Anda di halaman 1dari 18

BAB II

SELEKSI DAN URAIAN PROSES

II.1 Tipe-Tipe Proses


Ada 2 Tipe minyak yang didapat hasil dari kelapa sawit yakni minyak kelapa
sawit (CPO) dan minyak inti kelapa sawit (PKO). Minyak kelapa sawit diperoleh
dari daging mesocarp sedangkan Minyak inti kelapa sawit diperoleh dari inti kernel
buah kelapa sawit. Kedua tipe minyak hasil dari kelapa sawit ini didapatkan dari
proses pengolahan yang hampir sama atau setipe. Namun memiliki beberapa
perbedaan pada proses pemurniannya dan pemilihan dari alat yang digunakan
diantaranya Sterilizer, mekanisme perebusan buah, pemisahan inti dengan
tempurung, dll. Tipe proses pembuatan CPO dan PKO digambarkan pada gambar di
bawah ini:

Gambar II.1 Skema Proses pembuatan CPO dan PKO

II-1
II.2 Seleksi Proses
Dari uraian proses diatas, akan dipilih proses yang akan digunakan dalam
produksi CPO dan PKO. Berikut adalah beberapa parameter yang digunakan
sebagai bahan pembanding, antara lain:
a. Sistem Perebusan
Sterilizer
Alat sterilizer yang dikenal terdiri dari dua tipe yaitu tipe tegak dan tipe
horizontal.
Tipe tegak memiliki kelemahan yakni:
i. Kapasitas rebusan sangat kecil, karena alat besar membutuhkan ruangan cukup
tinggi. Kapasitas rebusan rata-rata 5 ton TBS.
ii. Bejana ini memuat buah yang diisi dengan menggunakan bunch elevator,
sehingga buah mengalami tingkat kelukaan yang tinggi selama proses
transportasi, sebagai salah satu penyebab kenaikan asam lemak bebas yang
tinggi.
iii. Teknik pengoperasian yang lebih sulit dan membutuhkan tenaga yang lebih
banyak terutama pada saat menutup dan membuka. Serta mengeluarkan buah
dari dalam yang dilakukan secara manual.
Akibat kelemahan tersebut maka alat ini tidak lagi dikembangkan atau tidak
sesuai lagi dengan kebutuhan usaha pengembangan kelapa sawit yang memerlukan
kapasitas olah yang tinggi.
Tipe horizontal, yang merupakan bejana horizontal dan memiliki keuntungan
antara lain:
i. Kapasitas sterilizer antara 15-30 ton TBS.
ii. Pengoperasian lebih mudah dan praktis.
iii. Buah tidak bersinggungan langsung dengan dinding. Sehingga bahan olah tidak
mungkin menyebabkan bejana menjadi korosi. Buah diisi dalam lori dengan
kapasitas 2,5;3,5 dan 5,0 ton TBS.
iv. Pengisian uap masuk dan pembuangan uap keluar serta pembuangan air kondensat
lebih mudah dilakukan.
Oleh karena itu dipilihlah sterilizer dengan tipe horizontal karena dalam
pengaplikasiannya lebih mudah dan kapasitasnya yang besar.

b. Mekanisme Perebusan buah


Metode proses perebusan yang ada, antara lain :
1. Proses perebusan dengan satu puncak.

