Anda di halaman 1dari 29

BAB 5 – INSTALASI JARINGAN KOMPUTER

Materi :

A. Instalasi Jaringan Komputer


B. Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer
C. Pengalamatan IPv4 dan IPv6
D. Subnetting Classfull
E. OSI Layer
A. Instalasi Jaringan Komputer
Jaringan komputer dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, antara lain jaringan
LAN, MAN, dan WAN. Ketiga klasifikasi tersebut dapat dibedakan berdasarkan lingkup
geografis, peralatan yang digunakan, media transmisi, termasuk di dalamnya adalah
konfigurasi interkoneksi medianya, serta aplikasi yang digunakan untuk pertukaran
informasinya.
1. Pengantar Jaringan Komputer
a. Pengertian jaringan komputer
Jaringan komputer adalah sekumpulan komputer berjumlah lebih dari satu yang
terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya,
tujuan utama jaringan komputer adalah sharing koneksi internet, data, dan sharing
printer.
b. Jenis – jenis jaringan komputer
1. Local Area Network (LAN)
Merupakan suatu jaringan yang cakupannya pada daerah yang relative kecil,
biasanya dalam kawasan sekolah, kantor, atau gedung.
2. Metropolitan Area Network (MAN)
Merupakan suatu jaringan yang cakupannya lebih luas dari pada LAN,
biasanya dalam sebuah kota, antar provinsi, dan jaringan antara kantor pusat
dan kantor cabang.
3. Wide Area Network (WAN)
Merupakan suatu jaringan yang sudah menggunakan satelit, wireless ataupun
kabel fiber optic, karena jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas
seperti negara atau benua.
c. Tipe jaringan komputer
1. Jaringan client-server
Sebuah jaringan yang memiliki dua komponen utama yaitu server dan client.
Komputer server merupakan komponen yang memberikan layanan kepada
client antara lain sharing data, mail server, ftp server, web server, dll.
Komputer client merupakan komponen yang menerima layanan yang telah
diberikan oleh komputer server. Dari segi spesifikasi komputer server di
rancang lebih unggul dari komputer client karena penggunaan yang berat, dan
harus melayani client lebih dari satu.
2. Jaringan peer to peer
Kumpulan dari beberapa komputer / devices yang terhubung dalam satu
jaringan dimana setiap komputernya bisa menjadi server maupun client. Setiap
komputer yang terhubung dalam jaringan memiliki kedudukan yang sama.
Jaringan peer to peer sering diterapkan di jaringan yang penggunaanya untuk
sharing data. Komputer satu dengan komputer lainya dapat saling bertukar
data dengan mudah karena jaringan peer to peer tidak ada pembagian hak
akses.
2. Konsep Dasar Jaringan Komputer
a. Topologi jaringan
Suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya,
sehingga membentuk jaringan. Dalam suatu jaringan komputer, jenis topologi yang
dipilih akan mempengaruhi kecepatan komunikasi. Berikut beberapa topologi
jaringan yang ada dan dipakai hingga saat ini :
1. Topologi Bus
Merupakan cara dalam jaringan komputer dalam menghubungkan suatu
jaringan satu dengan yang lainnya menggunakan kabel tunggal yang
menghubungkan ke client dan server. Metode topologi bus ini digunakan pada
jaringan dengan skala kecil yang semua perangkatnya saling terhubung dan
membentuk sebuah bus, oleh karena itu disebut topologi bus.

2. Topologi Star
Merupakan bentuk topologi jaringan yang berupa konvergensi dari node tengah
ke setiap node atau pengguna. Masing-masing workstation di hubungkan
secara langsung ke Server atau Hub/Swich. Intinya topologi ini mengunakan
Hub/Switch untuk menghubungkan dari komputer satu ke komputer yang lain.
3. Topologi Ring
Merupakan sebuah cara dalam menghubungkan satu komputer dengan
komputer lainnya dengan rangkaian yang membentuk titik-titik di mana
masing-masing titik tersebut terhubung dengan dua titik lainnya dalam satu
jaringan.

4. Topologi Mesh
Suatu jaringan komputer dimana bentuk koneksi antar perangkat komputer
saling terhubung secara langsung satu dengan yang lainnya dalam satu
jaringan.

b. Protocol jaringan
Merupakan suatu aturan atau cara mengatur format atau bentuk komunikasi antar
komputer dalam jaringan. Protocol jaringan yang sering digunakan saat ini adalah
sebagai berikut :
1. Protokol TCP/IP, Transmission Control Protocol (TCP) dan Internet Protocol
(IP) merupakan standar dari komunikasi data yang dipakai oleh komunitas
internet. Standar ini mengatur dalam proses tukar-menukar data atau informasi
dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan internet.
2. Protokol UDP (User Datagram Protocol), terkenal sebagai protokol yang tidak
berarutan. Saat mengirimkan pesan, pesan yang diterima oleh perangkat
komputer adalah pesan acak.
3. Ethernet, Termasuk salah satu jenis protokol yang paling sering dibicarakan
dan digunakan di dunia. Cara kerja Ethernet sangat unik, sistem yang
digunakan adalah CSMA/CD. Keberadaan sistem ini sangat penting karena
bertindak sebagai penerima insturksi. Instruksi yang dikelola dan
ditransmisikan dari kabel hingga pada akhirnya pesan dikirimkan dan sampai
ke tujuan.
4. HTTP (Hypertext Transfer Protocol) merupakan salah satu kebijakan
komputerisasi yang dibuat dan dikembangkan oleh WWW. Bisa dibilang
HTTP hadir dan digunakan sebagai pengganti WWW yang sebelumnya
menjadi pusat alamat dari berbagai website.Saat Anda memasukkan alamat
situs pada halaman browser, penulisan HTTP selalu digunakan dan biasanya
ditulis paling depan lantas disusul dengan icon :// Pola ini sudah menjadi kode
yang digunakan secara umum di dunia termasuk di Indonesia.
5. FTP (File Transfer Protocol), FTP pada prinsipnya bekerja untuk mengirimkan
data. Ketika Anda download atau upload file, FTP yang bekerja secara penuh
untuk mensukseskan dua kegiatan tersebut.
c. IP address dan Subnet Mask
1. IP Address
IP address adalah alamat yang diberkan pada jaringan komputer dan peralatan
jaringan yang menggunakan TCP/IP. IP address terdiri dari atas 32 bit angka
biner yang dapat ditulis sebagai empat kelompok angka decimal yang
dipisahkan dengan tanda titik. Contoh : 192.168.2.3 atau 192.160.10.12.
Network ID Host ID
192 168 2 3

