Anda di halaman 1dari 16

PENGOLAH ENERGI

RESUME DESTILASI BERTINGKAT

DisusunOleh :

1. Ronado Lingga M1B114038

2. Debby Irwansyah M1B114048

DosenPengampu :

Nazaruddin, S.si., M.si., Ph.D

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JAMBI

2017
Destilasi Bertingkat
Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam bagian-bagian dengan
titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini
dimaksudkan untuk destilasi ulang. Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian
zat/senyawa cair dimana zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah
dan tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan
lain, destilasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang
komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih relatif kecil. Destilasi ini digunakan
untuk memisahkan campuran aseton-metanol, karbon tetra klorida-toluen, dll. Pada proses
destilasi bertingkat digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada labu destilasi.

Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap campuran senyawa
cair yang titik didihnya hampir sama/tidak begitu berbeda. Sebab dengan adanya penghalang
dalam kolom fraksinasi menyebabkan uap yang titik didihnya sama akan sama-sama
menguap atau senyawa yang titik didihnya rendah akan naik terus hingga akhirnya
mengembun dan turun sebagai destilat, sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi,
jika belum mencapai harga titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke
dalam labu destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga
titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes sebagai
destilat.

Proses ini digunan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan.Pada
dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banya
sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang
bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, kerena
melewati kondensor yang banyak.

Dalam proses distilasibertingkat, minyakmentahtidakdipisahkanmenjadikomponen-


komponenmurni, melainkankedalamfraksi-fraksi, yaknikelompok-kelompok yang
mempunyaikisarantitikdidihtertentu. Hal
inidikarenakanjeniskomponenhidrokarbonbegitubanyakdan isomer-isomer
hidrokarbonmempunyaititikdidih yang berdekatan. Proses
distilasibertingkatinidapatdijelaskansebagaiberikut:
Minyakmentahdipanaskandalamboilermenggunakanuap air
bertekanantinggisampaisuhu ~600oC. Uapminyakmentah yang
dihasilkankemudiandialirkankebagianbawahmenara/tanurdistilasi.
Dalammenaradistilasi, uapminyakmentahbergerakkeatasmelewatipelat-pelat (tray).
Setiappelatmemilikibanyaklubang yang dilengkapidengantutupgelembung (bubble cap) yang
memungkinkanuaplewat.
Dalampergerakannya, uapminyakmentahakanmenjadidingin.
Sebagianuapakanmencapaiketinggian di
manauaptersebutakanterkondensasimembentukzatcair. Zatcair yang
diperolehdalamsuatukisaransuhutertentuinidisebutfraksi.
Fraksi yang mengandungsenyawa-senyawadengantitikdidihtinggiakanterkondensasi
di bagianbawahmenaradistilasi. Sedangkanfraksisenyawa-
senyawadengantitikdidihrendahakanterkondensasi di bagianatasmenara.
Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom
fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda
pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat
yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam bagian-bagian dengan
titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini
dimaksudkan untuk destilasi ulang.
Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat
pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan
titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan lain, destilasi ini bertujuan
untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang komponen-komponennya
memiliki perbedaan titik didih relatif kecil. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan
campuran aseton-metanol, karbon tetra klorida-toluen, dll.
Pada proses destilasi bertingkat digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada labu
destilasi. Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap campuran
senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak begitu berbeda. Sebab dengan adanya
penghalang dalam kolom fraksinasi menyebabkan uap yang titik didihnya sama akan sama-
sama menguap atau senyawa yang titik didihnya rendah akan naik terus hingga akhirnya
mengembun dan turun sebagai destilat, sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi,
jika belum mencapai harga titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke
dalam labu destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga
titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes sebagai
destilat.
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan
selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih
tinggi akan tetap berupa cairan daN turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut
sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut
makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah,
sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi.
Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang
pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum,
kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).

Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi
meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari
20.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai
berikut :

1. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50C

2. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85C

3. Kerosin (Minyak Tanah)


Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105C

4. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135C
5. Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300C

6. Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300C

Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang
meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.Minyak mentah
yang telah melalui proses desalting kemudian diolah lebih lanjut dengan proses distilasi
bertingkat, yaitu cara pemisahan campuran berdasar perbedaan titik didih. Fraksi-fraksi yang
diperoleh dari proses distilasi beringkat ini adalah campuran hidrokaron yang mendidih pada
interval (range) suhu tertentu. proser distilasi bertingkat dan fraksi yang dihasilkan dari
distilasi bertingkat tesebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Diagram menara fraksionasi (destilasi bertingkat) untuk penyulingan minyak bumi.