II-2
2. Proses perebusan dengan dua puncak.
3. Proses perebusan dengan tiga puncak.
Dari ketiga proses perebusan tersebut yang sebaiknya digunakan adalah proses
perebusan tiga puncak.
Tujuan perebusan tiga puncak, antar lain untuk :
1. Tahap 1, penguapan air dari tandan buah (air kondensat).
2. Tahap 2, untuk pematangan dan melunakkan daging buah.
3.Tahap 3, untuk memperoleh hasil rebusan buah yang sempurna, mengingat
kerapatan brondolan dalam tandan buah semakin padat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perebusan, antara lain :
i. Perebusan terlalu lama dari waktunya
1. Warna minyak yang diperoleh terlalu tua.
2. Buah semakin kering sehingga kandungan minyak berkurang.
3. Losses minyak pada air kondensat bertambah.
ii. Perebusan yang kurang dari waktunya
1. Brondolan sukar lepas dari tandan.
2. Kehilangan brondolan di janjangan kosong semakin bertambah.
3. Buah yang kurang matang memerlukan perebusan ulang.
4. Pelumatan dalam Digester tidak sempurna, sehingga sebagian daging buah
tidak lepas dari biji sehingga losses minyak pada ampas dan biji bertambah
karena pengepresan lebih sulit.
5. Inti kurang lekang dari cangkangnya.
6. Nut tidak bersih.
7. ALB tinggi karena enzim tidak mati.
Tahapan yang biasa dilakukan dalam perebusan tiga puncak, antara lain :
1. Persiapan sterilisasi
Setelah Lori dimasukkan ke dalam Sterilizer, pintu ditutup, kemudian kran
inlet steam, exhaust, dan kondensat ditutup.
2. Deaerasi/pembuangan udara
Inlet steam dan kran kondensat dibuka untuk membuang udara yang ada di
dalam Sterilizer selama 2,5 menit.
3. Puncak I
Kran kondensat dan exhaust ditutup kemudian inlet steam dibuka sampai
mencapai tekanan 0,8 - 1,0 Kg/cm2. Setelah tekanan tercapai, kran inlet steam
ditutup sedangkan kran kondensat dibuka hingga tekanan mencapai 0 Kg/cm2.
4. Puncak II
Kran kondensat ditutup dan kran inlet steam dibuka hingga mencapai tekanan
1,5 - 2,0 Kg/cm2. Setelah mencapai tekanan 1,5 - 2,0 Kg/cm2 kran inlet steam
ditutup sedangkan kran kondensat dibuka hingga mencapai tekanan 0 Kg/cm2.
5. Puncak III
Kran kondensat ditutup dan kran inlet steam dibuka hingga mencapai tekanan
2,8 - 3,0 Kg/cm2. Setelah mencapai tekanan tersebut, semua kran ditutup dan
ditahan selama 45 - 55 menit, kemudian kran exhaust dibuka dan setelah
mencapai tekanan 1,0 Kg/cm2, kran kondensat dibuka hingga mencapai
tekanan 0 Kg/cm2.
6. Pengeluaran Lori

II-3
Pintu Sterilizer dibuka dan Lori dikeluarkan dengan menggunakan bantuan
Capstan dan tali manila.

c. Pemisahan Inti Dengan Tempurung


Ada 2 macam pemisahan inti dengan tempurung diantaranya menggunakan
Hydrocyclone dan Claybath.
Hydrocyclone
Fungsi dari Hydrocyclone adalah untuk memisahkan cangkang dan Inti sawit pecah
yang besar dan beratnya hampir sama. Proses pemisahan berdasarkan perbedaan
berat jenis dan gaya sentrifugal.
Hydrocyclone terdiri dari :
1. Bak air penampung creaked mixture yang terdiri dari beberapa sekat
2. Tabung pemisah yang dilengkapi dengan pompa pengutip dank onus di
bawahnya
3. Pompa pompa
4. Dewatering drum untuk inti dan cangkang
Creaked mixture yang keluar dari kolom pemisah masuk ke dalam bak air sekat
pertama dan dihisap dengan pompa dan masuk ke dalam tabung pemisah I. Dengan
adanya gaya sentrifugal benda-benda ringan (inti) naik kebagian atas melalui vortex
finder masuk ke dalam dewatering drum (inti), sedangkan yang berat (cangkang)
yang masih mengandung inti turun ke bawah melalui konus masuk ke dalam sekat
kedua. Dari sekat kedua cangkang yang masih bercampur dengan inti oleh pompa
dihisap dan masuk ke dalam tabung pemisah ke II. Inti naik ke atas, melalui vortex
finder dikembalikan ke dalam air sekat I, sedangkan cangkang melalui konus
masuk ke dalam bak air sekat III. Dengan bantuan pompa dari sekat ke III
cangkang yang masih mengandung sebagian kecil inti dihisap dan masuk ke dalam
tabung pemisah III, dimana inti naik dengan melalui vortex finder masuk ke dalam
bak air sekat I, sedangkan cangkang melalui konus masuk ke dalam dewatering
drum cangkang untuk dibuang airnya.
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam pengoperasian Hydrocyclone, antara
lain:
1. Sampah sampah yang melekat pada dewatering drum segera dibersihkan
2. Penambahan air dingin ke dalam bak dilakukan kontiniu agar permukaan air
tetap pada batas yang ditentukan dan benda-benda melayang dapat keluar dari
pipa over flow
Jika persentase inti dalam cangkang terlalu tinggi, maka vortex finder
diturunkan, sebaliknya apabila persentase inti dalam cangkang terlalu rendah vortex
finder dinaikkan. (Naibaho, P. M)
Keuntungan menggunakan Hydocyclone:
1. Tidak rumit dan sulir dalam menyediakan caolin/CaCO3

