Anda di halaman 1dari 42

MODUL PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER

S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
TELKOM UNIVERSITY

COMPUTER AND COMMUNICATION LABORATORY | Bandung 2014

SUSUNAN ORGANISASI :
LABORATORIUM COMPUTER AND COMMUNICATION

Pembina Lab Muhammad Iqbal, ST.,MT

Koordinator Asisten Lab Radiv Herdian Talan

Divisi Administrasi: 1. Ranggi Sistama 2. Ade Muria Mukarromah 3. Wanda Khansa Fadhilah

Divisi Praktikum: 1. Muhammad Najiburahman 2. Bimo Dwien Prabowo

Divisi Riset: Divisi Hardware: 1. Yosefariko 1. Ryan Danny 2. Satria Geusan 3. Paliwan 4. Vebby Riza Fransiska 5. Muhammad Salman 6. Bhakti Al Akbar 7. Cyndita Zahra 8. Nur Santo

3. M. Rizal Effendi
4. Aditya Alif Wicaksono 5. Fitriana Istiqomah 6. Dicki Prima Yudha

2. Fadhlan Putra
3. Isna Khoirur Rijal 4. Ramadhan Wiedjaya Prakosa

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

MODUL I PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER


1. Tujuan Praktikum
Praktikan dapat mengerti definisi jaringan komputer Praktikan dapat menjelaskan konsep layer OSI dan TCP/IP Praktikan mengetahui dan mengerti pengalamatan IP Address

2. Pendahuluan 2.1 Jaringan Komputer


Jaringan Komputer adalah sekumpulan komputer yang terhubung satu dengan yang lain melalui media perantara. Komunikasi antarkomputer dari vendor yang berbeda akan dapat terjalin jika menggunakan protokol yang sama. Protokol adalah sekumpulan aturan mengenai pertukaran atau bahasa untuk mempermudah pengertian, penggunaan, desain dan adanya keseragaman di antara pembuat perangkat jaringan. Sedangkan standar adalah rule yang telah disepakati untuk diaplikasikan. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu referensi yang dapat disepakati bersama. Sebuah model arsitektural dikenal sebagai OSI (Open System Interconnection) yang dibuat oleh ISO (International Standard Organization) digunakan untuk menerangkan struktur dan fungsi protokol komunikasi data.

a.

Model OSI
OSI Layer merupakan sebuah model arsitektural jaringan yang merupakan standar dalam komunikasi data agar antar sistem yang berbeda

pengembang/vendor dapat saling berkomunikasi. OSI Layer memiliki sifat modularity yang artinya dapat melakukan swap atau bongkar pasang teknologi di suatu layer tanpa mempengaruhi layer lainnya, contohnya seperti pertukaran protokol yang digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer 2

Model OSI terdiri dari 7 layer yang masing-masing mempunyai fungsi spesifik dalam sebuah jaringan dengan tujuan mempermudah pelaksanaan standard secara praktis dan fleksibilitas perubahan salah satu layer tidak mempengaruhi perubahan layer lain.

Gambar 2.1 OSI Layer

b.

Model TCP/IP
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standard

komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukarmenukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protocol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suit). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam
Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer 3

bentuk perangkat lunak (software) di system operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack

Gambar 2.2 TCP/IP Layer

c.
i.

Internet Protocol Version 4


Classfull Ipv4 classfull adalah Ip yang sudah terbagi bagi menjadi beberapa kelas dengan masing-masing subnet mask dari tiap kelas sudah diset default. Subnetting tidak bisa dilakukan pada IP address classfull. Kelas IP A B C Octet pertama 0-126 128-191 192-223 Subnet Mask 255.0.0.0 255.255.0.0 255.255.255.0
4

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

D (multicast) E (reserved) ii. Classless

224-239 240-255

Pada Ipv4 classless,Subnetting dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan, sehingga Ipv4 classless ini lebih fleksible dan effisien. Namun ada beberapa alamat IP yang tidak bisa dijadikan alamat host. Kelas A B C Range 10.0.0.0 - 10.255.255.255 172.16.0.0 - 172.31.255.255 192.168.0.0- 192.168.255.255

d.
i.

Subnetting IPv4
Analogi Subnetting Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.

Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta
Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer 5

setiap gang memiliki suatu ketua sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:

Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut. Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan gambar kedua.Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS. Lalu apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca Lalu apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya secara efisien. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang dapat dipahami sebagai jaringan dengan

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang).

e.

