Anda di halaman 1dari 34

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER

Laporan praktikum II
Praktikum Routing Statis dan Dinamis di Paket Tracer

Disusun Oleh :
Nama

: Alivia Novita Andari

No.Absen

: 06

Kelas

: TT 2B

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
TAHUN PELAJARAN 2016-2017

Daftar Isi
1

Tujuan.................................................................................................................... 3
1.1

Membuat design jaringan berdasarkan kebutuhan.........................................................3

1.2

Mengimplementasikan design jaringan yang kita buat di paket tracer................................3

Teori Dasar.............................................................................................................. 3
2.1

Mendesign jaringan computer yang benar dan efisien....................................................3

2.2

Topologi yang digunakan...................................................................................... 3

2.3

Hardware yg digunakan........................................................................................ 4

2.4

IPV4................................................................................................................ 5

2.5

Routing............................................................................................................ 8

2.5.1

Routing Statis.............................................................................................. 8

2.5.2

Routing Dinamis........................................................................................... 9

Langkah Percobaan.................................................................................................... 9

Gambar Jaringan Topologi Partial Mesh......................................................................10

Hasil Percobaan...................................................................................................... 10
5.1.

Router 1 (Mawar).............................................................................................. 10

5.2.

Router 2 (Tulip)................................................................................................ 14

5.3.

Router 3 (Sakura).............................................................................................. 19

5.4.

Router 4(Lili)................................................................................................... 23

5.5

Router 5 (Vanilla).............................................................................................. 26

Kesimpulan............................................................................................................ 33

Daftar Pustaka........................................................................................................ 34

1 Tujuan
1.1 Membuat design jaringan berdasarkan kebutuhan
1.2 Mengimplementasikan design jaringan yang kita buat di paket tracer

2 Teori Dasar
2.1 Mendesign jaringan computer yang benar dan efisien
2.2 Topologi yang digunakan
Topologi Mesh
Topologi Mesh adalah topologi yang tidak memiliki aturan dalam koneksi. Karena
tidak teratur maka kegagalan komunikasi menjadi sulit dideteksi, dan ada
kemungkinan boros dalam pemakaian media transmisi. setiap perangkat Setiap
prrangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam
jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi
langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links).

a)

b)

Kelebihan topologi mesh :


Dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat tujuan.
Data dapat di kirim langsung ke computer tujuan tanpa harus melalui
computer lainnya lebih cepat. Satu link di gunakan khusus untuk
berkomunikasi dengan komputer yang di tuju.
Memiliki sifat Robust, yaitu Apabila terjadi gangguan pada koneksi
komputer A dengan komputer B karena rusaknya kabel koneksi (links)
antara A dan B, maka gangguan tersebut tidak akan mempengaruhi koneksi
komputer A dengan komputer lainnya.
Mudah dalam proses identifikasi permasalahan pada saat terjadi kerusakan
koneksi antar komputer.
Kekurangan topologi mesh :
Setiap perangkat harus memiliki I/O port. Butuh banyak kabel sehingga
butuh banyak biaya.
Instalasi dan konfigurasi lebih sulit karena komputer yang satu dengan
yang lain harus terkoneksi secara langsung.
Biaya yang besar untukmemelihara hubungan yang berlebih.

2.3 Hardware yg digunakan


1. Router

Router adalah salah satu hardware dalam jaringan komputer yang dilengkapi
oleh Network Operating System. Router ini berfungsi untuk menggabungkan
antara satu segmen jaringan dengan segmen jaringan komputer yang lainnya atau
menggabungkan beberapa LAN agar menjadi jaringan yang lebih luas.
Fungsi utama router adalah sebagai perangkat dalam jarinan komputer yang
digunakan sebagai penghubung antara jaringan atau network. Router yang
menentukan jalur mana yang terbaik untuk dilewati paket data sehingga data dapat
sampai ke tujuannya.
2. Switch
Switch adalah suatu perangkat yang berfungsi sebagai pengatur dan
pembagi sinyal data dari suatu komputer ke komputer lainnya yang terhubung
pada perangkat tersebut, fungsi tersebut sama dengan fungsi HUB yang menjadi
perbedaan adalah switch bisa melakukan pengaturan berupa proses filter paket
data. Biasanya masing-masing port pada switch bisa disetting sehingga bisa
ditentukan port mana saja yang bisa saling terhubung.
Fungsi Switch dan kelebihannya :