II-4
2. stasiun menjadi bersih.
3. biaya operasional rendah
Kerugian menggunakan Hydocyclone:
1. hydro losses antara 1,5 - 2,5 %
2. harus paham mengenai adjust vortex
3. harus selalu mengecheck diameter hole cone, agar losses tdk lebih 2,5%

ClayBath
Berfungsi untuk memisahkan antara kernel dan shell dari cracked mixture
(sistem LTDS) dengan menggunakan campuran air, kalsium karbonat ditambah
tanah merah untuk proses pemisahannya.
Claybath menggunakan prinsip kerja pemisahan berdasarkan perbedaan
specific gravity antara shell dan kernel. campuran kalsium karbonat mempunyai
specific grafity (SG) 1,13 1,15. Karena SG kernel < SG kalsium karbonat,
sedangkan SG Shell > SG kalsium karbonat. maka kernel akan terapung dan shell
akan tenggelam.
Kernel yang memiliki SG lebih rendah dari SG CaCO3 terapung di permukaan
dan akan masuk ke Vibrating Screen Kernel. Selanjutnya kernel masuk kedalam
vibrating screen dan air kapur akan masuk kembali ke Drum Claybath selanjutnya
kernel akan dibawa oleh wet kernel conveyor ke drier silo atau ke kernel tray drier.
Sedangkan shell yang SG nya lebih besar dari SG CaCO3 akan tenggelam dan
masuk Vibrating screen Shell selanjutnya dibawa oleh shell conveyor ke tempat
pembuangan.
Keuntungan menggunakan claybath:
1. Mudah dalam mengendalikan losses, bisa dengan mengatur umpan CaCO3,
2. Losses rendah (namun tetap hati-hati dengan nut yang masih utuh, karena akan
menjadi losses)kecuali larutan sudah jenuh. Jika ditambah CaCO3 sebanyak-
banyaknya tetap mengakibatkan losses tinggi.
Kerugian menggunakan claybath:
1. Biaya operasional stasiun tinggi
2. terkesan sulit dan rumit
3. stsiun akan kotor akibat tanah liat

Oleh karena beberapa hal diatas, kami menggunakan tipe hydrocyclone dalam
proses pemisahan inti dari tempurung karena lebih baik saat ditinjau dari kebutuhan
biaya operasi yang lebih murah dan kebersihan stasiun.

II-5
II.3 Potensi dan Spesifikasi Bahan Baku
Spesifikasi Kelapa sawit :
Komposisi :
1. Buah sawit : 60,46%
Mesocarp : 73%
Minyak : 77,43%
Air : 10%
Serat : 12,57%
Cangkang : 15%
Inti : 12%
Lokasi sumber : Sanggau, Kalimantan Barat
Potensi : 171.472 ton
(http://www.kalbarprov.go.id/profil.php?id=21)
2. Tandan kosong : 39,54%
Tandan kosong : 70%
Lumpur : 30%
Lokasi sumber : Sanggau, Kalimantan Barat
Potensi :66874.08 ton
(http://www.kalbarprov.go.id/profil.php?id=21)

II.4 Target Produk (Kualitas)


Untuk memperkuat daya saing minyak sawit di pasaran internasional, produsen
melakukan peningkatan produktivitas dan kualitas serta meningkatkan efisiensi
pengolahan. Selain itu dapat juga dipengaruhi oleh derajat kematangan buah yang
dapat diketahui dengan melalui sortir buah sebelum diolah,sehingga mendapatkan
mutu minyak kelapa sawit menurut standar mutu Special Prime Bleach (SPB).
(Iyung P,2008)
Syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut:
a) Kadar minyak minimum : 48 %
b) Kadar air maksimum : 8,5 %
c) Kontaminasi maksimum : 4,0 %
d) Kadar inti pecah maksimum : 15 %
*) Cara pengujian melalui SPSMP311975

