DISUSUN OLEH :
INDAH YULIANA
NIM. P.10029
i
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI PADA AN. N DENGAN ASMA
DISUSUN OLEH :
INDAH YULIANA
NIM. P.10029
i
i
i
ii
ii
iii
iii
iv
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
Husada Surakarta.
v
vi
5. Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji III yang telah
7. Kedua orang tuaku Bapak Darno dan Ibu Suratni serta kakakku yang selalu
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
Penulis
vi
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ iv
KATA PENGANTAR................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
C. Manfaat Penulisan.......................................................... 5
A. Identitas Klien................................................................ 6
B. Pengkajian...................................................................... 6
E. Perencanaan Keperawatan............................................. 11
F. Implementasi perawatan................................................ 11
G. Evaluasi keperawatan.................................................... 13
vii
viii
A. Pembahasan........... 15
B. Kesimpulan........ 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
yang menyeluruh (Enterprise, 2006). Asma atau sesak nafas merupakan suatu
penyakit penyumbatan saluran pernafasan yang disebabkan oleh alergi bulu, debu
atau tekanan psikologis dan asma bersifat menurun. Pada penderita asma yang
serius, terlihat dengan jelas bahwa anak mengalami kesulitan bernafas. Nafasnya
tersengal-sengal dan berbunyi (mengi), pada kondisi terburuk, badan bagian atas
anak akan menegang karena berusaha sekuat tanaga supaya dapat bernafas
(Pratyahara, 2011).
penyebab kesakitan dan kematian, dengan jumlah penderita pada tahun 2002
1
2
(Pratyahara, 2011).
lima kebutuhan yang dikenal dengan Hierarki Maslow. Lima kebutuhan dasar
Maslow disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak
harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan dasar secara fisiologi
sel. Kekurangan oksigen akan menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh,
salah satunya kematian. Oleh karena berbagai upaya perlu selalu dilakukan untuk
menjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan baik. Faktor yang
(Mubarak, 2007).
kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka akan terjadi kerusakan pada
jaringan otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama, akan terjadi kematian
yang mempengaruhi masuknya oksigen dari atmosfer hingga sampai ke tingkat sel
melalui alveoli paru dalam proses respirasi. Berdasarkan tersebut maka perawat
(Hidayat, 2005).
masalah yang utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini terbukti
pada seseorang yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoksia dan bisa
menderita asma bronkial dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui
asma bronkial, didapatkan data An.N sesak nafas, batuk, dahak susah keluar dan
kebutuhan oksigen pada anak dengan asma harus segera ditangani, jika tidak
ditangani dengan baik dapat menggangu kualitas hidup anak berupa hambatan
3
4
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada An.N dengan
4
5
C. Manfaat Penulisan
asma bronkial.
3. Bagi Penulis
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien
Klien bernama An. N, umur 4 tahun 10 bulan berjenis kelamin laki- laki,
RSUD Sukoharjo sudah tiga hari sejak dokter mendiagnosa dengan Asma
Bronkial. Penanggung jawab kepada klien adalah Tn. T, umur 40 tahun, pekerjaan
swasta, pendidikan terakhir SMA, alamat Gelangrejo Sukoharjo, dan Ny. S, umur
Gelangrejo Sukoharjo.
B. Pengkajian
klien, Ny. S mengatakan sebelum di bawa ke Rumah Sakit An.N batuk, sesak
6
7
nafas, dahak tidak bisa keluar dan demam tidak terlalu tinggi tiga hari yang
lalu. Panas turun jika di beri obat penurun panas. Pada hari senin batuk
disertai sesak nafas serta nyeri dada setelah batuk dan beraktifitas, terdapat
pada tanggal 24 April 2013 dengan diagnosa Asma Bronkial dengan riwayat
Keluhan utama yang klien rasakan, ibu An.N mengatakan An.N sesak
kehamilan, Ny. S mengatakan melahirkan satu anak dan tidak pernah aborsi
(G0P1A0). An. N merupakan anak pertama, lahir pada tanggal 9 Juni 2008,
Bidan terdekat dari rumah tempat tinggalnya. Berat badan lahir adalah 3200
gram, panjang badan 50 cm, kemudian tidak ada kelainan congenital pada
saat lahir.
mempunyai alergi terhadap, obat- obatan, tetapi alergi terhadap cuaca dan
sudah lengkap, tidak terdapat karies gigi, sudah bisa mengambil makanan
7
8
2. Pemeriksaan Fisik
batuk, sesak napas, terdapat suara wheeizing (mengi), suhu 37 derajat celcius,
pernapasan 38 kali per menit (rentang normal 20- 30 kali per menit). Pada
pemeriksaan paru- paru: inspeksi simetris antara kanan dan kiri, palpasi vocal
fremitus kanan dan kiri tidak sama, perkusi: sonor, auskultasi terdengar
usus 24 x / menit, palpasi tidak terdapat nyeri tekan, perkusi timpani. Pada
pemeriksaan ekstermitas atas dan bawah tidak terdapat luka maupun edema.