Penghitungan Subnetting
Setelah memahami konsep dari subnetting, akan dibahas lagi mengenai perhitungan subnetting.Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast. Penulisan IP pada umumnya ditulis dengan format 192.168.100.123, tapi adakalanya penulisan IP tersebut ditambah dengan prefix (/).Contohnya 192.168.100.123/24.Arti dari /24 ini adalah memberikan informasi bahwa IP 192.168.100.123 memiliki subnet mask 255.255.255.0 .Hal ini bisa kita dapatkan dari /24 tersebut yang mempunyai arti bahwa biner 1 pada subnet mask nya berjumlah 24, dengan kata lain subnet mask nya

11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).Konsep ini disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing). Subnetting apa yang akan terjadi pada IP address dengan Network ID 192.168.1.0/26 ? Analisa : 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192). Seperti yang telah dibahas tadi, bahwa pertanyaan tentang subnetting tidak akan terlepas dari 4 hal yaitu : 1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet. 2. Jumlah Host per Subnet = 2y 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 2 = 62 host.

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

3. Blok Subnet = 256 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192. 4. Untuk alamat Host dan Broadcast yang valid nya lebih baik dibuat tabel seperti berikut sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya :

f.

IPv6
Dalam arsitektur pengalamatannya alamat IPv6 mempunyai ukuran 128 bits yang artinya kira-kira berjumlah 2^128 atau kira-kira 3,4 x 10^38 alamat. Namun perhitungan teori ini tidaklah sepenuhnya akurat karena adanya hirarki routing dan kenyataan bahwa pada akhirnya nanti sebuah alamat akan didelegasikan sebagai blok yang bersambung dan bukan sebagai tiap-tiap satuan alamat. Alamat IPv6 tersebut kira-kira akan terpotong setengahnya. Tidak akan pernah ada subnet yang memiliki 64 bit alamat signifikan atau lebih. Dari 128 bit tersebut hanya akan digunakan 64 bit untuk routing global dan internal yang disebut sebagai routing prefix. Sisa 64 bit dari alamatlah yang akan menunjukkan sebuah host pada suatu subnet yang disebut sebagai host identifier atau host id. Alamat ini bisa direpresentasikan menjadi 8 segmen bilangan 16 bit dalam bilangan heksa antara 00000 s.d 0xffff misal : 2001:d30:3:242:0000:0000:0000:1 ff02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0002 fe80:0000:0000:0000:02aa:00ff:fe9a:4ca2

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

Untuk penyederhanaan bisa dituliskan sebagai berikut : 2001:d30:3:242:0:0:0:1 ff02:0:0:0:0:0:0:2 fe80:0:0:0:2aa:ff:fe9a:4ca2 setelah dikompres : 2001:d30:3:242::1 ff02::2 fe80::2aa:ff:fe9a:4ca2

Untuk pendelegasian ke subnet biasanya akan dinyatakan dalam blok alamat yang dituliskan dalam blok alamat dengan panjang prefix tertentu dengan notasi CIDR seperti misalnya : 2001:d30:3:240::/64 Alamat IPv6 ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu : a) Alamat Unicast Global Unicast, merupakan alamat dengan skup global dan unik sehingga bisa di-rute-kan di Internet. Alamat ini menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara

dua host dalam sebuah jaringan. Selain global unicast, IPv6 juga mempunyai alamat local unicast dengan skup terbatas pada link lokal. Beberapa tipe alamat unicast IPv6 ini antara lain : Aggregatable Global Unicast Addressess Sering disebut sebagai alamat global, mirip dengan alamat publik pada IPv4 dan alamat ini ditandai dengan prefix 001.Alamat ini bisa dirutekan dan dijangkau secara global dari alamat IPv6 di Internet.Dinamakan aggregatable karena memang didesain untuk

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

bisa diaggregasi dan diringkas (aggregation dan summarization) untuk menghasilkan infrastruktur routing yang efisien. IANA telah mulai mengalokasikan blok alamat pertama untuk alamat global ini yaitu 2001::/16. Menurut kebijakan IANA setiap end-site seharusnya diberikan blok alamat IPv6 dengan panjang prefix /48. Link-local Addresses Alamat ini digunakan untuk berkomunikasi dalam skup link lokal yaitu pada link yang sama (misal jaringan flat tanpa router). Router tidak akan melewatkan trafik dari alamat-alamat ini keluar link. Host-host yang berada di dalam subnet yang sama akan menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat berkomunikasi. Alamat ini ditandai dengan prefix 1111 1110 10 atau FE80::/10. Alamat ini akan selalu diawali FE80 dan menggunakan prefix FE80::/64 dengan 64 bit selanjutnya adalah interface id. Alamat link local ini dikonfigurasikan melalui IPv6 autoconfiguration. Site-Local Addresses Alamat ini mirip dengan alamat private pada IPv4 yang dalam teknologi IPv6 digunakan dalam skup site dan ditandai dengan prefix 1111 1110 11 atau FEC0::/10. Alamat ini akan selalu diawali dengan FEC0. Karena sifatnya yang ambigu dan sulitnya pendefisinian baku dari skup site maka alamat ini dihapuskan penggunaanya. Special Addresses Ada dua jenis alamat spesial pada IPv6, yaitu: a. Alamat yang tidak dispesifikkan (unspecified address) Alamat yang belum ditentukan oleh seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta alamat. Sering disebut all-zeros-address karena memang
Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer 10