Setiap IP Address terdiri dari atas dua bagian, yaitu Network ID dan Host ID.
Network ID menentukan alamat jaringan komputer, sedangkan Host ID
menentukan alamat host (komputer, router, switch). Ada 3 kelas alamat IP
yang sering digunakan yaitu, kelas A, B, dan C.
Kelas Network ID Host ID Default Subnet Mask
A xxx.0.0.1 xxx.255.255.254 255.0.0.0
B xxx.xxx.0.1 xxx.xxx.255.254 255.255.0.0
C xxx.xxx.xxx.1 xxx.xxx.xxx.254 255.255.255.0

 IP address kelas A, diberikan untuk jaringan dengan jumlah host sangat


besar, range IP 0.xxx.xxx.xxx – 127.xxx.xxx.xxx terdapat 16 juta IP
address pada tiap kelas A (xxx adalah variable yang bernilai 0 sampai
dengan 255). Pada IP address kelas A, Network ID ilaha 8 bit pertama
memiliki 128 network, sedangkan Host ID ialah 24 bit berikutnya, dengan
demikian, cara membaca IP address kelas A, missal 113.45.5.6; Network
ID = 113, Host ID = 46.5.6
 IP address kelas B, biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran
sedang dan besar. Range network kelas B dari 128.0.xxx.xxx –
191.255.xxx.xxx memiliki 16 ribu network, setiap network menampung
lebih dari 65 ribu host. Pada IP address kelas B network ID ialah 16 bit
pertama, sedangkan host ID ialah 16 bit berikutnya. Dengan demikian cara
membaca IP address kelas B misalnya 132.92.121.1; network ID =
132.92, Host ID = 121.1
 IP address kelas C, digunakan untuk jaringan berukuran kecil (LAN)
dengan host ID ialah 8 bit terakhir, dapat dibentuk sekitar 2 juta network
dengan masing-masing network memiliki 256 IP address. Range IP
192.0.0.xxx – 223.225.255.xxx. Misalnya 192.168.1.100; Network ID =
192.168.1, sedangkan Host ID = 100.
2. Subnet Mask
Digunakan untuk mengetahui alamat jaringan dari sebuah komputer dan untuk
menentukan seberapa Panjang bagian dari alamat IP yang dapat digunakan.
Subnet mask berbeda untuk setiap kelasnya, kelas A subnet-nya 255.0.0.0,
kelas B subnet-nya 255.255.0.0, sedangkan untuk kelas C subnet-nya
255.255.255.0.
d. DNS (Domain Name Server)
Domain Name Server atau DNS adalah sebuah sistem yang menghubungkan
Uniform Resource Locator (URL) dengan Internet Protocol Address (IP Address).
Normalnya, untuk mengakses internet, perlu mengetikkan IP Address sebuah
website. Cara ini cukup merepotkan. Sebab, ini artinya, perlu punya daftar lengkap
IP Address website yang dikunjungi dan memasukkannya secara manual. DNS
adalah sistem yang meringkas pekerjaan ini untuk Anda. Kini, tinggal mengingat
nama domain dan memasukannya dalam address bar. DNS kemudian akan
menerjemahkan domain tersebut ke dalam IP Address yang komputer pahami.

Misalkan, ingin mengakses Google. Alih-alih menulis 172.217.0.142 ke dalam


address bar, Anda tinggal memasukkan alamat Google.com. Dalam pemberian
nama, DNS menggunakan arsitektur heirarki sebagai berikut :
1. Root level domain, merupakan tingkat teratas yang ditampilkan sebagai tanda
titik (.)
2. Top level domain, kode kategori organisasi atau negara. Misalnya, .com
dipakai untuk perusahaan, .edu untuk perguruan tinggi, .gov untuk
pemerintahan. Selain itu untuk membedakan pemakaiaan nama oleh suatu
negara dengan negara lain digunakan tanda, misalnya .id untuk Indonesia, .au
untuk Australia, .jp untuk jepang, .uk untuk inggris, dan lain-lain.
3. Second level domain, ialah nama lain untuk domain itu sendiri. Ia sering
digunakan sebagai identitas institusi atau branding. Dalam kasus URL
en.wikipedia.org, yang dimaksud SLD adalah wikipedia.

B. Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer


1. Peralatan Jaringan/Hardware Haringan
Sebelum melakukan koneksi pada jaringan ada beberapa peralatan jaringan atau juga
disebut hardware jaringan yang harus dipersiapkan dianatarnya adalah ;
a. Kabel
Ada beberapa jenis kabel yang banyak digunakan dan menjadi standar dalam
penggunaannya untuk komunikasi data dalam jaringan komputer. Setiap jenis
kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasi yang berbeda. Ada 3 jenis kabel
yang secara umum sering dipakai, yaitu :
1. Coaxial
Kabel ini banyak digunakan dalam jaringan local karena biaya pembangunan
jaringannya relative murah dan tidak memerlukan hub sebagai kosentrator
jaringan. Kabel koaksial terbagi beberapa jenis, diantaranya yaitu Thick
coaxial cable (yang mempunyai diameter lebih besar) dan Thin coaxial cable
(yang mempunyai diameter lebih kecil).