Bentuk kepala mesoceppal, tidak ada cidera, rambut hitam dan tipis.
Bentuk telinga simetris kanan dan kiri, tidak terdapat serumen, pendengaran
baik. Bentuk mata simetris kanan kiri, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, pupil isokor. Lubang hidung simetris, dan tidak terdapat polip. Bentuk
mulut simetris, warna bibir merah, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis,
dan tidak ada tonsilitis. Bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran tyroid.
melakukan diet, biasa makan nasi, sayur, lauk, pauk serta minum air putih
serta teh.
8
9
Pada An. N tidak terdapat masalah BAB dan BAK (normal), saat
kuning, dan berbau khas, saat sakit Ny.S mengatakan anaknya belum BAB.
BAK sebelum sakit kurang lebih 5 kali per hari dengan warna urin kuning
jernih, berbau khas dan saat sakit BAK kurang lebih 4 kali per hari. An. N
mandi.
3. Terapi
menit makro, Cefotaxim 350 mg/ 8 jam, Dexamethason 2,5 mg/ 8 jam, Puyer
batuk 3x1 bungkus, paracetamol 1 sendok takar/5 jam 1 sendok takar: 5 ml,
5ml:120 mg dan Nebulezer/ 12 jam, isinya Ventolin 2,5 mg, Pulmicort 2 mg,
dan Nacl 2, 5 cc. Terapi pada tanggal 26 27 April 2013, terapi yang
Dexamethason 2,5 mg/ 8 jam, Puyer batuk 3x1 bungkus, Nebulezer/ 12 jam,
4. Data Penunjang
didapatkan hasil yaitu WBC (white blood cell) 5,4 10 / L (normal 4,5 -11),
RBC (Read blood cell ) 4,46 106 /L(normal 4,5 - 5,5), HGB (Hemoglobin)
9
10
dalam jumlah berlebih dengan alasan karena merupakan keluhan yang dirasakan
pasien dan harus segera ditangani. Diagnosa keperawatan paling utama pada An.N
jumlah berlebih. Data yang menunjang diagnosa keperawatan tersebut adalah data
subyektif, yaitu ibu An.N mengatakan bahwa anaknya masih batuk, susah
mengeluarkan dahak, dan sedikit sesak napas. Data obyektif yang didapatkan
adalah An.N tampak lemah, An.N belum bisa mengeluarkan sputum, terlihat
pengembangan dada saat batuk, terdengar suara whezing ( adanya sekret yang
belum bisa dikeluarkan). Suhu 37 derajat celcius, denyut nadi 136 kali per menit,
(Region), T (Time). Tujuan kriteria hasil yang ingin dicapai adalah setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan jalan napas paten
dengan kriteria hasil: klien tidak sesak napas, klien dapat mengeluarkan sekret,
10
11
irama napas teratur, frekuensi pernapasan normal (20x 30x/menit), tidak ada
E. Perencanaan Keperawatan
sign dan kaji status pernapasan klien, rasional untuk mengetahui penyebab dan
penanganan. Berikan posisi semi fowler, rasional untuk menurunkan kerja otot
efektif dan teknik nafas dalam, rasional untuk memudahkan keluarnya sekresi.
