Anda di halaman 1dari 19

Cara menghitung IP Address, Subnet mask dan Net ID

April 18, 2014 39 Comments


Konsep Subnetting
Subnetting adalah termasuk materi yang banyak keluar di
ujian CCNA dengan berbagai variasi soal. Juga menjadi
momok bagi student atau instruktur yang sedang
menyelesaikan kurikulum CCNA 1 program CNAP (Cisco
Networking Academy Program). Untuk menjelaskan tentang
subnetting, saya biasanya menggunakan beberapa ilustrasi dan
analogi yang sudah kita kenal di sekitar kita. Artikel ini
sengaja saya tulis untuk rekan-rekan yang sedang belajar
jaringan, yang mempersiapkan diri mengikuti ujian CCNA,
dan yang sedang mengikuti pelatihan CCNA 1.
Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan?
Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan.
Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah
bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah
Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi
apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.
Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu
kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan.
Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat
gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah
baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri.
Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan
optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki
previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya.
Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:

Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting


itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya
suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan
masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain
juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena
jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi
terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl
Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan
untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama
jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan
Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS
(192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke
semua host yang ada di network tersebut.
Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke
subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang
adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST
ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.
Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan
untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau
membagi network dan hostnya. Address mana saja yang
berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana
yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari
SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya
tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan
SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa
disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet
(Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk
masing-masing Class IP Address adalah sbb:
CLASS
A

OKTET
PERTAMA
1-127

SUBNET MAS PRIVATE


DEFAULT
ADDRESS
255.0.0.0
10.0.0.0-

128-191

255.255.0.0

192-223

255.255.255.0

10.255.255.255
172.16.0.0172.31.255.255
192.168.0.0192.168.255.255

Perhitungan Subnetting
Setelah memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini
saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting.
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara
binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat.
Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan
berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host
per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2.
Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini
artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet
mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil
dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung
dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya
adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000
(255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR
(Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama
kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang
bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab
dengan tabel di bawah:
Subnet
Mask

Nilai
Nilai
CID Subnet Mask CID
R
R

255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.
/17
0
255.255.192.
/18
0
255.255.224.
/19
0

255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.12
/25
8
255.255.255.19
/26
2
255.255.255.22
/27
4
255.255.255.24
/28
0
255.255.255.24
/29
8
255.255.255.25
/30
2

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C


Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti
apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS
192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26
berarti
11111111.11111111.11111111.11000000
(255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya
semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal,
jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat
host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan
urutan seperti itu:

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari


1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk
kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah
Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y 2, dimana y adalah
adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada
oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah
26 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 192 (nilai oktet terakhir subnet
mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128,
192.
4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang
valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host
pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast
adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subne 192.168 192.168. 192.168. 192.168.
t
.1.0
1.64
1.128 1.192
Host
192.168 192.168. 192.168. 192.168.
Perta
.1.1
1.65
1.129 1.193
ma
Host
192.168 192.168. 192.168. 192.168.
Terak
.1.62 1.126 1.190 1.254
hir
Broad 192.168 192.168. 192.168. 192.168.
cast .1.63 1.127 1.191 1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C.
Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain,
dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa
digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah.

Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk


subnetmask lainnya.
Subnet Mask
255.255.255.128
255.255.255.192
255.255.255.224
255.255.255.240
255.255.255.248
255.255.255.252

Nilai CIDR
/25
/26
/27
/28
/29
/30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B


Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP
address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan
untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya
pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masingmasing berbeda teknik terutama untuk oktet yang
dimainkan berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /
24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok
subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan
seperti Class C yang dimainkan di oktet keempat.
Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita
mainkan di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga
berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Nilai
Nilai
CID Subnet Mask CID
R
R
255.255.128.
255.255.255.12
/17
/25
0
8
255.255.192.
255.255.255.19
/18
/26
0
2
255.255.224. /19 255.255.255.22 /27
Subnet
Mask

0
255.255.240.
/20
0
255.255.248.
/21
0
255.255.252.
/22
0
255.255.254.
/23
0
255.255.255.
/24
0

4
255.255.255.24
/28
0
255.255.255.24
/29
8
255.255.255.25
/30
2

Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk
Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask
dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address
172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18
berarti
11111111.11111111.11000000.00000000
(255.255.192.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari
1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 2 2 = 4
subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y 2, dimana y adalah
adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2
oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 2 14 2
= 16.382 host
3. Blok Subnet = 256 192 = 64. Subnet berikutnya adalah
64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya
adalah 0, 64, 128, 192.

