Anda di halaman 1dari 9

1

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK


PEMBELAJARAN BERBASIS REACT PADA MATERI TEKANAN
UNTUK KELAS VIII

Mufida Eliana, Supriyono Koes H., Widjiyanto


Universitas Negeri Malang
E-mail: fiedChan@gmail.com; suprikoes@yahoo.com; wied.leo@gmail.com

Astrak: Pembelajaran fisika perlu di upgrade dari sisi media dan model pembelajarannya. Untuk
itu perlu dikembangkan media pembelajaran yang menarik dan berkualitas yang terdiri dari
komponen audio dan visual sekaligus dapat dioperasikan. Media ini juga harus dikembangkan
dengan model pembelajaran konstruktivis dan kontekstual.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengembangkan multimedia interaktif untuk pembelajaran berbasis REACT pada materi tekanan
untuk kelas VIII dan untuk mengetahui kelayakan multimedia tersebut. Multimedia ini
dikembangkan dengan software swishmax4 dan ditunjang dengan berbagai software produksi
Adobe. Desain pengembangan menggunakan modifikasi dari langkah-langkah penelitian dan
pengembangan yang dikemukakan Borg dan Gall yang terdiri dari studi pendahuluan,
pengembangan produk, dan pengujian. Hasil analisis data menunjukkan bahwa validasi media
mendapatkan kelayakan 90,64%, validasi materi mendapat kelayakan sebesar 89%, uji coba kepada
guru sebagai pengguna mendapat predikat layak 93,2%, dan ujicoba penerapan media kepada siswa
sebagai pengguna mendapatkan tingkat kelayakan sebesar 93,5%. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan multimedia telah layak dan berkriteria baik secara keseluruhan serta dapat digunakan
dalam pembelajaran.

Kata Kunci : Multimedia Interaktif, Percobaan virtual, REACT, Tekanan

Secara umum pelajar di Indonesia menganggap fisika sebagai pelajaran yang


sulit. Banyak dari mereka yang kesulitan dalam memahami konsep fisika, mereka
hanya menghafalkan rumu, dan sulit menghubungkan konsep dengan rumus. Guru juga
berusaha memahamkan siswa terhadap konsep, tapi jika usaha guru dalam
memahamkan siswa hanya disampaikan dengan pesan verbal tentu sulit diterima
siswa, apalagi siswa yang sudah bosan. Hasil observasi pra penelitian juga menyatakan
demikian, pada banyak sekolah pembelajaran fisika masih dilakukan dengan
penyampaian informasi verbal, bukan dengan percobaan maupun peragaan.

Permasalah dalam pembelajaran fisika adalah siswa yang cepat bosan dan
media yang tebatas. Permasalahan dalam hal media adalah ketidakcocokan siswa
terhadap jenis media pembelajaran. Menurut Dale tipe belajar manusia dikelompokkan
menjadi tipe audio, tipe visual, tipe audio visual, dan tipe kinestetik. Apabila pelajaran

Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII
2

hanya disampaikan dengan penjelasan verbal dan tugas membaca kalimat, maka pelajar
dengan tipe belajar visual yang membutuhkan untuk melihat langsung suatu kejadian
akan mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran. Begitu juga pelajar dengan tipe
kinestetik yang memerlukan media yang dapat dioperasikan untuk memahami sesuatu.
Pada kondisi belajar mandiri media belajar yang tersedia kebanyakan adalah buku yang
berisi tulisan dan gambar, pelajar dengan tipe audio tentu tidak mendapatkan fasilitas
maksimal.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan sebuah media
pembelajaran yang dapat memfasislitasi beberapa tipe belajar siswa sekaligus. Media
yang menyediakan tampilan visual, baik berupa video kejadian nyata, animasi, maupun
hanya gambar untuk memenuhi kebutuhan visual. Juga media yang menyediakan
informasi berupa suara untuk memenuhi kebutuhan audio. Selain itu media yang dapat
dikerjakan atau dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan kinestetik. Dengan kata
lain media yang diperlukan berupa multimedia pembelajaran. Atau sebuah penyajian
informasi yang meliputi kata, audio, visualisasi yang dimaksudkan untuk membantu
perkembangan propses pembelajaran (Mayer, 2009:01).
Multimedia pembelajaran tersebut juga harus menyenangkan dan mampu
menarik minat siswa terhadap pelajaran juga mengembalikan konsetrasi yang pecah
akibat bosan. Berdasarkan teori media massa menurut Segara, minat audien salah
satunya tergantung pada tema. Apabila tema sebuah informasi berkaitan dengan
kehidupan audien maka minat audien terhadap informasi tersebut tinggi. Dalam
pembelajaranpun demikian minat juga dapat ditingkatkan dengan mengangkat masalah
sehari-hari siswa, atau pencipataan pembelajaran kontektual. Maka media yang
dirancang juga harus menyajikan aspek kontekstual berupa penayangan kejadian
sehari-hari pelajar.
Selain itu multimedia pembelajaran juga harus menyajikan kesempatan bagi
pelajar untuk membangun pemahamannya. Bukan sekedar menyerap informasi. Maka
media juga menyajikan menu peragaan atau percobaan yang simple untuk
dioperasikan. Menu percobaan ini merupakan alternative jika percobaan sesungguhnya
terpaksa tidak dapat dilaksanakan karena berbagai pertimbangan guru.

Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII
3

Berdasarkan kebutuhan akan aspek kontekstual dan kontruktivistik tersebut


maka pada media juga perlu digunakan model pembelajaran yang tentu saja memenuhi
kedua aspek tersebut. Salah satu model pembelajaran yang mampu memenuhi aspek
tersebut adalah REACT yang merupakan akronim dari Relating, Eksperiencing,
Applying, Cooperating, dan Transferring. Model Pembelajaran REACT merupakan
model pembelajaran yang dapat membantu guru untuk menanamkan konsep pada
siswa. Siswa diajak menemukan dan membangun konsep yang dipelajarinya,
bekerjasama, menerapkan konsep tersebur dalam kehidupan sehari hari dan
mentransfer dalam kondisi baru. Selain memenuhi kedua aspek tersebut nilai tambah
dari model pembelajaran ini adalah dalam belajar siswa dituntut untuk berinteraksi
dengan baik dan bekerjasama dengan teman belajarnya maupun guru. Pemenuhan
terhadap aspek kemenarikan tema dari media juga akan terpenuhi oleh adanya tahap
relating pada model REACT ini yang berisikan pengaitan kejadian sehari-hari dengan
materi pembejaran.
Bebeberapa uraian mengenai model media tersebut diperkuat oleh pernyataan
Margie dan Liu (1996) dalam Introducing Interactive Multimedia to Young Children
bahwa multimedia, selain berpotensi menciptakan lingkungan belajar yang berkualitas
tinggi. Dengan kemampuannya menciptakan pembelajaran kontekstual yang lebih
realistis, karena terdiri dari berbagai perpaduan jenis media dan memberikan
kesempatan pengguna untuk melakukan pengendalian, multimedia interaktif mampu
memberikan lingkungan belajar yang efektif bagi berbagai macam pelajar.
Berdasarkan paparan tersebut maka diperlukan media yang menyenangkan dan
dapat menarik minat, dapat dioperasikan (interaktif), terdiri dari komponen audio dan
visual, terdapat menu percobaan, memenuhi aspek konstruktivis dan kontekstual atau
disajikan dalam model REACT. Salah satu materi yang cocok dikembangkan sesuai
kriteria tersebut adalah tekanan. Untuk itu maka akan direalisasikan dalam suatu
penelitian yang berjudul Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Berbasis
REACT pada Materi Tekanan untuk Kelas VIII.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan Multimedia
Pembelajaran Interaktif Berbasis REACT pada Materi Tekanan untuk Kelas VIII dan

Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII
4

untuk mengetahui tingkat kelayakannya. Produk hasil penelitian ini diharapkan mampu
membantu siswa dalam memahami fisika dan membantu guru dalam membelajarkan
siswa.