Switch mampu untuk memeriksa dengan seksama setiap paket data


yang diterima

Switch mampu untuk menentukan tujuan dan sumber paket data


yang melaluinya

Switch memiliki kemampuan untuk mem-forward setiap paket data


dengan tepat

3. Kabel UTP

Kabel UTP perlu kita gunakan untuk saling menyalurkan jaringan


internet,dan di dalam kabel UTP ini di dalamnya ada 8 helai kabel kecil
yang berwarna-warni,dan ini warna kabel kecil yang ada di dalam kabel
UTP :
URUTAN-URUTAN KABEL UTP (Straight dan Cross):
Berikut ini adalah urutan pengabelan Straight :

Figure 1Gambar kabel UTP

2.4 IPV4
Format protokol yang telah dipakai pada saaat awal internet ada. ipv4 ini
berformat 32 biner, dengan perkembangan internet sekarang ini dengan banyak
pengguna yang menggunakannya, kemungkinan penggunaan IPv4 tidak memadai lagi.
Dengan hanya 32 bit format address hanya bisa menampung kebutuhan :
32 = 2 IPv4 Address = 4,294,967,296 IPv4 Address
Bayangkan dengan Nilai Maximum diatas menurut penilitian 20 tahun lagi
pengguna internet akan lebih dari nilai maximum IPv4.
Langkah antisipasi awal sebenarnya sudah dilakukan dengan teknologi NAT
(Network Address Translation) yang bekerja dengan cara melakukan penterjemahan
satu alamat IPv4 public ke banyak IPv4 private.Sehingga satu alamat IPv4 public bisa
dipergunakan untuk banyak perangkat yang akan terkoneksi ke internet.

1) Format IP Address
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda
titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address
dapat dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.
00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP
address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga
sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan
oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan notasi desimal bertitik.
Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address.
Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal :

Desimal
Biner

167

205

206

100

10100111

11001101

11001110

01100100

Format IP Address

2) Pembagian Kelas IP Address


a) Kelas A
Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala
besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu
diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnyauntuk melengkapi
oktet pertamaakan membuat sebuah network identifier. 24 bit
sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier.
Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan
16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127
tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess
Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.
Format Kelas A
Format
: 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama
:0
Panjang NetID : 8 bit
Panjang HostID : 24 bit
Byte pertama : 0-127
Jumlah : 126 Kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP
: 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP
: 16.777.214 IP Address pada setiap Kelas A
Dekripsi
: Diberikan untuk jaringan dengan jumlah host
yang besar
b) Kelas B
Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan skala
menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet
pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit
berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat
sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir)
merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384
network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
Format Kelas B
Format
: 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama
: 10
Panjang NetID : 16 bit
Panjang HostID : 16 bit
Byte pertama
: 128-191
Jumlah
: 16.384 Kelas B
Range IP
: 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP
: 65.532 IP Address pada setiap Kelas B
Deskripsi
: Dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang
c) Kelas C
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil.
Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset
ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet

pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya


(sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini
memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254
host untuk setiap network-nya.
Format Kelas C
Format
: 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Bit pertama
: 110
Panjang NetID : 24 bit
Panjang HostID : 8 bit
Byte pertama
: 192-223
Jumlah : 2.097.152 Kelas C
Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP: 254 IP Address pada setiap Kelas C
Deskripsi : Digunakan untuk jaringan berukuran kecil
d) Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP
multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit
pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28
bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk
mengenali host. IP Address
Format Kelas D
Format
: 1110mmmm.mmmmmmm. mmmmmmm.
mmmmmmm
Bit pertama
: 1110
Bit multicast
: 28 bit
Byte inisial
: 224-247
Deskripsi
: Kelas D digunakan untuk keperluan IP
multicasting (RFC 1112)

3) Network Prefix
Yaitu cara pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain
Routing (CIDR) (network/mask). Istilah lain yang digunakan untuk
menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih
spesifik untuk menunjukan suatu network kelas B 167.205.xxx.xxx
digunakan: 167.205/18. Angka 18 merupakan notasi CIDR, yang berarti
netmask yang digunakan pada jaringan ini adalah 255.255.192.0 dengan
jumlah maksimum host pada jaringan sebanyak 16.382 node

4) Network Address
Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan
Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 167.205.9.35.
Tanpa memakai subnet (akan diterangkan kemudian), network address
dari host ini adalah 167.205.0.0. Address ini didapat dengan membuat
seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah

untuk menyederhanakan informasi routing pada internet. Router cukup


melihat network address (167.205) untuk menentukan ke router mana
datagram tersebut harus dikirimkan

5) Broadcast Address
Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus
diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti
diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP
Address dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut. Dengan
adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses datagram
tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu
host ingin mengirim datagram kepada seluruh host yang ada pada
networknya ? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi datagram
sebanyak jumlah host tujuan.