II-6
Standar mutu Special Prime Bleach (SPB) dibandingkam dengan mutu
Ordinary dapat dilihat pada table berikut:
Tabel II.1 Standar mutu Special Prime Bleach (SPB) dan Ordinary
N Kandungan SPB Ordinar
o y
1 Asam lemak bebas 1-2 3-5
(%)
2 Kadar air (%) 0,1 0,1
3 Kadar kotoran (%) 0,002 0,01
4 Besi (ppm) 10 10
5 Tembaga (ppm) 0,5 0,5
6 Bilangan iod 53+/ 1,5 45-56
7 Karotene (ppm) 500 500-700
8 Tokoferol (ppm) 800 400-600
Sumber : S.Ketaren(1986)

II.5 Kapasitas
Berdasarkan jumlah produksi dan jam olah pabrik maka dapatlah ditetapkan
kapasitas olah efektif :
LxP
Kapasitas olah efektif = xV = Ton TBS/jam
J

Dimana :
L = luas areal (ha)
P = Produksi TBS (ton/ha)
V = produk tertinggi (distribusi panen, %)
J = jam olah (jam/bulan)
Ditetapkan kapasitas olah pabrik yang akan dibangun dengan bahan baku
berasal dari areal 5000 ha dengan produksi 20 Ton/ha, jam olah pabrik yang
direncanakan adalah 550 jam/bulan, dengan distribusi panen puncak 12,5%. Maka
ditentukan kapasitas pabrik sebagai berikut :
Kapasitas olah efektif = 5000 ha x 20 ton/ha x 12,5%/bulan
550 jam/bulan
= 22,72 tonTBS/jam
Yang menjadi masalah dan kenyataan berkembang bahwa kapasitas olah
terpasang jarang tercapai walaupun saat serah terima ke pabrik dari pihak
kontraktor ke pemilik pabrik. Oleh sebab itu dalam perencanaan perlu

II-7
diperhitungkan kapasitas olah efektif 85% dari kapasitas terpasang, maka dibuatlah
rumus perencanaan PKS sebagai berikut :
Kapasitas olah tepasang = kapasitas efektif x 100
85
Dengan demikian kapasitas olah pabrik yang akan dibangun disebut dengan
kapasitas terpasang :
Kapasitas olah tepasang = 22,72 Ton TBS/jam x 100
85
= 26,72 Ton TBS/jam
Suatu kenyataan yang ditemukan di lapangan bahwa kapasitas olah pabrik ialah
20 30 Ton, maka dari itu kapasitas yang akan kami gunakan dalam desain pabrik
ini adalah 25 - 30 Ton. Kami memakai range ini untuk memudahkan dalam
perhitungan.

II.6 Basis Perhitungan


Waktu operasi : 330 hari/tahun
Basis Perhitungan : 1 jam operasi
Produk yang dihasilkan :
Crude Palm Oil : 9820.79 Kg/jam
Palm Kernel Oil : 2039.45 Kg/jam
Suhu refensi : 250C
Satuan perhitungan : kg/jam

II.7 Basis Desain Data


Suhu Udara : 23,7 30,80C
Kelembapan Udara : 60% 98%
Curah hujan : 3696,1 mm
Potensi Banjir : Sedang
Kecepatan angin : 18 km/jam
(http://meteo.bmkg.go.id/prakiraan/propinsi/20)

II.8 Uraian Proses


Pabrik Kelapa Sawit pada umumnya mengolah bahan baku berupa Tandan
Buah Segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit CPO (Crude Palm Oil) dan inti
sawit (Kernel) menjadi PKO (Palm Kernel Oil). Proses pengolahan kelapa sawit
sampai menjadi minyak sawit (CPO) dan (PKO) terdiri dari beberapa tahapan
yaitu:

II-8
II.8.1 Pengolahan CPO
II.8.1.1 Stasiun Penerimaan TBS
1. Jembatan Timbang

Pengangkatan tandan buah segar (TBS) dari kebun ke pabrik biasanya


dilakukan menggunakan truk dan trailer yang ditarik dengan wheel tractor. Setiap
truk dan trailer yang sampai di pabrik harus ditimbang di timbangan pada saat
berisi (bruto) dan sesudah dibongkar (tarra). Selisih timbangan berisi dan kosong
merupakan berat TBS yang akan diolah.

Pabrik Kelapa Sawit jembatan timbang yang dipakai menggunakan sistem


komputer untuk meliputi berat. Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu truk yang
melewati jembatan timbang berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal
sebelum TBS dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali
ditimbang, selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang ditrima dipabrik.

