Disusun Oleh :
Fredy
410014189
PROGRAM STUDI S1
2014
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya kita masih bisa berada di bumi kita tercinta ini.Dan juga atas
selesainya makalah saya ini yang berjudul SERI REAKSI BOWEN, sehingga kita
bisa membaca dan bisa menilai dari setiap tulisan makalah saya ini.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan kepada bapak dosen dan juga
teman-teman semua ,saya mohon kritikan dan saran agar makalah saya ini dapat
menjadi lebih baik lagi. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
penyusun
fredy
iii
DAFTAR ISI
JUDUL..i
KATA PENGANTAR.ii
DAFTAR ISIiii
BAB I . PENDAHULUAN.1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam skema tersebut reaksi digambarkan dengan Y, dimana lengan bagian atas
mewakili dua jalur/deret pembentukan yang berbeda. Lengan kanan atas
merupakan deret reaksi yang berkelanjutan (continuous), sedangkan lengan kiri
atas adalah deret reaksi yang terputus-putus/tak berkelanjutan (discontinuous).
1. Deret Continuous
2. Deret Discontinuous
Pada deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate dimana satu
mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu dengan
melakukan reaksi dengan sisa larutan magma. Diawali dengan pembentukan
mineral Olivine yang merupakan satu-satunya mineral yang stabil pada atau di
bawah 18000C. Ketika temperatur berkurang dan Pyroxene menjadi stabil
(terbentuk). Sekitar 11000C, mineral yang mengandung kalsium (CaFeMgSiO)
terbentuk dan pada kisaran suhu 9000C Amphibole terbentuk. Sampai pada suhu
magma mendingin di 6000C Biotit mulai terbentuk.
Bila proses pendinginan yang berlangsung terlalu cepat, mineral yang telah ada
tidak dapat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma yang menyebabkan mineral
yang terbentuk memiliki rim (selubung). Rim tersusun atas mineral yang telah
terbentuk sebelumnya, misal Olivin dengan rim Pyroxene.
5
Deret ini berakhir dengan mengkristalnya Biotite dimana semua besi dan
magnesium telah selesai dipergunakan dalam pembentukan mineral.
3. Apabila kedua jalur reaksi tersebut berakhir dan seluruh besi, magnesium,
kalsium dan sodium habis, secara ideal yang tersisa hanya potassium, aluminium
dan silica. Semua unsur sisa tersebut akan bergabung membentuk Othoclase
Potassium Feldspar. Dan akan terbentuk mika muscovite apabila tekanan air
cukup tinggi. Sisanya, larutan magma yang sebagian besar mengandung silica dan
oksigen akan membentuk Quartz (kuarsa).
Dalam kristalisasi mineral-mineral ini tidak termasuk dalam deret reaksi karena
proses pembentukannya yang saling terpisah dan
Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali terbentuk dalam
temperatur sangat tinggi adalah Olivin. Akan tetapi jika magma tersebut jenuh
oleh SiO2 maka Piroksenlah yang terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksen
merupakan pasangan Ingcongruent melting dimana setelah pembentukan Olivin
akan bereaksi dengan larutan sisa membentuk Piroksen. Temperatur menurun
terus dan pembentukan mineral berjalan sesuai dengan temperaturnya. Mineral
yang terakhir terbentuk adalah Biotit.
Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium Feldspar
(Orthoklas), ke Muscovit dan terakhir Kwarsa, maka mineral kwarsa merupakan
mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral mafik atau mineral felsik.
Olivin
Olivin Plagioklas
Piroksen
Olivine Piroksen
Piroksen - Plagioklas
Hornblende Plagioklas
8
Mineral utama sebagai penyusun utama pembentuk batuan antara lain:
a. Kwarsa (Quartz)
Mineral ini mempunyai susunan kimia dengan rumus SiO2 dan terhitung
mineral yang banyak sekali tersebar, warna asli tidak berwarna putih, tetapi
karena adanya pengotoran dari unsur lain sehingga berwarna lain, bentuk kristal
prismatic hexagonal, tidak mempunyai belahan, pecahannya: conchoidal,
kekerasan: 7 (skala mohs). Ciri yang khas dari mineral ini, terdapat garis-garis
mendatar pada sisi bidang kristalnya. Mempunyai warna tersendiri, sering
berwarna jernih atau putih suram. Pengisian dari berbagai zat didalamnya,
memberikan warna yang berbeda-beda, ada yang berwarna kekuning-kuningan,
ungu (amnetis), coklat dan lain-lain. Biasanya tidak mempunyai bentuk yang baik,
karena merupakan mineral yang menghablur terakhir dari magma, sehingga
terpaksa harus mengisi celah-celah dan rongga-rongga sisi yang terdapat diantara
kristal-kristal dari mineral yang telah terbentuk lebih dahulu.