bernilai 0:0:0:0:0:0:0:0 atau bisa dituliskan ::. Alamat ini sama dengan 0.0.0.0 di alamat IPv4. Alamat ini tidak boleh dikonfigurasikan pada interface dan tidak boleh menjadi tujuan rute. b. Alamat loopback Jika alamat loopback pada IPv4 adalah 127.0.0.1 maka pada IPv6 dalah 0:0:0:0:0:0:0:1 atau bisa diringkas menjadi ::1. Alamat ini tidak boleh dikonfigurasikan pada interface. Compatibility Addresses Alamat ini dibuat untuk mempermudah migrasi dan masa transisi dari IPv4 ke IPv6. Beberapa alamat ini antara lain : a. Alamat IPv4-compatible b. Alamat IPv4-mapped c. Alamat 6over4 d. Alamat 6to4 e. Alamat ISATAP NSAP Addresses Adalah alamat yang digunakan untuk penterjemahan alamat Open System Interconnect (OSI) NSAP ke alamat IPv6. Alamat IPv6 ini ditandai dengan prefix 0000001 dan 121 sisanya adalah alamat NSAP.

b) Alamat Anycast Alamat ini lebih menunjuk kepada fungsi layanan daripada alamat. Alamat anycast sama seperti alamat unicast IPv6 biasa (telah ditentukan dalam standar) dengan tambahan fitur bahwa router akan selalu merutekan ke tujuan yang terdekat atau lebih tepatnya terbaik sesuai yang telah dikonfigurasikan.

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

11

c) Alamat Multicast Seperti halnya pada IPv4 pada IPv6 alamat ini menunjukkan sekumpulan piranti dalam grup multicast. Alamat ini untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam

komunikasi one-to-many. Jadi alamat ini hanya akan muncul sebagai alamat tujuan, tidak akan pernah sebagai alamat asal. Jika paket dikirimkan ke alamat ini maka semua anggota grup akan memprosesnya.

Berikut ini perbandingan antara IPv4 dengan IPv6 :

IPv4 Panjangalamat 32 bit (4 bytes) Dikonfigurasi secara manual atau DHCP IPv4

IPv6 Panjangalamat 128 bit (16 bytes) Tidak harus dikonfigurasi secara manual, bisa menggunakan address autoconfiguration.

Dukungan terhadap IPSec opsional Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan pada router, menurunkan kinerja router. Tidak mensyaratkan ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte. Checksum termasuk pada header. Header mengandung option.

Dukungan terhadap IPSec dibutuhkan Fragmentasi dilakukan hanya oleh pengirim Paket link-layer harus mendukung ukuran paket 1280 byte dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 1500 byte Checksum tidak termasuk pada header. Data opsional dimasukkan seluruhnya ke dalam extensions header.

Menggunakan ARP Request secara broadcast untuk menterjemahkan alamat

ARP Request telah digantikan oleh Neighbor Solitcitation secara multicast.

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

12

IPv4 ke alamat link-layer. Untuk mengelola keanggotaan grup pada subnet lokal digunakan Internet Group Management Protocol (IGMP). Performa routing menurun seiring dengan membesarnya ukuran tabel routing. Dengan proses routing yang jauh lebih efisien dari pendahulunya, IPv6 memiliki kemampuan untuk mengelola tabel IGMP telah digantikan fungsinya oleh Multicast Listener Discovery (MLD).

routing yang besar.

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

13

MODUL II
ROUTING
1. Tujuan
Memahami konsep Routing static dan Dinamik Mampu memahami perintah dasar routing pada perangkat router Dapat menggunakan routing dinamik dan static pada router Mengetahui perbedaan routing dinamik link state, dan distance vector

2. Dasar Teori

ROUTING

DYNAMIC

STATIC

LINK STATE

DISTANCE VECTOR

Routing adalah suatu mekanisme untuk menentukan suatu jalur terbaik untuk mencapai tujuan. Routing dilakukan pada Layer 3 ( Network ) dengan suatu perangkat Router . Terdapat beberapa parameter yang digunakan dalam menentukan suatu Routing, yaitu : Delay Bandwidth Link Utilization Stabilitas Router itu sendiri dapat berupa Hardware atau biasa dikenal dengan Dedicated Router, maupun Software yang biasanya disebut dengan PC Router . Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer 14

Dedicated Router Dedicated Router adalah suatu perangkat seperti halnya Komputer yang memiliki komponen-komponen dasar, namun memiliki fungsi khusus untuk routing

Seperti komputer, maka router membutuhkan operating system, yaitu IOS (Internetwork Operating System) untuk menjalankan file konfigurasinya yang berisikan instruksi dan parameter untuk proses routing. Cisco IOS mempunyai penerjemah perintah (command interpreter) yang disebut excecutive command (EXEC). Demi menjaga keamanan konfigurasi suatu router, EXEC dibagi atas dua level, yaitu :