Gambar II.2 Jembatan Timbang

2. Penyortiran
Untuk perhitungan rendemen dan penilaian mutu perlu diketahui keadaan
TBS yang masuk ke dalam pabrik. Karena itu, perlu dilakukan sortasi. Sortasi
dilakukan pada setiap kebun dengan menentukan truk yang dianggap mewakili
seluruh kebun asal, baik dari kebun sendiri maupun dari kebun pihak ketiga. Sortasi
juga dilakukan dengan memperhatikan fraksi-fraksi TBS yang telah disebutkan
sebelumnya.
Kualitas buah yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat kematangannya.
Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan jenis Dura. Kriteria

II-9
matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah distasiun
penerimaan TBS (Tandan Buah Segar).

Pematangan buah mempengaruhi terhadap rendamen minyak dan ALB (Asam Lemak
Buah) yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II.2 Pengaruh kematangan buah terhadap rendemen minyak dan ALB

Kematangan Buah Rendamen minyak (%) Kadar ALB (%)

Buah Mentah 14 18 1,6 2,8

Setengah matang 19 25 1,7 3,3

Buah matang 24 30 1,8 4,4

Buah lewat matang 28 31 3,8 6,1

Setelah disortir TBS tersebut dimasukkan ketempat penimbunan sementara


(Loding ramp) dan selanjutnya diteruskan ke stasiun perebusan (Sterilizer).

Gambar II.3 Penyortiran

II-10
II.8.1.2 Stasiun Rebusan (Sterilizer)

Lori-lori berisi TBS dimasukkan ke dalam ketel rebusan dengan bantuan


loko. Setiap ketel dapat diisi dengan +/-10 lori. Setelah lori-lori masuk, pintu ketel
ditutup rapat. Tandan buah segar (TBS) dipanaskan menggunakan uap air dengan
tekanan 2,8 kg/cm2.

Gambar II.4 Lori

Proses selanjutnya tandan buah segar yang telah disortasi kemudian


diangkut menggunakan lori menuju tempat perebusan (Sterilizer).

Tujuan perebusan :
1. Mengurangi peningkatan asam lemak bebas.
2. Mempermudah proses pembrodolan pada threser.
3. Menurunkan kadar air.
4. Melunakan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari biji.
5. menonaktifkan enzim lipase yang dapat menstimulir pembekuan freefatty acid
6. memudahkan ekstraksi minyak pada proses pengempaan
Dalam proses perebusan minyak yang terbuang 0,7%. Dalam melakukan proses
perebusan diperlukan uap untuk memanaskan sterilizer yang disalurkan dari boiler.
Uap yang masuk ke sterilizer 2,8 - 3 kg/cm 2 , 140C dan direbus selama 90 menit.

II-11
Gambar II.5 Horizontal Sterilizer
II.8.1.3 Stasiun Penebah (Threshing Station)

Tahapan selanjutnya adalah proses pemipilan atau pelepasan buah dari


tandan. Pada proses ini, buah yang telah direbus di angkut dengan dua cara yaitu
pertama, dengan menggunakan Hoisting crane dan di tuang ke dalam thresher
melalui hooper yang berfungsi untuk menampung buah rebus. Cara yang kedua
adalah dengan menggunakan Happering yang kemudian diangkut dengan elevator
(Auto Fedder).Pada proses ini tandan buah segar yang telah direbus kemudian
dirontokkan atau dipisahkan dari janjangnya. Pemipilan dilakukan dengan
membanting buah dalam drum putar dengan kecepatan putaran 23-25 rpm. Buah
yang terpisah akan jatuhmelalui kisi-kisi dan ditampung oleh Fruit elevator dan
dibawa dengan Distributing Conveyor untuk didistribusikan keunit-unit Digester.

Gambar II.6 Rotary Thresser Drum

II.8.1.4 Stasiun Kempa (Pressing Station)

Proses Kempa adalah pertama dimulainya pengambilan minyak dari buah


Kelapa Sawit dengan jalan pelumatan dan pengempaan.Baik buruknya

II-12
pengoperasian peralatan mempengarui efisiensi pengutipan minyak. Proses ini
terdiri dari :
1. Digester
Di dalam digester buah diaduk dan dilumat untuk memudahkan daging buah
terpisah dari biji.Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang di
dalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk sebanyak 6 tingkat yang diikatkan pada
pros dan digerakkan oleh motor listrik. Didalam digester tersebut buah atau
berondolan yang sudah terisi penuh diputar atau diaduk dengan menggunakan pisau
pengaduk yang terpasang pada bagian poros II, sedangkan pisau bagian dasar
sebagai pelempar atau mengeluarkan buah dari digester ke screw press.
Fungsi Digester :
1. Melumatkan daging buah.
2. Memisahkan daging buah dengan biji.
3. Mempersiapkan Feeding Press.
4. Mempermudah proses di Press.
5. Menaikkan Temperatur.

