PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian ip address
Format IP Address
2
Kelas A : digunakan untuk jaringan WAN, IP address nya pada
bagian pertama antara 0-127, dan yang merupakan Net ID nya
yaitu 1 bagian yang pertama. Subnet masknya 255.0.0.0
Kelas B : biasanya digunakan untuk jaringan MAN, IP address
nya pada bagian pertama antara 128-191, dan yang merupakan
network ID nya yaitu 2 bagian pertama. Subnet masknya
255.255.0.0
Kelas C : biasanya digunakan untuk jaringan LAN, IP
Addressnya pada bagian pertama antara 192-223, dan yang
merupakan network ID nya yaitu 3 bagian pertama. Subnet
masknya 255.255.255.0
Kelas D : biasanya digunakan untuk keperluan multicasting. IP
address nya pada bagian pertama antara 224-247. Dalam
multicasting tidak dikenal network ID dan host ID.
Kelas E : biasanya digunakan untuk keperluan umum. IP
address nya pada bagian pertama antara 248-255. Kelas ini
dicadangkan untuk keperluan eksperimental.
IP tambahan : Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network
Prefix, yang digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian
jaringan.Penulisan network prefix adalah dengan tanda slash “/”
yang diikuti angka yang menunjukkan panjang network prefix
ini dalam bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas B
xxx.xxx digunakan penulisan /16. Angka 16 ini merupakan
panjang bit untuk network prefix kelas B
2. Class Addressing
Class Addressing merupakan cara pengalokasian IP address
dalam notasi Classless Inter Domain Routing (CIDR). Istilah lain yang
digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu
jaringan secara lebih spesifik yakni : Network Prefix. Biasanya dalam
menuliskan network prefix suatu kelas IP address digunakan tanda garis
3
miring (Slash) “/”, diikuti dengan angka yang menunjukkan panjang
network prefix ini dalam bit.
Misalnya, ketika menuliskan network kelas A dengan alokasi IP
12.xxx.xxx.xxx, network prefix-nya dituliskan sebagai 12/8. Angka 8
menunjukan notasi CIDR yang merupakan jumlah bit yang digunakan
oleh network prefix, yang berarti netmask nya 255.0.0.0 dengan jumlah
maksimum host pada jaringan sebanyak 16.777.214 node.
4
Host ID harus unik dalam suatu network (dalam satu network,
tidak boleh ada dua host dengan host ID yang sama)
5
Untuk memberikan gambaran, misalkan kita mempunyai alokasi
alamat IP dari 192.168.1.0 s/d 192.168.1.255 untuk 254 host, maka parameter
yang digunakan untuk alokasi tersebut adalah:
Perhatikan bahwa :
6
Keterangan :
1. ICANN : Internet Corporation For Assigned Names and Numbers
2. ASO : The Address Supporting Organization
3. IANA : Internet Assigned Numbers Authority
4. APNIC : Asia Pasific Network Information Center
5. ARIN : American Registry for Internet Numbers
6. LACNIC : Latin American and Caribbean Internet Addresses Registry
NIC
7. RIPENCC : RIPE Network Coordination Centre (RIPE: Réseaux IP
Européens)
8. AfriNIC : African Network Information Center
9. NIR : National Internet Registry
10. LIR : Local Internet Registry
11. ISP : Internet Sevice Provider
12. EU : End user
ICANN mendelegasikan pendistribusian resource yang terkait dengan
Address Space kepada ASO, IANA, dan DNSO. IANA
mengalokasikan address space pada APNIC, untuk didistribusikan kembali
ke seluruh kawasan Asia Pasifik.
APNIC mengalokasikan address space kepada Internet
Registries (IRs) dan juga mendelegasikan wewenang kepada mereka untuk
melakukan pendelegasian dan pengalokasian. Dalam beberapa kasus APNIC
mendelegasikan address space kepada end-user/pengguna akhir. IR nasional
7
dan lokal mengalokasikan dan mendelegasikan address space kepada
anggota mereka dan para konsumen dibawah pengawasan APNIC sesuai
dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
Bila ingin menggunakan IP Address Public yang dapat dikenali di
internet, maka kita harus berhubungan dengan ISP tempat kita berlangganan
koneksi internet, ISP nantinya yang akan mengalokasikan IP yang mereka
punya ke anda.