User EXEC Mode Memberikan hak yang sangat terbatas Privelege EXEC Mode - Memiliki hak untuk melihat informasi secara mendetail, untuk menguji, dan mengatur penyimpanan file

PC Router PC router adalah router yang dibuat dari sebuah PC. PC router bisa dioperasikan karena adanya system operasi yang digunakan pada PC tersebut. Biasanya operating system yang digunakan adalah Linux

2.1 Static Routing


Suatu mekanisme routing yang dilakukan secara manual oleh seorang admin jaringan, admin yang menentukan kemana saja jalur-jalur yang akan digunakan suatu router dalam pengiriman paket. Static routing memiliki kelemahan, dimana saat terjadi Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer 15

down pada suatu link maka seorang admin harus mengatur kembali jalur yang harus dilalui. Berikut ini beberapa keuntungan penggunaan Static Routing : Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router Routing statis menambah keamanan, karena administrator dapat memilih untuk mengisikan akses routing ke jaringan tertentu saja.

Static Router Command ( Cisco Router )


Router (config)#ip route < Network ID Destination > < Subnet > < Jalur pilihan (Default Gateway) >

2.2 Dynamic Routing


Dynamic Routing merupakan mekanisme Routing dimana table routing berubah secara dinamik mengikuti kondisi suatu jaringan. Berbeda dengan Static Routing yang biasa digunakan untuk jaringan dengan skala yang kecil Dynamic Routing digunakan pada jaringan yang berskala besar. Pada Dynamic Routing terbagi menjadi 2 Routing Protocol, Distance Vector, dan Link State.

Perbandingan Distance Vector dan Link State Protocol

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

16

Contoh Routing Distance Vector dan Link State

RIP
Routing Information Protokol (RIP) adalah standard dasar dari protocol routing distance vector, Interior gateway.RIP menggunakan hop count untuk menentukan jalur terbaik diantara dua lokasi..Setiap paket melewati router maka dihitung 1 hop. Maximum yang dapat dijangkau oleh protokol routing RIP adalah 15 hop. RIP terdapat dua versi yaitu RIP versi 1 dengan RIP versi 2. Ada satu versi lagi, yaitu RIPng yang digunakan untuk RIP menggunakan Ipv6.

RIP versi 1 Hanya mendukung Classfull Broadcast based Tidak mendukung VLSM Tidak ada otentikasi

RIP versi 2 Mendukung Classfull dan Classless Menggunakan Multicast 224.0.0.9 Mendukung jaringan VLSM Memungkinkan otentikasi MD5

(password terenkripsi) Tidak mendukung jaringan yang tidak Mendukung jaringan yang tidak 17

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

berhubungan Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam update routing

berhubungan Info subnet dimasukkan dalam update routing

Setting RIP
RIPv1
Router(config)#router rip Router(config-router)#network <network address>

RIPv2
Router(config)#router rip Router(config-router)#version 2 Router(config-router)#no auto-summary Router(config-router)#network <network address>

OSPF
OSPF adalah suatu protocol routing yang handal dengan fasilitas least-cost routing, multipath routing dan load balancing. Penentuan jalur tercepat dan terbaik pada jaringan dihitung dengan metode algoritma Dijkstra. Pertama router menggunakan paket hello untuk mengindentifikasi informasi interface sekitarnya dan membangun adjacencies (hubungan untuk pertukaran update routing) dengan yang lain. Selanjutnya router memulai dengan fase ExStart, dengan mempertukarkan database inisial. Selanjutnya fase pertukaran ini masuk dalam pengiriman informasi routing pada

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

18

pembuatan jalur dan menerima acknowledgment (ack) yang diterima dari router baru. Selama fase loading, router baru mengkompilasi table routing.

Setting OSPF
Router(config)#router ospf <Process Number> Router(config-router)#network <net id> <wildcard> area <number>

EIGRP
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada CISCO, adalah routing protocol yang hanya diadopsi oleh router cisco. Oleh karena itu, EIGRP hanya bisa digunakan oleh sesama router cisco saja, dan tidak didukung oleh jenis router lain. EIGRP sering juga disebut sebagai hybrid-distance-vector routing protocol, karena cara kerjanya menggunakan dua tipe routing protocol yaitu Distance vector protocol dan Link State Protocol. Maksudnya, EIGRP sebenarnya merupakan Distance Vector protocol, tetapi prinsip kerjanya menggunakan links-states protocol, yaitu dengan mengirimkan semacam hello packet. EIGRP memiliki sistem pembangunan routing protocol dengan membuat sebuah algoritma yang digunakan untuk mengkalkulasi dan membangun sebuah routing table. Algoritma tersebut disebut DUAL. DUAL digunakan untuk memastikan jalur untuk sebuah network dengan diawali oleh DUAL mengirim query packet kepada network yang bersebrangan, maupun kepada router yang langsung terkoneksi dengannya. Selama mengirimkan query packet, setiap router akan melanjutkan untuk meneruskan query packet tersebut sampai sebuah router akan mengirimkan sebuah replay packet sebagai informasi bagaimana caranya untuk menuju ke sebuah jaringan tertentu. Dari replay packet yang diterima oleh router yang mengirimkan query packet, DUAL mengkalkulasi menggunakan delay, bandwidth, dan faktor-faktor lain untuk menentukan mana successor dan mana feasible successor. Successor akan menjadi jalur yan utama, yang paling dekat, dan paling efisien untuk menuju ke sebuah Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer 19

network yang dapat dijangkau oleh DUAL. Sedangkan Feasible successor adalah jalur cadangan yang digunakan ketika router tidak memilih jalur successornya. Tetapi penentuan feasible successor tidak harus dilakukan.