2. Twisted Pair
Twisted Pair Cable terbagi menjadi 2 jenis, diantaranya yaitu :
 Kabel Unshielded Twisted Pair (UTP)
Disebut unshielded karena kurang tahan terhadap interferensi
elektromagnetik, dan disebut twisted pair karena didalamnya terdapat
pasangan kabel yang disusun spiral alias saling berlilitan.
 Kabel Shielded Twdted Pair (STP)
Disebut shielded karena tahan terhadap interferensi elektromagnetik,
terdapat pelindung (selubung pembungkus berupa alumunium).

Kabel twisted pair terdiri dari 4 pasang kabel yang terlilit. Perangkat lain
yang berkenaan dengan penggunaan kabel jenis ini adalah konektor RJ45 dan
hub/switch. Ada 3 tipe penyambung kebel untuk jaringan komputer, yaitu :
 Straight cable
Digunakan untuk menghubungkan client/komputer ke hub/switch,
atau dengan kata lain kabel jenis ini biasa digunakan untuk
menghubungkan perangkat jaringan dengn tingkat heirarki yang
berbeda. Berikut konfigurasi Straight Cable :
 Crossover cable
Digunakan untuk menghubungkan client to client atau dalam kasus
tertentu digunakan unutk menghubungkan hub to hub, atau dengan
kata lain kebel jenis ini biasa digunakan untuk menghubungkan dua
perangkat jaringan yang heirarki setingkat. Berikut konfigurasi
Crossover Cable :

 Rollover cable
Digunakan jenis pemasangan khusus untuk ciscoroute, atau dengan
kata lain kabel jenis ini biasanya digunakan untuk mengakses router
dengan PC/laptop kita. Berikut konfigurasi Rollover Cable :

3. Fiber Optik
Fiber optik merupakan media transmisi yang dibuat dari bahan kaca dan
digunakan untuk mengirimkan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat
yang lain, tanpa terpengaruh oleh cuaca dan panas.
b. Ethernet Card
LAN card disebut juga NIC (Network Interface Card) merupakan salah satu
perangkat keras yang dibutuhkan komputer agar komputer dapat terhubung
dengan jaringan. LAN card dapat berupa perangkat keras yang terpisah dari
motherboard atau dapat juga sudah tergabung di motherboard.

NIC umumnya telah menyediakan port koneksi untuk kabel coaxial atau pun
kabel UTP, jika di desain untuk kabel coaxial maka konektornya adalah BNC,
jika didesain untuk kabel UTP maka konektornya RJ-45.

c. Crimping Tool dan Cable Stripper


1. Crimping Tool, adalah alat yang digunakan untuk memasang kabel jaringan,
peralatan ini memiliki multi fungsi, diantaranya bisa memotong kabel,
membuka bungus kabel, dan menjepit kepala konektor.
2. Cable Stripper, adalah alat yang digunakan untuk memotong benang halus
yang ada di dalam kabel dan bisa juga digunakan untuk memotong pelindung
kabel. Biasanya include dengan crimping tool.

d. Konektor RJ45
Adalah konektor kabel ethernet yang biasa digunakan dalam topologi jaringan
komputer LAN maupun jaringan komputer tipe lainnya. Konektor kabel RJ-45
memiliki konfigurasi tiga macam, sesuai dengan perangkat yang ingin
dihubungkannya, straight throught configuration, cross over configuration,
rollover configuration.

e. Cable Tester
Adalah alat yang digunakan untuk mengecek konektivitas kabel UTP yang telah
berhasil dicrimping, cable tester ini biasa disebut LAN tester.

f. Tone Generator
Alat yang digunakan untuk melakukan tracking (pendeteksian) pada posisi
manakah kabel LAN tersebut putus, alat ini sangat berguna pada kabel-kabel yang
telah terpasang, sehingga tidak perlu melakukan penggantian pada seluruh kabel,
hanya perlu melakukan penggantian pada Sebagian atau penyambungan ulang
pada kabel yang putus tersebut.

g. Hub dan Switch


Biasanya disebut konsentrator, sebuah konsentrator adalah sebuah perangkat
yang menyatukan kabel-kabel jaringan dari setiap workstation, server atau
perangkat lain. Dalam topologi star, kabel UTP datang dari sebuah workstation
masuk kedalam hub/switch menggunakan konektor RJ45. Beberapa jenis
hub/switch dapat dipasangkan bertingkat hungga 4 susun, dan biasanya memiliki
lubang sebanyak 4, 16, dan 24 buah.

2. Instalasi Jaringan Komputer


Kata instalasi dalam jaringan disini adalah menyiapkan dan memasang peralatan yang
diperlukan di dalam pembuatan jaringan LAN, adapaun alat-alat yang diperlukan
adalah :
a. Komputer/Laptop
b. 2 buah Ethernet Card/NIC
c. 1 buah Switch/Hub
d. 2 buah kabel UTP tipe straight
3. Konfigurasi Jaringan Komputer
Setelah melakukan instalasi/memasang, selanjutnya lakukan konfigurasi pada jaringan
(untuk menghubungkan jaringan LAN).
a. Computer name dan workgroup
Langkah - langkahnya adalah sebagai berikut :
 Klik kanan pada My Computer – klik kiri pada properties
 Klik change setting (letaknya ada di sebelah kanan bawah)
 Klik menu change, kemudian pilih workgroup lalu masukan nama
workgroup yang diinginkan, kemudian klik OK
b. Mengatur IP address
Langkah – langkahnya adalah berikut :
 Klik start > control panel > network and internet > network and internet
connection > pilih change adapter setting (pada menu sebelah kiri),
kemudian pilih NIC yang sedang aktif (local area network), klik kanan lalu
properties.
 Pilih internet protocol version 4 (TCP/IPv4), lalu klik properties (bisa juga
double klik)
 Pilih use the following IP address
 Pada tab general isikan IP address yang dinginkan (pada kasus ini isikan IP
address kelas C yaitu: 192.168.1.2 untuk komputer 1 dan komputer 2 diisi
dengan IP address kelas C juga akan tetapi host ID nya berbeda yaitu:
192.168.1.3)
 Lalu klik tombol OK setelah selesai membuat pengaturan tersebut.
4. Testing Jaringan Komputer
Setelah melakukan instalasi kemudian konfigurasi jaringan LAN, kemudian langkah
selanjutnya adalah dengan mencoba atau testing jaringan tersebut. Adapun langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut :
 Klik star > klik search kemudian ketikan cmd untuk masuk ke dalam command
promt dari windows tersebut
 Pada cmd ketikan ipconfig untuk mengetahui IP address dari komputer
 Kemudian ketikan ping lalu IP address komputer itu sendiri untuk mengetahui
apakah jaringan yang ada pada komputer itu sendiri baik atau tidak, bila reply
maka jaringan yang ada pada komputer sendiri sudah bisa digunakan untuk
menghubungkan pada komputer lain.
 Kemudian lakukan testing jaringan pada komputer yang lainnya dengan cara
ketik ping spasi lalu ketik IP address komputer yang lainnya kemudian klik
enter. Jika reply maka jaringan LAN sukses dihubungkan, tapi apabila RTO
maka jaringan LAN gagal dihubungkan dan perlu konfigurasi ulang, atau cek
alat-alat jaringannya