4. Alamat host dan broadcast yang valid?


Subn 172.16.
et
0.0
Host
172.16.
Perta
0.1
ma
Host
172.16.
Terak
63.254
hir
Broa 172.16.
dcast 63.255

172.16.6 172.16.1 172.16.1


4.0
28.0
92.0
172.16.6 172.16.1 172.16.1
4.1
28.1
92.1
172.16.1 172.16.1 172.16.2
27.254 91.254 55.254
172.16.1 172.16.1 172.16..2
27.255 91.255 55.255

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk


yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh
network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25
berarti
11111111.11111111.11111111.10000000
(255.255.255.128).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 27 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah
(0, 128)
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subne 172.16.
t
0.0
Host 172.16.
Perta 0.1

172.16.
0.128
172.16.
0.129

172.16. 172.16.2

1.0
55.128
172.16. 172.16.2
1.1
55.129

ma
Host
172.16.
Terak
0.126
hir
Broad 172.16.
cast 0.127

172.16. 172.16. 172.16.2

0.254 1.126
55.254
172.16. 172.16. 172.16.2

0.255 1.127
55.255

Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba


ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A.
Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di
OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di
oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet
terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir).
Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting
class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16
berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 216 2 = 65534 host
3. Blok Subnet = 256 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya:
0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet

Host
Pertama

Host
Terakhir

Broadcas
t

1. 0.0.0
2. 1.0.0
1. 0.0.1
2. 1.0.1
1. 0.255.2
54
2. 1.255.2
54
1. 0.255.2
55
2. 1.255.2
55

3.

3.

3.

3.

1. 254.0.0
2. 255.0.0
1. 254.0.1
2. 255.0.1
1. 254.255.2
54
2. 255.255.2
54
1. 254.255.2
55
2. 255.255.2
55

3.

3.

3.

3.

Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf


terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting
dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus
artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan
subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan
bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara
default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA
setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP SubnetZeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak
memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita

bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes),


sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta
soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus
penghitungan Jumlah Subnet = 2x 2

Cara menghitung IP dengan bilangan Binner


biasa terdapat pada IP Address menjadi bilangan biner dengan
manual sekaligus menghihitung ip broadcast dan IP Network
pada suatu IP address yang diketahui, akan saya paparkan di
sini:
Cara mengonversi Bilangan bulat ke dalam Bil. Biner
Sebelumnya apakah anda sudah benar benar mengerti tentang
apa itu bilangan biner, jika belum saya akan jelaskan terlebih
dahulu.
Bilangan biner adalah bilangan yang hanya terdiri dari angka
0 dan 1, bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem
bilangan berbasis digital. Sistem ini juga dapat kita sebut
dengan istilah bit, atau Binary Digit.
Pertama kita harus memahami, sebuah rumus dasar untuk
mengetahui berapakah angka biner yang tepat dari sebuah

