Anda di halaman 1dari 18

IP ADDRESS DAN SUBNETTING

Pada Kesempatan ini akan di jelaskan tentang Pengalamatan IP yang sangat dibutuhkan untuk
menyambungkan antara satu komputer dengan komputer yang lain agar bisa saling komunikasi satu
sama lain.

1.1. IP Address Versi 4 (IPV4)

IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet sehingga merupakan
sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan metode pengalamatan yang telah diterima
di seluruh dunia. Dengan menentukan IP address berarti kita telah memberikan identitas yang universal
bagi setiap interadce komputer. Jika suatu komputer memiliki lebih dari satu interface (misalkan
menggunakan dua ethernet) maka kita harus memberi dua IP address untuk komputer tersebut masing-
masing untuk setiap interfacenya.

Format Penulisan IP Address

IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini
disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut :

xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx

Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai


11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah
untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh
4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal merupakan nilai
dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal :

Desimal 167 205 206 100 Biner 10100111 11001101 11001110 01100100
Format IP Address

Pembagian Kelas IP Address

Jumlah IP Address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar lebih yang
harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian kelaskelas ini
ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik untuk host/jaringan tertentu atau untuk
keperluan tertentu.

IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net ID) dan bagian host (host ID).
Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan
untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang
sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address merupakan network
bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian network dan host
tidak tetap, bergantung kepada kelas network. IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas
B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada

ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat
ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D
digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk keprluan eksperimental. Perangkat lunak Internet
Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address.
Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :

 Bit pertama IP Address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi
byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 127 network
dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host (255x255x255). IP address kelas A diberikan
untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada gambar berikut
ini :

0-127 0-255 0-255 0-255 0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh

IP Address kelas A
 Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara 128-
191.Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada komputer
mempunyai IP address 192.168.26.161, network ID = 192.168 dan host ID = 26.161. Pada. IP address
kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255
network dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.

128-191 0-255 0-255 0-255 10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh

IP address kelas B

 IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP
address kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat
terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256 host.

192-223 0-255 0-255 0-255 110nnnnn Nnnnnnnn nnnnnnnn Hhhhhhhh

IP address kelas C

 IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D selalu
diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur
sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal
istilah network ID dan host ID.  IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit
pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.

Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan uk IP address yang menunjuk
bagian jaringan.Penulisan network prefix adalah dengan tanda slash "/" yang diikuti angka yang
menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas B
192.168.xxx.xxx digunakan penulisan 192.168/16. Angka 16 ini merupakan panjang bit untuk

network prefix kelas B.


Address Khusus

Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis address yang digunakan
untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host.Address tersebut adalah :

Network Address. Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan Internet.
Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 192.168.9.35. Tanpa memakai subnet (akan diterangkan
kemudian), network address dari host ini adalah 192.168.0.0. Address ini didapat dengan membuat
seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan
informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network address (192.168) untuk menentukan ke
router mana datagram tersebut harus dikirimkan. Analoginya mirip dengan dalam proses pengantaran
surat, petugas penyortir pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu
membaca selutuh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut.

Broadcast Address. Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui
oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header
alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut. Dengan adanya
alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses dataram tersebut,sedangkan host lain akan
mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim datagram kepada seluruh host yang ada
pada networknya ? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi datagram sebanyak jumlah host tujuan.
Pemakaian bandwidth akan meningkat dan beban kerjas host pengirim bertambah, padahal isi
datagram-datagram tersebut sama.Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup
mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima datagram
tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama harus memiliki broadcast address yang
sama dan address tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP address untuk host tertentu.

Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram : pertama adalah IP
Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut
berada.

Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit host pada IP Address menjadi 1. Jadi, untuk host
dengan IP address 192.168.9.35 atau 192.168.240.2, broadcast addressnya adalah 192.168.255.255 (2
segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingga secara desimal
terbaca 255.255). Jenis informasi yang di broadcast biasanya adalah informasi routing.
Multicast Address. Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar
host, yang menggunakan datagram-datagram unicast.Artinya, datagram / paket memiliki address tujuan
berupa satu host tertentu. Hanya host yang memiliki IP Address sama dengan destination address pada
datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Jika
datagram ditujukan untuk seluruh host pada suatu jaringan, maka field address tujuan ini akan berisi
alamat broadcast dari jaringan yang bersangkutan. Dari dua mode pengiriman ini (unicast dan
broadcast), muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus jika suatu host ingin
berkomunikasi dengan beberap host sekaligus (host group), dengan hanya mengirim satu datagram saja.
Namun berbeda dengan mode broadcast, hanya host-host yang tergabung dalam suatu group saja yang
akan menerima datagram ini, sedangkan host lain tidak akan

terpengaruh. Oleh karen itu, dikenalkan konsep multicast. Pada konsep ini, setiap group yang
menjalankan aplikasi bersama mendapatkan satu multicast address. Struktur kelas multicast address
dapat dilihat pada gambar berikut.

