satu tempat ke tempat lain agar hidup di tempat baru tersebut dan dibutuhkan
suplai darah baru (revaskularisasi) untuk menjamin kelangsungan hidup kulit
yang dipindahkan tersebut. Tindakan ini dapat mencakup epidermis dan
sebagian atau seluruh dermis.
Klasifikasi
Yaitu keadaan graft secara pasif menyerap nutrisi melalui lapisan fibrin
( menyerap seperti spon).
Graft tampak udem, berat graft naik lebih kurang 40% dari berat awal.
2. Proses Inoskulasi ( 22 jam 72 jam berikutnya)
II.Alat
III.Anestesi
Daerah donor yang diambil graft harus datar, cukup tegang( kondisi ini harus
dibantu asisten) dan cukup luas, contoh daerah femur.
Kulit dilicinkan dengan mengoleskan lubrikasi (minyak/paraffin).
Bila menggunakan pisau, memotong graft dengan gerakan lembut tegak lurus
pada arah pengambilan dan pisau digerakan keatas dan kebawah pada
permukaan kulit.
Bila menggunakan dermatome, memotong secara tangensial terhadap permukaan
kulit, mengarah kedepan dengan kecepatan yang konstan.
Graft yang didapat dimasukan sementara kedalam larutan isotonus, sampai
didapat jumlah graft yang dirasa cukup dan setelah itu baru ditempelkan.
Daerah donor graft ditutup kassa absorban kira-kira 10 menit, diangkat, ditutup
tule, ditutup kasa kering dan tebal, diplester pinggirnya dan dibalut dengan elastik
perban.
Graft ditempelkan pada daerah resipien, untuk mencegah pergeseran perlu dijahit
kepinggir luka dan bila perlu dilakukan penjahitan kasur( quinting stich ).
Setelah itu graft ditutup tule, kasa absorben, dan kasa kering. Untuk memperkuat
fiksasi bisa dilakukan pembalutan tekan atau tie over.
Istilah:
1. Take: Skin graft yang ditanam hidup ( dinyatakan dalam % terhadap seluruh
luas skin graft yang ditanam)
2. Bridging phenomen: Proses epitelisasi diantara pulau-pulau skin graft karena
proses epitelisasi (lih.proses penyembuhan luka )
3. Mesh grafting: Proses membuat skin graft menjadi seperti jaring, untuk
memperluas kemampuan skin graft menutup defek yang luas atau untuk
drainase hematom atau membantu menyesuaikan kontur defek.
4. Overgrafting: Tindakan SG diatas SG yang sudah sembuh, untuk
meningkatkan ketebalan.
5. Immediate SG: tindakan SG segera setelah trauma/terdapat defek kulit.
6. Delayed SG: Proses menunda tindakan SG atau menunda tindakan
penempelan SG