BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.2.3 Pemboran
Pemboran bertujuan untuk membuat lubang ledak yang baik. Pola pemboran
yang dilakukan adalah pola pemboran selang seling (zig-zag) dengan jarak spasi
2,3 m dan burden 2m, Rectangular Staggered Drill Patern serta arah pemboran
lubang ledak dibuat vertikal. Alat bor yang digunakan adalah CRD (Crawler Rock
Drill ) jenis furukawa PCR 200, dengan tenaga penggerak digunakan compressor
jenis Airman PDS 750S-4B1. Diameter lubang ledak dibuat 76 mm ( 3 inchi ) dan
kedalaman lubang 4 - 6 meter untuk sekali peledakan rata-rata 50 70 lubang bor.
4.2.4 Peledakan
1. Penentuan Geometri Peledakan
Kegiatan menentukan jenis geometri peledakan apa yang akan dipakai.
Dimana jenis geometri peledakan dapat ditentukan dengan memperhatikan Free
Face dan arah peledakan, jika free face terdiri dari 3, biasanya memakai metode
Exelon/corner, jika tidak memiliki free face maka akan lebih optimal dengan
memakai metode box cut dan jika free face nya hanya ada 1 maka menggunakan
V-cut. Pada umumnya netode box cut lebih sering digunakan dikarenakan
mempertimbangkan faktor keamanan wilayah kerja yang relatif dekat dengan
perkebunan warga.
2. Persiapan Peralatan dan Perlengkapan Peledakan
Biasanya sebelum menuju area peledakan juru ledak dan karyawan
blasting terlebih dahulu mengambil peralatan dan perlengkapan yang diperlukan
dalam peledakan sekaligus mengecek peralatan dan perlengkapan tersebut terlihat
masih layak pakai atau tidak, pada saat di Handak pencampuran ANFO pun
dilakukan, Setelah semua bahan agen peledakan telah di mixing maka bawa
peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan ke area peledakan
3. Pembuatan primer
Primer adalah bahan pemicu peledak ANFO yang terdiri dari detonator
dan power gell. Rangkaian inilah yang meledak dahulu sebelum ANFO meledak.
47
(Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2016) (Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek, 2016)
Gambar 4.6 Lead Wire Gambar 4.7 OHM Meter
49
e. Cek kembali lead wire apakah nilai pada OHM meter masih menunjukkan
angka < 1 atau tidak, jika nilainya = 1 maka cek kembali lead wire
kemungkinan kabel utamanya ada yang terlipat atau terputus akibat batuan
disekitar uluran kabel utama, jika masih menunjukkan < 1 maka keadaan siap
untuk diledakkan.
f. Amankan area disekitar peledakan agar bersih dari segala aktivitas naik yang
bersifat penambangan ataupun non penambangan.
g. Hubungkan ujung lead wire yang telah disatukan ke Blasting Machine.maka
proses peledekan siap untuk dilakukan.
50
4.2.5 Pemuatan
Kegiatan pemuatan merupakan pekerjaan lanjutan setelah peledakan, alat
muat yang digunakan di front penambangan adalah 2 (dua) buah Excavator Back
Hoe jenis Kobelco type SK 200 dengan kapasitas Bucket 0,9 m3. Cara kerja
pemuatan dengan menempati posisi Dump Truck berada di depan alat muat
dilanjutkan dengan mengambil dan memuat material hasil ledakan serta
menumpahkan material hasil ledakan tersebut kedalam Dump Truck.
4.2.6 Pengangkutan
Kegiatan pengangkutan ini menggunakan empat unit Dump Truck jenis
Mitsubisi Fuso FM517HS (4x2) dengan kapasitas 25 m3. Pengangkutan dilakukan
51
secara kontinu dengan jarak angkut kurang lebih 1,3 km. Untuk material
bongkahan batu granit yang berukuran besar dipecahkan lagi dengan secondary
Blasting sehingga diperoleh ukuran yang di inginkan. Kegiatan pengangkutan ini
bertujuan untuk memindahkan Batu granit hasil peledakan dari front
penambangan ke tempat pengolahan (Crushing Plant ).
Getaran tersebut berasal dari eccentric shaft yang dipasang pada body feeder.
Jika eccentric shaft berputar maka akan menimbulkan torsi yang dapat
menggetarkan feeder. Eccentric shaft dapat bekerja karena diputar oleh
elektromotor yang terpasang pada frame dengan sistem transmisi sabuk (v-belt).
Pada feeder terdapat sistem otomatis yang dapat mengatur kecepatan frekuaensi
getar, sistem ini berfungsi untuk mengatur masuknya feed kedalam jaw crusher,
jika beban jaw crusher lebih dari 200ton maka kecepatan getar dari feeder hanya
28hz umumnnya dalam keadaan normal getaran dari feeder berkisar 41,5 Hz
untuk feed kering dan 42 Hz untuk feed basah, nilai tersebuat dapat di lihat pada
alat transistor invester pada control room.