224-239 0-255 0-255 0-255 1110xxxx xxxxxxxx xxxxxxxx Xxxxxxxx

Struktur IP Address kelas multicast address

Untuk keperluan multicast, sejumlah IP Address dialokasikan sebagai multicast address. Jika struktur IP
Address mengikuti bentuk 1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (bentuk desimal 224.0.0.0 sampai
239.255.255.255), maka IP Address merupakan multicast address. Alokasi ini ditujukan untuk keperluan
group, bukan untuk host seperti pada kelas A, B dan C. Anggota group adalah host-host yang ingin
bergabung dalam group tersebut. Anggota ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu subnet. namun
bisa mencapai seluruh dunia. Karena menyerupai suatu backbone, maka jaringan multicast ini dikenal
pula sebagai Multicast Backbone (MBone).

Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID

Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang digunakan :
 Network ID tidak boleh sama dengan 127 Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat
loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri. 
Network ID dan host id tidak boleh sama dengan 255 Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai
alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.  Network ID dan host ID
tidak boleh sama dengan 0 IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat
network digunakan untuk menunjuk suatu jaringan bukan suatu host.  Host ID harus unik dalam suatu
network. Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.

1.2. Subnetting

Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah topologi network dan
organisasi, network administrator biasanya melakukan subnetting. Esensi dari subunetting adalah
"memindahkan" garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP Address. Beberapa
bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network. Address satu network
menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network
tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.

Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam
suatu network. Router IP dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda
hanya jika setiap network memiliki address network yang unik. Selain itu, dengan subnetting, seorang
Network Administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh departemen dari suatu
perusahaan besar kepada setiap departemen, untuk memudahkannya dalam mengatur keseluruhan
network.

Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit (subnet mask ) kepada IP Address.
Struktur subnet mask sama dengan struktur IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4
segmen. Bit-bit dari IP Address yang “ditutupi” (masking) oleh bit-bit subnet mask yang aktif dan
bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1 pada subnet mask berarti mengaktifkan
masking (on), sedangkan bit 0 tidak aktif (off). Sebagai contoh kasus, mari kita ambil satu IP Address
kelas A dengan nomor 44.132.1.20. Ilustrasinya dapat dilihat tabel berikut :

44 132 1 20

00101100 10000100 00000001 00010100


IP Address

255 255 0 0

11111111 11111111 00000000 00000000

Subnet Mask

44 132 0 0

00101100 10000100 00000000 00000000

Network Address

44 132 255 255

00101100 10000100 11111111 11111111

Broadcast Address

subnetting 16 bit Pada IP Address Kelas A

Dengan aturan standar, nomor network IP Address ini adalah 44 dan nomor host adalah 132.1.20.
Network tersebut dapat menampung maksimum lebih dari 16 juta host yang terhubung langsung.
Misalkan pada address ini akan di implementasikan subnet mask sebanyak 16 bit 255.255.0.0 (Hexa =
FF.FF.00.00 atau Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000 ). Perhatikan bahwa pada 16 bit
pertama dari subnet mask tersebut berharga 1, sedangkan 16 bit berikutnya 0. Dengan demikian, 16 bit
pertama dari suatu IP Address yang dikenakan subnet mask tersebut akan dianggap sebagai network bit.
Nomor network akan berubah menjadi 44.132 dan nomor host menjadi 1.20. Kapasitas maksimum host
yang langsung terhubung pada network menjadi sekitar 65 ribu host.

Subnet mask di atas identik dengan standard IP Address kelas B. Dengan menerapkan subnet mask
tersebut pada satu network kelas A, dapat dibuat 256 network baru dengan kapasitas masingmasing
subnet setara network kelas B. Penerapan subnet yang lebih jauh seperti 255.255.255.0 (24 bit) pada
kelas A akan menghasilkan jumlah network yang lebih besar (lebih dari 65 ribu network) dengan
kapasitas masing-masing subnet sebesar 256 host. Network kelas C juga dapat dibagi-bagi lagi menjadi
beberapa subnet dengan menerapkan subnet mask yang lebih tinggi seperti untuk 25 bit
(255.255.255.128), 26 bit (255.255.255.192), 27 bit (255.255.255.224) dan seterusnya.
Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet mask pada IP Address akan
mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network Address dan Broadcast Address. Network address
didefinisikan dengan menset seluruh bit host berharga 0, sedangkan broadcast address dengan menset
bit host berharga 1. Seperti yang telah dijelasakan pada bagian sebelumnya, network address adalah
alamat network yang berguna pada informasi routing. Suatu host yang tidak perlu mengetahui address
seluruh host yang ada pada network yang lain. Informasi yang