6) Subnetting
Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit
(subnet mask ) kepada IP Address. Struktur subnet mask sama dengan
struktur IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen.
Bit-bit dari IP Address yang ditutupi (masking) oleh bit-bit subnet mask
yang aktif dan bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit. Bit
1 pada subnet mask berarti mengaktifkan masking ( on ), sedangkan bit 0
tidak aktif ( off ). Sebagai contoh kasus, mari kita ambil satu IP Address
kelas A dengan nomor 44.132.1.20.

Figure 2Contoh Subnetting

2.5 Routing
2.5.1
1.

2.

3.

4.

2.5.2

Routing Statis
Siapkan Aplikasi Cisco Packet Tracer terlebih dahulu
Untuk mengkoneksikan peralatan yang berbeda, gunakan kabel Straight-through :
a. Router Switch
b. Router Hub
c. PC Switch
d. PC Hub
Untuk mengkoneksikan peralatan yang sama, gunakan kabel Cross-Over :
a. Router - Router
b. Router PC
c. Switch - Switch
d. Switch Hub
Ketentuan pemasangannya adalah :
Router ke router : Serial
Router ke switch : FastEthernet (boleh pake Ethernet tapi lebih cepat FastEthernet)
Switch ke PC : FastEthernet
Konektor yang warna merah menggunakan Serial DTE
Menyetting masing-masing PC sesuai dengan Network,Broadcast,Ip sesuai yg kita
inginkan
Routing Dinamis

Sebuah router yang memiliki dab membuat tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas
jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya.
1.

Pada saat menghubungkan serial, router 1dengan serial 2/0 dan 2 serial 2/0, hal ini harus
1 Jaringan namun harus berbeda hostnya dengan catatan harus membedakan IP kelasnya.
Saya setting seperti diatas agar mudah mengingatnya.

2.

Setelah selesai setting Router, Kini setting PC1, PC2, dan PC 3

3. Fastethernet ( Default Gateway) pada PC 1 Harus diisi dengan IP Fastethernet Router 1


karena PC 1 Terhubung secara langsung ke Router 1 . Begitupun PC 2 dengan Router 2 ,
PC3 dengan Router 3
4. Setelah selesai, kini tinggal Setting IP Route (RIP)
5. Pada RIP Versi-1, tidak mengenal dengan namanya subnet mask tapi nanti pada Versi-2
sudah mengenal Subnet Mask
6.

Network pada RIP diisi dengan IP Serial dan Fastethernet yang ada didalam router itu sendiri,
dengan Host Terkecil yaitu diisi dengan 0

3 Langkah Percobaan
1)
2)
3)
4)

Menentukan host/pengguna pada Switch di Router


Melakukan perhitugan prefik berdasarkan host/pengguna
Melakukan perhitungan Network,Broadcast,Subnet Mask berdasarkan host dan prefik
Membuat percobaan di sico paket tracer berupa PC,Switch,Router dll

5) Mengaplikasikan girungan pada host/pengguna pada setting di PC dan Router


berdasarkan perhitungan
6) Melakukan Routing berdasarkan Perhitungan yg telah dibuat
7) Melakukan Routing statis dan dinamis

4 Gambar Jaringan Topologi Partial Mesh

Figure 3 Gambar Jaringan Topologi Partial Mesh

5 Hasil Percobaan

5.1. Router 1 (Mawar)

Figure 4 Jaringan Router 1

Keterangan

Jaringan ini menggunakan Topologi Partial Mesh


Router 1 terhubung dengan Router 2 melalui port SE 2/0 menggunakan kabel serial dengan IP
addres 198.100.20.1 dan SE 2/0 menggunakan kabel serial dengan IP Address 198.100.20.1

Figure 5 Jaringan Antara Router ke switch

Figure 6 Ip yg terdapat di Router 1 (Mawar)

Keterangan

Router 0 port FA 0/0 dengan IP gateway adalah 198.100.20.1


Router 0 port FA 0/0 dengan IP address adalah 198.100.20.1/24
Router 0 dengan Switch terhubung dengan kabel Straight-Through begitu juga PC dengan
Switch menggunakan kabel Straight-Through.
5.1.1.1
Antara router 1 dengan switch 1 (Fast Ethernet 0/0)
1) Jumlah Host
:40 Host
2) IP Address
:198.100.20.1
3) 2n>= 40
4) 26 = 64
5) Jumlah bit 0
:6
6) Prefix
: /24

7) Hitungan
IP Address
subnet mask
Biner
Net ID
BC

: 198.100.20.1
: 11111111 11111111 11111111 00000000
: 11000110 01100100 00010100 00000001
: 11000110 01100100 00010100 00000000
198
100
20
0
: 11000110.01100100.00010100 .11111111