C. Pengalamatan IPv4 dan IPv6


1. Pengalamatan dasar jaringan komputer
IP address (internet protocol) adalah alamat logika yang diberikan kepada perangkat
jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP, dimana protocol TCP/IP digunakan
untuk meneruskan paket informasi (routing) dalam jaringan LAN, MAN, WAN dan
internet. Atau singkatnya IP address adalah alamat unik dari suatu perangkat jaringan
yang terdapat di dalam jaringan. Saat ini ada 2 versi IP address yaitu IP versi 4 (IPv4)
dan IP versi 6 (IPv6)
2. IP versi 4 (IPv4)
IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan didalam jaringan
TCP/IP yang menggunakan protocol IP versi 4. IPv4 ini menggunakan penomoron
32bit dan terdiri dari 4 oktet decimal dan dibuat pada tahun 1983 dan masih digunakan
sampai saat ini. Dalam IPv4 alamat IP address dibagi menjadi 5 kelas, yaitu :
a. Kelas A
IP address kelas A memiliki rentang alamat : 1.0.0.0 – 126.255.255.255
Subnetmask default kelas A : 255.0.0.0
Default maximal host kelas A : 16.777.214 host
Secara default pada alamat IP kelas A, 8-bit pertama digunakan untuk alamat
network dan 24-bit berikutnya digunakan untuk alamat host.
b. Kelas B
IP address kelas B memiliki rentang alamat : 128.0.0.0 – 191.255.255.255
Subnetmask default kelas B : 255.255.0.0
Default maximal host kelas B : 65.534 host
Secara default pada alamat IP kelas B, 16-bit pertama digunakan untuk alamat
network dan 16-bit berikutnya digunakan untuk alamat host.
c. Kelas C
IP address kelas C memiliki rentang alamat : 192.0.0.0 – 233.255.255.255
Subnetmask default kelas C : 255.255.255.0
Default maximal host kelas C : 256 host
Secara default pada alamat IP kelas C, 24-bit pertama digunakan untuk alamat
network dan 8-bit berikutnya digunakan untuk alamat host.
d. Kelas D
IP address kelas D memiliki rentang alamat : 244.0.0.0 – 239.255.255.255
4 bit pertama alamat kelas D selalu di set ke nilai biner 1110,
Kelas D digunakan sebagai alamat multicasting yaitu alamat yang digunakan
untuk menyampaikan satu paket ke banyak penerima.
e. Kelas E
IP address kelas E memiliki rentang alamat : 254.0.0.0 – 254.255.255.255
4 bit pertama alamat kelas E selalu di set ke nilai biner 1111
Alamat IP address kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat
“eksperimental” atau percobaan yang dicadangkan untuk digunakan pada masa
depan.
Dalam pengalamatan IPv4, sangat didasari oleh karakteristik berikut :
a. Network ID
Ialah yang memiliki tiap-tiap host ID untuk membatasi sebuah rentang
pengalamatan dalam suatu rentang pengalamatan.
b. Host ID
Ialah penamaan setiap host ataupun perangkat jaringan yang terhubung pada
suatu jaringan.
c. Subnet Mask
Ialah sebagai pembeda network ID dengan host ID sehingga suatu host atau
perangkat jaringan mengetahui apakah titik suatu host yang dituju masih berada
dijaringan local atau luar.
d. Broadcast
Ialah mewakili seluruh anggota network. Pengiriman paket datagram ke alamat
ini akan menyebabkan paket ini di dengan oleh seluruh host anggota network
tersebut.
3. IP versi 6 (IPv6)
Adalah sebuah pengalamatan jeringan yang digunakan di dalam protocol jaringan
TCP/IP yang menggunakan protocol internet versi 6. IPv6 ini menggunakan penomoran
128 bit, dalam IPv6 alamat 128 bit akan dibagikan ke dalam bilangan heksadesimal
berukuran 4 digit, setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan
tanda (:) titik dua.

Contoh pengalamatan IPv6 : 21DA:00D3:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A, alamat IPv6


ini dapat dikasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu sebagai berikut :
a. Alamat unicast
Adalah alamat yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara
lamgsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
b. Alamat multicast
Adalah alamat yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data
kebanyak host yang berbeda dalam group yang sama. Alamat ini digunakan
dalam komunikasi one-to-many
c. Alamat anycast
Adalah alamat yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada
anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi
one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan
(destination address) dan diberkan hanya kepada router, bukan kepada host-host
biasa.

Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi
alamat-alamat berikut :
 Link-local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengijinkan sebuah
komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam
satu subnet.
 Site-local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengjinkan sebuah
komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam
sebuha intranet.
 Global-local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengijinkan sebuah
komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam
internet berbasis IPv6. Sementara itu, cakupan alamat multicast
dimaskan kedalam struktur alamat.

D. Subnetting Classfull
1. Pengalamatan Subnetting
Subnetting adalah upaya/proses untuk memecah sebuah network dengan jumlah host
yang cukup banyak, menjadi beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit.
Subnetting ini berguna untuk :
a. Untuk menentukan batas network ID dalam suatu seubnet
b. Memperbanyak jumlah network (LAN)
c. Mengurangi jumlah host dalam satu network
d. Tujuan lainnya dari subnetting adalah untuk mengurangi tingkat kongesti
(gangguan/tabrakan) lalu lintas data dalam suatu network.
Selain itu, subnetting diperlukan karena efesiensi penggunaan IP address,
pendelegasian kekuasaan untuk pengaturan IP address,
a. Mempermudah manajemen jaringan
b. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan topologi fisik jaringan
Pada dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah alamat IP
dan me-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat subnet. Jadi semakin
banyak jumlah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang tersedia untuk mendefinisikan
host bit.
Terdapat 2 macam IP, yaitu IP private dan IP public :
a. IP private merupakan IP address yang digunakan untuk jaringan internal (LAN)
dibalakang router/NAT terpisah dari jaringan internet secara langsung.
b. IP public merupakan alamat IP yang diterima oleh router rumah atau kantor dari
ISP tempat kita berlangganan internet. IP public diperlukan oleh semua
hardware agar bisa mengakses dan diakses dari internet
2. Istilah – Istilah pada Subnetting
Berikut beberapa istilah umum dalam pengalamatan IP, yaitu :
a. Host IP address
Alamat IP Client
b. Network Mask
Sering kali disebut subnet mask, digunakan untuk menentukan banyaknya
jaringan yang dapat dicakup.
c. Network Address
Alamat jaringan, digunakan sebagai pengenal sebuah jaringan, selalu diperoleh
dari alamat pertama dari sekumpulan alamat yang terdaftar dari suatu jaringan.
d. Network Broadcast Address
Alamat broadcast, digunakan untuk melakukan broadcasting (penyebaran)
paket data dalam satu jaringan, selalu diperoleh dari alamat terakhir dari
sekumpulan alamat yang terdaftar dalam suatu jaringan.
e. Total Number of Host Bits
Jumlah host yang dapat ditampung dalam bit, untuk mengetahui jumlah
host/klien maksimal yang dapat diberi alamat IP pada sebuah jaringan.
f. Number of Hosts
Jumlah alamat yang dapat digunakan sebagai host, jumlah yang dapat digunakan
merupakan jumlah alamat total dalam sebuah jaringan dikurangi dengan 2
(karena satu sebagai network address, dan satunya lagi untuk broadcast address).
3. Classless dan Classfull
a. IP Classless
Secara sederhana dapat diartikan “tanpa kelas” atau “tidak menggunakan kelas”.
Kemudian jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, maka pengalamatan IP classless
dapat diartikan menjadi “pengalamatan IP tanpa mengenal kelas”. Yaitu dengan
cara menggunakan Classless-Inter Domain Routing (CIDR) atau dapat dikenal
dengan istilah Panjang prefix. Format pengalamatannya adalah dengan memberi
tanda slash (/) dibelakang alamat IP, kemudian diikuti dengan variable Panjang
prefix. Contoh : 192.168.10.0/27; dengan deskripsi 192.168.10.0 = alamat IP dan
/28 = Panjang prefixs (CIDR)

Dengan metode classless dapat menyederhanakan table routing dengan cara satu
table routing dapat untuk beberapa jaringan, sehingga menghemat penggunan
kapasitas router dalam membuat table routing. Selain itu metode ini memungkinkan
untuk menggunakan alamat IP kelas A dan B dengan Panjang prefix tertentu yang
belum dipakai.
b. IP Classfull
Secara sederhana dapat diartikan “dengan kelas” atau “menggunakan kelas”.
Kemudian jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, maka pengalamatan IP classfull
dapat diartikan menjadi “pengalamatan IP berdasarkan kelas”. Pengalamatan
dengan metode ini ada pada pengalamatan IPv4, dan dibagi menjadi kelas A, B, C,
D, dan E.

Dengan pengalamatan IP classfull, jaringan yang dibentuk hanya sebatas kapasitas


masing-masing kelas, dan kapasitas host yang besar yang dimiliki oleh kelas A dan
B sering tidak terpakai secara optimum. Selain itu juga telah membuat table routing
global menjadi membengkak melebihi kapasitas router. Oleh sebab itu metode ini
sudah tidak digunakan lagi dan diganti dengan classless.
4. Pengalokasian IP
Ada 2 cara dalam pengalokasian IP, yaitu :
a. CIDR (Classless Interdomain Domain Routing)
Merupakan sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP
berbeda dengan system klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D,
dan kelas E. disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme
routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan
membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. subnetmask yang
bisa digunakan untuk melakukan subnetting pun berbeda-beda mengikuti kelas-
kelasnya, yaitu :
 Kelas C : /25 sampai /30 (dengan perhitungan pada octet ke 4)
 Kelas B : /17 sampai /30 (dengan perhitungan pada octet ke 3 dan 4)
 Kelas A : /8 sampai /30 (dengan perhitungan pada octet ke 2, 3, dan 4)
Konsep yang disebut dengan CIDR (Classless Inter Domain Routing)
diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Tabelnya digambarkan
sebagai berikut :

