Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FISIKA STATISTIK

RESUME

OLEH
KELOMPOK 2

1. RANDES OKTAZEN 1405120954


2. NADIA PUTRI 1405111772
3. NURDAWIA 1405113031
4. SUCI AULIA RISTI 1405113039

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2016
Statistik Bose-Einstein
1. Pendahuluan

Maxwell-Boltzmann (MB) membuat suatu prediksi statistik tentang perilaku


gas elektron. Namun, prediksi mereka tidak sesuai dengan hasil percobaan. Misalnya
pada suatu percobaan, kapasitas panas dari logam adalah 3R, sedangkan prediksi
mereka adalah 3R/2. Kekeliruan ini disebabkan oleh pendefinisian keadaan mikro
(microstate). Sebab elektrom merupakan partikel yang sangat kecil sehingga sulit
dibedakan. Hal ini menjadi sesuatu yang harus diperhatikan.

Einstein dan S. N. Bose telah mengembangkan statistika yang diterapkan


untuk system yang tersusun dari banyak partikel yang berinteraksi lemah, berupa
partikel partikel identic yang tidak dapat dibedakan, yang masing masingnya
memiliki spin integral. Partikel partikel ini, yang disebut boson.

Partikel Boson, merupakan salah satu partikel elementer dengan spin bilangan
bulat; atau dengan kata lain sebuah partikel yang memenuhi statistik Bose Einstein.
Contoh partikel ini adalah foton, fonon, dan atom helium. Pada suhu yang sangat
tinggi sistem sub atomik dapat berperilaku seperti sistem klasik. Pada suhu yang
sangat tinggi, kecepatan sistem sangat besar, sehingga panjang gelombangnya sangat
kecil. Akibatnya, tumpah tindih gelombang sistem sistem menjadi hilang dan sistem
menjadi terbedakan.

2. Peluang Termodinamik Statistik Bose- Einsten


Statistik bose-einsten mempunyai 2 ciri yang membedakannya dari

statistic Maxwell- Bolzmann dan statistic Fermi-Direc yaitu

1. Partikel- partikel dalam system idak dapat dibedakan antara yang satu dengan
yang lainnya.
2. Jumlah partikel dalam suatu status tidak terbatas jumlahnya.
Berdasarkan spesifikasi yang berbeda ini, maka jumalah keadaan mikro atau
peluang termodinamik pada suatu keadaan makro pada statistic Bozt- Einsten ini tidak
sama, baik dengan statistic Fermi- Direc, maupun statistic Maxwell-Bolzmann.
Oleh sebab itu dicari formula yang berlaku secara umum, baik untuk jumlah
boson sedikit, atau jumlah boson yang sangat besar. Sesuai dengan ciri khas statistic
Bose-Einsten, telah diperoleh peluang termodinamik yang menggambarkan jumlah
keadaan mikro untuk suatu keadaan makro tertentu, yang dapat ditulis :

Dan berlaku untuk satu tingkat energi ke i. jika system mempunyai lebih dari
satu tingat energy, masing-masing dengan gi keadaan, maka peluang
termodinamiknya merupakan perkalian dari masing- masing peluang termodinamik
pada setiap energi. Agar lebih mudah dipahami kita lihat contoh berikut :

Contoh :

Suatu system terdiri dari 2 tingkat energy, 1 dengan 3 buah status, berisi 2

buah boson, sedangkan 2 dengan 2 buah status, berisi 4 buah boson. Keadaan mikro
yang manakah yang mungkin untuk system tersebut?

Solusi :
4!
Untuk tingkat 1 diperoleh W1 = =6
2!2!

5!
Untuk tingkat diperoleh W2 = =5
1!4!

Keadaan makro yang mungkin dapat diperoleh dengan menggabungkan tiap cara
mengisi tingkat pertama dengan 5 cara mengisi tingkat ke 2, sehingga diperoleh :

6 5=30
Selanjutnya dapatlah disimpulkan bahwa jika ada n tingkat energy, misalnya ,
,, n, masing-masing dengan g, g, ., gn, an diisi oleh N, N, , Nn, maka jumlah
keadaan mikro yang mungkin untuk suatu keadaan makro adalah :
3. Perumusan Statistik Bose-Einstein

Agar dapat merumuskan statistik Bose-Einstein (BE), kita perlu memahami


konsep ruang fase, yaitu ruang dengan 6 sumbu (, , , , , ) dengan momentum
yang identik sebab = . dengan elemen volume sebagai berikut:

Jadi, setiap molekul dapat digambarkan sebagai satu titik dalam ruang fase. Jika ruang
fase dibuat dalam 6N dimensi, maka setiap titik akan bersesuaian dengan keadaan
sistem pada satu saat tertentu.

Berdasarkan prinsip ketidakpastian Heissenberg, momentum dan posisi tidak


dapat ditentukan dalam waktu bersamaan. Penggambaran dengan titik dapat
menentukan posisi dan momentun secara bersamaan hanya berlaku untuk sistem
klasik. Pada sistem kuantum mengharuskan partikel digambarkan atau diwakili oelh
dot (compartment) yang dimensinya pada orde h3, dimana h adalah tetapan Planck.

Elemen volume H memuat sejumlah dot artinya adalah jumlah dot dalam elemen H
adalah = /3 .