Host Range

198
100
20
: 198.100.20.1 s/d 198.100.20.253

Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask
Gateway

254

198.100.20.1
198.100.20.1
198.100.20.253
198.100.20.255
255.255.255.0
198.100.20.1

Table 1 Tabel Antara Router 1 dengan Switch 1

5.1.1.2
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Antara router 1
Jumlah Host
IP Address
2n >= 2+2
22 = 2
Jumlah bit 0
Prefix
Hitungan
IP Address
subnet mask
Biner
Net ID
BC
Host Range

Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask

dengan router 2 (Interface Serial 2/0 dan 3/0)


:2
: 200.50.10.1
:2
: /30
: 200.50.10.1
: 11111111 11111111 11111111 11111100
: 11001000 00110010 00001010 00000001
: 11000100 00110010 00001010 00000000
200
50
10
0
: 11000100 00110010 00001010 00000011
200
50
10
3
: 200.50.10.1-200.50.10.2

200.50.10.0
200.50.10.1
200.50.10.2
200.50.10.3
255.255.255.252

Table 2 Antara Router 1 dengan Router 2

5.1.1.3
Antara router 1 dengan router 5 (Interface Serial 3/0 dan 6/0)
1) Jumlah Host
: 2 Host
2) IP Address
: 200.50.50.2
3) 2n>= 2

4)
5)
6)
7)

21= 2
Jumlah bit 0
Prefix
Hitungan
IP Address
subnet mask
Biner
Net ID
BC
Host Ring
Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask

:2
: /30
: 200.50.50.2
: 11111111 11111111 11111111 11111100
: 11001000 00110010 00110010 00000010
: 11010100 00110010 00110010 00000000
200
50
50
0
: 11010100 00110010 00110010 00000011
200
50
50
3
: 200.50.50.1 s/d 200.50.50.2
200.50.50.0
200.50.50.1
200.50.50.2
200.50.50.3
255.255.255.252

Table 3 Antara Router 1 dengan Router 5

5.2. Router 2 (Tulip)

Figure 7 Jaringan di Router 2 (Router Tulip)

Keterangan

Jaringan ini menggunakan Topologi Partial Mesh


Router 0 terhubung dengan Router 1 melalui port SE 2/0 menggunakan kabel serial dengan IP
addres 200.50.60.1 dan SE 3/0 menggunakan kabel serial dengan IP 7 Address 200.50.60.2.
Router 1 terhubung dengan Router 2 melalui port SE 2/0 menggunakan kabel serial IP addres
200.50.60.2 dan SE 2/0 menggunakan kabel serial dengan IP Address 200.50.70.1

Figure 8 Jaringan antara Router Tulip dengan switch 1

Keterangan

Router 1 port FA 0/0 dengan IP gateway adalah 200.25.70.1


Router 1 port FA 7/1 dengan IP address adalah 200.25.70.1/25
Router 1 dengan Switch terhubung dengan kabel Straight-Through begitu juga PC dengan
Switch menggunakan kabel Straight-Through.

Figure 9 Jaringan antara Router Vanilla dengan Router Tulip

Keterangan :

Jaringan ini menggunakan Topologi Partial Mesh.

Router 5 terhubung dengan Router 2 melalui port SE 2/0 menggunakan kabel serial IP
addres 200.50.60.1 dan SE 6/0 menggunakan kabel serial dengan IP Address 200.50.60.2

Figure 10 Semua IP yang Terdapat di Router Tulip

Antara Router 2 dengan Router 5 (Interface Serial 2/0 dan 6/0)


1) Jumlah Host
:2
2) IP Address
: 200.50.60.2
3) 2n >= 2+2
4) 22 = 2
5) Jumlah bit 0
:2
6) Prefix
: /30
7) Hitungan
IP Address
: 200.50.60.2
subnet mask
: 11111111 11111111 11111111 11111100
Biner
: 11001000 00110010 00111100 00000010
Net ID
: 11000100 00110010 00111100 00000000
200
50
60
0

BC
Host Range

Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask

: 11000100 00110010 00111100 00000011


200
50
60
3
: 200.50.60.1-200.50.60.2

200.50.60.0
200.50.60.1
200.50.60.2
200.50.60.3
255.255.255.252

Table 4 Perhitungan Router 2 dengan Router 5

Antara router 2 dengan router 1 (Interface Serial 2/0 dan 2/0)


8) Jumlah Host
:2
9) IP Address
: 200.50.10.2
10) 2n >= 2+2
11) 22 = 2
12) Jumlah bit 0
:2
13) Prefix
: /30
14) Hitungan
IP Address
: 200.50.10.2
subnet mask
: 11111111 11111111 11111111 11111100
Biner
: 11001000 00110010 00001010 00000010
Net ID
: 11000100 00110010 00001010 00000000
200
50
10
0
BC
: 11000100 00110010 00111100 00000011
200
50
10
3
Host Range
: 200.50.60.1-200.50.60.2

Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask

200.50.10.0
200.50.10.1
200.50.10.2
200.50.10.3
255.255.255.252

Table 5 Perhitungan antara Router 1 dengan Router 2

Antara router 2 dengan switch 1 (Fast Ethernet 3/0)


1) Jumlah Host
: 80 Host
2) IP Address
: 200.25.70.1
3) 2n>= 80
4) 28= 82
5) Jumlah bit 0
:7
6) Prefix
: /25
7) Hitungan
IP Address
: 200.25.70.1
subnet mask
: 11111111 11111111 11111111 10000000

Biner
Net ID
BC
Host Ring
Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask
Gateway

: 11001000 00011001 01000110 00000001


: 11010100 01010000 01001011 00000000
200
25
70
0
: 11010100 01010000 01001011 01111111
200
25
70
127
: 200.25.70.1s/d 200.25.70.126
200.25.70.0
200.25.70.1
200.25.70.126
200.25.70.127
255.255.255.128
200.25.70.1

Table 6 Perhitungan antara Router 2 dengan Switch 1

Antara router 2 dengan router 3 (Interface Serial 2/0 dan 3/0)


1) Jumlah Host
: 80 Host
2) IP Address
: 200.50.20.1
3) 2n>=2
4) 21= 2
5) Jumlah bit 0
:2
6) Prefix
: /30
7) Hitungan
IP Address
: 200.50.20.1
subnet mask
: 11111111 11111111 11111111 10000000
Biner
: 11001000 00110010 00010100 00000001
Net ID
: 11010100 00110010 00010100 00000000
200
50
20
0
BC
: 11010100 00110010 00010100 01111111
200
25
70
127
Host Ring
: 200.25.70.1s/d 200.25.70.126

Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask
Table 7 Perhitungan antara Router 2 dengan Router 3

200.50.20.0
200.50.20.1
200.50.20.2
200.50.20.3
255.255.255.252

5.3. Router 3 (Sakura)

Figure 11 Jaringan di Router Sakura

Keterangan

Jaringan ini menggunakan Topologi Partial Mesh


Router 2 terhubung dengan Router 3 melalui port SE 3/0 menggunakan kabel serial IP address
200.50.70.1 dan SE 2/0 menggunakan kabel serial dengan IP Address 200.50.70.2
Router 3 terhubung dengan Router 4 melalui port SE 2/0 menggunakan kabel serial IP addres
200.50.10.1dan SE 3/0 menggunakan kabel serial dengan IP Address 200.50.10.1

Figure 12 Jaringan anara Router Sakura dengan Switch 1

Keterangan

Jaringan ini menggunakan Topologi Partial Mesh

Router 2 terhubung dengan Switch 1 melalui port Fast Ethernet 0/0 menggunakan kabel serial
IP address 200.15.82.1/20 dan Fast Ethernet 2/1 menggunakan kabel serial dengan IP Address
200.15.82.1

Figure 13 Semua IP yg ada di Router Sakura

Antara router 2 dengan router 3 (Interface Serial 2/0 dan 3/0)


1) Jumlah Host
: 80 Host
2) IP Address
: 200.50.20.1
3) 2n>=2
4) 21= 2
5) Jumlah bit 0
:2
6) Prefix
: /30
7) Hitungan
IP Address
: 200.50.20.1
subnet mask
: 11111111 11111111 11111111 10000000
Biner
: 11001000 00110010 00010100 00000001

Net ID
BC
Host Ring

Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask

: 11010100 00110010 00010100 00000000


200
50
20
0
: 11010100 00110010 00010100 01111111
200
25
70
127
: 200.25.70.1s/d 200.25.70.126

200.50.20.0
200.50.20.1
200.50.20.2
200.50.20.3
255.255.255.252

Table 8 Perhitungan antara Router 3 dengan Router 2

Antara router 3 dengan switch (Fast Ethernet 0/0 dan 2/1)


1) Jumlah Host
: 4000
2) IP Address
: 200.15.82.1
n
3) 2 >= 2+4000
4) 212 = 4002
5) Jumlah bit 0
: 12
6) Prefix
: /20
7) Hitungan
IP Address
: 200.15.82.1
subnet mask
: 11111111 11111111 11110000 00000000
Biner
: 11001000 00001111 01010010 00000001
Net ID
: 11000100 00001111 01010000 00000000
200
15
80
0
BC
: 11000100 00001111 01011111 11111111
200
15
95
255
Host Range
: 200.15.80.1-200.15.95.254
Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask
Gateway