METODE PENELITIAN
Desain penelitian dan pengembangan produk multimedia pembelajaran
berbasis REACT memanfaatkan modifikasi dari langkah-langkah penelitian dan
pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall dalam Sukmadinata (1989),
yaitu : (1) Studi pendahuluan yang terdiri dari studi lapangan dan studi literatur, (2)
perencanaan yaitu menetukan, mempelajari, dan mengembangkan SK dan KD, (3)
pengembangan draf produk,(4) uji coba lapangan awal, (5) revisi hasil uji coba awal.
Uji coba awal dilakuakn dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah validasi,
kedua uji coba pengguna pengajar, dan terakhir uji coba pengguna pelajar. Validasi
dilakukan di Universitas Negeri Malang oleh seorang ahli media dan ahli materi
pembelajaran dari jurusan Fisika. Setelah itu produk direvisi sesuai dengan hasil
validasi. Hasil revisi ini kemudian diujicobakan kepada pengguana dari kalangan
pengajar atau guru di MTs. Hasil revisi dari uji coba ini kemudian diujicobakan kepada
pelajar yang terdiri dari 25 siswa MTs. Setelah itu produk menjalani revisi terakhir
untuk penyempurnaan.
Angket yang digunakan dalam ketiga tahap uji coba adalah angket kuatitatif
dengan 4 skala dimana angka 1 menunjukan nilai terendah dan 4 menunjukkan nilai
tertingi. Selain itu juga digunkan angket kualitatif untuk menjaring kritik dan saran dari
penguji.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi

spersentase. Rumus yang digunakan adalah P = 100%. Atau persentase

kelayakan (P) adalah jumlah total skor jawaban nilai nyata (x) dibagi dengan jumlah
total skor jawaban tertinggi atau nilai harapan (xi) dikalikan 100%. Dengan kepastian
tiap poin terisi antara 1 hingga 4, maka rentang kelayakan 17,5 dan dimulai dari angka
terendah 25%. Untuk data kualitatif hanya dipaparkan sebagai bahan pertimbangan
revisi produk.

Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII
5

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil uji kelayakan yang dilakukan diperoleh nilai kelayakan total
dari tiap butir penilaian oleh masing-masing penguji. Nilai kelayakan tersebut disajikan
dalam Tabel 1.
Tabel 1. Data Hasil Keseluruhan
No. Tahap Uji coba Presentase kelayakan Kriteria
1. Uji Coba Awal Materi 89% Layak
2. Uji coba awal Media 90% Layak
Rata-rata keseluruhan 89,5 % Layak
3 Uji Coba Lapangan 93,2% Layak
Uji Coba Pelaksanaan
4
Lapangan 93,5 % Layak

Produk akhir multimedia pembelajaran yang telah direvisi dikemas dalam CD


Autorun dengan forman.exe agar ketika CD pembelajaran ini dimasukkan ke CD-
Room media langsung muncul di layar dan berjalan secara otomatis. Untuk
menjalankan produk ini pengguna cukup mengklik tombol-tombol yang tersedia untuk
menuju tampilan yang diinginkan. Wujud akhir dari produk ini dapat dilihat di CD
terlampir.
Multimedia ini dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar IPA SMP nomor
5.5, yaitu menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang dikembangkan antara lain tekanan zat padat,
tekanan zag gas dalam ruang terbuka dan tertutup, tekanan zar cair yang terdiri dari
materi tekanan hidrostatik beserta bejana berhubungan dan materi hukum pascal.
Kelebihan multimedia ini adalah adanya kombinasi dari animasi, video, dan
narasi dalam bentuk teks dan audio, sehingga memberikan kesempatan yang sama
besar untuk pengguna dengan tipe belajar visual maupun audio. Selain itu media ini
juga dilengkapi dengan menu percobaan virtual beserta panduan analisis datanya,
sehingga pengguna dengan tipe belajar kinestetik dapat dimudahkan dalam belajar.
Selain menyediakan sarana belajar bagi tipe kinestetik keberadaan percobaan virtual

Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII
6

dalam media ini juga menjadi poin paling penting bagi tahap experience dalam sintak
model pembelajaran REACT yang juga digunakan dalam media pembelajaran ini.
Tahap experience merupakan tahapan utama pelajar membangun
pemahamannya terhadap materi. Pemahaman dibangun tidak hanya dengan membaca
literatur yang disediakan media, tapi lebih kepada pelaksanaan percobaan dan diskusi
kelompok untuk melakukan pembahasan data percobaan. Ini merupakan keunggulan
khusus multimedia interaktif berbasis REACT ini.
Pemenuhan asas kontekstual dari multimedia ini dilakukan pada hampir setiap
tahap. Tahap relating kok bisa ya berisikan video kejadian alam sehari-hari, yang
kemudian dibahas dalam tahap experience ayo kita selidiki dan disertai percobaan
virtual. Selain itu tahap aplikasi saatnya aplikasi dan tahap transferring ada yang
baru berisikan kuis konsep atau uraian serta matematis yang kesemuanya diambil dari
kehidupan sehari-hari.
Tampilan yang menarik dan segar dari media ini dapat memberikan motivasi
belajar untuk pengguna. Berdasarkan kelebihannya, multimedia ini dapat dikatakan
telah mampu menjelaskan materi tekanan dengan baik dan menarik. Ketersediaan soal-
soal menantang yang disertai pembahasan juga menjadi motivasi tersendiri bagi siswa
untuk memantapkan pengetahuannya tentang tekanan . Kekurangan dari multimedia
ini adalah tidak ada scoring pada tampilan soal evaluasinya.
Multimedia ini diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan guru dalam
mendampingi siswa di kelas. Guru dapat lebih mudah menyampaikan materi tekanan,
memotivasi dan mengarahkan siswa, dan meyediakan media pembelajaran yang
membangun. Media ini juga diharapkan dapat menjadi solusi bagi siswa dalam
mempelajari fisika. Siswa dapat termotivasi belajar, mengalami pembelajarna yang
menyenangkan, sehingga dapat memahami konsep dengan mudah sehingga manpu
menguasai aspek teori sekaligus matematis.
Dalam pemanfaatannya guru dapat menggunakan media ini langsung sebagai
bahan presentasi dikelas. Guru dapat menentukan indikatornya sendiri, dan ketika
menyampaikan di kelas guru dapat memilih materi atau tahap sesuai dengan
indikatornya.

Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII
7

Tampilan media ini dirancang mendekati dengan salah satu tampilan game
komputer anak-anak. Tampilan ini tentu memudahkan siswa dalam mengoperasikan
media pembelajaran ini. Siswa dapat mengoperasikan dan belajar sendiri dirumah.
Selain system operasinya mudah, tahapan belajar juga menggunakan bahasa anak-anak
sehingga siswa mudah untuk mengikutinya.
Berdasarkan data dan paparan data, diketahui bahwa media ini telah dinyatakan
layak dengan persentase 90,6% dari ahli media dan 89% dari ahli materi pada uji coba
awal. Kemudian media ini dinyatakan layak 93,2% dari guru pada uji coba pengguna
pengajar. Setah mengalami revisi media ini dinyatakan layak 93,5% dari siswa pada
uji pengguna pelajat. Jadi, media pembelajaran yang dikembangkan sudah memenuhi
kriteria layak dan secara keseluruhan dinyatakan baik serta dapat diujicobakan lebih
luas agar dapat digunakan dalam pembelajaran.

PENUTUP
Kesimpulan
Multimedia interaktif untuk pembelajaran berbasis react pada materi tekanan
untuk kelas VIII dikemas dalam CD-R dan dipublish dalam format swf sehingga dapat
dioperasikan dengan program flash. Multimedia ini dikembangkan mengkuti model
pembelajran REACT.
Dalam multimedia ini terdapat materi tekanan zat padat, tekanan zat gas, dan
tekanan zat cair. Masing-masing materi terdapat 5 tahap: (1) relating berupa video
pengaitan kejadian sehari-hari dengan pelajaran fisika seklaigus mengaitkan
pemahaman awal siswa dengan konsep yang akan dipelajari, (2) experience berupa
percobaan virtual dan penjelasan kosep, (3) applying berupa kuis pertanyaan konsep
yang diaplikasi dalam kehidupan sehari-hari sekaligus soal-soal matematis penggunaan
persamaan, (4) cooperating berupa tahapan pendaftaran kelompok untuk percobaan
dan kuis, dan (5) transferring berupa kuis tentang aplikasi konsep yang dihubungkan
dengan pengetahuan yang lain.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa validasi media mendapatkan kelayakan
90,64%, validasi materi mendapat kelayakan sebesar 89%, uji coba kepada guru

Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII
8

sebagai pengguna mendapat predikat layak 93,2%, dan ujicoba penerapan media
kepada siswa sebagai pengguna mendapatkan tingkat kelayakan sebesar 93,5%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan multimedia telah layak dan berkriteria
baik secara keseluruhan serta dapat digunakan dalam pembelajaran.

Saran Pengembangan Lebih Lanjut


Narasi multimedia ini tidak dapat dikendalikan oleh pengguna, misalnya
volume dan instruksi berhenti atau mengulang. Harapan untuk selanjutnya akan ada
pengembangan multimedia yang dapat memberikan efek kontrol pada narasi.
Soal evaluasi dalam multimedia ini belum disertakan teknik scoring. Harapan
untuk pengembangan selanjutnya dapat ditambahkan teknik scoring. Telah kita ketahui
bersama bahwa scorig merupakan salah satu cara melihat tingkat keberhasilan belajar
siswa
Pengembangan ini hanya sebatas pada materi tekanan. Untuk selanjutnya
diharapkan akan dikembangkan multimedia untuk materi fisika yang lain dengan lebih
menarik.
Pengembangan media pembelajaran berbasis animasi komputer ini hanya pada
tahap uji coba awal dan revisi produk, belum sampai pada tahap uji coba pelaksanaan
lapangan, apalagi diseminsi dan implementasi. Kepada pemakai produk media
pembelajaran ini, disarankan untuk melanjutkan penelitian dan pengembangan ke
tahap uji coba terbatas.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, H. M. Tanpa tahun. Dales Cone Experience. University of Kentucky.


Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka
Cipta.
Crawford, M. L. 2001.Teaching Contextually. Research, Rationale, and Techniques
for Improving Student Motivation and Achievement in Mathematics and
Science. Texas : CCI Publishing, Inc.
Dale, E. 1946. Audio-Visual Methods in Teaching. NewYork : Dryden Press.
Dewey, J. 1964. American Philosof. (Online)(http://en.wikipedia.org/wiki/John_
Dewey) diakses 18 juli 2013.

Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII
9

Margie, J. & Liu, M. (1996). Introducing Interactive Multimedia to Young Children:


A case Study of How Two-Years-Olds Interact with the Technology.
Educational Resources Information center.
Mayer, R.E., Moreno, R. Boire, M. & Vagge, S. 1999. Maximizing Constructivist
Learning From Multimedia Communications by Minimizing Cognitive Load.
Journal of Educational Psychology (1999, Vol. 91, No. 4,638-643). Jurnal
diperoleh dari American Psychological Association, Inc.
Mohler, J. L. 2001. Using Interactif Multimedia technologies to improve student
Understanding of Spatially-Dependent Engineering Cocepts. Rm 363 W.
Lafayette, IN 47907-1419, USA. http : //www. Tech.purdue.edu/cg/ Diakses :
19 Juli 2013.
Santyasa, W. 2009. Pengembangan Pemahaman Konsep dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa SMA Dengan Pemberdayaan Model
Perubahan Konseptual Berseting Investigasi Kelompok. Bandung :
Universitas Pendidikan Ganesha. (online). Diakses 28 Nopember 2013.
Sukmadinata, N.S.. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Yuliati, L. 2008. Model-model Pembelajaran Fisika Teori dan Praktek. Malang:
Universitas Negeri Malang.

Eliana Mufida, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pebelajaran Berbasis REACT pada Materi Tekanan Kelas VIII

Anda mungkin juga menyukai