1 and 1 = 1
1 and 0 = 0
0 and 1 = 0
0 and 0 = 0
atau yang lebih kompleks :
11001010.10011111.00010111.00101101
di AND dengan
11111111.11111111.11111111.00000000
menjadi
11001010.10011111.00010111.00000000
1.4. IPv6
Ketersediaan IPv4 saat ini sudah tidak cukup banyak maka untuk
mengatasinya dikembangkan IPv6. Namun, sangat disadari bahwa IPv4
yang ada sekarang tidak mungkin dipindahkan secara langsung menjadi
IPv6. Oleh karena itu, IPv6 memiliki mekanisme transisi yang dirancang
untuk memudahkan pengguna IPv4 untuk menjalankan IPv6 di atas IPv4
untuk sementara waktu tanpa perubahan yang berarti.
8
1.4.1. Fitur yang dimiliki IPv6
IPv6 memiliki beberapa fitur yang mampu mengantisipasi
perkembangan aplikasi masa depan dan mengatasi kekurangan yang
dimiliki pendahulunya, yaitu IPv4. Fitur-fitur tersebut adalah :
1. Jumlah IP address yang sangat banyak
IPv6 terdiri dari 128 bit, dengan jumlah IP address yang
dapat mencapai 3.4 x 1038 IP Address.
2. Autoconfiguration
IPv6 dirancang agar penggunanya tidak dipusingkan dengan
konfigurasi IP address. Komputer pengguna yang terhubung
dengan jaringan IPv6 akan mendapatkan IP address langsung dari
router sehingga nantinya DHCP server tidak diperlukan lagi.
Autoconfiguration nantinya sangat berguna bagi peralatan
mobile internet karena pengguna tidak direpotkan dengan
konfigurasi sewaktu ia berpindah tempat dan jaringan.
3. Security
IPv6 telah dilengkapi dengan protokol IPSec sehingga semua
aplikasi telah memiliki sekuriti yang optimal bagi berbagai aplikasi
yang membutuhkan keamanan, misalnya transaksi e-commerce.
4. Quality of Service
IPv6 memiliki protokol QoS yang terintegrasi dengan baik,
sehingga semua aplikasi yang berjalan diatas IPv6 memiliki
jaminan QoS, terutama bagi aplikasi yang sensitif terhadap delay
seperti VoIP dan streaming video.
1.4.2. Hierarki IPv6 dari APNIC
1 digit Hexa dalam IPv6 = 4 digit Biner.
Terdiri dari 128 bit (Binary Digit).
Prefix terkecil (dikenal dengan istilah Treshold) yang akan
dialokasikan APNIC
kepada Customer-Network adalah /48.
Sebagai perbandingan,pada IPv4 yang disebut sebagai Classful
terkecil (sama dengan Treshold pada IPv6) adalah /24.
9
IPv6 = /48 sama dengan IPv4 = /24
Penulisan bilangan IPv6 sesuai RFC2373 & RFC3177 adalah
menggunakan bilangan Hexadecimal dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
A, B, C, D, E, F.
Penulisan bilangan IPv6 sesuai RFC2373 & RFC3177 adalah
menggunakan bilangan Hexadecimal dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
A, B, C, D, E, F.
Penulisan prefix IPv6 dalam biner (sama dengan IPv4).
/32
|————|————————–|
2001:2002:zzzz:zzzz:zzzz:zzzz:zzzz:zzzz
2001:2002:ssss:ssss:xxxx:xxxx:xxxx:xxxx
|————| — | — |——————–—–|
| <32 bit> | 16 | 16 | <—64 bit——> |
xxxx = Alokasi IPv6 dari APNIC kepada Customer-Network (di
IPv4 dikenal dengan ISP Infrastructure).
ssss = Assignment dari Customer-Network ke End-site (di IPv4
dikenal dengan istilah end-user).
zzzz = Alokasi yang akan diberikan APNIC ke Customer-Site
(Customer-Network & End-site).
# BERAPA TOTAL ADDRESS DALAM /48 IPv6 ?
Cara menghitungnya sama dengan pada IPv4 tetapi menggunakan
128 bit (bukan 32 bit). Untuk setiap /48 yang dialokasikan APNIC
misalnya, berarti cara menghitungnya adalah: 2^(128-48) = 2^80
Address.
Catatan: tanda “^” dibaca pangkat.