200.15.82.0
200.15.80.1
200.15.95.254
200.15.95.255
255.255.240.0
200.15.82.1

Table 9 Perhitungan antara Router 3 dengan Switch 1

Antara router 3 dengan router 4 (Interface Serial 2/0 dan 3/0)


1) Jumlah Host
: 2 Host
2) IP Address
: 200.50.30.1
3) 2n>= 2
4) 21= 2
5) Jumlah bit 0
:2
6) Prefix
: /30
7) Hitungan
IP Address
: 200.50.30.1
subnet mask
: 11111111 11111111 11111111 11111100

Biner
Net ID
BC
Host Ring
Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask

: 11001000 00110010 00011110 00000001


: 11010100 00110010 00011110 00000000
200
50
30
0
: 11010100 00110010 00011110 00000011
200
50
30
3
: 200.50.30.1 s/d 200.50.30.2
200.50.30.0
200.50.30.1
200.50.30.2
200.50.30.3
255.255.255.252

Table 10 Perhitungan antara Router 3 dengan router 4

5.1.1.4

Antara Router 3 dengan Router 5 (Interface Serial 3/0 dan 6/0)


1) Jumlah Host
: 2 Host
2) IP Address
: 200.50.70.2
3) 2n>= 2
4) 21= 2
5) Jumlah bit 0
:2
6) Prefix
: /30
7) Hitungan
IP Address
: 200.50.70.2
subnet mask
: 11111111 11111111 11111111 11111100
Biner
: 11001000 00110010 01000110 00000010
Net ID
: 11010100 00110010 01000110 00000000
200
50
70
0
BC
: 11010100 00110010 01000110 00000011
200
50
70
3
Host Ring
: 200.50.70.1 s/d 200.50.70.2

Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask
Table 11 Perhitungan antara Router 3 dengan Router 5

200.50.70.0
200.50.70.1
200.50.70.2
200.50.70.3
255.255.255.252

5.4. Router 4(Lili)

Figure 14 Jaringan di Router Lili

Keterangan

Jaringan ini menggunakan Topologi Partial Mesh.


Router 4 terhubung dengan Router 3 melalui port SE 3/0 menggunakan kabel serial IP
addres 200.50.10.1 dan SE 2/0 menggunakan kabel serial dengan IP Address 200.50.10.2
Router 4 terhubung dengan Router 5 melalui port SE 3/0 menggunakan kabel serial IP
addres 200.50.20.1 dan SE 7/0 menggunakan kabel serial dengan IP Address 200.50.20.2

Figure 15 Jaringan antara Router Lili dengan Switch 1

Keterangan

Router 3 port FA 0/0 dengan IP gateway adalah 210.11.50.8


Router 3 port FA 0/0 dengan IP address adalah 210.11.50.8
Router 3 dengan Switch terhubung dengan kabel Straight-Through begitu juga PC dengan
Switch menggunakan kabel Straight-Through.

Figure 16 Semua IP yg ada di Router Lili

Antara router 4 dengan router 3 (Interface Serial 2/0mdan 3/0)


1) Jumlah Host
: 2 Host
2) IP Address
: 200.50.30.2
n
3) 2 >= 2
4) 21= 2
5) Jumlah bit 0
:2
6) Prefix
: /30
7) Hitungan
IP Address
: 200.50.30.2
subnet mask
: 11111111 11111111 11111111 11111100
Biner
: 11001000 00110010 00011110 00000001
Net ID
: 11010100 00110010 00011110 00000000
200
50
30
0
BC
: 11010100 00110010 00011110 00000011
200
50
30
3
Host Ring
: 200.50.30.1 s/d 200.50.30.2

Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask

200.50.30.0
200.50.30.1
200.50.30.2
200.50.30.3
255.255.255.252

Table 12 Perhitungan antara Router 4 dengan Router 3

Antara router 4 dengan switch 1 (Fast Ethernet 0/0)


1) Jumlah Host
: 4000
2) IP Address
: 210.11.50.8
3) 2n >= 4000
4) 212 = 4096
5) Jumlah bit 0
:8
6) Prefix
: /20
7) Hitungan
IP Address
: 210.11.50.8
subnet mask
: 11111111 11111111 11110000 00000000
Biner
: 11010010 00001011 00110010 00001000
Net ID
: 11010010 00001011 00110010 00000000
210
11
48
0
BC
: 11010010 00001011 00111111 11111111
210
11
63
255
Host Ring
: 210.11.48.1 s/d 210.11.63.254
Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask
Gateway

210.11.48.0
210.11.48.1
210.11.63.254
210.11.63.255
255.255.240.0
210.11.50.8

Table 13 Perhitungan antara Router 4 dengan Switch 1

Antara router 4 dengan router 5 (Interface Serial 3/0 dan 7/0)