Subnet Mask CIDR Subnet Mask CIDR


255.128.0.0 /9 255.255.248.0 /21
255.192.0.0 /10 255.255.252.0 /22
255.224.0.0 /11 255.255.254.0 /23
255.240.0.0 /12 255.255.255.0 /24
255.248.0.0 /13 255.255.255.128 /25
255.252.0.0 /14 255.255.255.192 /26
255.254.0.0 /15 255.255.255.224 /27
255.255.0.0 /16 255.255.255.240 /28
255.255.128.0 /17 255.255.255.248 /29
255.255.192.0 /18 255.255.255.252 /30
255.255.224.0 /19 255.255.255.254 /31
255.255.240.0 /20 255.255.255.255 /32

1. Menghitung Subnet Kelas C


Pada kelas C penghitungan yang digunakan adalah pada octet ke 4. Misal
diketahui suatu IP 192.168.1.0/26. Berarti subnet mask-nya /26 yaitu
255.255.255.192, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi
11111111.11111111.11111111.11000000
Dengan mengubah bilangan biner ke decimal, contoh : 192
Binary 1 1 0 0 0 0 0 0
Decimal 128 64 32 16 8 4 2 1

a. Jumlah subnet : 2x (dimana x adalah banyaknya bineri 1 pada octet


terakhir untuk kelas C). Jadi jumlah subnetnya 22 = 4 subnet
b. Jumlah host per subnet : 2y – 2 (dimana y adalah banyaknya bineri 0
pada octet terakhir untuk kelas C). Jadi jumlah host per subnetnya 26 –
2 = 62 host
c. Blok subnet : 256 – nilai octet terakhir subnetmask. Jadi blok subnetnya
256 – 192 = 64. Untuk subnet berikutnya ditambahkan hasil dari blok
subnet tersebut. jadi blok subnet seluruhnya adalah 0, 64, 128, 192
d. Tabelnya menjadi :
 Subnet : sesuai pada blok subnet
 Host pertama : 1 angka setelah subnet
 Broadcast : 1 angka sebelum subnet berikutnya
 Host Terakhir : 1 angka sebelum broadcast

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192


Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

2. Menghitung Subnet Kelas B


Untuk kelas B ada 2 teknik yang digunakan dalam perhitungan, untuk
subnetmask /17 sampai /24, perhitungannya sama persis dengan kelas C,
tetapi pada kelas B terletak pada octet ke 3 saja yang digunakan. Sedangkan
untuk subnetmask /25 sampai /30 perhitungannya yaitu pada octet 3 dan 4.

Misal diketahui suatu IP 172.16.0.0/25. Berarti subnetmask-nya /25 yaitu


255.255.255.128, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi
11111111.11111111.11111111.10000000

a. Jumlah subnet : 29 = 512 subnet


b. Jumlah host per subnet : 27 – 2 = 126 host
c. Blok subnet : 256 – 128 = 128. Jadi blok subnet seluruhnya adalah (0,
128)
d. Tabelnya menjadi :
Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 172.16.255.129
Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 172.16.255.254
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 172.16.255.255
3. Menghitung Subnet Kelas A
Subnet mask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting pada kelas
A adalah semua subnet mask mulai /8 sampai /30. Sebenarnya konsepnya
sama dengan kelas C dan B. yang membedakan hanya di oktet mana kita
mainkan blok subnet. Kelas C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di oktet ke 3
dan 4 (2 oktet terakhir), kelas A di oktet ke 2,3 dan 4 (3 oktet terakhir).

Misal diketahui suatu IP 10.0.0.0/16. Berarti subnetmask-nya /16 yaitu


255.255.0.0, dan jika diubah kedalam bilangan biner menjadi
1111111.11111111.00000000.00000000
e. Jumlah subnet : 28 = 256 subnet
f. Jumlah host per subnet : 216 – 2 = 65534 host
g. Blok subnet : 256 – 255 = 1. Jadi blok subnet seluruhnya adalah (0, 1,
2, 3, 4 dst)
h. Tabelnya menjadi :
Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 …. 10.254.0.0 10.255.0.0
Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 …. 10.254.0.1 10.255.0.1

Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 …. 10.254.255.254 10.255.255.254

Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 …. 10.254.255.255 10.255.255.255

b. VLSM (Variable Length Subnet Mask)


Perhitungan IP address menggunakan metode VLSM adalah metode yang
berbeda dengan memberikan suatu network address lebih dari satu subnetmask,
berbeda jika menggunakan CIDR dimana suatu network ID hanya memiliki satu
subnetmask saja. VLSM memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah alamat
yang terbuang.

Konsep subnetting memang menjadi solusi dalam mengatasi jumlah pemakaian


IP address, akan tetapi kalau diperhatikan maka akan banyak subnet. Berikut
contohnya : Pada suatu Sekolah yang mempunyai 4 Ruangan ingin membagi
network, antara lain :
1. Ruangan Utama : 1000 host
2. Ruangan Kedua : 500 host
3. Ruangan Ketiga : 100 host
4. Ruangan Server : 3 host

IP address yang diberikan dari ISP adalah 172.16.0.0/16

Sebelum mulai menghitung VLSM cantumkan 8 bit angka biner 128 . 64 . 32 .


16 . 8 . 4 . 2 . 1 dan membuat tabel-tabel untuk mempercepat proses perhitugan
VLSM, seperti berikut :

Subnet Mask CIDR Host ke 2^n Jumlah Host


255.0.0.0 /8 2^24 16777216
255.128.0.0 /9 2^23 8388608
255.192.0.0 /10 2^22 4149430
255.224.0.0 /11 2^21 2097152
255.240.0.0 /12 2^20 104857
255.248.0.0 /13 2^19 524288
255.252.0.0 /14 2^18 262144
255.254.0.0 /15 2^17 131072
255.255.0.0 /16 2^16 65536
255.255.128.0 /17 2^15 32768
255.255.192.0 /18 2^14 16386
255.255.224.0 /19 2^13 8192
255.255.240.0 /20 2^12 4048
255.255.248.0 /21 2^11 2048
255.255.252.0 /22 2^10 1024
255.255.254.0 /23 2^9 512
255.255.255.0 /24 2^8 256
255.255.255.128 /25 2^7 128
255.255.255.192 /26 2^6 64
255.255.255.224 /27 2^5 32
255.255.255.240 /28 2^4 16
255.255.255.248 /29 2^3 8
255.255.255.252 /30 2^2 4
255.255.255.254 /31 2^1 2
255.255.255.255 /32 2^0 1