dibutuhkannya hanyalah address dari network yang akan dihubungi serta gateway untuk mencapai
network tersebut. Ilustrasi mengenai subnetting, network address dan broadcast address dapat dilihat
pada Tabel di bawah. Dari tabel dapat disimpulkan bagaimana nomor network standard dari suatu IP
Address diubah menjadi nomor subnet / subnet address melalui subnetting.

Tabel 5.1 Beberapa kombinasi IP Address IP Address Network Address standard Subnet Mask
Interpretasi Broadcast Address 44.132.1.20 44.0.0.0 255.255.0.0 (16 bit) Host 1.20 pada subnet
44.132.0.0 44.132.255.25 5 81.50.2.3 81.0.0.0 255.255.255 .0 (24 bit) Host 3 pada subnet 81.50.2.0
81.50.2.255 192.168.2.10 0 192.168.0. 0 255.255.255 .128 (25 bit) Host 100 pada subnet 192.168.2.0
192.168.2.127 192.168.2.13 0 192.168.0. 0 255.255.255 .192 (26 bit) Host 130 pada subnet
192.168.2.128 192.168.2.191

Netmask dan network number subnetting hanya berlaku pada network lokal. Bagi network di luar
network lokal, nomor network yang dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP Address.

Gambar 5.1 Subnetting

1.3. IP address Versi 6 (Ipv6)

Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang
digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol Internet versi
6. Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host
komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IPv6 adalah 21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a.

Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya
mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6 memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya
mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi,
sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6, yang memiliki
panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang
sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa
masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga
mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel routing.

Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCPv6 Server sebagai pengelola alamat. Jika
dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan
menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika
konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.

Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat
jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga
terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis
alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada
hanyalah Format Prefix.

Format Alamat IPV6

Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke
dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan
dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering
disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal
format.

Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner :
00100001110110100000000011010011000000000000000000101111001110110000001010101010
000000001111111111111110001010001001110001011010

Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner di atas
dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit :

0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010


0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010

Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap
bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya
adalah sebagai berikut :

21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a

Penyederhanaan bentuk alamat

Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal setiap blok yang
berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan membuang angka 0, alamat di
atas disederhanakan menjadi:

21da:d3:0:2f3b:2aa:ff:fe28:9c5a

Gambar 5.2 Penyederhanaan bentuk alamat IPV6

Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi, yakni dengan
membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah alamat IPv6
yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format mengandung beberapa blok 16-bit
dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah
titik dua (:). Untuk menghindari kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini hanya bisa
digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat
menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (:) yang
terdapat dalam alamat tersebut. Tabel 5.2 berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.

Tabel 5.2 Penyederhanaan Ipv6

Alamat asli Alamat asli disederhanakan

Alamat setelah dikompres

fe80:0000:0000: 0000:02aa:00ff:f e9a:4ca2

fe80:0:0:0:2aa:f f:fe9a:4ca2

fe80::2aa:ff:fe9a:4ca2

ff02:0000:0000: 0000:0000:0000: 0000:0002

ff02:0:0:0:0:0:0: 2

ff02::2

Format Prefix

Dalam IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat direpresentasikan dengan
menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet mask. IPv6 juga memiliki angka prefiks, tapi
tidak didugnakan untuk merujuk kepada subnet mask, karena memang IPv6 tidak mendukung subnet
mask.

Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-nilai yang tetap atau bit-bit
tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau subnet identifier. Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan
dengan cara yang sama seperti halnya prefiks alamat IPv4, yaitu *alamat+/*angka panjang prefiks+.
Panjang prefiks menentukan jumlah bit terbesar paling kiri yang membuat prefiks

subnet. Sebagai contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat direpresentasikan sebagai berikut :
3ffe:2900:d005:f28b::/64

Pada contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai prefiks alamat, sementara 64
bit sisanya dianggap sebagai interface ID.

Jenis-jenis alamat IP versi 6

IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:

 Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host
dalam sebuah jaringan.  Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah
paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi
one-to-many.  Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota
terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini
juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya kepada router,
bukan kepada host-host biasa.

Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut:

 Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat
berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.  Site-Local, merupakan sebuah jenis
alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam
sebuah intranet.  Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer
agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet berbasis IPv6.

Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.