# TABEL THRESHOLD:
P 48-P Total /48s Threshold Util%
48 0 1 1 100.0%
47 1 2 2 87.1%
46 2 4 3 75.8%
45 3 8 5 66.0%
10
44 4 16 9 57.4%
43 5 32 16 50.0%
42 6 64 28 43.5%
41 7 128 49 37.9%
40 8 256 84 33.0%
39 9 512 147 28.7%
38 10 1024 256 25.0%
37 11 2048 446 21.8%
36 12 4096 776 18.9%
35 13 8192 1351 16.5%
34 14 16384 2353 14.4%
33 15 32768 4096 12.5%
32 16 65536 7132 10.9%
31 17 131072 12417 9.5%
30 18 262144 21619 8.2%
29 19 524288 37641 7.2%
28 20 1048576 65536 6.3%
27 21 2097152 114105 5.4%
26 22 4194304 198668 4.7%
25 23 8388608 345901 4.1%
24 24 16777216 602249 3.6%
23 25 33554432 1048576 3.1%
22 26 67108864 1825677 2.7%
21 27 134217728 3178688 2.4%
20 28 268435456 5534417 2.1%
19 29 536870912 9635980 1.8%
18 30 1073741824 16777216 1.6%
17 31 2147483648 29210830 1.4%
16 32 4294967296 50859008 1.2%
15 33 8589934592 88550677 1.0%
14 34 17179869184 154175683 0.9%
13 35 34359738368 268435456 0.8%
11
12 36 68719476736 467373275 0.7%
11 37 137438953472 813744135 0.6%
10 38 274877906944 1416810831 0.5%
39 549755813888 2466810934 0.2%
1.4.3. Jenis address yang disediakan
Yang disediakan IPv6
Unicast Address
12
Address ini dibuat secara otomatis oleh host yang belum
mendapat address global, dan terdiri dari 10 + n bit prefix
yang dimulai dengan "FE80" dan field sepanjang 118-n bit
yang menunjukan nomor host. Link-local address digunakan
pada pemberian IP Address secara otomatis, sedangkan
Site-local address setara dengan private address, dan
dipakai terbatas didalam site saja. Address ini dapat
diberikan secara bebas, yang penting unik namun tidak bisa
mengirimkan paket dengan tujuan alamat ini diluar dari site
tersebut.
Multicast Address
13
Broadcast pada IPv6 sudah termasuk didalam Multicast
Address. Broadcast address untuk komunikasi dalam
segment yang sama dipisahkan oleh gateway, sama halnya
dengan Multicast Address yang dipisah berdasarkan range
tujuan.
Anycast Address
14
dikirim oleh client ke address ini, maka router akan memilih
server terdekat dan mengiirim paket ke server yang
dimaksud sehingga beban terhadap server dapat
terdistribusi secara merata.
15
pemrosesan menjadi lebih cepat. Meskipun ukuran header
dasar membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes, namun
jumlah field berkurang dari 12 menjadi 8 buah saja.
Header dari IPv6 memiliki field label air (flow-label). Label ini
digunakan untuk meminta agar paket tersebut diberi
perlakuan tertentu oleh router saat dalam pengiriman.
Dengan kata lain label ini dapat memberi tanda jenis dari
paket tersebut. Misal, pada suara atau gambar bergerak
(motion picture) sedapat mungkin ditransfer secepatnya
wlaupun kualitasnya sedikit berkurang. Sedangkan E-mail
ataupun WWW lebih memerlukan keakuratan daripada sifat
realtime.
16
1.4.5. Setting Address Secara Otomatis
17
IP address dapat dipakai secara efektif, cara ini
memiliki karakteristik, administrator dapat menglola
secara detail, seperti dapat menstruktur adress
didalam organisasi dan lain-lain.
18
1.4.6 Fungsi Sekuriti
19
HTTP dipakai SSL sebagai metode enkripsi, sedangkan pada PGP
memakai IDEA sebagai metode enkripsinya. Manajemen kunci juga
memakai cara tertentu. Pada IPv6 tidak ditetapkan cara tertentu
dalam metode enkripsi, juga manajemen kunci, sehingga menjadi
lebih fleksibel karena dapat memakai metode manapun. Hal ini
dikenal sebagai SA (Security Association). Fungsi security pada
IPv6 selain pemakaian pada komunikasi terenkripsi antar sepasang
host, dapat pula melakukan komunikasi terenkripsi antar jaringan
dengan cara menenkripsi paket oleh gateway dari dua jaringan
yang melakukan komunikasi tersebut
20
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
1.2. Saran
Dalam makalah ini kami menyarankan jika pembaca dapat mengerti
mengenai IP Address. Kami menyadari bahwa makalah yang ditulis ini masih
belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritikan yang positif
agar dapat mengoreksi kesalahan yang terdapat dalam makalah ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/35696506/Pembagian_IP_Address_Berdasarkan_Kela
snya
https://slideplayer.info/slide/2314700/
http://blueline.co.id/id/service-solution/government/ip-address-alocation/
http://rainbow-brothers.blogspot.com/2013/11/fungsi-security-pada-ipv6.html
22