Setting EIGRP
Router(config)#router eigrp <Process Number> Router(config)#net <net id>

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

20

Prosedur Praktikum
Buka software Packet Tracer, lalu buatlah topologi seperti berikut ini,

Setting IP

Ini dilakukan di tiap Interface, di setiap Router Router0 Router>enable Router#config Router#configure ter Router#configure terminal Router(config)#int fa0/0 Router(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0 Router(config-if)#no sh Router(config-if)#exit Router(config)#int fa1/0 Router(config-if)#ip add 192.168.4.1 255.255.255.0 Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer 21

Router(config-if)#no sh Router(config-if)#exit Router(config)#int fa0/1 Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0 Router(config-if)#no sh

Sesuaikan dengan Interface masing-masing, karena dapat berbeda beda

Setting Static Routing Router0 Router#conf terminal Router(config)#ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.4.2 Router(config)#ip route 192.168.6.0 255.255.255.0 192.168.4.2 Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.4.2

Router1 Router#conf terminal Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.1

Router2 Router#conf terminal Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.4.1 Router(config)#ip route 192.168.6.0 255.255.255.0 192.168.5.2 Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.5.2

Router3 Router#conf terminal Router(config)#ip route 192.168.4.0 255.255.255.0 192.168.5.1 Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.6.1 Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.5.1 Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer 22

Prosedur Praktikum
1. RIP

Setting IP

Lakukan di tiap Interface, dan tiap Router Router4 Router>enable Router#conf t Router(config)#int fa0/0 Router(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0 Router(config-if)#no sh Router(config-if)#exit Router(config)#int fa0/1 Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0 Router(config-if)#no sh Router(config-if)#exit Router(config)#int se0/1/0 Router(config-if)#ip add 192.168.4.1 255.255.255.0 Router(config-if)#no sh Router(config-if)#exit

Setting RIP

Router0 Router#conf term Router(config)#router rip Router(config-router)#network 192.168.2.0 Router(config-router)#network 192.168.3.0

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

23

Router1 Router#conf t. Router(config)#router rip Router(config-router)#network 192.168.4.0 Router(config-router)#network 192.168.5.0 Router2 Router#conf t Router(config)#router rip Router(config-router)#network 192.168.5.0 Router(config-router)#network 192.168.6.0 Router3 Router#conf t Router(config)#router rip Router(config-router)#network 192.168.7.0 Router(config-router)#network 192.168.6.0 Router4 Router#conf t Router(config)#router rip Router(config-router)#network 192.168.1.0 Router(config-router)#network 192.168.2.0 Router(config-router)#network 192.168.4.0 Router5 Router#conf t Router(config)#router rip Router(config-router)#network 192.168.3.0 Router(config-router)#network 192.168.7.0 Router(config-router)#network 192.168.8.0

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

24

2.

OSPF

Setting OSPF Router0 Router#conf t Router(config)#router ospf 100 Router(config-router)#network 192.168.10.0 0.0.0.255 area 1 Router(config-router)#network 192.168.20.0 0.0.0.255 area 0 Router(config-router)#network 192.168.50.0 0.0.0.255 area 0 Router1 Router#conf t Router(config)#router ospf 100 Router(config-router)#network 192.168.40.0 0.0.0.255 area 0 Router(config-router)#network 192.168.20.0 0.0.0.255 area 0 Router(config-router)#network 192.168.30.0 0.0.0.255 area 0

Router2 Router#conf t Router(config)#router ospf 100 Router(config-router)#network 192.168.40.0 0.0.0.255 area 0 Router(config-router)#network 192.168.70.0 0.0.0.255 area 2 Router(config-router)#network 192.168.60.0 0.0.0.255 area 0

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

25

Router3 Router#conf t Router(config)#router ospf 100 Router(config-router)#network 192.168.30.0 0.0.0.255 area 0 Router(config-router)#network 192.168.60.0 0.0.0.255 area 0 Router(config-router)#network 192.168.50.0 0.0.0.255 area 0

3.