Unicast Address
Alamat IPv6 unicast dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni :

 Alamat unicast global Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4.
Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang dapat
secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses routing, alamat ini juga
mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi menjadi topologi tiga level
(Public, Site, dan Node).

Tabel 5.3 Struktur alamat unicast global Field Panjang Keterangan 001 3 bit Berfungsi sebagai tanda
pengenal alamat, bahwa alamat ini adalah sebuah alamat IPv6 Unicast Global. Top Level Aggregation
Identifier (TLA ID) 13 bit Berfungsi sebagai level tertinggi dalam hierarki routing. TLA ID diatur oleh
Internet Assigned Numbers Authority (IANA), yang mengalokasikannya

ke dalam daftar Internet registry, yang kemudian mengolasikan sebuah TLA ID ke sebuah ISP global. Res
8 bit Direservasikan untuk penggunaan pada masa yang akan datang (mungkin untuk memperluas TLA
ID atau NLA ID). Next Level Aggregation Identifier (NLA ID) 24 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal milik
situs (site) kustomer tertentu. Site Level Aggregation Identifier (SLA ID) 16 bit Mengizinkan hingga 65536
(216) subnet dalam sebuah situs individu. SLA ID ditetapkan di dalam sebuah site. ISP tidak dapat
mengubah bagian alamat ini. Interface ID 64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam
subnet yang spesifik (yang ditentukan oleh SLA ID).

 Alamat unicast site-local

Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang lingkup dari sebuah alamat
terdapat pada Internetwork dalam sebuah site milik sebuah organisasi. Penggunaan alamat unicast
global dan unicast site-local dalam sebuah jaringan adalah mungkin dilakukan. Prefiks yang digunakan
oleh alamat ini adalah FEC0::/48.

Tabel 5.4 Struktur alamat unicast site-local

Field Panjang Keterrangan 1111111011 0000000000 0000000000 0000000000 00000000 48 bit Nilai
ketetapan alamat unicast sitelocal Subnet Identifier 16 bit Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet
dalam sebuah struktur subnet datar. Administrator juga dapat membagi bit-bit yang yang memiliki nilai
tinggi (high-order bit) untuk membuat sebuah infrastruktur routing hierarkis. Interface Identifier 64 bit
Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.

 Alamat unicast link-local

Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam subnet yang sama. Alamat
ini mirip dengan konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet Protocol Addressing) dalam sistem
operasi Microsoft Windows XP ke atas. host-host yang berada di dalam subnet yang sama akan
menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki
fungsi resolusi alamat, yang disebut dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh
jenis alamat ini adalah fe80::/64.

Tabel 5.5 Struktur alamat unicast link-local

Field Panjang Keterangan

111111101000000000000 000000000000000000000 000000000000000000000 0

64 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat unicast linklocal. Interface ID 64 bit Berfungsi sebagai
alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.

 Alamat unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address)

Alamat unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan oleh seorang administrator
atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta alamat. Alamat ini sama dengan alamat
IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat
disingkat menjadi dua titik dua (::).  Alamat unicast loopback

Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mekanisme interprocess
communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam IPv4, alamat yang ditetapkan adalah 127.0.0.1,
sementara dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.
 Alamat unicast 6to4

Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam Internet IPv4 agar
dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai pengganti alamat publik IPv4. Alamat
ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16, dengan tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4
untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang 48-bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana
WWXX dan YYZZ adalah representasi dalam notasi colon-decimal format dari notasi dotted-decimal
format w.x.y.z dari alamat publik IPv4. Sebagai contoh alamat IPv4 157.60.91.123 diterjemahkan
menjadi alamat IPv6 2002:9d3c:5b7b::/48.

Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format IPv6 Unicast global address, yakni
2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.

 Alamat unicast ISATAP

Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam sebuah
Intranet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini menggabungkan prefiks alamat unicast link-
local, alamat unicast site-local atau alamat unicast global (yang dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang
berukuran 64-bit dengan 32bit ISATAP Identifier (0000:5efe), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang
dimiliki oleh interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam alamat ini dinamakan dengan
subnet prefix. Meski alamat 6to4 hanya dapat menangani alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat
menangani alamat pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.

Multicast address

Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket yang

ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang dikenali oleh
alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah ff00::/8.

Tabel 5.6 Struktur Multicast address


Field Panjang Keterangan 11111111 8 bit Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.
Flags 4 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat transient atau bukan. Jika
nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat transient, dan alamat ini merujuk kepada alamat multicast
yang ditetapkan secara permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah alamat transient. Scope 4 bit
Berfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti halnya interface-local, link-local,
site-local, organization-local atau global. Group ID 112 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal group
multicast

Anycast address

Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi diimplementasikan dengan
cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4. Umumnya, alamat anycast digunakan oleh Internet
Service Provider (ISP) yang memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat
unicast, tapi fungsinya berbeda daripada alamat unicast.

