non silikat.

2.2.1 Mineral Silikat

Mineral silikat adalah mineral yang memiliki unsure pembentuknya yaitu


silica ( SiO2 ), yang merupakan hasil pembekuan magma. Silicat merupakan 25%
dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir 90 %
mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan
persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena
jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari
mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km
dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik
itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan (metamorf). Silikat

pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.

14
Macam mineral silikat dapat digolongkan berdasarkan komposisi
kimianya. Mineral silikat ferromagnesian adalah mineral silikat yang mengandung
ion besi dan atau magnesium di dalam struktur mineralnya. Mineral-mineral

silikat yang tidak mengandung ion-ion besi dan magnesium disebut mineral
non feromagnesian. Mineral-mineral silikat feromegnesian dicirikan oleh
warnanya yang gelap dan mempunyai berat jenis antara 3,2 sampai 3,6.
Sebaliknya mineral-mineral silikat non feromagnesian pada umumnya
mempunyai warna terang dan berat jenis rata-rata 2,7. perbedaan tersebut
terutama disebabkan oleh ada tidaknya unsur besi didalam mineral tersebut.

Olivin adalah mineral silikat feromagnesian yang tersebentuk pada


temperatur tinggi, berwarna hitam sampai hijau kehitaman, mempunyai kilat gelas
dan pecahan konkoidal. Mineral olvin pada umumnya menunjukan kenapakan
butiran bentuk relatif kecil dan bundar. Olivin disusun oleh tetra hidra tunggal
yang diikat bersama oleh campuran ion besi dan magnesium yang merangkai atom
oksigen bersama-sama. Mineral ini tidak mempunyai bidang belahan strktur
atomnya membentuk jaringan tiga dimensi sehingga tidak membentuk bidang
yang lemah.

Serpentin berwarna hijau, SG = 2,6, H = 3,5, pembentukannya


melibatkan
pembesaran volume dari olivin asalnya, sehingga pada beberapa batuan basa
seringkali timbul retakan-retakan dan melemahkan struktur batuan. Kehadiran
serpentin merubah sifat fisis batuan beku yang banyak mengandung olivin.
Beberapa batuan yang baik untuk pelapis jalan (dolerit, basalt, gabro) yang
mengandung olivin, dan derajat altrasinya sebaiknya diperiksa.

Piroksin, berwarna hitam, opak, dengan bidang belahan dua arah


membentuk sudut 900 . Strktur kristalnya disusun oleh rantai tunggal tetrahedra
yang diikat bersama-sama dengan ion-ion besi dan magnesium. Karena ikatan

15
silikon oksigen lebih kuat daripada ikatan antara struktur silikat, maka
firoksin mudah terbelah sejajar dengan rantai silikat. Piroksin merupakan salah
satu

mineral yang dominan dalam batuan beku basalt yang merupakan batuan
yang umumpada kerak samudera.

Hornblende merupakan mineral yang umum dikelompok amfibol.

Mineral ini umumnya berwarna hijau gelap sampai hitam. Belahan dua arah
membentuk sudut 600 dan 1200. didalam batuan, hornblende berbentuk prismatik
panjang. Bentuk inilah yang umumnya membedakan dengan firoksin yang
umumnya berbentuk prismatuik pendek. Hornblende umunya dijumpai pada
batuan yang menyusun kerak benua.

16

Biotit merupakan anggota dari mika yang berwarna gelap karena kaya akan
besi. Seperti mineral mika lainnya, biotit disusun oleh struktur lebaran yang
memberikan belahan satu arah. Biotit mempunyai warna hitam mengkilap yang
membedakan dari mineral ferromagnesian lainnya. Seperti hornblende, biotit
banyak dijumpai pada batuan penyusun kerak benua, termasuk batuan beku
granit.

Moskovit adalah jenis mineral mika yang sangat umum. Berwarna terang
dengan kilap seperti mutiara (pearly) dan seperti mineral mika lainnya belahannya
satu arah. Didalam batuan muskovit sangat mudah dikenali karena sangat
bercahaya.
Feldpart merupakan huruf mineral yang sangat umum, dapat terbentuk
pada rentang temperatur dan tekanan yang besar. Group mineral feldspart
mempunyai sifat fisik yang sama. Mineral ini mempunyai bidang belahan dua
arah dan membentuk sudut hampir 900, relatif keras dan kilap bervariasi antara
kilap kaca sampai mutiara. Didalam batuan mineral ini dikenali dengan bentuknya
yang rektangular dan permukaan yang licin. Struktur mineral feldspard adalah
rangkaian tiga dimensi dari atom oksigen bergabung dengan atom silikon.
Seperempat dari ataom silikon tergantikan oleh atom aluminium. Perbendaan
valinesi antara aliminium (+3) dan silikon (+4), menyebabkan terjadinya inklusi 1

17
atau lebih ion-ion seperti potasium (-1), sodium (-1) dan kalsium (+2). Karena
adanya perbedaan inklusi didalam strukturnya, mineral feldspard dapat dibedakan
menjadi dua macam.