angka yang kita ketahui, yaitu dengan menerapkan dasar


bilangan 2 x pangkat meningkat, mulai dari pangkat 0 sampai
pangkat 7.
Untuk menentukan rangkaian bil. binernya kita kalkulasi dari
hasil perpangkatan tersebut.
jadi, kurang lebihnya sepeti di atas atu sebenarnya bisa juga
dengan menggunakan kalkulator dengan hanya memasukan
angka dan menekan tombol bin, tapi alangkah lebih baiknya
jika kita bisa menghitungnya sendiri, bukan begitu?
Sekarang kita telah siap untuk menghitung IP Address.
IP yang akan diteliti : 148.58.178.30 dengan Subnet Mask :
255.255.240.0
IP Adress 148.58.178.30
10010100.00111010.10110010.00011110
Subnet Mask 255.255.240.0
11111111.11111111.11110000.00000000
Hasil yang didapat dari perhitungan subnet mask adalah
networkID, hostID dan jumlah host dalam 1 network,
broadcasted maka didapat :
Network Addr 148.58.176.0
10010100.00111010.10110000.00000000
Broadcast Addr 148.58.191.255
10010100.00111010.10111111.11111111
Cara mendapatkan network address : lihat hasil biner IP
address dan subnet mask, abaikan semua nilai 1 pada
subnetmask, focus pada yg bernilai 0 dan ganti semua nilai IP
address dengan nilai subnetmask yang bernilai 0, sehingga
didapat nilai network

10010100.00111010.10110000.00000000 (atau 148.58.176.0


setelah di decimalkan)
Cara mendapatkan broadcast address : lihat hasil biner IP
address dan subnet mask, focus pada subnetmask, balikkan
semua nilai subnetmask dr 1 menjadi 0 maupun 0 menjadi
1.sehingga didapat
00000000.00000000.00001111.11111111.hasilnya :
IP Adress 148.58.178.30 :
10010100.00111010.10110010.00011110
Subnet Mask : 00000000.00000000.00001111.11111111
Abaikan semua nilai 0 pada subnetmask, fokus pada nilai 1.
ganti nilai IP address dengan nilai 1 pada subnet mask! Dan
didapat :
10010100.00111010.10111111.11111111
Atau bila di desimalkan nilainya 148.58.191.255
Mengubah IP Address ke bentuk bilangan Binner dan
sebaliknya
Bilangan Biner hanya terdiri dari angka 1 dan 0. Angka 1
menandakan sebuah nilai dan 0 berarti ya kosong, tidak
bernilai. Kali ini kita akan mencoba menghitung bilangan ip
address ke dalam binner dan sebaliknya.
Ada 3 Cara menghitung bilangan biner. Dengan perhitungan
murni, menggunakan table, atau memakai software :D
Perhitungan yang pertama adalah menggunakan perhitungan
murni. Yaitu dengan membagi 2 sampai habis. Lalu setiap
nilai ganjil yang tidak habis dibagi 2 atau sisa 1 kita jadikan
nilai 1 dan 0 untuk setiap bilangan yang habis dibagi 2.
Setelah habis lalu kita urutkan dari yang terbawah, terakhir
kita jadikan yang pertama.

Untuk lebih jelasnya lihat ilustrasi di bawah ini:


Cara yang kedua dengan menggunakan tabel. Kita harus
membuat sebuah tabel yang berisi nilai dari perpangkatan
angka 2. Dari 2 pangkat 0 (20) sampai 2 pangkat 7 (27). Jadi
nilainya 1 sampai 128. Untuk mencarinya, kita harus
menghitung berapa kira-kira nomor IP itu bisa ditambahkan.
Misalnya 202 = 128 + 64 + 8 + 2. Kita berikan nilai 1 pada
setiap bilangan yang digunakan dan 0 pada bilangan yang
tidak terpakai.
Untuk cara yang ketiga, nggak perlu susah-susah ngitung.
Karena kita akan pakai software. Hehe v(^_^). Kita akan
memakai ipsubnetter. Sebenarnya banyak sih kegunaannya
selain untuk mengetahui bilangan binary, kita juga bisa tau
berapa subnet, broadcast, host, kelas IP dan lain-lainnya dari
sebuah IP. Tapi karena kita pengen tau binernya aja kita hanya
perlu memasukkan IP address dan lihat di subnet angka biner
yang keluar. Kalau belum mengerti lihat ilustrasinya :
Kalau sudah bisa mengkonversikan ip address ke biner,
sekarang belajar sebaliknya. Mengubah bilangan biner ke
bilangan biasa. Caranya hanya dengan menambahkan
bilangan yang bernilai satu, jangan lupa diurutkan. Dengan
menggunakan table akan lebih mudah karena tinggal
mengurutkan dan menambahkan saja. Namun ada juga cara
lain seperti ini :
Pokoknya bilangan biner itu nggak pernah lepas dari
perpangkatan angka 2. Jadi kalau mau jadi teknisi hafalin dulu
deh perpangkatan 2. Kayaknya gampang banget ya, Cuma
angka 0 dan 1.
LATIHAN
:
Tugas TKJ membuat IPV6

