Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KEWARGANEGARAAN

AQILA AFIFA RAHMA

051611133171

Selasa Pagi

R.K Untung Suropati

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2017
KONSEP NASIONALISME

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Listiyarti (2007:26) nasionalisme


berasal dari kata nasional dan isme yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna
kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki rasa kebangsaan bangsa, atau memelihara
kehormatan bangsa. Nasionalisme merupakan suatu paham yang mengutamakan persatuan
dan kebebasan bangsa. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai perpaduan dari rasa
kebangsaan dan paham kebangsaan. Dengan adanya rasa nasionalisme yang tinggi,
kekhawatiran terjadinya ancaman terhadap keutuhan bangsa dapat dihindari. Nasionalisme
sendiri juga memiliki makna suatu perasaan yang mendalam akan ikatan terhadap tanah air
sebagai tumpah darah.
Nasionalisme Indonesia, tidak bisa disamakan dengan nasionalisme Barat, karena
nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang bersenyawa dengan keadilan sosial, anti
kolonialisme, yang oleh Bung Karno disebut socio-nasionalism. Dalam konteks Indonesia,
pengalaman penderitaan bersama sebagai kaum terjajah melahirkan semangat solidaritas
sebagai satu komunitas yang mesti bangkit dan hidup menjadi bangsa merdeka. Semangat
tersebut oleh para pejuang kemerdekaan dihidupkan tidak hanya dalam batas waktu tertentu,
tetapi terus-menerus hingga kini dan masa mendatang. Dalam sejarah Indonesia khususnya,
nasionalisme memang cukup penting, misalnya, untuk melawan penajajah Belanda dan
Jepang pada masa penjajahan dahulu. Bisa jadi, kalau orang-orang di kepulauan Nusantara ini
tersebar terus dan tidak ada ideologi yang mempersatukan, tentu saja dengan mudah Belanda
menguasai terus kepulauan ini. Demikian pula, sangat mungkin orang-orang di kepulauan
Nusantara justru saling berperang sendiri. Apalagi, ketika politik Belanda terus menerus
memompakan permusuhan dan konflik-konflik. Selanjutnya, nasionalisme Indonesia
melahirkan Pancasila sebagai ideologi negara.
BENTUK-BENTUK NASIONALISME

1. Nasionalisme Kewarganegaraan (nasionalisme sipil)


Nasionalisme yang terbentuk karena negara memperoleh kebenaran politik dari
partisipasi aktif rakyatnya. Keanggotaan suatu bangsa bersifat suakrela.
2. Nasionalisme Etnis atau Etnonasionalisme
Nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau
etnis sebuah masyarakat. Keanggotaan suatu bangsa bersifat turun-menurun.
3. Nasionalisme Romantik (nasionalisme organik, nasionalisme identitas)
Nasionalisme etnis yang terbentuk karena negara memperoleh kebenaran politik
sebagai suatu yang alamiah (organik) dan merupakan ekspresi dari bangsa atau ras.
Nasionalisme romantik menitikberatkan pada budaya etnis yang sesuai dengan
idealisme romantik.
4. Nasionalisme Budaya
Nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan
bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contohnya rakyat
Cina yang menganggap negara Cina berdiri berdasarkan persamaan budaya. Unsur ras
dikesampingkan sehingga golongan minoritas tetap dianggap sebagai rakyat Cina.
5. Nasionalisme Kenegaraan
Variasi nasionalisme kewarganegaraan yang sering dikombinasikan dengan
nasionalisme etnis. Dalam nasionalisme kenegaraan, bangsa adalah suatu komunitas
yang memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan dan kekuatan negara
6. Nasionalisme Agama
Nasionalisme yang terbentuk karena negara memperoleh legitimasi politik dari
persamaan negara. Misalnya nasionalisme di Irlandia bersumber dari persamaan
agama mereka, yaitu katolik. Namun, bagi kebanyakan kelompok nasionalis agama
hanya merupakan simbol dan bukannya motivasi utama kelompok tersebut. Misalnya
pada abad ke-18, nasionalisme Irlandia dipimpin oleh mereka yang menganut agama
Protestan. Gerakan nasionalis di Irlandia bukannya berjuang untuk memartabatkan
teologi semata-mata. Mereka berjuang untuk menegakkan paham yang bersangkut
paut dengan Irlandia sebagai sebuah negara merdeka terutamanya budaya Irlandia.
FAKTOR YANG MENGUATKAN NASIONALISME
Nasionalisme dapat muncul dan semakin kuat diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya :
1. Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa
penjajahan.
2. Adanya pembangunan sarana komunikasi yang memudahkan pertemuan rakyat di
berbagai pulau.
3. Adanya kenangan kejayaan masa lalu. Khususnya pada kejayaan Kerajaan Majapahit
dan Sriwijaya serta kebesaran kerajaan-kerajaan Islam yang mampu menguasai
nusantara sehingga menimbulkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme yang tinggi.
4. Munculnya golongan cendikiawan yang menjadi penggerak dan pemimpin munculnya
organisasi pergerakan nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk melawan
penjajahan.
5. Dominasi ekonomi kaum Cina di Indonesia yang membangkitkan persatuan yang
kokoh di antara sesama pedagang pribumi untuk menghadapi secara bersama
pengaruh dari pedagang Cina.
FAKTOR YANG MELEMAHKAN NASIONALISME
Beberapa faktor yang dapat menurunkan rasa cinta tanah air atau nasionalisme, diantaranya :
1. Semakin banyaknya kasus korupsi, penggelapan uang negara dan penyalahgunaan
kekuasaan oleh para pejabat serta pemerintahan membuat rakyat enggan untuk
memperhatikan pemerintahan dan menganggap pemerintahan saat ini kacau dan
merugikan rakyat. Hal tersebut membuat rakyat tidak bangga hidup di tanah air
sendiri.
2. Sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa
nasionalisme sehingga para pemuda meniru sikap tersebut.
3. Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku
lainnya, sehingga membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau
sukunya daripada persatuan bangsa. Mereka hanya bangga terhadap daerahnya,
namun tidak terhdapa negaranya.
4. Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral. Kebudayaan negara lain lebih
dipilih daripada kebudayaan negara sendiri.
5. Meniru paham liberalisme yang dianut bangsa barat sehingga memunculkan sikap
individualisme yang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan
keadaan sekitar dan sikap acuh tak acuh pada pemerintahan. Paham seperti ini
mampu membuat rasa persatuan semakin berkurang.
CONTOH KASUS TENTANG NASIONALISME

