Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 2 / MSIM4204

ACHMAD RAFI K.T


043838198

1. IP Address Kelas A
Alamat IP kelas A banyak digunakan untuk jaringan komputer berskala besar. IP Kelas A
memiliki jumlah jaringan 126 dan setiap jaringan mampu untuk menampung 16,777,214 host.
Dalam alamat IP kelas A Nomor urut bit tertinggi selalu diset dengan nilai Nol ( 0 ) sedangkan
untuk tujuh bit berikutnya digunakan untuk pelengkap oktet pertama yang berfungsi
untuk network identifier. Sementara untuk tiga oktet terakhir digunakan untuk host identifier.
Range IP Address kelas A mulai 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx.

IP Address Kelas B
Kelas IP Address yang satu ini digunakan untuk jaringan komputer dengan skala menengah
sampai bersar, IP Kelas B menyediakan 16,384 jaringan dan setiap jaringan menampung hingga
65,534 host. Nomor urut pada dua bit pertama dalam oktet pertama selalu diset dengan nilai 10
dalam bilangan biner. Sementara untuk 14 bit berikutnya digunakan untuk melengkapi dua oktet
pertama sebagai network identifier. Untuk 16 bit berikutnya ( Dua oktet terakhir ) berfungsi
sebagai host identifier. Range IP Address kelas B mulai dari 128.0.xxx.xxx sampai
191.255.xxx.xxx.

IP Address Kelas C
Kelas IP Address yang satu ini biasanya digunakan untuk jaringan komputer skala kecil. IP
Address kelas C menyediakan 2,097,152 jaringan dan setiap jaringan dapat menampung 254
host. Pada tiga bit pertama pada Oktet pertama selalu bernilai 110 ( dalam bilangan biner )
kemudian 21 bit berikutnya ( tiga oktet pertama ) membentuk network identifier. Kemudian
untuk 8 bit berikutnya ( Oktet terakhir ) digunakan untuk host identifier. Range IP Address kelas
C mulai dari 192.0.0.xxx sampai 255.255.255.xxx.

IP Address Kelas D
Kelas Alamat IP ini digunakan untuk IP multicast, empat bit pertama pada oktet pertama bernilai
1110 ( bilangan biner ) dan sekaligus sebagai network identifier. Kemudian 28 bit betikutnya
digunakan untuk host identifier. Range IP kelas D mulai dari 224.0.0.0 sampai 239.255.255.255.

IP Address Kelas E
IP Address kelas E digunakan untuk eksperimen. empat bit pertama pada oktet pertama kelas IP
Address ini diset dengan nilai 1111 bilangan biner dan sekaligus sebagai network identifier .
Kemudian untuk 28 bit berikutnya digunakan untuk host identifier. Range IP kelas E mulai dari
240.0.0.0 sampai 254.255.255.255.
2. Static routing
Static routing adalah jenis routing yang rutenya ditambahkan secara manual ke routing table.
Kelebihan dari tipe routing ini yaitu keamanannya yang lebih tinggi.
Pasalnya, hanya administrator saja yang bisa memberi akses pada network untuk proses routing.
Selain itu, tidak diperlukan penggunaan bandwidth dari router ke router.
Sayangnya, untuk jaringan yang besar, tipe routing ini sulit digunakan karena prosesnya yang
masih manual.

Default routing
Default routing merupakan jenis routing yang menggunakan single router.
Router yang digunakan akan mengirim semua paket ke single router.
Rute ini dipilih pada proses routing saat tidak ada rute atau jalur lain yang tersedia untuk tujuan
dari sebuah alamat IP.

Dynamic routing
Dynamic routing adalah proses yang otomatis.
Rute ditentukan langsung berdasarkan situasi dan kondisi jalur di routing table.
Keuntungan dari tipe routing ini tentunya yaitu kemudahan konfigurasinya karena otomatis.
Selain itu, pemilihan jalur atau rute juga jadi lebih efektif.
Hanya saja, bandwidth yang lebih besar dibutuhkan dan keamanannya lebih rendah dibanding
static routing.
Kalau kamu berminat untuk bekerja di bidang IT, arsitektur jaringan adalah salah satu
spesialisasi yang bisa kamu dalami.
Pekerjaan ini disebut network architect dan banyak dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan
besar, khususnya yang mulai beradaptasi dengan Internet of Things dan digital transformation.
Selain itu, kamu juga bisa menjadi seorang network administrator.

3. Dalam jaringan komputer, terdapat istilah server dan client. Server adalah perangkat yang
menyimpan seluruh data, mengelola, dan mengatur segala aktivitas yang ada di jaringan tersebut.
Sementara client adalah perangkat yang meminta layanan dari server. 

Pada DHCP pun dikenal istilah DHCP server dan DHCP client. Lalu apa perbedaan keduanya? 