Penyelesaian  urutkan dari mulai host yang terbesar :

1. Ruang Utama 1000 Host


Disini dibutuhkan 1000 host yang akan terhubung dengan internet, untuk
mendapat 1000 host atau lebih perhatikan tabel diatas. Karena yang
dibutuhkan 1000 host maka cari hasil pemangkatan 1000 or >= 1000 host
dari tabel diatas yang sesui dengan kebutuhan, maka digunakan 2^10 = 1024
dan subnet mask-nya 255.255.252.0

Untuk mencari nilai IP range seperti dibawah ini :


255.255.255.255
255.255.252. 0 -
0. 0. 3.255

Dan untuk mengetahui IP broadcast-nya yakni hasil dari pengurangan diatas


ditambah dengan IP network :
172.16.0.0
0. 0.3.255 +
172.16.3.255

Maka didapatkan :
- Network : 172.16.0.0/22
- IP petama : 172.16.0.1
- IP terakhir : 172.16.3.254
- IP broadcast : 172.16.3.255
- Subnet Mask : 255.255.252.0
2. Ruang Kedua 500 Host
Untuk ruangan kedua host yang dibutuhkan atau komputer yang bisa
terhubung dengan internet sebanyak 500 komputer, untuk mendapatkan 500
host atau lebih maka cari pemangkatan yang menghasilkan 500 host atau
lebih, dari tabel diatas yang menghasilkan 500 host >= 500 host yg sesuai
dengan kebutuhan yaitu digunakan 2^9 = 512 dan subnet mask-nya
255.255.254.0.

Untuk mencari nilai IP range seperti dibawah :


255.255.255.255
255.255.254. 0 -
0. 0. 1.255
Dan untuk mengetahui IP broadcast-nya yakni hasil dari pengurangan diatas
ditambah dengan IP network :
172.16.4.0
0. 0.1.255 +
172.16.5.255

Maka didapatkan :
- Network : 172.16.4.0/23
- IP petama : 172.16.4.1
- IP terakhir : 172.16.5.254
- IP broadcast : 172.16.5.255
- Subnet Mask : 255.255.254.0
3. Ruang Ketiga 100 Host
Untuk ruangan ketiga yang membutuhkan 100 host, membutuhkan
pemangkatan yang menghasilkan host 100 atau lebih, dari tabel diatas yang
menghasilkan 100 host >= 100 host yang sesuai dengan kebutuhan adalag
2^7 = 128 dan subnet mask-nya 255.255.255.127

Untuk mencari nilai IP range seperti dibawah :


255.255.255.255
255.255.255. 128 -
0. 0. 0.127

Dan untuk mengetahui IP broadcast-nya yakni hasil dari pengurangan diatas


ditambah dengan IP network :
172.16.6.0
0. 0.0.127 +
172.16.6.127

Maka didapatkan :
- Network : 172.16.6.0/25
- IP petama : 172.16.6.1
- IP terakhir : 172.16.6.126
- IP broadcast : 172.16.6.127
- Subnet Mask : 255.255.255.128
4. Ruang Server 3 Host
Maka didapatkan :
- Network : 172.16.6.128/30
- IP petama : 172.16.6.1.129
- IP terakhir : 172.16.6.131
- IP broadcast : 172.16.6.132
- Subnet Mask : 255.255.255.252

E. OSI Layer
Ketika menggunakan e-mail, pernahkah Anda berpikir tentang bagaimana isi e-mail
tersebut dapat berpindah dari satu perangkat ke perangkat lain? Hanya dengan sekali klik,
beberapa saat kemudian Anda dapat mengirim informasi kepada seseorang yang jauh di sana.
Informasi tersebut sampai kepada penerima e-mail dalam bentuk yang sama. Dan tahukah
Anda kalau sebenarnya hal tersebut membutuhkan proses cukup Panjang ?
1. Pengertian
OSI adalah singkatan dari Open System Interconnection. Sedang layer
merupakan lapisan-lapisan prosedur yang terjadi dalam proses pengiriman informasi
atau data melalui koneksi jaringan antar komputer.
Setiap komputer dalam jaringan memiliki cara berkomunikasinya masing-
masing. Komputer bermerek A memiliki bahasa sendiri, dan hanya bisa berkomunikasi
dengan perangkat lain yang bermerek sama. Hal tersebut juga terjadi pada sistem
jaringan. Di mana pertukaran informasi antar jaringan tidak bisa terjalin dengan baik.
Sementara tentu saja proses komunikasi dibutuhkan tidak hanya oleh komputer dalam
satu sistem jaringan tertentu.
Maka, dibutuhkan standar khusus untuk memungkinkan komunikasi dapat
terjalin secara menyeluruh. Oleh karena itulah, kemudian ISO (International Standart
Organization) menetapkan standar OSI Layer tentang protokol komunikasi untuk
segala jenis sistem jaringan.
2. Daftar OSI Layer
Standar OSI Layer bekerja dalam prosedur yang sistematis. Konsep ini
membagi alur sistem komunikasi secara runtut ke dalam tujuh lapisan abstrak (layer)
dengan peranannya masing-masing. Berikut penjelasan mengenai tujuh lapisan dalam
konsep OSI Layer.
a. Application
Tahapan ini berhubungan langsung dengan pengguna. Application Layer
merupakan prosedur penyambungan komunikasi dari perangkat. Artinya,
Application Layer adalah penghubung antara perangkat dan sistem komunikasi.