1) Jumlah Host
: 2 Host
2) IP Address
: 200.50.40.1
3) 2n>= 2
4) 21= 2
5) Jumlah bit 0
:2
6) Prefix
: /30
7) Hitungan
IP Address
: 200.50.40.1
subnet mask
: 11111111 11111111 11111111 11111100
Biner
: 11001000 00110010 00101000 00000001
Net ID
: 11010100 00110010 00101000 00000000
200
50
40
0
BC
: 11010100 00110010 00101000 00000011
200
50
40
3
Host Ring
: 200.50.40.1 s/d 200.50.40.2

Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask

200.50.40.0
200.50.40.1
200.50.40.2
200.50.40.3
255.255.255.252

Table 14 Perhitungan antara Router 5 dengan Router 1

Router 5 (Vanilla)

Figure 17 Jaringan di Router Vanilla dengan Router Lili

Keterangan

Jaringan ini menggunakan Topologi Partial Mesh .


Router 4 terhubung dengan Router 5 melalui port SE 3/0 menggunakan kabel serial IP
addres 200.50.40.1 dan SE 7/0 menggunakan kabel serial dengan IP Address 200.50.40.2

Figure 18 Jaringan antara Router Vanilla denagn switch 1

Keterangan

Router 5 port FA 0/0 dengan IP gateway adalah 210.100.40.2


Router 5 port FA 0/0 dengan IP address adalah 210.100.40.2

Router 5 dengan Switch terhubung dengan kabel Straight-Through begitu juga PC dengan
Switch menggunakan kabel Straight-Through.

Figure 19 Jaringan antara Router vanilla dengan Router Mawar

Keterangan :

Jaringan ini menggunakan Topologi Partial Mesh.


Router 5 terhubung dengan Router 1 melalui port SE 6/0 menggunakan kabel serial IP
addres 200.50.50.1 dan SE 3/0 menggunakan kabel serial dengan IP Address 200.50.50.2

Figure 20 Jaringan antara Router Vanilla dengan Router Tulip

Keterangan :

Jaringan ini menggunakan Topologi Partial Mesh.


Router 5 terhubung dengan Router 2 melalui port SE 2/0 menggunakan kabel serial IP

addres 200.50.60.1 dan SE 6/0 menggunakan kabel serial dengan IP Address 200.50.60.2

Figure 21 Jaringan antara Router Vanilla dengan Router Sakura

Keterangan

Jaringan ini menggunakan Topologi Partial Mesh.


Router 5 terhubung dengan Router 3 melalui port SE 3/0 menggunakan kabel serial IP
addres 200.50.70.1 dan SE 6/0 menggunakan kabel serial dengan IP Address 200.50.70.2

Figure 22 Jaringan antara Router Vanilla dengan Router Lili

Keterangan

Jaringan ini menggunakan Topologi Partial Mesh.


Router 5 terhubung dengan Router 3 melalui port SE 7/0 menggunakan kabel serial IP

addres 200.50.40.2 dan SE 3/0 menggunakan kabel serial dengan IP Address 200.50.40.1

Figure 23 Semua IP yg terdapat di Router Vanilla

5.1.1.5

Antara Router 5 dengan Router 4 (Interface Serial 7/0 dan 3/0)


1) Jumlah Host
: 2 Host
2) IP Address
: 200.50.40.2
3) 2n>= 2
4) 21= 2
5) Jumlah bit 0
:2
6) Prefix
: /30
7) Hitungan
IP Address
: 200.50.40.2
subnet mask
: 11111111 11111111 11111111 11111100
Biner
: 11001000 00110010 00101000 00000001
Net ID
: 11010100 00110010 00101000 00000000
200
50
40
0
BC
: 11010100 00110010 00101000 00000011
200
50
40
3
Host Ring
: 200.50.40.1 s/d 200.50.40.2

Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask

200.50.40.0
200.50.40.1
200.50.40.2
200.50.40.3
255.255.255.252

Table 15 Antara Router 5 dengan Router 4

5.1.1.6

Antara Router 5 dengan Router 1 (Interface Serial 3/0 dan 6/0)


1) Jumlah Host
: 2 Host
2) IP Address
: 200.50.50.1
n
3) 2 >= 2
4) 21= 2
5) Jumlah bit 0
:2
6) Prefix
: /30
7) Hitungan
IP Address
: 200.50.50.1
subnet mask
: 11111111 11111111 11111111 11111100
Biner
: 11001000 00110010 00110010 00000001
Net ID
: 11010100 00110010 00110010 00000000
200
50
50
0
BC
: 11010100 00110010 00110010 00000011
200
50
50
3
Host Ring
: 200.50.50.1 s/d 200.50.50.2

Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask

200.50.50.0
200.50.50.1
200.50.50.2
200.50.50.3
255.255.255.252

Table 16 Antara Router 5 dengan Router 1

5.1.1.7

Antara Router 5 dengan Router 2 (Interface Serial 2/0 dan 6/0)


1) Jumlah Host
: 2 Host
2) IP Address
: 200.50.60.1
3) 2n>= 2
4) 21= 2
5) Jumlah bit 0
:2
6) Prefix
: /30
7) Hitungan
IP Address
: 200.50.50.1
subnet mask
: 11111111 11111111 11111111 11111100
Biner
: 11001000 00110010 00111100 00000001
Net ID
: 11010100 00110010 00111100 00000000
200
50
60
0
BC
: 11010100 00110010 00111100 00000011
200
50
60
3

Host Ring

Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask

: 200.50.60.1 s/d 200.50.60.2

200.50.60.0
200.50.60.1
200.50.60.2
200.50.60.3
255.255.255.252

Table 17 Antara Router 5 dengan Router 2

5.1.1.8

Antara Router 5 dengan Router 3 (Interface Serial 3/0 dan 6/0)


1) Jumlah Host
: 2 Host
2) IP Address
: 200.50.70.1
n
3) 2 >= 2
4) 21= 2
5) Jumlah bit 0
:2
6) Prefix
: /30
7) Hitungan
IP Address
: 200.50.50.1
subnet mask
: 11111111 11111111 11111111 11111100
Biner
: 11001000 00110010 01000110 00000001
Net ID
: 11010100 00110010 01000110 00000000
200
50
70
0
BC
: 11010100 00110010 01000110 00000011
200
50
70
3
Host Ring
: 200.50.70.1 s/d 200.50.70.2

Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask

200.50.70.0
200.50.70.1
200.50.70.2
200.50.70.3
255.255.255.252

Table 18 Antara Router 5 dengan Router 3

5.1.1.9

Antara Router 5 dengan switch 1 (Fast Ethernet 0/0 dan 0/1)


1) Jumlah Host
: 50 Host
2) IP Address
: 210.100.40.2
3) 2n>= 52
4) 26= 64
5) Jumlah bit 0
:8
6) Prefix
: /24
7) Hitungan
IP Address
: 210.100.40.2
subnet mask
: 11111111 11111111 11111111 11111100
Biner
: 11001000 00110010 01000110 00000001
Net ID
: 11010100 00110010 01000110 00000000

BC
Host Ring

Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask
Gateway

200
50
70
0
: 11010100 00110010 01000110 00000011
200
50
70
3
: 200.50.70.1 s/d 200.50.70.2

210.100.40.0
200.50.10.1
200.50.10.2
200.50.10.3
255.255.255.252
210.100.40.2

Table 19 Perhitungan antara Router 5 dengan Switch 1

2 Kesimpulan
Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan
lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari
jaringan komputer adalah:
Membagi sumber daya: contohnya berbagi pemakaian printer, CPU, memori, harddisk
Komunikasi: contohnya surat elektronik, instant messaging, chatting
Akses informasi: contohnya web browsing
Agar dapat mencapai tujuan yang sama, setiap bagian dari jaringan komputer meminta dan
memberikan layanan (service). Pihak yang meminta layanan disebut klien (client) dan yang
memberikan layanan disebut pelayan (server). Arsitektur ini disebut dengan sistem client-server,
dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.

6 References
Admin. (2013, 09 sunday). catatan teknisi. Retrieved from cara kerja router:
http://www.catatanteknisi.com/2011/05/pengertian-cara-kerja-router.html
Engkus, K. (2013, October 9). Networking. Retrieved from Pengertian, Karakteristik,
Kelebihan dan Kekurangan Topologi Mesh:
http://mypctutorel.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-karakteristik-kelebihandan_9.html
Handoyo, T. (2015, Oktober 10). Networking. Retrieved from Perbedaan Routing
Static dan Routing Dynamic: http://netmannetworking.blogspot.co.id/2015/10/perbedaan-routing-static-dan-routing.html
Media, J. (2015, November 01). Jaringan Komputer. Retrieved from Pengertian
Switch dan Fungsi Switch Pada Jaringan Komputer:
http://www.javanetmedia.com/2015/11/pengertian-dan-fungsi-switchjaringan-komputer.html
Oferia. (2012, 11 30). Magazine. Retrieved from Pengertian dan Perbedaan IPv4 dan
IPv6: https://oferiachacha.blogspot.co.id/2012/11/asal-usulku_2285.html

Anda mungkin juga menyukai