Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM RANGKAIAN ELKA II

LAPORAN PRAKTIKUM VII


Filter Tunggal Pada Sinyal Keluaran Dengan Harmonisasi

Disusun Oleh :
Nama Alivia Novita Andari
No.absen 06 (1531130002)
Kelas TT 2B

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI MALANG


TAHUN PELAJARAN 2016-2017
1. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan dari praktek ini adalah :
Mengetahui karakteristik sinyal pembawa terharmonisasi.

2. Alat dan Bahan


1. Osiloskop = 1 buah
2. Generator Fungsi = 1 buah
3. Path Universal = 1 buah
4. BNC to Banana = 2 buah
5. BNC to BNC = 1 buah
6. T conector = 1 buah
7. Dioda Silikon = 2 buah
8. Dioda Germanium = 2 buah
9. Resistor 1.2k = 2 buah
10. Potensiometer 10k = 1 buah
11. Kapasitor 2.2F = 1 buah
12. Induktor RFC = 1 buah
13. Dioda Silikon = 2 buah
14. Varco = 1 buah
15. Jumper Kecil = 25 buah

3. Dasar Teori
Teori Filter Tunggal
Identifikasi dan penghilangan noise dari data seismik adalah salah satu tahapan dari
pemrosesan data seismik. Noise seismik mempunyai bermacam-macam bentuk.
Secara garis besar noise dapat dikategorikan menjadi dua : koheren dan tak-
koheren. Noise tak-koheren terdiri dari noise-noise yang tidak mempunyai pola
yang teratur sementara noise koheren mempunyai pola keteraturan dari trace ke
trace. Contoh dari noise koheren antara lain adalah multipel dan ground-roll.
Filter Channel Tunggal
- Filter Shaping
Filter ini digunakan untuk merubah bentuk dari suatu kelompok trace seismik ke
kelompok lain. Filter shaping dihitung dengan cara perataan filter yang didapat
dari beberapa selang spasial dan temporal yang memenuhi suatu kriteria panjang
filter efektif tertentu. Filter dengan panjang filter efektif yang terlalu besar tidak
akan dipakai. Filter filter yang bisa diterima (artinya memenuhi kriteria panjang
filter yang efektif) kemudian dirata-ratakan untuk menghasilkan filter shaping
akhir yang akan dikonvolusikan dengan data. Proses ini dapat diulang sampai
beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
- Filter Lolos Pita (Band-pass Filter)
Filter lolos pita adalah metoda yang murah dan mudah untuk menekan noise yang
ada di luar spektrum frekuensi dari sinyal yang diinginkan. Gambar di bawah
menunjukkan bahwa beberapa noise dapat dipisahkan dari sinyal dalam domain
frekuensi. Noise frekuensi rendah antara lain adalah ground roll, noise frekuensi
tinggi biasanya disebabkan oleh angin, air blast, statik atau petir.Salah satu cara
untuk memilih filter lolos pita adalah dengan cara menerapkan sekumpulan filter
dengan selang frekuensi yang sempit pada satu data seismik untuk melihat bagian
dari spektrum yang mengandung sinyal dan bagian yang didominasi oleh noise.
Filter dapat berupa koefisien diskrit dalam domain waktu atau dapat berupa
wavelet fasa-nol (zero-phase) atau fasa-minimum (minimum-phase) dalam domain
kedalaman.
- Filter Monokromatik
Filter ini berfungsi untuk menghilangkan noise dengan frekuensi tunggal atau
selang frekuensi yang sempit, tanpa mendistorsi sinyal seismik. Filter ini tidak
hanya lebih murah tetapi juga mempunyai kemampuan yang sama dibandingkan
dengan filter notch dan juga tidak terlalu mempengaruhi fasa dari sinyal seismik,
tidak seperti filter notch.
- Filter Time Variant
Di banyak tempat frekuensi dominan dari sinyal seismik bervariasi terhadap waktu.
Filter yang benar-benar berubah terhadap waktu susah untuk diterapkan dan
mebutuhkan waktu komputasi yang lama. Salah satu caranya adalah dengan
membagi trace seismik menjadi beberapa segmen dan memperlakukan tiap segmen
sebagai sinyal yang terpisah. Filter didisain dan diterapkan untuk tiap segmen
kemudian hasilnya disatukan kembali. Perhatikan bahwa sinyal harus tidak berada
pada ujung-ujung segmen.

4. Gambar Rangkaian

5. Lamgkah Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan

2. Rangkai sesuai dengan gambar diatas

3. Kalibrasi osiloskop

4. Hubungkan GF ke osiloskop

5. Hubungkan input frekuensi dan amplitudo dari GF ke Rangkaian tersebut


6. Ukur sesuai dengan frekuensi dan Vpp yang telah di tetapkan

7. Ukur VRFC, VDSi, VDGe

8. Catat hasil pengukuran pada tabel yang disediakan

6. Tabel Hasil Percobaan


Tabel 1 Hasil percobaan

Vs F (KHz) VDSi(mV) V RFC (V) VDGe (mV)


(v) Vmax Vmin
2,5 5 820 1,88 0,25 122
4,5 808 1,74 0,2 320
4,2 808 1,64 0,17 480
4 600 1,56 0,15 540
3,8 840 1,48 0,13 84,0
3,5 800 1,36 0,12 520
3,2 840 1,26 0,11 680
3 860 1,18 0,1 320
2,8 824 0,688 0,05 72,8
2,5 784 0,456 0 320

R Saturasi Dioda Silikon :

D1 = 25 Ohm
D2 = 27,5 Ohm

7. Analisis Hasil Percobaan

Frekuensi Terhadap VRFC Vmax


0.3

0.25

0.2
VRFC (V)

0.15 Frekuensi Terhadap VRFC

0.1

0.05

0
2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Frekuensi (kHz)

Gambar 1 Grafik VRFC Vmax


Frekuensi Terhadap VRFC Vmin
0.3

0.25

0.2
VRFC (V)

0.15 Frekuensi Terhadap VRFC

0.1

0.05

0
2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Frekuensi (kHz)

Gambar 2 Grafik VRFC Vmin

8. Kesimpulan
Besar kecilnya frekuensi mempengaruhi harmonisasi agar dapat ditransmisikan pada
headset & diterima oleh antena. Perubahan frekuensi dari 5-2,5kHz digunakan untuk
mencari amplitudo audio. Pada frekuensi 2,5 kHz gelombang menjadi sinus & amplitudo
audio dapat didengar headset.

9. Lampiran

VRFC
Gambar Sinyal
(V)

1,88
1,74

1,64

1,56

1,48

1,36
1,26

1,18

0,688

0,456

Gambar 3 Sinyal VDSi, VDGe, VRFC


Gambar 4 Rangkaian Fungsi Tunggal pada Sinyal Keluaran dengan Harmonisasi

Anda mungkin juga menyukai