Anda di halaman 1dari 12

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
EKSPLORASI JAMUR ORDO AGARICALES di KAWASAN TAMAN
NASIONAL BALURAN SITUBONDO
BIDANG KEGIATAN:
PKM-AI

Diusulkan oleh:
TON 4

KELOMPOK FARNESEN

UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2015

HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan : Eksplorasi Jamur Ordo Agaricales


2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( ) PKM-GT
3. Pelaksana Kegiatan
Denpasar, 28 Agustus 2015
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Pelaksana Kegiatan

Direktur Kemahasiswaan Dosen Pendamping


Universitas Udayana

ii
1

EKSPLORASI JAMUR ORDO AGAICALES di KAWASAN TAMAN


NASIONAL BALURAN SITUBONDO

ABSTRACT

Mushroom is one of the organism which lives in the decayed wood, soil or tree.
The research of mushroom in the area of Baluran National Park are conducted to
explore the order of the Agaricales mushroom as a basic data to study the
Agaricales mushroom by using morphology characteristic with qualitative
methods. The result of the research shows that many species from the order of
Agaricales was found, whereas in the distribution of the species which the most
founded is from the genus of Psathyrella.
Keywords : Mushroom, Agaricales, Baluran National Park, Psathyrella.

ABSTRAK

Jamur merupakan salah satu organisme yang banyak hidup di seresah, kayu lapuk,
tanah, ataupun pohon. Penelitian jamur di kawasan Taman Nasional Baluran
diadakan untuk mengeksplorasi jamur dari ordo Agaricales untuk data dasar
dalam mempelajari jamur Agaricales melalui karakter morfologi dengan metode
kualitatif. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa banyak ditemukan spesies dari
ordo Agaricales, dimana dalam penyebarannya spesies yang paling banyak
ditemukan adalah dari genus Psathyrella.
Kata Kunci : Jamur, Agaricales, Taman Nasional Baluran, Psathyrella.

PENDAHULUAN

Kingdom fungi merupakan salah satu kelompok organisme yang memiliki


tingkat keanekaragaman tinggi kedua setelah insekta. Sampai saat ini hanya
sekitar 7-10% dari sekitar 1,5 juta spesies jamur yang berhasil diidentifikasi. Oleh
karena itu, sebagian besar jamur masih perlu dieksplorasi, diidentifikasi, dan
dikembangkan potensinya. Di Indonesia terdapat kurang lebih 200.000 spesies
jamur, sehingga Indonesia memiliki dIversitas jamur yang cukup tinggi mengingat
lingkungannya yang lembab dan suhu tropik yang mendukung pertumbuhan
jamur (Gandjar et al., 2006). Di Indonesia terutama Jawa Timur, terdapat
beberapa Taman Nasional yang memiliki keanekaragaman jamur yang belum
dieksploprasi. Salah satu diantaranya adalah Taman Nasional Baluran (TN
Baluran). Dalam kingdom fungi, Agaricales berkedudukan sebagai ordo yang
membawahi 32 famili. Ordo Agaricales memiliki beberapa spesies, di antaranya
ada yang menghasilkan racun yang sangat berbahaya, antara lain, Amanita
phalloides, dan Coprinus cinereus (Gandjar et al., 2006). Akan tetapi banyak pula
yang lezat untuk dimakan seperti Pleurotus sp. atau yang biasa dikenal sebagai
jamur tiram, Volvariella volvaceae atau jamur merang, dan masih banyak contoh
jamur edible maupun potensi lainnya dari jamur Agaricales ini.
2

Taman Nasional Baluran merupakan kawasan konservasi sumber daya


alam yang dikelola secara bijaksana oleh Pemerintah agar keanekaragaman hayati
di dalamnya tetap terpelihara (Anonim, 2009). Taman Nasional Baluran memiliki
beberapa ekosistem yang kompleks, sehingga penelitian jamur difokuskan di
hutan evergreen dan hutan pantai saja. Kawasan Evergreen terletak di antara
hutan musim di Taman Nasional Baluran Situbondo. Hutan evergreen akan selalu
basah di setiap musim. Sedangkan hutan musim akan kering di musim kemarau
dan pepohonannya akan meranggas.
Hutan pantai terletak di dekat pantai Bama. Kawasan Evergreen dan hutan
pantai ini dipilih karena kedua wilayah ini memiliki daerah tutupan yang cukup
rapat sehingga memungkinkan untuk ditumbuhi berbagai jamur terutama dari
jenis jamur payung yang mayoritas dimiliki oleh ordo Agaricales. Dengan begitu,
pengamatan jamur ini dapat dengan tepat dilakukan untuk dijadikan sebagai data
dasar dalam upaya menggali potensi jamur-jamur ordo Agaricales yang ada di
Taman Nasional Baluran Situbondo.