IPv6 menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface yang berbeda. IPv6
akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah alamat anycast ke interface terdekat yang
dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan alamat multicast, yang menyampaikan
paket ke banyak penerima, karena alamat anycast akan menyampaikan paket kepada salah satu dari
banyak penerima.

1.4. Jenis-jenis Alamat IP Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke internet, semua alamat IP
dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau
secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat
digunakan di dalam internet, yaitu public address (alamat publik) dan private address (alamat pribadi).

1.4.1. IP Publik alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi
beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang
menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet. Ketika beberapa
alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga
lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di internet, lalu lintas ke
sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan internet. 1.4.2. IP privat
Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap internetwork IP. Pada
kasus internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke internet akan membutuhkan
sebuah alamat yang unik secara global terhadap internet. Karena perkembangan internet yang sangat
amat pesat, organisasiorganisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke internet membutuhkan
sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan
membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global.

Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi, para desainer
internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan organisasi, kebanyakan host di dalam intranet
organisasi tersebut tidak harus terhubung secara langsung ke internet. Host-host yang membutuhkan
sekumpulan layanan internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail, biasanya mengakses
layanan internet tersebut melalui gateway yang berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau
e-mail server. Hasilnya, kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit
saja yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy, router, firewall, atau
translator) yang terhubung secara langsung ke internet. Untuk host-host di dalam sebuah organisasi
yang tidak membutuhkan akses langsung ke internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat
publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para
desainer internet mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai
ruangan alamat pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan
digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi
dikenal juga dengan alamat pribadi. Karena di antara ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi
tidak saling melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan menduplikasi alamat publik, dan
tidak pula sebaliknya. Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di dalam
tiga blok alamat berikut: o 10.0.0.0/8 o 172.16.0.0/12 o 192.168.0.0/16

 10.0.0.0/8 Jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8 merupakan sebuah network identifier kelas A
yang mengizinkan alamat IP yang valid dari 10.0.0.1 hingga 10.255.255.254. Private network 10.0.0.0/8
memiliki 24 bit host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat. 
172.16.0.0/12 Jaringan pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 16
network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 20 bit yang dapat
ditetapkan sebagai host identifier, yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting di
dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 17.16.0.0/12 mengizinkan alamat-alamat IP yang
valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.  192.168.0.0/16 Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat
diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 256 network identifier kelas C atau sebagai sebuah ruangan
alamat yang memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier yang dapat digunakan dengan
menggunakan skema subnetting apapun di dalam sebuah organisasi privat. Alamat private network
192.168.0.0/16 dapat mendukung alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.
 169.254.0.0/16 Alamat jaringan ini dapat digunakan sebagai alamat privat karena memang IANA
mengalokasikan untuk tidak menggunakannya. Alamat IP yang mungkin dalam ruang alamat ini adalah
169.254.0.1 hingga 169.254.255.254, dengan alamat subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan
sebagai alamat IP privat otomatis (dalam Windows, disebut dengan Automatic Private Internet

STMIK AKBA | Suryadi Syamsu – Modul Jaringan Komputer 14


Protocol Addressing (APIPA)). Hasil dari penggunaan alamat-alamat privat ini oleh banyak organisasi
adalah menghindari kehabisan dari alamat publik, mengingat pertumbuhan internet yang sangat pesat.
Karena alamat-alamat IP di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan ditetapkan oleh Internet Network
Information Center (InterNIC) (atau badan lainnya yang memiliki otoritas) sebagai alamat publik, maka
tidak akan pernah ada rute yang menuju ke alamat-alamat pribadi tersebut di dalam router internet.
Kompensasinya, alamat pribadi tidak dapat dijangkau dari internet. Oleh karena itu, semua lalu lintas
dari sebuah host yang menggunakan sebuah alamat pribadi harus mengirim request tersebut ke sebuah
gateway (seperti halnya proxy server), yang memiliki sebuah alamat publik yang valid, atau memiliki
alamat pribadi yang telah ditranslasikan ke dalam sebuah alamat IP publik yang valid dengan
menggunakan Network Address Translator (NAT) sebelum dikirimkan ke internet.

1.4.3. IP Ilegal Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya
ke internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik
yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk
menghubungkan intranetnya ke internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat
mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi lainnya.
Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga disebut juga dengan
illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh host lainnya.

Anda mungkin juga menyukai