Pandangan irisan menunjukkan bagaimana fasa uap dan cairan dijaga agarselalu kontak sau
sama lain, sehingga pengembunan dan penyulingan berlansung menyeluruh sepanjang
kolom
Fraksi-fraksi Hidrokarbon Yang Dihasilkan Dari Proses Destilasi Bertingkat

CRACKING

Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang dihasilkan dimurnikan


(refinery), Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar
menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini adalah
pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin.Proses ini terutama ditujukan
untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat
ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan
oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti
knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang mempunyai
sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan campuran
isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul
hidrokarbon.

Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :


a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang
rendah.

Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :

b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan
biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme
perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkna proton
ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya
ion karbonium :

c. Hidrocracking

Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk


menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi.
Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam
minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.

REFORMING

Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik
(rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang).
Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang
berbeda.Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi.Reforming dilakukan
menggunakan katalis dan pemanasan.
Contoh reforming adalah sebagai berikut :

Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon


parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini digunakan
katalis molibdenum oksida dalam Al2O3 atauplatina dalam lempung.Contoh reaksinya :
ALKILASI dan POLIMERISASI

Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang
lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti
H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara umum adalah sebagai berikut:

RH + CH2=CRR R-CH2-CHRR

Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul


besar. Reaksi umumnya adalah sebagai berikut :

M CnH2n Cm+nH2(m+n)

Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana


menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.

TREATING

Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-


pengotornya. Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :

Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang
dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.

Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.

Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul tinggi dari
fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang
rendah.
Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak
pelumas

Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.

Sulfur merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam minyak bumi atau gas,
namun keberadaannya tidak dinginkan karena dapat menyebabkan berbagai masalah,
termasuk di antaranya korosi pada peralatan proses, meracuni katalis dalam proses
pengolahan, bau yang kurang sedap, atau produk samping pembakaran berupa gas buang
yang beracun (sulfur dioksida, SO2) dan menimbulkan polusi udara serta hujan asam.
Berbagai upaya dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi, antara lain
menggunakan proses oksidasi, adsorpsi selektif, ekstraksi, hydrotreating, dan lain-lain.

Sulfur yang disingkirkan dari minyak bumi ini kemudian diambil kembali sebagai sulfur
elemental.Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa
sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan :

1. Ekstraksi menggunakan pelarut, serta

2. Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak bumi dalam bentuk
senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara katalitik dengan proses hidrogenasi selektif
menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa hidrokarbon asal dari senyawa belerang
tersebut. Hidrogen sulfida yang dihasilkan dari dekomposisi senyawa sulfur tersebut
kemudian dipisahkan dengan cara fraksinasi atau pencucian/pelucutan.

Akan tetapi selain 2 cara di atas, saat ini ada pula teknik desulfurisasi yang lain yaitu
bio-desulfurisasi. Bio-desulfurisasi merupakan penyingkiran sulfur secara selektif dari
minyak bumi dengan memanfaatkan metabolisme mikroorganisme, yaitu dengan mengubah
hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer yang dikatalis oleh enzim hasil metabolisme
mikroorganisme sulfur jenis tertentu, tanpa mengubah senyawa hidrokarbon dalam aliran
proses. Reaksi yang terjadi adalah reaksi aerobik, dan dilakukan dalam kondisi lingkungan
teraerasi.

Keunggulan proses ini adalah dapat menyingkirkan senyawa sulfur yang sulit
disingkirkan, misalnya alkylated dibenzothiophenes. Jenis mikroorganisme yang digunakan
untuk proses bio-desulfurisasi umumnya berasal dari Rhodococcus sp, namun penelitian lebih
lanjut juga dikembangkan untuk penggunaan mikroorganisme dari jenis lain.
Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk menyingkirkan kandungan
sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas, yang terlalu sedikit jika disingkirkan
menggunakan amine plant, dan terlalu banyak untuk disingkirkan menggunakan scavenger.
Selain untuk gas alam dan hidrokarbon, bio-desulfurisasi juga digunakan untuk
menyingkirkan sulfur dari batubara.

Proses Shell-Paques Untuk Bio-Desulfurisasi Aliran Gas

Salah satu lisensi proses bio-desulfurisasi untuk aliran gas adalah Shell Paques dari Shell
Global Solutions International dan Paques Bio-Systems. Proses ini sudah diterapkan secara
komersial sejak tahun 1993, dan saat ini kurang lebih terdapat sekitar 35 unit bio-
desulfurisasi dengan lisensi Shell-Paques beroperasi di seluruh dunia.

Proses ini dapat menyingkirkan sulfur dari aliran gas dan menghasilkan hidrogen sulfida
dengan kapasitas mulai dari 100 kg/hari sampai dengan 50 ton/hari, menggunakan
mikroorganisme Thiobacillus yang sekaligus bertindak sebagai katalis proses bio-
desulfurisasi. Dalam proses ini, aliran gas yang mengandung hidrogen sulfida dilewatkan
pada absorber dan dikontakkan pada larutan soda yang mengandung mikroorganisme.
Senyawa soda mengabsorbi hidrogen sulfida, dan kemudian dialirkan ke bioreaktor
THIOPAQ berupa tangki atmosferik teraerasi dimana mikroorganisme mengubah hidrogen
sulfida menjadi sulfur elementer secara biologis dalam kondisi pH 8,2-9.