1. Aleta Baun, seorang ibu dari Nusa Tenggara Timur, yang meraih penghargaan
Goldman Environmental Prize 2013. Perjuangannya dimulai pada 1990-an ketika
Gunung Batu Anjaf dan Nausus mulai dirambah industri tambang dan industri
kehutanan. Gunung Batu Anjaf untuk dikeruk (dibelah) dan diolah menjadi batu
marmer. Batu, bagi orang Timor adalah batu nama. Nama marga ada pada batu-batu
itu. Kalau batu nama itu dihilangkan, maknanya sama dengan menghilangkan
identitas orang Timor. Dia pun bertindak, menyatukan komunitas untuk sama-sama
menolak upaya korporasi itu demi mempertahankan identitas Suku Mollo.
Keinginannya sederhana, agar masyarakat setempat tidak kehilangan sumber pangan,
identitas dan budaya daerah. Kegigihan perempuan kelahiran Lelobatan, Mollo,
Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, 16 Maret 1963 itu mempertahankan
tanah leluhurnya dan membangun solidaritas menjadi inspirasi bagi kaum tani dan
masyarakat adat, khususnya kaum perempuan adat, telah membawanya meraih
penghargaan lingkungan hidup "Goldman Environmental Prize 2013".Wujud rasa
nasionalisme yang dia lakukan adalah dengan menjaga alam Indonesia, khususnya
NTT yang berada di garis luar Indonesia.
2. Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu mengatakan, upaya negara
untuk menangkal radikalisme dan membangun semangat nasionalisme pada generasi
muda akan diarahkan sedari di bangku perguruan tinggi. "Radikalisme akan dilawan
dengan nasionalisme karena itu, Kementerian Pertahanan sedang merancang program
Bela Negara untuk mahasiswa yang akan masuk perguruan tinggi," ujar Ryamizard
saat menghadiri peringatan Hari Bela Negara di Monas, Jakarta Sabtu (19/12).
3. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional. Yang dapat kita lakukan untuk
membantu pembangunan Negara adalah dengan ikut pemilu, karena dengan ikut
pemilu kita dapat memilih seorang pemimpin yang dapat membawa negara ini ke arah
yang lebih baik dan menunjukkan rasa cinta pada tanah air serta rasa nasionalisme.
Daftar Pustaka

M.D. Kartaprawira, Menegakkan Kembali Ideal Nasionalisme Indonesia,


http://www.korwilpdip.org/6EDITORIAL071002.htm diakses pada 27 Maret 2017 pukul
18.30

Alfitra Salam, Biarlah Nasionalisme Keindonesiaan Punah,


http://cdc.eng.ui.ac.id/article/articleview/2495/1/41/ diakses pada 27 Maret 2017 pukul 18.30

Taufik Abdullah, (2001), Nasionalisme dan Sejarah, Bandung: Satya Historika, hlm. 66-67.

Turnan Kahin, (1995), Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia, Jakarta: Sinar Harapan, hlm.
175.

Listyarti, Retno.2008.Pendidikan Kewarganegaraan unruk SMK dan MAK Kelas


X.Jakarta:Erlangga.

www.liputan6.com/tag/nasionalisme diakses pada 28 Maret 2017 pukul 19.30

Anda mungkin juga menyukai