DHCP server adalah sebuah perangkat yang bertugas untuk mengatur dan memberikan alamat IP
secara otomatis kepada komputer client yang ada. Sementara itu, komputer /perangkat lain
seperti handphone yang menerima alamat IP dari DHCP server disebut DHCP client. 

DHCP server biasanya memberikan alamat IP khusus yang dinamis pada setiap komputer client.
Jadi, alamat IP yang dikirim oleh DHCP server dapat kadaluarsa pada waktu yang ditetapkan. 

Namun, biasanya DHCP server akan memperbarui masa alamat IP tersebut secara otomatis. Di
sinilah kelebihan menggunakan perangkat ini, sehingga komputer client atau sysadmin sekalipun
tidak harus melakukan apa-apa. 
4. Autonomous System (AS) adalah sekelompok network yang berada dibawah satu kontrol
kepengurusan (administratif) yang bisa saja seperti ISP atau organisasi perusahaan besar. Interior
Gateway Protocol (IGP) merujuk pada routing protocol yang digunakan untuk mengurus satu AS
saja. IGP mencakup RIP, IGRP, EIGRP dan OSPF. sedangkan Exterior Gateway Protocol (EGP)
mengurus routing antara AS yang  berbeda. Border Gateway Protocol (BGP) adalah protokol
EGP. BGP digunakan untuk merutekan trafik melalui backbone internet antara AS yang berbeda.

Autonomous System Number (ASN) menggunakan 16-bit bilangan biner untuk


mengidentifikasikan Autonomous System. 16-bit Autonomous System Number (ASN) dikenal
juga sebagai 2-Octet Autonomous System Number (ASN). Dengan menggunakan 16-bit berarti
ada 2 16  penomoran, atau sama dengan 65536 penomoran dalam desimal.

Autonomous System Number (ASN) dengan penomoran 0 dan 65,535 dicadangkan. ASN nomor
1 sampai  64,511 tersedia untuk digunakan Internet routing, dan nomor 64,512 sampai 65,534
digunakan untuk penggunakan lokal.

ketersediaan 16-bit Autonomous System Number (ASN) ternyata sudah menipis di pertengahan
tahun 2011. Untuk menyediakan lebih banyak Autonomous System Number (ASN), IETF
memperkenalkan 32-bit ASN (RFC 4893 in May 2007). 32-bit Autonomous System Number
(ASN) dikenal juga sebagai 4-Octet Autonomous System Number (ASN). 32-bit ASN dituliskan
dalam bentuk X.Y dimana X dan Y masing-masing adalah penomoran 16-bit.
Penomoran 0.Y adalah bentuk penomoran 16-ASN sebelumnya.

5. Dua cara membangun tabel Routing :

1.   Static Routing
 Dibangun berdasarkan definisi dari administrator
 Administrator harus cermat, satu saja tabel routing salah jaringan tidak terkoneksi

2. Dynamic Routing
 Secara otomatis router jalur routingnya, dengan cara bertukar informasi antar router
menggunakan protokol TFTP
 Kategori algoritma dinamik :
 Distance Vector
 Link State
 Hybrid
6. Pengertian socket adalah interface(antarmuka) pada jaringan yang menjadi titik komunikasi
antarmesin pada Internet Protocol, dan tentunya tanpa komunikasi ini, tidak akan ada pertukaran
data dan informasi jaringan. Pemrograman socket adalah cara untuk menggunakan
komponen/API (Application Programming Interface) socket untuk membuat sebuah aplikasi
jaringan yang bekerja dengan sistem Client-Server karena dengan socket memungkinkan kita
untuk melakukan suatu komunikasi data.

Untuk sistem operasi Windows biasa disebut WinSock, singkatan dari Windows Socket. Untuk
interkoneksi jaringan dapat digunakan dua protokol yaitu UDP dan TCP. UDP atau User
Datagram Protocol mengirimkan data tanpa menghiraukan apakah data tersebut sampai ketujuan
atau tidak, sedangkan protokol TCP atau  Transmission Control Protocol  mengharuskan sebelum
mengirimkan data harus terjalin suatu koneksi dahulu antara client dan server sehingga data
dapat sampai dengan baik.Untuk Tugas Akhir ini digunakan protokol TCP yang
pemrogramannya diatur pada pemrograman socket ini.

Dalam pemrograman socket ada langkah-langkah pemrograman yang harus dilakukan sesuai


dengan protokol yang digunakan Pada penggunaan protokol TCP ada
perintah Listen dan Connect sehingga menjamin reliabilitas antara server dan client sedangkan
pada protokol UDP hal itu tidak digunakan. Dari sekilas perbedaan ini, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa aplikasi socket  yang menggunakan TCP memerlukan pertukaran data dua
arah yang valid. Sedangkan, aplikasi socket yang menggunakan UDP lebih memprioritaskan
pada pengumpulan data. Karena itu, aplikasi socket dengan TCP sering diterapkan untuk
aplikasi chat, transfer file, ataupun transaksi-transaksi penting.

Anda mungkin juga menyukai