Sulfur hasil reaksi kemudian melalui proses dekantasi untuk memisahkan dengan cairan
soda. Cairan soda dikembalikan ke absorber, sedangkan sulfur diperoleh sebagai cake atau
sebagai sulfur cair murni. Karena sifatnya yang hidrofilik sehingga mudah diabsorpsi oleh
tanah, maka sulfur yang dihasilkan dari proses ini dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan
baku pupuk.Tahapan reaksi bio-desulfurisasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Absorpsi H2S oleh senyawa soda

Pembentukan sulfur elementer oleh mikroorganisme

Keunggulan dari proses Shell-Paques adalah :


dapat menyingkirkan sulfur dalam jumlah besar (efisiensi penyingkiran hidrogen
sulfida dapat mencapai 99,8%) hingga menyisakan kandungan hidrogen sulfida yang
sangat rendah dalam aliran gas (kurang dari 4 ppm-volume)

pemurnian gas dan pengambilan kembali (recovery) sulfur terintegrasi dalam 1


proses- gas buang (flash gas/vent gas) dari proses ini tidak mengandung gas
berbahaya, sehingga sebelum dilepas ke lingkungan tidak perlu dibakar di flare. Hal
ini membuat proses ini ideal untuk lokasi-lokasi dimana proses yang memerlukan
pembakaran (misalnya flare atau incinerator) tidak dimungkinkan.

menghilangkan potensi bahaya dari penanganan solvent yang biasa digunakan untuk
melarutkan hidrogen sulfida dalam proses ekstraksi

sifat sulfur biologis yang hidrofilik menghilangkan resiko penyumbatan (plugging


atau blocking) pada pipa

Bio-katalis yang digunakan bersifat self-sustaining dan mampu beradaptasi pada


berbagai kondisi proses

Konfigurasi proses yang sederhana, handal dan aman (antara lain beroperasi pada
suhu dan tekanan rendah) sehingga mudah untuk dioperasikan

Proses Shell-Paques ini dapat diterapkan pada gas alam, gas buang regenerator amine,
fuel gas, synthesis gas, serta aliran oksigen yang mengandung gas limbah yang tidak
dapat diproses dengan pelarut.

BLENDING

Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi
dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai
persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di
barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik,
terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi
menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh
kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif.
Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran
udara.

PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI dan MANFAATNYA

Keberadaan minyak bumi dan berbagai macam produk olahannya memiliki manfaat
yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagai contoh penggunaan minyak
tanah, gas, dan bensin. Tanpa ketiga produk hasil olahan minyak bumi tersebut mungkin
kegiatan pendidikan, perekonomian, pertanian, dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat
berjalan lancar. Dibawah ini adalah beberapa produk hasil olahan minyak bumi beserta
pemanfaatannya:
1. Bahan bakar gas

Bahan bakar gas terdiri dari :

LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas)

Bahan bakar gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri.
Elpiji, LPG (liquified petroleum gas,harfiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah
campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan menambah
tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi
propana dan butana . Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil,
misalnya etana dan pentana.

Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih
kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan
dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya
ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi
secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap
dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur,
tetapi biasaya sekitar 250:1.Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-
nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan
tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 C (68 F) agar mencair, dan
sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55C (131 F).Menurut spesifikasinya,
elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana.
Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan
Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji
campuran.

Sifat elpiji
Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:

Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar

Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat

Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.

Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.

Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang
rendah.

Penggunaan elpiji

Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur
(terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin kendaraannya harus
dimodifikasi terlebih dahulu).

Bahaya elpiji

Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau
instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya, gas
elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada
tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan
menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung
gas. Tekanan elpiji cukup besar (tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji
akan membentuk gas secara cepat dan merubah volumenya menjadi lebih besar.

2. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.

3. Gasolin (bensin), biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.

4. Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah
tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui
proses cracking.

Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin) adalah cairan hidrokarbon yang
tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari
petroleum pada 150C and 275C (rantai karbon dari C12 sampai C15).

Pada suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang
utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-
4 atau JP-8).Sebuah bentuk dari kerosene dikenal sebagai RP-1 dibakar dengan oksigen cair
sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros (,
wax ).Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan
khusus, dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan
pengaratannya. Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk
mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.

Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di


mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan "debris".
Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama
titik asap dan titik beku.
Kegunaan lain

Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga seperti semut dan mengusir
kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga seperti
pada merk/ brand baygone.

5. Minyak solar atau minyak diesel, biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel
pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu, minyak solar
juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.

6. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.

7. Residu minyak bumiyang terdiri dari :

Parafin , digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika, tutup botol,


industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.

Aspal , digunakan sebagai pengeras jalan raya

Anda mungkin juga menyukai