EIGRP

Setting EIGRP

Router0 Router#conf t Router(config)#router eigrp 100 Router(config-router)#network 192.168.10.0 Router(config-router)#network 192.168.20.0 Router(config-router)#network 192.168.50.0 Router1 Router#conf t Router(config)#router eigrp 100 Router(config-router)#network 192.168.20.0 Router(config-router)#network 192.168.30.0 Router(config-router)#network 192.168.40.0

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

26

Router2 Router#conf t Router(config)#router eigrp 100 Router(config-router)#network 192.168.40.0 Router(config-router)#network 192.168.60.0 Router(config-router)#network 192.168.70.0

Router3 Router#conf t Router(config)#router eigrp 100 Router(config-router)#network 192.168.30.0 Router(config-router)#network 192.168.50.0 Router(config-router)#network 192.168.60.0

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

27

MODUL III
VLAN
1. Tujuan praktikum
Praktikan mengetahui konsep dasar VLAN Praktikan dapat melakukan konfigurasi VLAN

2.

Pendahuluan
Salah satu masalah yang dihadapioleh LAN (tradisional) adalah tidak adanya mekanisme pengaturan yang fleksibel. Administrator akan sulit mengelompokkan masing-masing host berdasarkan kategori tertentu. Seperti mengelompokkan beberapa host berdasarkan kelompok kerja, departemen, apalagi jika ukuran LAN sudah cukup besar, misalkan sebesar kampus atau lebih besar lagi. Dimana masingmasing host berada di tempat yang cukup jauh. Akan sulit membuat kelompok berdasarkan kategori tertentu jika lokasi host terpencar atau berjauhan. VLAN kita dapat mengelompokkan beberapa host yang berada di beberapa gedung menjadi beberapa kelompok, misal kelompok dosen, kelompok mahasiswa, kelompok administrasi, dll.

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

28

2.1 Keuntungan penggunaan VLAN antara lain: 1. Security keamanan data dari setiap divisi dapat dibuat tersendiri, karena segmennya bisa dipisah secara logika. Lalu lintas data dibatasi segmennya. 2. Cost reduction penghematan dari penggunaan bandwidth yang ada dan dari upgrade perluasan network yang bisa jadi mahal. 3. Higher performance pembagian jaringan layer 2 ke dalam beberapa kelompok broadcast domain yang lebih kecil, yang tentunya akan mengurangi lalu lintas packet yang tidak dibutuhkan dalam jaringan. 4. Broadcast storm mitigation pembagian jaringan ke dalam VLANVLAN akan mengurangi banyaknya device yang berpartisipasi dalam pembuatan broadcast storm. Hal ini terjadinya karena adanya pembatasan broadcast domain. 5. Improved IT staff efficiency VLAN memudahkan manajemen jaringan karena pengguna yang membutuhkan sumber daya dalam segmen yang sama.

network berbagi 6.

Simpler project or application management VLAN menggabungkan para pengguna jaringan dan peralatan jaringan untuk mendukung perusahaan dan menangani permasalahan kondisi geografis.

2.2 Keanggotaan VLAN Static VLAN Static VLAN merupakan tipe VLAN yang paling umum dan paling aman. Setiap anggota daris uatu VLAN ditentukan berdasarkan nomor port switch.Keanggotaan akan tetap selamanya seperti itu selama belum diubah oleh network administrator. Dynamic VLAN
Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer 29

Pada dynamic VLAN, keanggotaan akan ditentukan secara otomatis menggunakan software yang diinstal menggunakan server pusat, yang disebut VLAN Membership Policy Server (VMPS). Contoh software-nyaadalah Cisco Works 2000.Dengan menggunakan VMPS, kita dapat menentukana nggota VLAN berdasarkan mac address, protocol, dan aplikasi untuk membentuk dynamic VLAN.

2.3 Link VLAN VLAN dibangunmenggunakanberbagaiperangkat, seperti: switch, router, PC, dansebagainya. Tentunyadiperlukanhubunganatau Link link

diantaraperangkat-perangkattersebut.

seringkalidisebutsebagai

interface. Ada duajenis link yang digunakan, yaitu :

Access Link

Access Link merupakantipe link yang umum dan dimiliki oleh hampir semua jenis switch VLAN. Access Link lazimnya digunakan untuk menghubungkan komputer dan switch. Access link tidak lain merupakan port switch yang sudah terkonfigurasi. Selama proses transfer data, switch akan membuang informasi tentang VLAN. Anggota suatu VLAN tidak bisa berkomunikasi dengan VLAN yang lain, kecuali dihubungkan dengan router. Access Link hanya mendukung teknologi Ethernet biasa (10Mbps) dan Fast Ethernet (100Mbps).

Trunk Link

Trunk Link digunakan untuk menghubungkan switch dengan switch yang lain, switch dengan router, atau switch dengan server.Jadi, port telah dikonfigurasi untuk dilalui berbagai VLAN (tidak hanyasebuah VLAN).

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

30

Trunk Link hanya mendukunteknologi Fast Ethernet (100Mbps) dan Gigabit Ethernet ( 1000Mbps).