Tujuan

Penelitian di Taman Nasional Baluran ini bertujuan untuk mengeksplorasi


keanekaragaman jamur dari ordo Agaricales di ekosistem evergreen dan hutan
pantai sebagai data dasar dalam upaya untuk mengungkap potensi dari
keanekaragaman jamur tersebut.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 hari di Taman Nasional Baluran. Hari


pertama penelitian dilakukan di ekosistem Evergreen, sedangkan hari kedua
digunakan untuk meneliti jamur di ekosistem hutan pantai. Pada hari ketiga
pengamatan dilakukan di penginapan untuk proses pengidentifikasian.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain masker, sarung
tangan plastik, cutter, pHmeter, luxmeter, cetok, parang, tali rafia, meteran,
kamera digital, dan buku Ensiklopedia Jamur. Penelitian di lapangan dilakukan
secara eksploratif dengan menggunakan metode kualitatif secara random. Artinya,
pengamatan dilakukan dengan melihat kawasan dengan berjalan sesuai jalur
tracking yang telah ditentukan. Spesimen jamur yang ditemukan dipotret dan
dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk selanjutnya dibawa ke penginapan
dan diidentifikasi. Parameter fisik yang intensitas cahaya, pH dan kelembapan
tanah diukur selama proses pengambilan sampel. Sampel jamur yang didapatkan
didata karakteristiknya meliputi batang, tudung, insang, dan lain-lain. Data
dimasukkan ke dalam tabel ompong dan dicocokkan dalam Ensiklopedia jamur
untuk ditemukan spesiesnya. Buku Ensiklopedia yang diacu adalah Keizer dan
Lamaison.

HASIL dan PEMBAHASAN


3

Hasil eksplorasi dan identifikasi morfologi Jamur Agaricales di ekosistem


hutan evergreen dan hutan pantai Taman Nasional Baluran ditemukan sebanyak
45 spesimen jamur. Dari 45 spesimen jamur, di hutan evergreen ditemukan
sebanyak 18 spesimen dengan 13 spesies di dalamnya. Sedangkan di hutan pantai
ditemukan sebanyak 27 spesimen dengan 23 spesies. Data ekologi disajikan
dalam tabel karakteristik ekologi jamur ordo Agaricales di hutan evergreen dan
hutan pantai TN Baluran (tabel 1.1 dan 1.3). Sedangkan data morfologi jamur
disajikan dalam tabel karakteristik morfologi jamur ordo Agaricales di hutan
evergreen dan hutan pantai TN Baluran (tabel 1.2 dan 1.4).

Tabel 1.1 Karakteristik Ekologi Jamur Ordo Agaricales di Hutan Evergreen


Taman Nasional Baluran

Karakteristik Ekologi
No
Substrat Keterangan Spesies
Spesimen Kelembapan Intensitas cahaya pH
tumbuh
Tricholoma
1 Seresah 6.5 2800 4 edible
astrosquamosum
2 Seresah 5.0 800 5.2 suspect Coprinus sp.
3 Seresah 5 800 5.2 suspect Psatyrella candolleana
4 Tanah 1.5 3000 6 suspect Entoloma sp.
5 Seresah 5 3000 5.2 suspect Mycena arcangeliana
6 Tanah 4 1250 5.6 beracun Coprinus atramentarius
7 Tanah 5.4 2650 5.7 suspect Marasmius sp. ev.1
8 Tanah 5.6 3000 4 suspect Psathyrella sp. ev. 1
9 Tanah 4.5 2200 5.4 suspect Marasmius sp. ev.2
10 Tanah 4 2200 5.6 suspect Mycena sp.
11 Tanah 6 1200 3.2 suspect Psathyrella sp. ev.1
12 Tanah 4.5 1200 5.5 suspect Psathyrella sp. ev.1
13 Tanah 5.5 3000 4.9 suspect Marasmius sp. ev.2
14 Tanah 7 550 4.8 suspect Mycena hiemalis
15 Tanah 6 800 4.6 suspect Psathyrella candolleana
16 Tanah - - - suspect Mycena hiemalis
17 Seresah 6 800 4.6 suspect Lepiota feline
18 Kayu lapuk 4.8 2900 5.2 suspect Cortinariales sp.