2. Screw Press
Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras berondolan yang telah
dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Buah buah
yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan pisau pisau pelempar
dimasukkan kedalam feed screw conveyor dan mendorongnya masuk kedalam mesin
pengempa ( twin screw press ). Oleh adanya tekanan screw yang ditahan oleh cone,
massa tersebut diperas sehingga melalui lubang lubang press cageminyak
dipisahkan dari serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasiun klarifikasi,
sedangkan ampas dan biji masuk ke stasiun kernel.

II.8.1.5 Stasiun Pemurni (Clarification Station)


Proses Pemurnian adalah tahapan pemisahan untuk pengambilan minyak
dari kotoran yang terikut dan air dengan cara disaring maupun dengan pemurnian
lain seperti pada continuous settling tank ataupun sludge tank. Baik buruknya
pengoperasian peralatan mempengaruhi efisiensi pengutipan minyak. Proses ini
terdiri dari :
1. Screening

II-13
Minyak kasar (crude oil) yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan
Vibrating screen. Penyaringan bertujuan untuk memisahkan beberapa bahan asing
seperti pasir, serabut dan bahan-bahan lain yang masih mengandung minyak dan
dapat dikembalikan ke digester. Vibrating screen terdiri dari 2 tingkat saringan
dengan luas permukaan 2 m2 . Tingkat atas memakai saringan ukuran 20 mesh,
sedangkan tingkat bawah memakai saringan 40 mesh. Minyak yang telah disaring
kemudian ditampung kedalam Crude Oil Tank (COT). Di dalam COT suhu
dipertahankan 90-95C agar kualitas minyak yang terbentuk tetap baik.

2. Clarifier (Continous Settling Tank)

Tahap selanjutnya minyak dimasukkan kedalam Tangki Klarifikasi


(Clarifier Tank). Prinsip dari proses pemurnian minyak di dalam tangki pemisah
adalah melakukan pemisahan bahan berdasarkan berat jenis bahan sehingga
campuran minyak kasar dapat terpisah dari air. Pada tahapan ini dihasilkan dua
jenis bahan yaitu Crude oil dan Sludge.Minyak kasar yang dihasilkan kemudian
ditampung sementara kedalam Oil Tank. Di dalam oil tank juga terjadi pemanasan
(75-80C) dengan tujuan untuk mengurangi kadar air.

3. Sludge Tank

Minyak kemudian dimurnikan dalam Purifier, Di dalam purifier dilakukan


pemurnian untuk mengurangi kadar kotoran dan kadar air yang terdapat pada
minyak berdasarkan atas perbedaan densitas dengan menggunakan gaya sentrifugal,
dengan kecepatan perputarannya 7500 rpm. Kotoran dan air yang memiliki densitas
yang besar akan berada pada bagian yang luar (dinding bowl), sedangkan minyak
yang mempunyai densitas lebih kecil bergerak ke arah poros dan keluar melalui
sudu-sudu untuk dialirkan ke spray dryer. Kotoran dan air yang melekat pada
dinding di-blowdown ke saluran pembuangan.

II.8.1.6 Proses Pemurnian Minyak tanpa air


Proses Pemurnian adalah tahapan pemisahan untuk pengambilan minyak
dari air dengan gaya sentrifugal, baik buruknya pengoperasian peralatan
mempengaruhi efisiensi pengutipan minyak. Proses ini terdiri dari :
1. Oil Purifier
Proses ini merupakan pembersihan lanjutan berdasarkan perbedaan berat jenis
dan gaya-gaya sentrifugal. Dengan gerakan 7.500 putaran per menit, kotoran dan

II-14
air yang berat jenisnya lebih berat daripada minyak akan berada di bagian luar.
Minyak yang ada di bagian tengah dapat ke luar menuju ke spray drier.
2. Spray Dryer

Minyak yang keluar dari purifier masih mengandung air, maka untuk
mengurangi kadar air tersebut, minyak dipompakan ke spray dryer. Di sini minyak
disemprot dengan menggunakan nozzle sehingga campuran minyak dan air tersebut
akan pecah. Hal ini akan mempermudah pemisahan air dalam minyak, dimana
minyak yang memiliki tekanan uap lebih rendah dari air akan turun ke bawah dan
kemudian dialirkan ke storage tank.