2.4 Tipe VLAN Terdapat 3 tipe VLAN dalam konfigurasi, yaitu: a. Static VLAN Port switch dikonfigurasi secara manual. Konfigurasi: o Switch#config Terminal o Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. o Switch(config)#VLAN 10 o Switch(config-vlan)#name VLAN_Mahasiswa o Switch(config-vlan)#exit o Switch(config)#Interface fastEthernet 0/2 o Switch(config-if)#switchport mode access o Switch(config-if)#switchport access VLAN 10

b. Dynamic VLAN Mode ini digunakan secara luas di jaringan skala besar. Keanggotaan port Dynamic VLAN dibuat dengan menggunakan server khusus yang disebut VLAN Membership Policy Server (VMPS). Dengan menggunakan VMPS, kita dapat menandai port switch dengan VLAN secara dinamis berdasar pada MAC Address sumber yang terhubung dengan port.

c. Voice VLAN
Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer 31

Port dikonfigurasi dalam mode voice sehingga dapat mendukung IP phone yang terhubung. Konfigurasi: o Switch(config)#VLAN 120 o Switch(config-vlan)#name VLAN_Voice o Switch(config-vlan)#exit o Switch(config)#Interface fastEthernet 0/3 o Switch(config-if)#switchport voice VLAN 120

2.5 VTP (VLAN Trunk Protocol) VTP merupakan protokol yang memungkinkan switch-switch yang terhubung saling bertukar informasi. VTP memudahkan proses konfigurasi secara otomatis antar sesama switch. Bayangkan, jika sebuah network memiliki puluhan switch yang saling terhubung. Setiap switch

menggunakan minimal sebuah port yang ditempatkan pada satu VLAN. Tanpa VTP, kitaharus login satu per satu ke semua switch dan melakukan konfigurasi yang sama untuk membentuk sebuah VLAN. Dengan VTP, kita cukup membuat satu VLAN dengan hanya melakukan konfigurasi pada salah satu switch. Sedangkan keempat switch lainya akan secara otomatis membuat VLAN yang sama. Hal ini dapat meminimalkan miskonfigurasi dan ketidak konsistenan konfigurasi yang dapat menyebabkan masalah, seperti duplikasi penamaan VLAN atau kesalahan pengesetan tipe VLAN. Agar fitur VTP dapat dimanfaatkan maka kita harus menentukan mode salah satu switch menjadi Server Mode. Sedangkan switch lainnyaharus di set menjadi Client Mode. Ada tiga mode VTP, yaitu : Server Mode Client Mode Transparent Mode
Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer 32

Syarat fitur VTP berfungsi : 1. 2. 3. Switch-switch harus memiliki VTP domain name yang sama. Menggunakan Trunk ISL atau 802.1q Jika konfigurasi dilakukan padabeberapa switch, maka switch-switch

tersebut harus memiliki password yang sama.

2.6 STP (Spanning Tree Protocol) STP adalah protocol yang digunakan oleh bridge dan switch untuk mencegah terjadinya network loop. Network Loop adalah suatu kondisi dimana frame-frame berputar tanpa henti pada network.Kondisi semacam ini dapat mengakibatkan jaringan lumpuh karena jaringan secara terus menerus dibanjir ioleh frame-frame yang tidak bermanfaat. Network loop sering terjadi pada network yang menerapkan sejumlah switch. Saat ini STP telah dikembangkan menjadi RSTP dan MST : RSTP (Rapid Spanning Tree Protocol) STP menangani transisi dari kondisi aktif (active state) menuju kondisi forward (forwarding state) kesetiap port dalam waktu 30 hingga 180 detik. Sedangkan RSTP dapat mempersingkat waktu transisi.

MST (Multiple Spanning Tree) Switch yang mendukung VLAN umumnya akan menjalankan sebuah proses spanning tree per-VLAN. Jika switch tersebut mendukung ratusan VLAN makaratusan proses Spanning Tree harus dijalankan. Kondisi tersebut jelas kurang baik.Karena akan menguras tenaga (CPU pada switch). MST dapat mengurangi proses yang berjalan dengan cara menggabungkan beberapa VLAN yang topologinya sejenis menjadi hanya
Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer 33

sebuah proses saja. Sehingga dapat menghemat tenaga dan mempercepat pemulihan manakala terjadi masalah pada jaringan.