Keterangan :
Edible : Jamur dapat dikonsumsi
Suspect : Jamur masih diduga untuk dikonsumsi
ev.1,2, dst : Pemberian nama isolat spesies jamur di hutan evergreen

Tabel 1.2 Karakteristik Morfologi Jamur Ordo Agaricales di Hutan Evergreen


Taman Nasional Baluran

No Karakteristik Morfologi
Spesi Cap Batang Warna Spesies
men Insang Daging Bau
(d) d p Tudung Insang Batang C
2,8 0,4 3,5 Tidak coklat Tricholoma
1 menjari lunak coklat - -
cm cm cm khas tua, astrosquamosum
2 2,35 Menjari 0,4 4,9 lunak Tidak coklat putih - - Coprinus sp.
4

agak
cm cm cm khas muda,
renggang
Tidak
menyambu
6,9 6,5 6,3 Tidak
3 ng pada lunak krem krem Putih -
cm cm cm khas
batang, Psatyrella
rapat candolleana
Rapat,
Tidak
2,65 0,4 2,4 Tidak coklat Coklat
4 menyatu lunak krem -
cm cm cm khas tua tua
dengan
batang Entoloma sp.
Rapat,
Tidak
1,1 0,4 2,7 Tidak Coklat
5 menyatu lunak putih - -
cm cm cm khas tua
dengan Mycena
batang arcangeliana
Putih
4 4,1 tipis Tidak abu-
6 - - keabu- - - Coprinus
cm cm rapuh khas abu
abuan atramentarius
Menyatu
0,4 Tidak
7 dengan - - lunak Putih - - - Marasmius sp.
cm khas
batang ev.1
Menyatu
Tidak
8 l cm dengan - - lunak Putih - - - Psathyrella sp.
khas
batang ev. 1
Menyatu oranye
0,4 tidak
9 dengan - - lunak kecokla - - - Marasmius sp.
cm khas
batang tan ev.2
Seper
Memisah
1,2 ti
10 dengan - - lunak Putih - - -
cm iodin
batang
e Mycena sp.
Menyatu
1 Tidak
11 dengan - - lunak Putih - - - Psathyrella sp.
cm khas
batang ev.1
Menyatu
1 Tidak
12 dengan - - lunak Putih - - - Psathyrella sp.
cm khas
batang ev.1
Menyatu oranye
0,4 Tidak
13 dengan - - lunak kecokla - - - Marasmius sp.
cm khas
batang tan ev.2
Menyatu
4,8 Tidak
14 dengan - - lunak Putih - - -
mm khas
batang Mycena hiemalis
Melekat
1 Tidak
15 dengan - - lunak Putih - - - Psathyrella
cm khas
batang candolleana
Menyatu
4,8 Tidak
16 dengan - - lunak Putih - - -
mm khas
batang Mycena hiemalis
2 Tidak
17 Bebas - - lunak Putih - - -
cm khas Lepiota feline
18 - - - - - - - - - - Cortinariales sp.

Keteranggan :
cap : tudung pada jamur
d : diameter
p : panjang
C : center (tonjolan di tengah-tengah tudung jamur)
ev.1,2, dst : Pemberian nama isolat spesies jamur di hutan evergreen
(-) : Tidak terdata karakterisasinya.

Tabel 1.3 Karakteristik Ekologi Jamur di Hutan Pantai Taman Nasional


Baluran
5

Karakteristik Ekologi
No
Substrat Keterangan Spesies
Spesimen Kelembapan Intensitas cahaya pH
tumbuh
6