Crude Palm Oil yang dihasilkan kemudian dialirkan ke dalam Storage tank
(tangki timbun). Suhu simpan dalam Storage Tank dipertahankan sntara 45-55C.
Hal ini bertujuan agar kualitas CPO yang dihasilkan tetap terjamin sampai tiba
waktunya pengiriman.

II.8.2 Pengolahan PKO


Proses ini ditujukan untuk memisahkan antara serat-serat halus yang terikut
dengan biji (inti kernel). Dengan menggunakan prinsip perbedaan berat jenis. Jadi
serat-serat halus yang memiliki berat jenis kecil akan naik ke atas dan biji yang
memiliki berat jenis besar akan turun ke bawah.

II.8.2.1 Stasiun Kernel (Kernel Recovery Plant)

1. Depericarper
Berfungsi untuk memisahkan antara biji (nut) dengan serabut / ampas
(fiber) sehingga biji yang keluar dari drum depericarper benar - benar bersih dari
serabut / ampas (fiber). Di dalam depericarper ini terdapat penghisap dan dibantu
oleh fiber cyclone untuk menghisap fiber yang ringan sebagai bahan bakar untuk
unit boiler, sedangkan nut yang lebih berat akan jatuh ke bawah dan masuk ke nut
polishing drum.
2. Fermentasi Biji (Nut Silo)
Biji mengandung pektin, yang terdapat antara tempurung dengan inti.Untuk
mempermudah pemecahan biji dalam cracker. Maka pektin yang berfungsi sebagai
perekat inti pada tempurung perlu dirombak dengan proses kimia seperti
fermentasi. Waktu tunggu pemeraman berpengaruh terhadap proses hidrolisis yang

II-15
cukup berpengaruh langsung terhadap keberhasilan cracker. Lamanya pemeraman
antara 24 - 48 jam. Dengan kadar air biji 15%. Suhu silo berkisar antara 40-60C.
3. Nut cracker
Alat pemecah biji disebut dengan nut cracker. Biji yang telah diperam
dalam nut silo akan dipecah daam nut cracker. Sebelum proses pemecahan biji
terlebih dahulu dilakukan seleksi berdasarkan ukuran biji dengan alat menggunakan
nut grading yaitu drum berputar terdiri dari ukuran lubang yang berbeda-beda.
Biji dibagi dalam tiga fraksi yaitu kecil (8-14 mm), sedang (15-17 mm) dan besar
(18mm).
Alat ini berfungsi memecahkan biji dengan system lemparan biji ke dinding
yang keras. Mekanisme pemecahan ini didasarkan pada kecepatan putar, radius dan
massa biji yang dipecahkan.
4. Hidrosiklon
Hasil olahan cracker sebelum memasuki hidrosiklon mengalami pemisahan
fraksi halus oleh Winnowing. Sampah halus akan terpisah and fraksi berat akan
dicampur dengan air yang kemudian inti dipisahkan dari tempurung berdasarkan
berat jenis. Untuk memperbesar selisih berat jenis inti dengan tempurung maka
campuran dilewatkan melalui siklon. Sehingga inti akan keluar dari atas permukaan
cyclone dan tempurung dari bagian bawah yang kemudian masing-masing fraksi
diangkut ke pengolahan yang lebih lanjut. Keberhasilan pemisah inti dengan
hydrocyclone dapat diketahui dari jumlah kandungan kotoran (cangkang) dalam inti
sawit. Kadar cangkang <6.0%.dan kadar inti dalam tumpukan cangkang tidak lebih
dari 2%.
5. Silo Dryer
alat ini berfungsi untuk mengeringkan inti dengan cara mengalirkan uap panas
ke kernel silo dengan kapsitas 30 ton kernel yang masih mengandung air di
keringkan sampai kadar airnya 7%. Pengeringan ini dilakukan selama 5-7 jam
dengan suhu 50 C 70 C dengan menggunakan steam sebagai bahan pemanas
dalam membantu proses pengeringan.
6. Screw Press
Fungsi dari Screw Press adalah memeras biji (inti kernel) dengan mekanisme inti
kernel dimasukkan kedalam mesin pengempa (roll mill). Dan diperoleh kandungan
minyak kurang lebih 50% dari pemerasan ini.
7. Screening
Minyak kasar (kernel oil) yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan
Vibrating screen. diharapkan untuk memperoleh minyak yang benar tidak terikut