b. Feldspar
Merupakan golongan mineral yang paling umum dijumpai di dalam kulit bumi
sebagai Silikat dari Alumina dengan Kalium, Natrium, dan Kapur. Sistim
Monoklin/Triklin terlihat belahan dalam 2 arah. Kekerasan 6 Felspar dibagi atas 2
golongan, yaitu:
1. Potash Felspar (K Al Si3O8)
Terdiri dari mineral ortoklas, mikrolin dan sanidin adularis. Warnanya putih, pucat
atau merah daging, abu-abu. Kilat seperti kaca (petreous). Bidang belahan baik,
tidak ada striasi (garis-garis paralel yang lembut). Ortoklas (KALSiO2), sebagai
sumber utama unsur K (Kalium) dalam tanah, umumnya berwarna abu-abu,
kemerahan, belahan dua arah, kekerasan 6, bersifat asam.
9
2. Plagioklas Feldspar (Na, Ca)Al Si3O8
Warna putih atau abu-abu berwarna lain, kilap pitreus. Bidang belahan baik kedua
arah ada sitriasi. Mudah dibedakan dari Ortoklas karena adanya kembaran yang
dapat dilihat dibawah
loupe, lebih-lebih di bawah mikroskop. Sering berbentuk zona dan berubah
menjadi Serisit, Kaolinit atau Epidot.
a. Albit
b. Oligoklas
c. Andesin
d. Bitownit
e. Labradorit
f. Anorthit
Makin ke bawah makin berkurang mengandung Na dan makin bertambah akan
mengandung Ca. Albit, Andesin disebut Plagioklas asam atau Na Plagioklas.
Anortit, Bitonit disebut Plagioklas basa atau Calcic Plagioklas. Plagioklas (Na,
Ca) AlSi3O8 kenampakannya menyerupai Ortoklas, hanya warnya biasa putih
abu-abu dan secara optic Plagioklas mempunyai kembaran. Plagioklas terdiri dari
mineral-mineral Albit, Oligoklas, Andesine, Bitonit, Labradorit dan Anortit.
c. Feldspatoid
Merupakan mineral pengganti Feldspar, karena terbentuk bila dalam suatu batuan
tidak cukup terdapat SiO2. Dalam batuan yang mengandung SiO2 bebas, mineral
ini tidak terbentuk, karena yang terbentuk adalah Felspar. Feldspatoid ini terdiri
atas beberapa mineral, antara lain: Leucit (K Al Si2O) sebagai pengganti
orthoklas. Warnanya putih agak jernih dan bentuknya aquant/bulat. Nephelin (Na
Al Si2O6) sebagai pengganti Plagioklas (Albit). Warna abu-abu. Bentuk berisi 6
atau bulat. Sodalit warnanya putih, abu-abu atau kebiruan.
10
d. Mika (Glimmer)
Ada tiga macam, yaitu muscovit, biotit, dan phlogopit.
1). Muscovit, disebut juga mika putih. Rumus kimianya K Al (OH)2 (Al Si3
O10). Mudah dikenal, karena sifatnya yang mudah dibelah-belah dalam helaian-
helaian yang sangat tipis, transparan dan fleksibel, tidak berwarna, abu-abu,
kehijauan atau coklat muda, kilap vitreum, kekerasan 2-3.
2). Biotit disebut juga Mika hitam, dengan rumus kimia K2 (Mg, Fe)2 (OH)2
AlSi3 O8. Mudah terbelah dalam satu arah dan biasanya berbentuk segi enam,
tidak transparan, fleksibel. Warna: hitam hingga coklat tua, kilap vitrous,
kekerasan 2,5 - 3.
e. Amfibol
f. Piroksen
Terutama terdiri dari mineral Augit. Berbentuk prismatik pendek berisi kelipatan 4
dengan belahan 2 arah menyudut. Merupakan kumpulan dari mineral-mineral
11
yang berbentuk prisma pendek bersisi delapan. Striasi bersudut kira-kira 900.
Pyroxen adalah senyawa yang kompleks dari Calsium, Magnesium, Ferum, dan
Silikat. Warna coklat tua hingga hitam. Kekerasan 5 - 8. Mineral golongan ini
antara lain : Enstatit, Hypersten, Diopsid, dan yang paling banyak terdapat ialah
Augit dengan rumus kimia Ca (MgFe) (SiO3)2 (AlFe)2 O3.
g. Olivin
Biasanya berwarna hijau terdiri dari (FeMg)2SiO4. Pada umumnya terdapat
dalam batu Basalt dan Gabro. Olivin membentuk kristal yang ideal, karena
terbentuk pertama-tama dari magma. Warna hijau atau kuning kecoklatan.