1 Seresah 5 1800 5 Suspect Mycena sp. Hp.1


2 Kayu lapuk 5.4 3000 5.4 Suspect Crepidotus variabilis
Coprinus
3 Kayu lapuk 4.8 3000 4.8 beracun disseminatus
Psathyrella
4 Tanah 4.2 3000 4.4 Suspect candolleana
5 Kayu lapuk 4.2 3000 4.4 Suspect Crepidotus variabilis
6 Tanah 6 2400 4.4 Suspect Psathyrella sp. Hp.1
7 Kayu lapuk 7.5 2400 4.2 Suspect Inocybe sp.
8 Seresah 7.5 2400 4.2 Suspect Coprinus sp. Hp.1
9 Kayu lapuk 7.5 1400 4.2 Suspect Coprinus sp. Hp.2
10 Kayu lapuk 7.5 1400 4.2 Suspect Inocybe sp.
11 Kayu lapuk 6 1500 4.4 Suspect Lepiota sp.
12 Seresah 7 400 4.4 Suspect Lepiota ochinacea
13 Kayu lapuk 7 400 4.4 Suspect Crepidotus variabilis
14 Kayu lapuk 6.5 2400 4.4 edible Pleurotus dryinus
15 Seresah 3.5 1900 6.2 Suspect Coprinus plicatilis
Coprinus
16 Tanah 4 1250 5.6 beracun atramentarius
17 Tanah 5.4 2650 5.7 suspect Marasmius sp. Hp.1
18 Tanah 5.6 3000 4 suspect Psathyrella sp. Hp.2
19 Tanah 4.5 2200 5.4 suspect Marasmius sp. Hp 2
20 Tanah 4 2200 5.6 suspect Mycena sp. Hp 2
21 Tanah 6 1200 3.2 Suspect Psathyrella sp. Hp 3
22 Tanah 4.5 1200 5.5 Suspect Psathyrella sp. Hp 4
23 Tanah 5.5 3000 4.9 Suspect Marasmius sp. Hp 3
24 Tanah 7 550 4.8 Suspect Mycena hiemalis
25 Tanah 6 800 4.6 Suspect Psathyrella sp. Hp. 5
26 Tanah - - - Suspect Mycena hiemalis
Schizophyllum
27 Kayu lapuk - - - Edible commune

Keterangan :
Edible : Jamur dapat dikonsumsi
Suspect : Jamur masih diduga untuk dikonsumsi
Hp.1,2,dst : Isolat spesies di hutan pantai nomor ke 1,2, dst.
7

Tabel 1.4 Karakteristik Morfologi Jamur Ordo Agaricales di Hutan Pantai


Taman Nasional Baluran

No Karakteristik Morfologi
Spe
Cap Batang Warna Spesies
sim Insang Daging Bau
en (d) d p Tudung Insang Batang Center
Mycena sp.
1 - - - - - - - - - -
Hp.1
tidak Crepidotus
2 2 cm rapat - - lunak Putih - - -
khas variabilis
Rapat,
Coprinus
0.7 Memisah 0.5 1.4 tidak
3 lunak putih. putih putih - disseminatu
cm dengan cm cm khas
s
batang
rapat,
5.15 Memisah 0.7 8.9 tidak Psathyrella
4 lunak putih. putih. putih Putih
cm dengan cm 7m khas candolleana
batang
Rapat.
menyatu tidak Abu- Crepidotus
5 - - - lunak putih - -
dengan khas abu variabilis
insang
rapat,
2.82 Memisah 0.7 3.0 tidak coklat Psathyrella
6 lunak putih. putih -
cm dengan cm cm khas muda sp. Hp.1
batang
jarang,
5.15 Memisah 0.8 3.7 tidak coklat Coklat
7 lunak putih - Inocybe sp.
cm dengan cm cm khas muda. muda
batang
Rapat.
2.15 Memisah 0.5 4.9 tidak coklat Coklat Coprinus
8 lunak putih putih
cm dengan cm cm khas tua tua sp. Hp.1
batang
Rapat.
3.15 Memisah 0.42c 7.0 tidak coklat Coprinus
9 lunak hitam. hitam -
cm dengan m cm khas tua sp. Hp.2
batang
1.35c 0.4 3.8 tidak coklat
10 ada lunak - putih - Inocybe sp.
m cm cm khas tua.
Memisah
4.4
6.02 dengan 1.7 tidak coklat coklat
11 5 lunak krem. - Lepiota sp.
cm batang. cm khas muda. muda
cm
renggang
1.07 0.3 1.9 tidak Lepiota
12 jarang lunak Oranye hitam oranye -
cm cm cm khas ochinacea
1.97 tidak Crepidotus
13 jarang - - lunak putih putih - -
cm khas variabilis
3.95c tidak Pleurotus
14 rapat - lunak putih - - -
m khas dryinus
Coprinus
15 - - - - - - - - - -
plicatilis
Coprinus
16 - - - - - - - - - - atramentari
us
Rapat.
Memisah 2.8 tidak coklat Coklat coklat Marasmius
17 2 cm 0.75 lunak -
dengan cm khas muda muda tua sp. Hp.1
batang
6.6
7.45 Psathyrella
18 1 cm 7 lunak Khas coklat putih putih -
cm sp. Hp.2
cm
Marasmius
19 - - - - - - - - - -
sp. Hp.2
8