II-16
kotoran didalamnya. Dan dapat meningkatkan kualitas minyak itu sendiri. Adapun
kotoran yang dimaksud adalah berupa ampas yang halus yang nantinya akan
dikembalikan menuju stasiun superkritis.
8. Oil Purifier
Proses ini merupakan pembersihan lanjutan berdasarkan perbedaan berat jenis
dan gaya-gaya sentrifugal. Dengan gerakan 7.500 putaran per menit, kotoran dan
air yang berat jenisnya lebih berat daripada minyak akan berada di bagian luar.
Digunakan untuk menghilangkan kandungan air dan kotoran lainnya.

II.8.3 Proses Pengutipan Pemurnian Ampas Kelapa Sawit (Supercritical


CO2)
Proses Pengutipan dan pemurnian ini diharapkan untuk memperoleh minyak yang
masih terdapat dalam ampas CPO kemudian tidak terikut kotoran didalamnya. Dan
dapat meningkatkan kualitas minyak itu sendiri. Adapun kotoran yang dimaksud
adalah berupa ampas yang halus. Terdiri dari beberapa bagian alat beserta
fungsinya, diantaranya:

Ekstraktor
Ekstraktor yang digunakan berbentuk Vessel dengan standard dish head
berbahan stainless steel. Ekstraktor yang dilengkapi dengan filter di kedua sisinya
sehingga cake tidak akan keluar dari tangki dan tetap terjaga. Adapun jumlah
Ekstraktor yang digunakan ada 2 unit. Satu untuk stand by dan satu untuk
digunakan. Ekstaktor terjadi pencampuran antara cake dengan CO2 superkritis.
Yang kemudian akan mengambil ekstrak minyak yang masih terdapat dalam cake.
Adapun jumlah minyak yang bisa terambil dalam cake mencapai 50%. Sehingga
diharapkan dengan menggunakan superkritis CO2 jumlah minyak yang akan
terambil bisa lebih banyak.
Purification
Purifikasi berfungsi untuk memisahkan ekstrak minyak yang didapat dari
cake untuk dibawamenuju PKO storage yang kemudian bisa digunakan. CO 2 yang
terpisah dari ekstrak kemudian dilakukan recovery untuk penggunaan CO 2 kembali
dengan fase cair dengan cara di kompresi dan di pompa
Compressor CO2

II-17
Kompresor CO2 berfungsi untuk mengkompresi CO2 supaya tekanan
menjadi naik sehingga CO2 pada fasa gas berubah menjadi fasa cair.
Separator
Digunakan untuk memisahkan antara CO2 dan minyak agar CO2 dapat
digunakan kembali. Kemudian minyaknya langsung digabungkan dengan hasil Oil
Purifier kemudian masuk ke CPO storage.
Refrigerant
Refrigerant ini berfungsi sebagai pendingin bagi karbondioksia sebelum
masuk pompa.Hal ini dimaksudkan agar karbondioksida sebelum masuk kedalam
kolom fraksinasi tetap dalam keadaan cair.
Pompa Karbondioksida
Pompa ini digunakan untuk memompa karbondioksida sampai pada tekanan
operasi yang diinginkan.Pompa mempunyai tekanan maksimum 50 MPa.
Gas Flowmeter
Gas Flowmeter berfungsi sebagai pengukur banyaknya karbondioksida
yang terpakai selama proses berlangsung. Pengukur ini dalam satusn m3dan liter.

Tangki Penampung CPO


Setelah didapat minyak hasil dari super kritikal kemudian minyak
ditampung dalam penampung yang suhunya tetap dijaga agar kualitas dari minyak
CPO tetap terjaga dan nantinya memiliki standar yang sesuai dengan aturan yang
ada.
Reciprocating Pump

Digunakan untuk memompa CO2 liquid menuju heater untuk dipanaskan.


Suhu CO2 liquid 5C menjadi 40C.

II-18

Anda mungkin juga menyukai