Ortoklas merupakan mineral feldspar dengan ion potasium didalam


struktur kristalnya. Plagioklas feldspar adalah mineral feldspar dengan ion
kalsium dan atau sodium didalam struktur kristalnya. mineral ortoklas berwarna
krem terang sampai merah jambu, sedangkan plagioklas berwarna putih sampai
abu-abu terang. Meskipun keduanya mempuntai warna yang berbeda tetapi warna
tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk membedakannya. Salah satu sifat fisik
yang dapat membedakannya adalah adanya striasi yang sejajar pada mineral
plagioklas yang tidak dijumpai pada mineral ortoklas.

Kuarsa merupakan mineral silikat yang hanya disusun oleh silikon dan
oksigen. Mineral kuarsa juga sering disebut silika karena komposisinya SiO2.
karena struktur kuarsa mengandung dua atom oksigen untuk tiap atom silikon,
maka tidak dibutuhkan lagi ion positif untuk menjadikan mineral kuarsa ini netral.
Struktur kristak kuarsa membentuk jaringan tiga dimensi yang lengkap antara ion
oksigen disekitar ion silikon, sehingga membentuk suatu ikatan yang kuat antara
keduanya. Akibatnya kuarsa tidak mempunyai bidang belahan, sangat keras dan
resistan terhadap proses pelapukan. Kuarsa mempunyai belahan konkoidal. Pada
bentuknya yang sempurna kuarsa sangat jernih, membentuk kristal eksagonal
dengan bentuknya piramidal. Warna mineral kuarsa sangat bervariasi tergantung
pada proses pengotoran pada waktu pembentukannya. Variasi warna
menyebabkan adanya bermacam mineral kuarsa. Mineral kuarsa yang umum
adalah kuarsa susu (putih), kuarsa asap (abu-abu) kuarsa rose (ping), ametis
(purple) dan kristal batuan (clear).

18
BERIKUT ADALAH MINERAL SILIKAT :

1. Kuarsa : (SiO2)

2. Feldspar Alkali : (KAlSi3O8)

3. Feldspar Plagiklas : (Ca,Na)AlSi3O8)

4. Mika Muskovit : (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2

5. Mika Biotit : K2(Mg,Fe)6 Si3O10(OH)2

6. Amfibol : (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)

7. Pyroksen : (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6

8. Olivin : (Mg,Fe)2SiO4

2.2.2 Mineral Non silikat


Mineral silikat adalah kelompok mineral yang unsure pembentuknya bukan
dari silikat. Secara garis besar hampir semua mempunyai komposisi kimia yang
sederhana ; berupa unsur, sulfida (bila unsur logam bersenyawa dengan sulfur),
atau oksida (bila unsur logam bersenyawa dengan oksigen). Native element
seperti tembaga, perak atau emas agak jarang terdapat. Sulfida kecuali Pirit, tidak
jarang ditemukan, tetapi hanya cukup berarti bila relatif terkonsentrasi dalam urat
(Vein) dengan cukup besar.
Berikut ini adalah mineral mineral yang yang non silikat :

a. Mineral Sulfida

19

Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari
kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure
utamanya adalah logam (metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya
terbentuk disekitar wilayah
gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya
terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang
bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi
oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi
dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya
dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan
hidrotermal (air panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih
(ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada
industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk
memisahkan unsur logam dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena
unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat

20
atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur
pembentuknya yang bersifat logam.
Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pyrite (FeS3),
Chalcocite (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite (Ag3AsS3). Dan
termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides,
bismuthinides dan juga sulfosalt.

b. Mineral oksida dan hidroksida

Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari
kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus hidroksil
hidroksida (OH atau H). Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan
langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana
dibanding silikat. Mineral oksida
umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka
juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah
besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang
paling umum adalah es (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan
kassiterit (SnO2).