Contohnya saat mengirim surel. Program e-mail, seperti Gmail, akan memulai
komunikasi dengan jaringan sebelum pesan bisa dikirim. Di sinilah Application
Layer berlangsung melibatkan protokol HTTP, SMTP, FTP, dan telnet.
b. Presentation
Presentation Layer bertanggung jawab untuk mempersiapkan data agar bisa
digunakan dengan program tertentu. Atau dengan kata lain, mempresentasikan data
agar program tersebut dapat menyerap, mengakses, dan menggunakannya.

Presentation Layer berperan sebagai penerjemah bahasa komunikasi yang berbeda


antara dua perangkat komputer. Melakukan enkripsi data dari perangkat sumber,
lalu men-dekripsi-nya pada perangkat penerima. Contoh data yang ditransfer
misalnya file yang berformat jpg, gif, png, dll.
c. Session
Durasi waktu yang diperlukan untuk berkomunikasi disebut Session atau sesi.
Lapisan ini bertanggung jawab untuk membuka jaringan dalam durasi waktu yang
cukup agar pertukaran data berjalan dengan baik.

Session Layer mengirimkan data melalui pos-pos. Contohnya, untuk mengirim 100
data, Session Layer bisa mengatur penempatan pos setiap 10. Jika setelah mencapai
50 tiba-tiba jaringan putus, maka pengiriman data bisa diulangi dari pos terakhir.
d. Transport
Transport Layer berperan sebagai penanggung jawab kiriman pesan antara dua
perangkat. Mengambil data dari layer sebelumnya dan meneruskannya ke lapisan
berikutnya, sekaligus memastikan bahwa data tersampaikan dengan baik.

Lapisan ini juga bertanggung jawab mengendalikan alur komunikasi antara dua
perangkat yang kecepatan internetnya berbeda agar dapat saling mengoptimalkan.
Juga, memastikan data tersampaikan secara lengkap dan meminta kiriman ulang
jika gagal.
e. Network
Network berarti jaringan. Dalam hal ini, Network Layer bertugas untuk
memberikan jalur, sebagai fasilitas bagi proses pertukaran informasi antara dua
jaringan berbeda. Network Layer tidak diperlukan pada komunikasi perangkat di
jaringan yang sama.

Network Layer mencari jalur komunikasi terbaik antarjaringan (routing). Lapisan


ini menyalurkan data kiriman dari perangkat sumber dengan cara membaginya
dalam paket-paket kecil. Lalu menyusunnya kembali ketika telah sampai pada
perangkat penerima. Contoh devicenya : router
f. Data Link
Jika Network Layer adalah penyalur informasi antarjaringan, Data Link merupakan
pemberi jalur komunikasi di dalam jaringan yang sama. Tugas-tugasnya hampir
sama dengan Network Layer dan Transport Layer, hanya saja internal dalam satu
jaringan. Contoh devicenya : switch
g. Physical
Layer ini merupakan lapisan terbawah dalam model referensi OSI. Physical Layer
berkaitan erat dengan urusan signal dan posisinya paling dekat dengan hardware
perangkat. Tugas utamanya untuk mentransmisi data digital yang berasal Physical
Layer sumber ke server tujuan, menggunakan komunikasi jaringan sebagai
medianya. Contoh devicenya : media transmisi, sinyal digital seperti frekuensi
radio, frekuensi internet, cahaya, dll.
3. Cara kerja OSI layer

Prosedur OSI Layer berlaku, baik di perangkat pengirim maupun perangkat penerima.
Artinya, data dari perangkat pengirim akan melewati layer 1 sampai 7. Sebelum sampai
ke perangkat penerima, data tersebut masih harus melewati tujuh layer yang sama,
tetapi urutannya terbalik.

Suatu ketika, Anda menggunakan aplikasi pengolah pesan untuk mengirim surel
kepada adik. Selesai mengetik, Anda menekan tombol “kirim”. Lalu aplikasi pengolah
pesan akan memanggil Application Layer untuk memilih protokol (dalam hal ini
SMTP) untuk menyampaikan data.

Presentation Layer terlebih dahulu memampatkan data dan meneruskannya ke Session


Layer untuk memulai proses pengiriman. Kiriman diproses oleh Transportation Layer
dalam bentuk segmen, kemudian dipecah lagi dalam potongan-potongan kecil pada
Network Layer.

Network Layer menyampaikan adanya potongan-potongan data ke Data Link Layer. Di


Data Link Layer ini, data tersebut masih akan dipecah-pecah kembali agar bisa
dikirimkan melalui perangkat keras pada Physical Layer.

Physical Layer mengonversi data ke dalam bentuk bit stream lalu diteruskan melalui
media fisik, seperti modem, kabel, fiber optik, atau perangkat konektivitas jaringan
lainnya. Perangkat inilah yang pertama kali menerima paket bit stream data di alamat
e-mail adik Anda.
E-mail kiriman Anda masih harus melewati tujuh OSI Layer lagi, sebelum adik Anda
dapat membacanya seperti biasa. Namun kali ini prosesnya berlangsung secara terbalik.
Pertama, Physical Layer akan memproses bitstream menjadi data yang bisa disalurkan
oleh Data Link.

Data Link kemudian akan menyusun kembali potongan-potongan data ke dalam paket
untuk Network Layer. Network Layer memprosesnya dalam bentuk segmen untuk
disampaikan ke Transportation Layer, yang kemudian akan menggabungkan data
sehingga utuh kembali.

Data utuh tersebut masih mentah dan akan mengalir melewati Session Layer di jaringan
komputer adik Anda. Session Layer meneruskannya ke Presentation Layer yang juga
membersihkannya dari kompresi-kompresi.

Selanjutnya, Presentation Layer menyampaikannya ke Application Layer yang


kemudian akan memproses data mentah dalam bentuk yang bisa dibaca oleh program
e-mail di komputer adik Anda. Adik Anda pun menerima surel tersebut sesuai dengan
bentuk yang Anda kirimkan.

Anda mungkin juga menyukai