Mycena sp.
20 - - - - - - - - - -
Hp.2
Rapat.
11.
Memisah 0.6 Psathyrella
21 4.12 1 - - putih - putih -
dengan cm sp.3
cm
batang
Psathyrella
22 - - - - - - - - - -
sp. Hp.4
jarang
1.07 Memisah 0.2 tidak Marasmius
23 3 cm lunak oranye - coklat -
cm dengan cm khas sp. Hp.3
batang
Mycena
24 - - - - - - - - - -
hiemalis
Psathyrella
25 - - - - - - - - - -
sp.. Hp.5
Mycena
26 - - - - - - - - - -
hiemalis
Schizophyll
tidak
27 - - - - lunak krem - - - um
khas
commune

Keteranggan :
cap : tudung pada jamur
d : diameter
p : panjang
C : center (tonjolan di tengah-tengah tudung jamur)
Hp.1,2,dst : Isolat spesies di hutan pantai nomor ke 1,2, dst.
(-) : Tidak terdata karakterisasinya.

Hutan evergreen terletak di antara hutan musim Taman Nasional Baluran.


Di sepanjang musimnya hutan ini akan selalu hijau. Dari pengamatan di hutan
evergreen, sebanyak 18 spesimen diproleh dengan 13 spesies di dalamnya. Dari
ke-13 spesies tersebut berasal dari 8 genus, antara lain: Psathyrella, Mycena,
Marasmius, Lepiota, Tricholoma, Entoloma, Cortinaria, dan Coprinus. Dari ke-8
genus tersebut, genus Psathyrella paling banyak ditemukan dengan jumlah
spesimen sebanyak 5 dari 2 spesies yang berbeda, yaitu Psathyrella candolleana
dan Psathyrella sp. Ev.1. Jamur edible hanya ditemukan pada spesies Tricholoma
astrosquamosum, dan hanya satu spesies yang beracun yaitu Coprinus
atramentarius . Sedangkan 11 spesies lainnya berupa suspect.
Hutan pantai termasuk juga dalam evergreen, akan tetapi letaknya berada
di dekat pantai. Hutan pantai ini lebih gelap daripada evergreen, sehingga jamur
yang berhasil ditemukan lebih banyak. yaitu sejumlah 23 spesies. Kedua puluh
tiga spesies tersebut berasal dari 9 genus berbeda , antara lain: Psathyrella,
Mycena, Marasmius, Lepiota, Coprinus, Schizophyllum, Pleurotus, Crepidotus,
dan Inocybe. Genus yang dominan ditemukan adalah dari genus Psathyrella
dengan jumlah 6 spesies di dalamnya. Psathyrella merupakan jenis jamur payung
yang hidup di seresah. Jamur dari genus ini memiliki karakter morfologi dengan
bentuk seperti lonceng dan tudungnya rata, serta insangnya berwarna kehitaman.
Dari ke-23 spesies di hutan pantai ini hanya 2 spesies yang dikategorikan edible,
yaitu Pleurotus dryinus dan Schizophyllum commune. Jamur beracun ditemukan
pada dua spesies, yaitu Coprinus atramentarius dan Coprinus disseminatus.
Sedangkan 19 spesies lainnya berupa suspect.
Beberapa spesimen diberi kode isolat (Hp.1 atau ev.2), hal ini dikarenakan
beberapa genus memiliki beberapa spesies yang berbeda sehingga harus
dibedakan dengan pemberian kode isolat. Beberapa spesimen jamur yang belum
9