- Jaw Crusher
Tipe jaw crusher yang digunakan di PT Mandiri Karya Makmur adalah
Single-toggle blake jaw crusher dimana swing jaw pada tipe ini tertahan pada
sebelah atas pada eccentric shaft dan bagian bawah dipegang oleh single toggle.
Karena perputaran eccentric shaft maka swing jaw mempunyai 2 gerakan, yaitu
53
mundur-maju dan turun-naik. Bagian bawah swing jaw dipegang oleh ujung
toggle dan ujung toggle oleh batang besi yang pada ujungnya ada pegas untuk
mengatur tekanannya.
Gerakan swing jaw pada single toggle berbeda dengan double toggle
diamana gerakannya tidak hanya mendekati fixed jaw oleh bantuan toggle, tetapi
juga secara vertikal oleh perputaran eccentric shaft. Dengan gerakan yang
berbentuk elips dari swing jaw mendekati dan menjauhi fixed jaw sehingga terjadi
penghancuran. Single toggle jaw mempunyai kapasitas yang lebih tinggi
dibanding double toggle pada gape yang sama. Tetapi karena gerakan eccentric
tersebut yang dihubungkan langsung pada swing jaw maka pemakaian pelat jaw
lebih besar dan biaya pemeliharaan drive shaft lebih tinggi.
Faktor yang mempengaruhi kemampuan jaw crusher adalah setting, dan
variasidati throw, ukuran feed dan kapasitas produksi :
a Lebar dari lubang pengeluaran /setting.
Besar kecilnya setting alat peremuk dapat diatur dengan toggle, dilakukan
dengan mengecangkan atau mengendurkan pada setting block sampai di
dapat lebar yang ideal.
b Variasi dari throw
untuk jaw crusher kecil selisih antara open setting dengan closed setting
(throw) sebesar 3/8 inch, sedangkan jaw crusher besar ukurannya 1 inch.
Pada batuan yang bersifat brittle seperti granit, batu granit membutuhkan
throw yang kecil, sedangkan limestone, shale membutuhkan throw yang
besar.
c Ukuran feed
Ukura feed tergantung pada gape, nip angle, dengan pertimbangan bahwa
besar dari feed sebaiknya tidak melebihi 80-90% dari gape agar tidak lepas
dari gigitan jaw.
d Kapasitas produksi
Dipengaruhi oleh jumlah feed per jam, berat jenis feed dan besarnya
setting alat.
54
- Cone Crusher
Cone crusher yang digunakan di PT Mandiri Karya Makmur ada 1 buah,
yaitu cone HPC-220 dengan kapasitas mesin 290 HP 220 kw. Prinsip dan
mekanisme Cone crusher dimana mesin cone crusher terdiri dari bingkai,
perangkat transmisi, hollow eccentric shaft, bearing berbentuk mangkuk,
penghancur berbentuk kerucut, springs dan tempat pengaturan tekanan hidrolik
untuk mengatur discharging opening
Selama masa pengoperasian, motor menjalankan eccentric shaft shell
untuk berbalik melalui poros horisontal dan sepasang bevel gear. Poros dari
crushing cone berayunan dengan kekuatan eccentric shaft shell sehingga
permukaan dari dinding penghancur berdekatan dengan dinding roll mortar dari
waktu ke waktu. Dalam hal ini, bijih besi dan batu akan tertekan dan kemudian
hancur.
Bagian-bagian utama dari cone crusher antara lain : Sumbu utama,
permukaan kepala, kerucut, penopang eksentrik, lubang masukan, penampung,
pembagi, cincin pengatur, lengan penopang, kerangka, pegas pengaman, sistem
kendali.
55
- Vibrating Screen
Vibrating screen digetarkan oleh sebuah eccentric shaft yang dipasang
pada titik berat body vibrating screen. Salah satu sisi dari eccentric shaft di
pasang pulley yang dihubungkan dengan elektromotor melalui tranmisi sabuk (v-
belt). Putaran elektromotor turut memutar eccentric shaft yang menimbulkan torsi
untuk menggetarkan body vibrating screen.
Terdapat tiga buah vibrating screen yang digunakan pada stone crushing
plant PT Mandri Karya Makmur dimana Screen 1 memiliki 1 deck screen dengan
ukuran 30x30 mm, material yang dihasilkan dari screen 1 oversizenya akan masuk
di secondary crushing (cone crusher) sedangkan undersizenya akan turun ke
conveyor 5 untuk diangkut menuju stockpile produk ukuran 0-30 mm. Pada
Screen 2 mengunakan 2 deck screen dengan deck atas berukuran 30x30mm
sedangkan deck yang bawah berukuran 20x20mm, material oversize dari deck
30x30 akan turun ke return conveyor 7, sedangkan material oversize screen 20x20
merupakan batu jadi yang akan turun ke conveyor 8 untuk selanjutnya diturunkan
ke stocpile ukuran 20-30mm, material undersize dari screen 2 akan turun ke
conveyor 9 untuk seterusnya di saring lagi oleh screen 3.