Biasanya berbutir halus dan granular. Pecahan concoidal (seperti kerang).
Kekerasan 6,5 - 7.
h. Kalsit
Mineral ini berwarna putih, sering ada pengotoran, mempunyai belahan 3 arah
berbentuk Rombuder, susunan kimianya CaCO3.
i. Grafit
Mineral ini unsurnya Karbon (C) berwarna hitam, lunak, umumnya pada batuan
ubahan.
2.2 Definisi Mineral
Dalam mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan
kepastian untuk menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena memang
belum didapatkan kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada
umumnya dikenal dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum
tahun 1977 dan defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977.
Menurut defenisi klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik yang
terbentuk secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan
rumus kimia yang tetap. Dan menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat
yang terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen,
12
memiliki sifat-sifat fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang
mempunyai bentuk geometris tertentu.
Hal yang membedakan kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik,
yang termasuk mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Dan pada defenisi
kompilasi, mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas karena mencakup
semua zat yang ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian
tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang
terbentuk karena penguraian atau perubahan sia-sisa tumbuhan dan hewan secara
alamiah juga digolongkan kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan
tanah diatome. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam-garam
sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang
diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).
13
mineral tersebut. Dua unsur yang paling dominan adalah pksigen dan
silikon yang bergabung untuk menyusun kelompok mineral yang sangat umum
yaitu mineral
silikat. Setiap mineral silikat disusun oleh oksigen dan silikon, kecuali kuarsa.
Dalam pengklasifikasian umum, mineral dibagi atas dua pembagian umum, yaitu
mineral silikat, dan mineral non silikat.
pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
14
Macam mineral silikat dapat digolongkan berdasarkan komposisi
kimianya. Mineral silikat ferromagnesian adalah mineral silikat yang mengandung
ion besi dan atau magnesium di dalam struktur mineralnya. Mineral-mineral
silikat yang tidak mengandung ion-ion besi dan magnesium disebut mineral
non feromagnesian. Mineral-mineral silikat feromegnesian dicirikan oleh
warnanya yang gelap dan mempunyai berat jenis antara 3,2 sampai 3,6.
Sebaliknya mineral-mineral silikat non feromagnesian pada umumnya
mempunyai warna terang dan berat jenis rata-rata 2,7. perbedaan tersebut
terutama disebabkan oleh ada tidaknya unsur besi didalam mineral tersebut.
15
silikon oksigen lebih kuat daripada ikatan antara struktur silikat, maka
firoksin mudah terbelah sejajar dengan rantai silikat. Piroksin merupakan salah
satu
mineral yang dominan dalam batuan beku basalt yang merupakan batuan
yang umumpada kerak samudera.
Mineral ini umumnya berwarna hijau gelap sampai hitam. Belahan dua arah
membentuk sudut 600 dan 1200. didalam batuan, hornblende berbentuk prismatik
panjang. Bentuk inilah yang umumnya membedakan dengan firoksin yang
umumnya berbentuk prismatuik pendek. Hornblende umunya dijumpai pada
batuan yang menyusun kerak benua.
16
Biotit merupakan anggota dari mika yang berwarna gelap karena kaya akan
besi. Seperti mineral mika lainnya, biotit disusun oleh struktur lebaran yang
memberikan belahan satu arah. Biotit mempunyai warna hitam mengkilap yang
membedakan dari mineral ferromagnesian lainnya. Seperti hornblende, biotit
banyak dijumpai pada batuan penyusun kerak benua, termasuk batuan beku
granit.
Moskovit adalah jenis mineral mika yang sangat umum. Berwarna terang
dengan kilap seperti mutiara (pearly) dan seperti mineral mika lainnya belahannya
satu arah. Didalam batuan muskovit sangat mudah dikenali karena sangat
bercahaya.
Feldpart merupakan huruf mineral yang sangat umum, dapat terbentuk
pada rentang temperatur dan tekanan yang besar. Group mineral feldspart
mempunyai sifat fisik yang sama. Mineral ini mempunyai bidang belahan dua
arah dan membentuk sudut hampir 900, relatif keras dan kilap bervariasi antara
kilap kaca sampai mutiara. Didalam batuan mineral ini dikenali dengan bentuknya
yang rektangular dan permukaan yang licin. Struktur mineral feldspard adalah
rangkaian tiga dimensi dari atom oksigen bergabung dengan atom silikon.