IP yang harus saya buat dari IPv4 192.168.25.20 dijadikan


IPv6..??
Langkah 1:
-IPv4 saya 192.168.25.20 dijadikan IPv6
-kita hitung binnernya [sebelum menghitung binner kita
perhatikan rumus dibawah ini ya gan hehe]
-128.64.32.16.8.4.2.1
*128
-10000000
a-10
*64 -1000000
b-11
*32 -100000
C-12
*16 -10000
d-13
Cara
*8 -1000
e-14
menghitung
*4 -100
f-15
binner IPv4
*2 -10
192.168.25.20
*1 -1
dengan cara
saya sendiri:
IP address dari:
192 128.64.32.16.8.4.2.1
1 1 0 0 00
0 0
168 128.64.32.16.8.4.2.1
1 0 1 0
1000
25 128.64.32.16.8.4.2.1
0 0 0 1 1
001
20 128.64.32.16.8.4.2.1

Jadi binnernya
adalah jeng-jeng:
11000000

10101000

00011001

00010100

0 1 0

100
Jadi kesimpulan dari rumusnya adalah:
-Dari IP [192] binnernya adalah [ 11000000] kalian hitung
rumus angka [1 dibawah angka 192 dan angka 1 dibawah
angka 64] kalau dijumlahkan jadi [192] dan angka 0 berarti
tidak dihitung tapi dalam hitungan biner angka 0 harus ditulis
seperti gambar di atas.
-Dari IP [168] binnernya adalah [10101000] cara
menghitungnya sama seperti IP 192 diats ya agan-agan calon
professor hehehe dan IP [25] dan [20] juga sama cara
menghitungnya. Hoam ngantuk nih saya gancumaminum the
gak ada kopi.

[IPv4] sudah dan ngitung binner juga sudah sekarang kita


ngitung apa lagi ya gan???? Em [IPv6] benar kita
hitung [IPv6] anak pintar,, hehehe
Nah sekaranglah saatnya kita hitung [IPv6] caranya yaitu??
Kita tulis binnernya dari IPv4 192.168.25.20 tadi yang
sudah kita hitung yaitu :
[11000000. 10101000. 00011001. 00010100]
192
168
25
20
Kita hitung langsung aja IPv6nya udah ngantuk nih saya
agan-agan professor hoam?
[1100.0000.1010.1000].[0001.1001.0001.0100]
[c
0
a
8] . [1
9
1
4]
Jadi IPv6nya yaitu
[ c0a8:1914 ] dan kita tambahkan
[fe80] pada IPv6 yang sudah kita hitung tadi dan IPv6
menjadi [fe80::c0a8:1914 ]
Jadi kesimpulan dari binner sehingga menjadi IPv6
adalah binner yang sudah kita hitung cara menghitungnya

binner tadi yang sudah kita hitung dihitung dari belakang


dan akan ketemu IPv6nya.
Sekarang subnet apa yang terjadi jika IP addresnya
192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26
berarti
11111111.11111111.11111111.11000000
(255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya
semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal,
jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat
host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan
urutan seperti itu:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari
1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk
kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah
Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y 2, dimana y adalah
adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada
oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah
26 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 192 (nilai oktet terakhir subnet
mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128,
192.
4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang
valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host
pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast
adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Subne 192.168 192.168. 192.168. 192.168.


t
.1.0
1.64
1.128 1.192
Host
192.168 192.168. 192.168. 192.168.
Perta
.1.1
1.65
1.129 1.193
ma
Host
192.168 192.168. 192.168. 192.168.
Terak
.1.62 1.126 1.190 1.254
hir
Broad 192.168 192.168. 192.168. 192.168.
cast .1.63 1.127 1.191 1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C.
Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain,
dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa
digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah.
Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk
subnetmask lainnya.
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30

Anda mungkin juga menyukai