Konfigurasi VLAN Berikut ini diberikan sedikit command untuk konfigurasi dasar VLAN pada Swicth Cisco Catalyst. Simulasikunfigurasi VLAN menggunakan CISCO Packet Tracer 5.3

Membuat VLAN (secara default, hanyaadasatu VLAN, yaitu VLAN 1) Syntax :


Switch#configure terminal Switch(config)#vlanNomorVLAN Switch(config-vlan)#name NamaVLAN contoh: untukmembuat VLAN dengan ID nomor 10 nama marketing. Switch#configure terminal Switch(config)#vlan 10 Switch(config-vlan)#name marketing Switch(config-vlan)#end

Verifikasi VLAN yang sudahdibuat: Command: Switch#shvlan brief Memasukkan Port menjadianggotasuatu VLAN Secara default semua port dalam switch menjadianggota VLAN 1 Contoh: memasukkan Port Fa0/1 menjadianggota VLAN 10:
Switch#configure terminal Switch(config)#interface fa0/1 Switch(config-if)#switchport mode access Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer 34

Switch(config-if)#switchport access vlan 10 Switch(config-if)#end

Switch#configure terminal Switch(config)#interface range fa0/1 - fa0/6 Switch(config-if-range)#switchport mode access Switch(config-if-range)#switchport access vlan 10

VerifikasiPengaturan Port MenjadianggotaVLAN


Switch#show vlan brief VLAN Name Status Ports - 1 default active Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9, Fa0/10 Fa0/11, Fa0/12, Fa0/13, Fa0/14,Fa0/15, Fa0/16,Fa0/17, Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20, Fa0/21, Fa0/22, Fa0/23,Fa0/24, Gig1/1, Gig1/2 10 marketing active Fa0/1, Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5, Fa0/6 1002 fddi-default active 1003 token-ring-default active 1004fddinet-default active 1005 trnet-default active

Menghapus VLAN
Switch#configure terminal Switch(config)#no vlan 10

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

35

Prosedur Praktikum

Command Switch0
Switch>enable Switch#configure terminal Switch(config)#interface fa 0/1 Switch(config-if)#switchport mode Switch(config-if)#int fa 0/2 Switch(config-if)#switchport mode trunk Switch(config-if)#^Z trunk

Switch1
Switch>enable Switch#configure terminal Switch(config)#intfa 0/1 Switch(config-if)# switchport mode acccess Switch(config-if)# switchportacccessvlan 10 % Access VLAN does not exist. Creating vlan 10 Switch(config-if)#intfa 0/2
Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer 36

Switch(config-if)# switchport mode acccess Switch(config-if)#switchport access vlan 20 % Access VLAN does not exist. Creating vlan 20 Switch(config-if)#intfa 0/3 Switch(config-if)# switchport mode acccess Switch(config-if)#switchport access vlan 30 % Access VLAN does not exist. Creating vlan 30 Switch(config)#intfa 0/4 Switch(config-if)#switchport mode trunk Switch(config-if)#^Z

Switch2
Switch>en Switch#configure terminal Switch(config)#int fa 0/1 Switch(config-if)# switchport mode acccess Switch(config-if)#switchport access vlan 10 % Access VLAN does not exist. Creating vlan 10 Switch(config-if)#int fa 0/2 Switch(config-if)# switchport mode acccess Switch(config-if)# switchport access vlan 20 % Access VLAN does not exist. Creating vlan 20 Switch(config-if)#int fa 0/3 Switch(config-if)# switchport mode acccess Switch(config-if)# switchport access vlan 30 % Access VLAN does not exist. Creating vlan 30 Switch(config)#intfa 0/4 Switch(config-if)#switchport mode trunk
Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer 37

Switch(config-if)#^Z Switch# %SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console Switch#showvlan brief

Setting IP setiap Host Host PC01 PC02 PC03 PC04 PC05 PC06 IP/Prefix 192.168.10.10/24 192.168.20.10/24 192.168.30.10/24 192.168.10.20/24 192.168.20.20/24 192.168.30.20/24

Inter-VLAN Inter-VLAN bertujuan untuk menghubungkan host-host yang berada pada VLAN yang berbeda. Supaya dua VLAN dapat berkomunikasi maka diletakkan router sebagai gateway masing-masing VLAN.

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

38

ProsedurPraktikum:

Command : Setting Router


Router>enable Router#configure terminal Router(config)#int fa 0/0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#int fa0/0.10 Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 10 Router(config-subif)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0 Router(config-subif)#int fa0/0.20 Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 20 Router(config-subif)#ip address 192.168.20.1 255.255.255.0 Router(config-subif)#int fa 0/0.30
Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer 39

Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 30 Router(config-subif)#ip address 192.168.30.1 255.255.255.0 Router(config-subif)#^Z

Switch 0
Switch>enable Switch(config)#intfa 0/3 Switch(config-if)#switch mode trunk Switch(config-if)#^Z

Setting IP setiap Host Host PC01 PC02 PC03 PC04 PC05 PC06 IP/Prefix 192.168.10.10/24 192.168.20.10/24 192.168.30.10/24 192.168.10.20/24 192.168.20.20/24 192.168.30.20/24 Gateway 192.168.10.1 192.168.20.1 192.168.30.1 192.168.10.1 192.168.20.1 192.168.30.1

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

40

Daftar Pustaka
Modul Praktikum Jaringan Komputer 2012 http://www.slideshare.net/kslung1/pembelajaran7-basic-konseprouting-static-26424910 http://phs.prs.k12.nj.us/chaywood/router.jpg

Computer and Communication Laboratory | Jaringan Komputer

41

Anda mungkin juga menyukai