F. Implementasi Keperawatan
dilakukan pada tanggal 25 April 2013, jam 07.45 WIB, mengobservasi vital sign
obyektif keadaan umum composmentis, suhu 37 derajat celcius, denyut nadi 136
kali per menit, respirasi 38 kali per menit. Jam 08.00 mengkaji status pernapasan
obyektif An.N tampak lemah, terlihat sedikit sesak napas, respirasi 38 kali per
menit. Jam 08.15 memberikan posisi semi fowler dengan respon subyektif
2,5 mg, Puyer batuk 3x1 bungkus, paracetamol 1 sendok takar: 5 ml, 5 ml: 120
mg bila demam dengan respon subyektif An.N tampak nurut dan minum obat di
bantu ibunya. Jam 08.35 berkolaborasi pemberian nebulizer pada pasien dengan
pasien mengatakan bersedia, dan respon obyektif pasien keadaan umum sedang,
suhu 36 derajat celcius, denyut nadi 132 kali per menit, respirasi 30 kali per
menit. Jam 08.00 memberikan posisi nyaman (posisi setengah duduk) dengan
respon subyektif keluarga pasien mengatakan bersedia, dan respon obyektif An.N
Cefotaxim 350 mg, Dexamethason 2,5 mg, Puyer batuk 3x1 bungkus dengan
respon subyektif An.N tampak nurut dan minum obat di bantu oleh ibunya. Jam
dilakukan yaitu mengobservasi vital sign dengan respon subyektif keluarga pasien
suhu 36,2 derajat celcius, denyut nadi 120 kali per menit, respirasi 26 kali per
menit. Jam 08.00 memberikan posisi semi fowler dengan respon subyektif
12
13
keluarga pasien mengatakan iya, dan respon obyektif An. N tampak duduk dengan
Dexamethason 2,5 mg, Puyer batuk 3x1 bungkus dengan respon subyektif An.N
tampak nurut dan minum obat di bantu oleh ibunya. Jam 08.30 berkolaborasi
bersedia, dan respon obyektif pasien tampak memegangi sungkup oksigen sambil
duduk.
G. Evaluasi Keperawatan
tanggal 25 April 2013 dengan metode SOAP yang hasilnya adalah keluarga
pasien mengatakan An.N masih batuk, sesak napas, respirasi 38 kali permenit,
pernapasan terdengar mengi dan belum keluar sputum (dahak). Pasien tampak
lemah, ada pengembangan dada saat batuk, dan An.N batuk dengan pernapasan
mengatakan An.N masih batuk, sesak napas sudah berkurang, respirasi 30 kali per
menit dan sudah keluar sedikit dahak. Pasien terlihat sedikit tampak lemah, pasien
13
14
advis dokter.
bahwa batuk An. N sudah berkurang, tidak sesak napas, respirasi 26 kali per
menit dan sudah tidak ada dahak. Pasien tampak lebih nyaman, batuk sudah
berkurang dan jarang, masalah keperawatan teratasi. Lanjutkan rawat jalan dan
14
15
BAB III
A. Pembahasan
Flamboyan RSUD Sukoharjo. Disamping itu bab ini penulis juga akan
membahas diagnosa keperawatan utama, alasanya karena yang paling aktual dan
tersebut mengakibatkan timbulnya batuk, bunyi ngik, sesak nafas dan rasa
1. Pengkajian
pengumpulan data ini mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data ini
15
16
mencakup dua langkah yaitu pengumpulan data dari sumber primer atau klien,
dan sumber sekunder yaitu meliputi keluarga maupun tenaga kesehatan (Potter
ibu klien adalah An. N batuk dan sesak nafas. Riwayat penyakit sekarang yang
dinyatakan oleh ibu klien adalah sejak hari senin batuk disertai sesak nafas
serta nyeri setelah batuk dan beraktifitas kemudian oleh keluarga dibawanya ke
Poli Anak RSUD Sukoharjo, oleh dokter disarankan untuk rawat inap bi
Serangan asma ditandai dengan batuk, mengi, serta sesak nafas. Gejala
yang sering terlihat jelas adalah penggunaan otot nafas tambahan (Sibuea
N batuk ,sesak nafas, terdapat suara, ngik, suhu 37 derajat celcius, pernafasan
38 kali per menit (rentan normal 20-30 kali per menit). Pada pemeriksaan paru-
paru: inspeksi simetris antara kanan dan kiri, palpasi vocal fremitus kanan dan
inspeksi perut datar, umbilikus bersih, auskultasi bising usus 24x /menit,
16
17
Ibu pasien juga mengatakan bahwa An. N alergi terhadap cuaca dingin
asma merupakan suatu penyakit obstruksi jalan nafas secara riversibel yang di
berlebih dan memenuhi bronkiolus yang menjadi bengkak. Akibat dari proses
tadi, penderita mengalami kesulitan bernafas atau sesak yang disertai batuk dan
mengi. Bentuk serangan akut asma dimulai dari batuk yang terus-menerus,
menjaga jalan nafas tetap terbuka (paten) dengan cara menyingkirkan hasil
sekresi lendir yang menumpuk pada jalan nafas serta benda asing (Darmanto,
17
18
lingkungan seperti ketinggian, suhu (panas atau dingin), serta polusi udara
penulis dari beberapa masalah keperawatan yang muncul pada pasien. Alasan
maka akan menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh salah satunya
2. Diagnosa Keperawatan
akurat yang dilakukan berdasarkan pengumpulan dan analisa data yang cermat,
Diagnosa yang akurat dibuat hanya setelah pengkajian lengkap semua variabel
bersihan jalan nafas. Batasan karakteristiknya adalah tidak ada batuk, suara
18
19
(Nanda, 2009).
bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus dalam mukus dalam jumlah
berlebih, berada dalam urutan yang utama. Alasan penulis karena diagnosa
bersihan jalan nafas merupakan keluhan yang dirasakan pasien dan harus
didapatkan data subjektif: ibu An.N mengatakan bahwa anaknya masih batuk,
sekret yang belum bisa keluar). Suhu 37 derajat selsius, denyut nadi 136 kali
per menit, respirasi38 kali per menit. Dan harus segera ditangani untuk
diagnosa aktual.
19
20
3. Intervensi
kondisi klien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan keperawatan
Dalam kasus ini penulis mencantumkan tujuan kriteria hasil yang ingin
selama 2x24 jam, diharapkan jalan nafas paten dengan kriteria hasil: klien tidak
sesak nafas, klien dapat mengeluarkan sekret, irama nafas teratur, frekuensi
pernafasan normal (20x 30x/menit), tidak ada sekret, suara nafas bersih, batas
waktu pencapaian ini adalah suatu tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam
20
21
waktu singkat. Kriteria waktu ini dadasarkan pada unsur etiologi atau tanda dan
untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran nafas sehingga apabila
melipputi: obserfasi vital sign dan kaji status pernafasan klien, untuk
keluarga tentang batuk efektif dan ternik nafas dalam, untuk memudahkan
4. Implementasi
dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
Perry, 2005).
21
22
vital sign (nadi, suhu, respirasi) hal ini untuk memantau kondisi pasien.
paling penting. Tubuh bergantung pada oksigen dari waktu ke waktu untuk
satu cara untuk membantu mengurangi sesak nafas, dengan memberikan posisi
sesak nafas pada pasien asma saat terjadi serangan (Safitri, 2011).
Batuk efektif merupakan cara untuk melatih pasien yang tidak memiliki
trakea, dan bronkiolus dari sekret atau benda asing di jalan nafas (Alimul,
2006). Hal ini untuk membantu keluarnya sekresi (dahak), sehingga pasien bisa
bernafas lega.
Pulmicort dan Nacl, hal ini dilakukan untuk membantu mengubah obat asma
yang berupa larutan menjadi uap yang dapat dihirup ke dalam paru-paru,
22
23
pasien dengan asma bronkial (Iso, 2010). Terapai nebulizer termasuk terapi
5. Evaluasi
penulis sudah sesuai teori yang ada yaitu sesuai SOAP (Subjektif, Objektif,
23
24
dilakukan pada tanggal 25 April 2013 dengan metode SOAP yang hasilnya
pernapasan terdengar ngik dan belum keluar sputum (dahak). Pasien tampak
lemah, ada pengembangan dada saat batuk, dan An.N batuk dengan pernapasan
mengatakan An.N masih batuk, sesak napas sudah berkurang, dan sudah keluar
sedikit dahak. Pasien terlihat sedikit tampak lemah, pasien sudah bisa
advis dokter.
bahwa batuk An. N sudah berkurang, tidak sesak napas dan sudah tidak ada
dahak, tidak ada suara nafas tambahan wheizing. Pasien tampak lebih nyaman,
rawat jalan dan pasien sudah diizinkan untuk pulang karena keadaan pasien
24
25
1. Simpulan
Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
(dahak). Dari data obyektif didapatkan hasil An. N tampak lemah, ada
wheeizing.
adalah dengan tujuan kriteria hasil yang ingin dicapai adalah setelah
napas paten dengan kriteria hasil: klien tidak sesak napas, klien dapat
25
26
klien, berikan posisi semi fowler, ajarkan pada keluarga tentang batuk
sesak nafas dan sudah tidak ada dahak. Klien tampak lebih nyaman, tidak
untuk pulang.
menanganinya.
2. Saran
26
27
khususnya.
27
28
DAFTAR PUSTAKA
28
29
Safitri, Refi, & Annisa A. 2011. Keefektifan Pemberian Posisi Semi Fowler
Terhadap Penurunan Sesak Nafas pada Pasien Asma di Ruang
Rawat Inap Kelas III RSUD Dr. Moewardi Surakarta, Gaster, Vol.
8. Prodi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah
Surakarta.
htsistp://www.jurnal.stikesaisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/vi
ew/29/26(poi, diakses tanggal 10 April 2013.
Sibuea, Herdin, et al. 2005. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.
Wilkinson, J.M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
Dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.
29