bisa teridentifikasi spesiesnya tersebut menunjukkan bahwa spesimen tersebut


belum terdaftar dan TN Baluran memiliki variasi jamur yang berbeda.
Jamur memiliki kelembapan yang berbeda-beda sesuai dengan substrat
tempat mereka tumbuh. Kelembapan tanah di tempat tumbuh menunjukkan
rentang nilai 4 hingga 7, sedangkan pH juga berada pada rentang nilai 4-7 yang
menandakan bahwa jamur kebanyakan hidup di suasana yang asam. Menurut
Iswanto (2009), jamur akan tumbuh dengan optimum pada pH kurang dari 7, yaitu
berada dalam suasana asam sampai netral.
Dari sekian banyaknya jamur ordo Agaricales yang sudah diidentifikasi,
terdapat satu spesies yang unik, yaitu Psathyrella candolleana. Jamur ini masih
dikategorikan suspect dikarenakan peneliti belum memperoleh studi pustaka
tentang kemungkinan jamur ini untuk dikonsumsi. Namun, pada tudung jamur ini
terdapat bekas gigitan macaca yang merupakan monyet khas yang ada di Taman
Nasional Baluran ini sehingga bisa dipastikan bahwa jamur ini tergolong edible.
Contoh jamur lainnya yang memiliki potensi yang besar di bidang budidaya
makanan adalah dari genus Pleurotus. Jamur yang biasa dikenal dengan nama
lokal jamur tiram ini memiliki ciri morfologi berupa bulu dan berdaging tebal.
Jamur yang juga mudah dibudidayakan ini hidup saprobik, tumbuh sendiri atau
dalam suatu kelompk kecil di kayu lapuk.
Beberapa data tidak dapat dilaporkan karakterisasi morfologinya terkait
dengan kondisi spesimen jamur yang rusak atau busuk selama pengamatan,
sehingga identifikasi hanya dilakukan dengan menggunakan foto yang ada.
Namun, dari sekian banyak spesimen yang didapatkan telah diperoleh beberapa
genus yang memiliki potensi diantaranya dapat dikonsumsi, dekomposer, bahkan
sebagai potensi enzimatis seperti genus Pleurotus dan Psathyrella.

KESIMPULAN

Dari penelitian di hutan evergreen TN Baluran didapatkan 13 spesies dari


8 genus yang berbeda. Sedangkan di hutan pantai TN Baluran didapatkan 23
spesies dari 8 genus yang berbeda pula. Jamur yang dominant ditemukan di kedua
ekosistem ini adalah dari genus Psathyrella. Psathyrella memiliki ciri morfologi
berupa bentuk seperti lonceng dan memiliki tudung yang rata, serta memiliki
insang yang berwarna kehitaman. Salah satu spesies dari genus ini adalah
Psathyrella candolleana yang belum dibudidayakan sebagai jamur pangan. Dari
hasil ini, penelitian tentang potensi jamur ini sebagai jamur yang bisa dikonsumsi
akan sangat menarik untuk dilakukan.
10

DAFTAR PUSTAKA

Gandjar, Indrawati, et al., 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta : Yayasan
Obor Indonesia.
Hawksworth, D. et al; 1983. Ainsworth and Bisbys Dictionary of the Fungi , 7th
edition. Commonwealth Mycological Institute (Kew, Surrey, UK).
Iswanto, Apri Heri. 2009. Identifikasi Jamur Perusak Kayu. Departemen
Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Johnson, Raven. Biology Second Edition. California Indonesia Education
Foundation. California.
Keizer, Gerrit J. 1998. The Complete Encyclopedia of Mushrooms. Netherland :
Rebo Publisher.
Lamaison, J.L. , Polese, J.M. 2005. The Great Encyclopedia Of Mushrooms.
Germany : Konemann.
Subowo, Yohanes. B. 1992. Inventarisasi Jamur Kayu di Habema. Balitbang
Mikrobiologi, Puslitbang Biologi LIPI Bogor.
Paul Singleton and Diana Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and
Molecular Biology, Third Edition. John Wiley & Sons Ltd.
Samy, Aiman 2007. Semua Tentang Jamur.http://www.allaboutmushrooms.com/a
bout_me.htm diakses pada Selasa 22 februari 2011 21.00
Watson, L., and Dallwitz, M.J. 2008 onwards. The families of mushrooms and
toadstools represented in the British Isles. Version: 19th February 2011.
http://delta-intkey.com diakses pada Selasa 22 februari 2011 21.38

Anda mungkin juga menyukai