21
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran
atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi
pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti
oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-
unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan
limonite (Fe2O3.H2O).
c. Mineral Carbonat

Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut karbonat,


umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat, CaCO3
dikenal sebagai mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang
membentuk batuan sedimen. Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh
endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan
pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam
kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).Carbonat,
nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semilogam dengan anion
yang kompleks dari senyawa-senyawa tersebut (CO3, NO3, dan BO3).
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah
dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh
mineral nitrat dan borat adalahniter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).
d. Mineral Sulfat
22

Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi
logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi
pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-
lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat
termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti
sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan
anion-anionnya masing-masing.
Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite
(calcium sulfate), Celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan
gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate,

BERIKUT ADALAH KELOMPOK MINERAL NON-SILIKAT

1. Oxides : Hematite [Fe2O3], Magnetite [Fe3O4], Corrundum [Al2O3],


Chromite [FeCr2O4], Ilmenite [FeTiO3].
2. Sulfides : Galena [PbS], Sphalerite [ZnS], Pyrite [FeS2], Chalcopyrite
[CuFeS2], Bornite [Cu5FeS4], Cannabar [HgS].

3. Sulfates : Gypsum [CaSO4,2H2O], Anhydrite [CaSO4], Barite [BaSO4].

4. Native Elements : Gold [Au], Cooper [Cu], Diamond [C], Sulfur [S],
Graphite [C], Silver [Ag], Platinum [Pt].

23

5. 6Halides : Halite [NaCl], Floutrite [CaF2], Sylvite [KCl].

6. Carbonates : Calcite [aCO3], Dolomite [CaMg (CO3)2], Malachite


[Cu2(OH)2CO3], Azurite [Cu3(OH)2(CO3)2.

7. Hydroxides : Limonite [FeO(OH).nH2O], Bauxite [Al(OH)3.nH2O].

8. Phospates : Apatite [Ca5(F,Cl,OH)PO4], Turquoise [CuAl6(PO4)4(OH)8].


24

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Seri Reaksi Bowen (Bowen Reaction Series) menggambarkan proses


pembentukan mineral pada saat pendinginan magma dimana ketika magma
mendingin, magma tersebut mengalami reaksi yang spesifik. Dan dalam hal ini
suhu merupakan faktor utama dalam pembentukan mineral.

Ada beberapa mineral utama pembentuk batuan antara lain :


Kwarsa,felsdspart,felspatoid,mika,,amfibol,pyroksin,,olivine,klasit,grafit.
Mineral silikat adalah mineral yang memiliki unsure pembentuknya
yaitu silica ( SiO2 ), yang merupakan hasil pembekuan magma. Silicat
merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali.
Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang
merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur
metal.
BERIKUT ADALAH MINERAL SILIKAT :

9. Kuarsa : (SiO2)
10. Feldspar Alkali : (KAlSi3O8)

11. Feldspar Plagiklas : (Ca,Na)AlSi3O8)

12. Mika Muskovit : (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2

13. Mika Biotit : K2(Mg,Fe)6 Si3O10(OH)2

14. Amfibol : (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)

15. Pyroksen : (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6

16. Olivin : (Mg,Fe)2SiO4

25
Mineral non silikat adalah kelompok mineral yang unsure pembentuknya
bukan dari silikat.
BERIKUT ADALAH KELOMPOK MINERAL NON-SILIKAT

1. Oxides : Hematite [Fe2O3], Magnetite [Fe3O4], Corrundum [Al2O3],


Chromite [FeCr2O4], Ilmenite [FeTiO3].

2. Sulfides : Galena [PbS], Sphalerite [ZnS], Pyrite [FeS2], Chalcopyrite


[CuFeS2], Bornite [Cu5FeS4], Cannabar [HgS].

3. Sulfates : Gypsum [CaSO4,2H2O], Anhydrite [CaSO4], Barite [BaSO4].

4. Native Elements : Gold [Au], Cooper [Cu], Diamond [C], Sulfur [S],
Graphite [C], Silver [Ag], Platinum [Pt].
26
DAFRAT PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=gambar+batuan+seri+reaksi+bowen&biw=1360&bih=667&tbm=isch&tbo=u&
source=univ&sa=X&ei=JSItVLTtDISGuATbmIGIDg&ved=0CBwQsAQ#facrc=_
&imgdii=_&imgrc=yVSC4kMwvEG1xM%253A%3BaK5jkNjZSsOYJM
%3Bhttp%253A%252F%252Fvulkanologigeounpad.files.wordpress.com
%252F2011%252F10%252Fbowen.gif%3Bhttp%253A%252F
%252Fvulkanologigeounpad.wordpress.com
%252F2011%252F10%252F27%252Fpengertian-vulkanologi%252F
%3B633%3B426

http://geohazard009.wordpress.com/2009/10/13/bowen-reaction-series/
http://tambangunp.blogspot.com/2013/03/mineral-mineral-pembentuk-batuan-reaksi.html

http://globevangobel.blogspot.com/2012/05/contoh-mineral-silikat-dan-non-
silikat.html

http://jojogeos.blogspot.com/2012/12/mineral-silika-dan-non-silika.html

Anda mungkin juga menyukai