4. Bobot Statistik

Wj

Wi

Gambar 3.a Keadaan Makro dan Mikro


untuk Statistik BE

Pada distribusi BE perumusan bobot statistik tidak harus memperhatikan


partikel. Sebab partikel tidak dapat dibedakan (indistnguishable). Oleh karena itu
partikelnya tak-terbedakan, sehingga saat ada pertukaran partikel antar ruangan tidak
menyebabkan keadaan mikro. Jadi perhitungan bobot BE berbeda dengan MB.

Bobot statistik untuk sistem yang terdiri dari n tingkatan energi adalah

= =1

Partikel yang ditinjau adalah partikel boson yaitu partikel yang memiliki
momen magnetik (spin) bulat, sehingga dinamakan dengan statistik Bose-Einstein.
Partikel jenis ini tidak diatur oleh larangan Pauli sehingga dapat berada pada tingkat
energi yang sama dengan lainnya. Boson dapat berupa dapat berupa partikel
elementer, contohnya foton, gluon dan partikel hipotetik Higgs boson; dapat pula
berupa komposit seperti meson dan atom-atom bahkan molekul; bergantung pada
jumlah spin-nya, apakah bulat atau pecahan. Jumlah partikel masih mungkin berada
pada sub ruang yang sama lebih dari dua.

Partikel yang mengikuti aturan Pauli disebut fermion. Jumlah maksimum


fermion dalam bilik yang sama hanya boleh dua fermion. Statistik ini disebut sttistik
Fermi-Dirac. Spin dari fermion adalah bilangan rasional, yaitu + 12 dimana n
adalah bilangan bulat. Contohnya adalh elektron dan proton.

Jika terdapat N partikel boson yang terbagi kedalam tingkatan energi. Pada
masing-masing tingkatan energi Ei terdapat Ni partikel.Jika sub ruang dalam masing-
masing tingkatan energi adalah sama, yaitu m maka bobot statistiknya adalah

( + 1)!
= =1
( 1)! !

Sama dengan prosedur sebelumnya,

ln = ln( + 1) ! ln( 1) ! 1 !
=1

Dengan menggunakan rumus Stirling diperoleh

ln = ( + ) ( + ) ln
=1
Untuk entropi maksimum, maka variasi ln = 0, sehingga


( + )
ln = ( ) = 0

=1

Jika jumlah partikeldan energi total tetap, maka diperoleh keadaan berikut

N = = 0, U = = 0

Dengan menggunakan pengali Lagrange ln dan diperoleh


( + )
ln = ( ) = 0

=1

Akhirnya diperoleh distribusi BE, yaitu

1
=
exp( ) 1

Statistik BE dan MB memiliki pola yang sama, hanya saja ruas kiri adalah
jumlah penggambaran atau representasi dalam kompartemen serta pada ruas kanan
penyebutnya dikurangkan dengan 1. Dalam statistik MB, pengali = 1/kT, yang
diperoleh dari hubungan = .

5. Statistik Gas Foton

Gas foton dapat disiapkan secara experimental memalui silinder yang


divakumkan dimana pistonnya berupa dinding yang dapat memantulkan secara
sempurna cahaya dari dalam. Dalam silinder tersebut harus ada bahan kecil yang
permukaannya hitam sempurna. Jika ini dipenuhi, maka dalam silinder tersebut dapat
dianggap berisi foton. Jumlah foton tidak harus tetap karena akan diserap atau
dipancarkan oleh bahan hitam sempurna yang ada. Artinya, syarat N = ) tidak harus
dipenuhi, tetapi syarat U = 0 tetap terpenuhi.

Bentuk distribusi foton gas diberikan oleh

1
=
exp( /) 1
Energi momentum sebuah foton yang frekuensi masing-masing adalah


= = =

Selanjutnya karena

2
= 3
; = 6

Distribusi foton gas dapat dituliskan dalam bentuk diferensial

2 1
6 = 3

exp( /) 1

Dimana = . Jika ini diintegrasikan terhadap volume =


diperoleh

2 1
3 =
exp( /) 1
3

Sajian ini simetrik secara sferis. Melalui transformasi peubah = maka


akan terlihat bahwa sajian terdiri atas saja sehngga jumlah titik representasi pada
lempengan sferis tipis dalam ruang momentum yang jejarinya dan tebalnya
adalah

2 42
= 3
exp(/) 1

Dalam peubah frekuensi sajian terakhir ini dapat ditulis sebagai

8 2
= 3
exp(/) 1

Jumlah foton persatuan volume dalam ruang Kartesian adalah /. Sajian


jumlah energi persatuan volume (rpat energi) dalam range juga dapat diperoleh,
yaitu dengan mengalikannya dengan dengan ,

8 2
= 3
exp(/) 1
Persamaan akhir ini dikemukakan oleh Planck sebagai rumus untuk energi
radian yang terlungkupi oleh dinding bertemperatur T. Rumusan Planck murni ber
sifat empiris dalam rangka menjelaskan hasil percobaan oleh Lummer dan Pringshein.
Karena Planck mencoba menurunkannya dari teori elektrodinamika klasik yang
terbukti gagal, ia kemudian mengubah asumsinya dan melahirkan mekanika kuantum.

Anda mungkin juga menyukai