Seperempat dari ataom silikon tergantikan oleh atom aluminium. Perbendaan
valinesi antara aliminium (+3) dan silikon (+4), menyebabkan terjadinya inklusi 1
17
atau lebih ion-ion seperti potasium (-1), sodium (-1) dan kalsium (+2). Karena
adanya perbedaan inklusi didalam strukturnya, mineral feldspard dapat dibedakan
menjadi dua macam.
Kuarsa merupakan mineral silikat yang hanya disusun oleh silikon dan
oksigen. Mineral kuarsa juga sering disebut silika karena komposisinya SiO2.
karena struktur kuarsa mengandung dua atom oksigen untuk tiap atom silikon,
maka tidak dibutuhkan lagi ion positif untuk menjadikan mineral kuarsa ini netral.
Struktur kristak kuarsa membentuk jaringan tiga dimensi yang lengkap antara ion
oksigen disekitar ion silikon, sehingga membentuk suatu ikatan yang kuat antara
keduanya. Akibatnya kuarsa tidak mempunyai bidang belahan, sangat keras dan
resistan terhadap proses pelapukan. Kuarsa mempunyai belahan konkoidal. Pada
bentuknya yang sempurna kuarsa sangat jernih, membentuk kristal eksagonal
dengan bentuknya piramidal. Warna mineral kuarsa sangat bervariasi tergantung
pada proses pengotoran pada waktu pembentukannya. Variasi warna
menyebabkan adanya bermacam mineral kuarsa. Mineral kuarsa yang umum
adalah kuarsa susu (putih), kuarsa asap (abu-abu) kuarsa rose (ping), ametis
(purple) dan kristal batuan (clear).
18
BERIKUT ADALAH MINERAL SILIKAT :
1. Kuarsa : (SiO2)
6. Amfibol : (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)
7. Pyroksen : (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6
8. Olivin : (Mg,Fe)2SiO4
a. Mineral Sulfida
19
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari
kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure
utamanya adalah logam (metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya
terbentuk disekitar wilayah
gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya
terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang
bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi
oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi
dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya
dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan
hidrotermal (air panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih
(ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada
industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk
memisahkan unsur logam dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena
unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat
20
atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur
pembentuknya yang bersifat logam.
Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pyrite (FeS3),
Chalcocite (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite (Ag3AsS3). Dan
termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides,
bismuthinides dan juga sulfosalt.
Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari
kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus hidroksil
hidroksida (OH atau H). Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan
langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana
dibanding silikat. Mineral oksida
umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka
juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah
besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang
paling umum adalah es (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan
kassiterit (SnO2).
21
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran
atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi
pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti
oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-
unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan
limonite (Fe2O3.H2O).
c. Mineral Carbonat
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi
logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi
pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-
lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat
termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti
sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan
anion-anionnya masing-masing.
Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite
(calcium sulfate), Celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan
gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate,
4. Native Elements : Gold [Au], Cooper [Cu], Diamond [C], Sulfur [S],
Graphite [C], Silver [Ag], Platinum [Pt].
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
9. Kuarsa : (SiO2)
10. Feldspar Alkali : (KAlSi3O8)
25
Mineral non silikat adalah kelompok mineral yang unsure pembentuknya
bukan dari silikat.
BERIKUT ADALAH KELOMPOK MINERAL NON-SILIKAT
4. Native Elements : Gold [Au], Cooper [Cu], Diamond [C], Sulfur [S],
Graphite [C], Silver [Ag], Platinum [Pt].
26
DAFRAT PUSTAKA
https://www.google.com/search?
q=gambar+batuan+seri+reaksi+bowen&biw=1360&bih=667&tbm=isch&tbo=u&
source=univ&sa=X&ei=JSItVLTtDISGuATbmIGIDg&ved=0CBwQsAQ#facrc=_
&imgdii=_&imgrc=yVSC4kMwvEG1xM%253A%3BaK5jkNjZSsOYJM
%3Bhttp%253A%252F%252Fvulkanologigeounpad.files.wordpress.com
%252F2011%252F10%252Fbowen.gif%3Bhttp%253A%252F
%252Fvulkanologigeounpad.wordpress.com
%252F2011%252F10%252F27%252Fpengertian-vulkanologi%252F
%3B633%3B426
http://geohazard009.wordpress.com/2009/10/13/bowen-reaction-series/
http://tambangunp.blogspot.com/2013/03/mineral-mineral-pembentuk-batuan-reaksi.html
http://globevangobel.blogspot.com/2012/05/contoh-mineral-silikat-dan-non-
silikat.html
http://jojogeos.blogspot.com/2012/12/mineral-silika-dan-non-silika.html