56
- Belt Conveyor
Pada kegiatan pengolahan crushing plant yang dilakukan oleh PT Mandiri
Karya Makmur digunakan 12 buah conveyor yaitu joint conveyor (fungsi
penyambung atau perantara) 2 unit yaitu conveyor 1 dan 4, stock pile conveyor
(mendistribusikan ke stock pile) 6 unit yaitu conveyor 2, 5, 8 10, 11, dan 12, main
conveyor (fungsi pemasok) 3 unit yaitu conveyor 3, 6 dan 9, dan return conveyor
(fungsi balik untuk dipecah lagi) 1 unit yaitu conveyor 7. Dengan rincian 10
conveyor aktif digunakan dan 2 conveyor tidak digunakan, dimana conveyor 1
57
- Control Room
Control Room adalah ruangan yang didalamnya terdapat panel pengontrol
atau penggerak mesin dimana alat ini adalah kunci dari segalanya pada crusher
machine, pada alat ini ada satu operator yang bertugas dimana dia dapat
mengendalikan mesin ini dengan baik, apabila ada terjadi kemacetan pada belt
convenyor atau kerusakan pada mesin lainnya maka mesin akan dimatikan melalui
control pannel tersebut karena tombol power berada disini, terdapat 3 panel
kelistrikan yaitu pannel hidrolic oil, pannel screen dan conveyor, dan pannel jaw
dan cone crusher, pada control room ini juga terdapat transistor invester yaitu alat
yang berfungsi untuk mengatur gerakan dari vibrating feeder.
yang berupa string atau benang yang akan dirubah menjadi point-point,
berdasarkan data pengukuran koordinat yang dilakukan menggunakan total
station. Data import di atas masih berupa string atau benang, selanjutnya ubah
string tersebut menjadi point point, lalu putuskan masing-masing benang/string
tersebut sehingga berubah menjadi point-point.
3. Membuat boundary (batas luar titik)
Boundary adalah pembatas berupa file string yang tertutup. Tahap
selanjutnya adalah membuat boundary atau batas luar dari titik-titik koordinat
sebagai pembatas antara material yang satu dengan lainnya, setelah itu buatlah
boundary dari titik-titik yang saling berdekatan terlebih dahulu sehingga terbentuk
satu-kesatuan boundary sebagai batas luar dari material yang berbeda.
- Membuat DTM File Dari String File
Digital Terrain Model (DTM) adalah representasi statistik permukaan
tanah yang kontinyu dari titik-titik yang diketahui koordinat X, Y, dan Z nya pada
suatu sistem koordinat tertentu. Suatu DTM merupakan sistem yang terdiri dari
dua bagian, yaitu sekumpulan titik-titik yang mewakili bentuk permukaan terrain
yang disimpan pada memori komputer, dan Algoritma untuk melakukan
interpolasi titik-titik baru dari data titik yang diberikan atau menghitung data lain.
- Perhitungan Volume
Perhitungan volume didalam Surfac diperlukan 2 DTM (Digital Terrain
Model) yaitu DTM untuk Base (Dasar dari tempat material ditumpukkan) dan
DTM dari Material pengisi base serta garis boundary sebagai garis pembatas
dalam perhitungan volume. Perhitungan volume yang digunakan kali ini adalah
metode Cut And Fill. Prinsip perhitungan volume menggunakan metode cut and
fill adalah menghitung luasan dua penampang serta jarak antara penampang atas
dan penampang bawah tersebut. Dengan mengetahui data penampang atas dan
penampang bawah, maka dapat dihitung luas masing masing penampang.
Design surface merupakan surface yang akan dihitung volumenya sedangkan base
surface merupakan surface yang dijadikan sebagai alas. Total volume merupakan
hasil penjumlahan volume design surface dengan base surface.
67
4.2.9 Pemasaran
Dalam pemasaran digunakan alat Excavator Back Hoe jenis Komatsu type
PC 200, dengan kapasitas Bucket 0,9 m3 dan kemudian hasil produksi yang
dimuat ke dalam alat angkut dilakukan proses penimbangan (Weighting
Indicator). Pemasaran untuk produksi Crusher PT Mandiri Karya Makmur
adalah :
a. Kebutuhan sendiri yang di kirim ke Jakarta.
b. Proyek pembangunan perumahan